Anda di halaman 1dari 4

No. 28 Vol.1 Thn.

XIV November 2007 ISSN: 0854-8471

PENENTUAN FAKTOR EFISIENSI KERJA


OPERATOR ALAT BERAT WHEEL LOADER

Amda Rusdi Muis


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas

ABSTRAK

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi produktivitas alat berat dalam suatu pekerjaan
konstruksi Teknik Sipil adalah faktor efisiensi kerja operator. Faktor efisiensi untuk operator alat
berat yang tersedia selama ini masih bersifat umum yang dapat digunakan untuk seluruh alat
berat. Makalah ini bertujuan untuk menghitung angka faktor efisiensi operator pada alat berat
Loader. Metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan studi literatur dan pengamatan
langsung di lapangan untuk perhitungan produktivitas alat berat dengan menggunakan tiga
tingkat keahlian operator.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan angka faktor efisiensi operator alat
berat secara umum dengan tingkat efisiensi operator khusus pada alat wheel loader, yaitu untuk
operator sangat baik, rata-rata baik dan kurang secara berurutan didapatkan angka koreksi
sebesar 1, 0,94 dan 0,85.

Loader
1. PENDAHULUAN
Fungsi utama alat berat loader pada pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi teknik sipil konstruksi adalah sebagai alat pemuat, terutama
dengan skala menengah sampai besar hampir selalu untuk memuat material ke dalam dumptruck. Alat
melibatkan alat berat dalam pelaksanaannya, ini juga sering digunakan di stock pile untuk
sehingga estimasi produktivitas alat berat harus memindahkan material hasil pemecahan dari stone
dihitung sebaik mungkin agar dapat mendekati crusher.
kenyataan di lapangan. Produktivitas alat berat Loader terbagi atas dua jenis, yaitu
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kapasitas a. Crawler Loader
alat, waktu siklus dan faktor koreksi. Faktor koreksi Loader jenis ini menggunakan ban dari besi
atau faktor efisiensi terdiri dari berbagai hal, (track) yang cocok digunakan pada daerah
diantaranya adalah kondisi medan tempat alat dengan kondisi medan berat dengan permukaan
bekerja, kondisi mesin, dan tingkat keahlian tanah yang tidak rata.
operator. b. Wheel Loader
Tingkat keahlian operator akan sangat Wheel loader menggunakan ban karet sehingga
mempengaruhi produktivitas alat berat. memiliki mobilitas yang lebih tinggi
Pengkategorian operator alat berat yang selama ini dibandingkan dengan crawler loader.
dilakukan dibedakan menjadi 3, yaitu sangat baik,
rata-rata baik dan kurang yang berlaku umum untuk Produktivitas Alat
semua jenis alat berat
Secara umum, produktivitas suatu alat berat
Alat berat memiliki tingkat kesukaran atau
dihitung dengan menggunakan rumus 1:
kerumitan yang berbeda pula dalam
Q = q x 60 x E
pengoperasiannya. Kerumitan pengoperasian sebuah
Cm
excavator lebih besar dibandingkan pengoperasian
dimana :
sebuah dump truck. Karena lebih sederhana dalam
Q = produksi per-jam (m3/jam)
pengoperasinnya, operator yang baru
q = produksi persiklus (m3)
mengoperasikan dumptruck mungkin akan memiliki
E = effisiensi kerja
faktor efisiensinya yang lebih tinggi dibandingkan
Cm = waktu siklus (menit)
operator yang juga pemula dalam pengoperasian
Waktu siklus akan tergantung kepada metode
excavator.
pemuatan yang dilakukan oleh loader, untuk
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis
1. Pemuatan melintang :
tertarik untuk melakukan suatu kajian untuk
Cm = D/F + D/R + Z
menghitung tingkat efisiensi atau faktor koreksi
2. Pemuatan bentuk V :
operator pada salah satu alat berat. Pada penelitian
Cm = [(D/F) x 2] + [(D/R) x 2] + Z
ini akan diambil contoh kasus untuk alat berat
3. Muat - Angkut :
wheel loader.
Cm = [(D/F) x 2] + Z
dimana :
2. TINJAUAN PUSTAKA

TeknikA 98
No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007 ISSN: 0854-8471

Cm = waktu siklus (menit) Tabel 3 Detail Kondisi Lapangan


D = jarak gusur (meter)
F = kecepatan maju (meter/menit) Lokasi Kondisi Jarak (m)
R = kecepatan mundur (meter/menit) Operasi Medan Maju Mundur
Z = waktu tetap (menit) Sicincin Sangat Sangat 30 6
Baik Baik
Faktor Efisiensi Ketaping Sedang Sangat 30 10
Efisiensi kerja tergantung pada banyak faktor Baik
seperti, topografi, keahlian operator, pemeliharaan L. Alung Baik Baik 3 3
dan sebagainya yang menyangkut operasi alat.
Dalam kenyataannya memang sulit untuk Berdasarakan hasil pengolahan data dengan
menentukan besarnya efisiensi kerja, tetapi dengan mengeliminasi faktor jarak, faktor efisiensi medan
pengalaman-pengalaman dapat ditentukan effisiensi kerja dan operasi, faktor kondisi alat, maka
kerja yang mendekati kenyataan. didapatkan waktu siklus murni untuk ketiga operator
Efisiensi operator tergantung dari keahlian atau (Tabel 4).
ketrampilan operator dalam mengoperasikan
peralatan pada saat melaksanakan pekerjaan. Tabel 4 Waktu Siklus Murni (Menit)
Ketrampilan ini biasanya diperoleh dari pendidikan
atau pengalaman kerja. Semakin sempurna Operator A Operator B Operator C
ketrampilan operator semakin tinggi nilai faktor 0.10 0.28 0.20
efisiensinya. Salah satu pedoman yang dapat diambil 0.15 0.18 0.16
untuk penentuan faktor efisiensi operator adalah 0.13 0.14 0.21
seperti yang terlihat pada Tabel 12. Faktor pada tabel 0.10 0.23 0.16
ini berlaku umum untuk semua jenis alat berat. 0.15 0.19 0.17
0.17 0.21 0.23
Tabel 1 Efisiensi Operator2 0.14 0.21 0.21
0.17 0.25 0.17
Ketrampilan operator Faktor efisiensi 0.15 0.24 0.17
Sangat baik 1,00 0.22 0.20 0.20
0.07 0.13 0.41
Rata-rata baik 0,75
0.13 0.13 0.20
Kurang 0,60
0.11 0.13 0.23
0.17 0.24 0.23
3. METODOLOGI 0.17 0.20 0.21
0.10 0.23 0.26
Penelitian dilakukan dengan melakukan survey 0.18 0.21 0.24
literatur dan pengamatan langsung di lapangan untuk 0.20 0.18 0.21
mendapatkan waktu siklus masing-masing operator.
0.22 0.23 0.24
Pengamatan dilakukan pada salah satu perusahaan 0.17 0.16 0.27
konstruksi jalan di Sumatra Barat. Karena kesulitan 0.26 0.19 0.33
menghadirkan dan mengumpulkan operator pada 0.14 0.23 0.26
satu peralatan dan kondisi medan yang sama, maka 0.14 0.14 0.33
pengamatan dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda.
0.20 0.16 0.27
Pengujian akurasi dan kecukupan data dilakukan 0.11 0.21 0.33
dengan menggunakan uji t dan pengujian tingkat 0.02 0.21 0.31
keterampilan operator dengan analisis komparatif
0.17 0.15 0.30
dengan metode one way annova. 0.15 0.15 0.95
0.26 0.16 0.27
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 0.42 0.16 0.26
Data peralatan, kondisi medan kerja, dan kondisi
peralatan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
4.1. Uji t
Tabel 2 Lokasi pengamatan, jenis dan kondisi alat Data waktu siklus ditentukan memiliki toleransi
interval keyakinan sebesar 0,05 menit sehingga
Operator Lokasi Alat Kondisi Alat interval keyakinan I adalah 2 x 0,05 yaitu sebesar
A Sicincin CAT-936F Baik 0,1 menit. data waktu siklus diuji akurasinya dengan
B Ketaping CAT-936F Baik koefisien keyakinan sebesar 90% dengan
C L. Alung CAT-926E Kurang menggunakan uji t. Hasil pengujian diperlihatkan
oleh tabel 5.

TeknikA 99
No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007 ISSN: 0854-8471

Tabel 5 Hasil Uji T Terhadap Waktu Siklus e. Kesimpulan


Nilai F0 = 9.55 > F tabel = 3.44 maka H1
Operator S M t30 Im diterima dan H0 ditolak. Terdapat perbedaan
A 0.0879 30 1.7 0.0544 tingkat keterampilan pada ketiga kelompok
B 0.0538 30 1.7 0.0334 data.
C 0.0733 30 1.7 0.0455 f. Pengujian koefisien korelasi Jaspens
Tabel 6. memperlihatkan pengujian koefisien
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh nilai Im korelasi Jaspens.
lebih kecil daripada nilai interval keyakinan I,
sehingga data waktu siklus akurat untuk interval Tabel 6 Uji Koefisien Korelasi Jaspens
keyakinan sebesar 0,1 menit dengan tingkat akurasi Rank Y1 P CP Ob Oa
90%. 1 0.16 0,33 0,33 0.36 0.00
2 0.19 0,33 0,67 0.36 0.36
4.2 Uji one way anova 3 0.27 0,33 1.00 0.00 0.36
Pengujian kategorisasi tingkat keterampilan
Rank Ob- (Ob- (Ob- Yi(Ob M
operator dilakukan dengan menggunakan analisis
Oa Oa)2 Oa)2/P -Oa)
komparratif dengan metode one way anova untuk k
sampel berkorelasi dan menggunakan uji jaspens 1 0.36 0.13 0.39 0.06
terhadap nilai waktu siklus yag dihasilkan oleh 2 0.00 0.00 0.00 0.00
-0,49
ketiga kelompok operator yang telah diobah terlebih 3 - 0.13 0.39 -0.10
dahulu untuk menghilangkan variabel yang berbeda 0.36
diantara ketiga kelompok data tersebut. 0.00 0.79 -0.04
Pada nilai waktu siklus murni perlu dilakukan Nilai M=-0,49 menunjukkan bahwa hubungan
pengujian sebagai cek ulang terhadap tingkat anatar masa kerja dengan nilai waktu siklus rata-rata
keterampilan operator masing-masing alat berat. yang mencerminkan tingkat keterampilan operator
Pengujian ini untuk mengetahui apakah adalah negatif dan cukup kuat, yang bebrarti
keterampilan operator yang benar-benar berasal dari semakin lama masa kerja (ditunjukkan oleh rangking
tingkat keterampilan yang berbeda. Pengujian yang tinggi) akan semakin kecil nilai waktu siklus
tersebut dilakukan dengan metode one way annova alat, dengan kata lain akan semakin cepat operator
untuk menguji perbedaan data dan metode koefisien dalam melakukan suatu siklus operasi.
koreksi Spearman untuk mengethui tingkatan Menurut pengujian di atas terdapat perbedaan
keterampilan dengan prosedur sebagai berikut : tingkat keterampilan berdasarkan masa kerja
a. Penentuan formulasi hipotesis operator.
H0 : 1 = 2 = 3 (tidak ada perbedaan
diantara ketiga kelompok data dalam 4.3. Penentuan nilai efisiensi operator
tingkat keterampilan) Penentuan nilai efisiensi operator dilakukan
H1 : 1 2 3 (terdapat perbedaan dengan cara melakukan perbandingan antara nilai
diantara ketiga kelompok data dalam produktifitas aktual dengan produktifitas teoritis.
tingkat keterampilan) a. Penentuan nilai produktivitas teoritis
b. Penetuan taraf nyata pengujian dan nilai F tabel Nilai produktivitas teoritis dihitung dalam
Taraf nyata yang digunakan adalah = kondisi sebagaimana terihat pada Tabel 7.
5%
Nilai F tabel ditentukan dengan Tabel 7 Variabel Produktivitas Rencana
menggunakan tabel F berdasarkan derajat
kebebasan kelompok dan derajat Variabel Kondisi Nilai
kebebasan jumlah data. Kondisi Alat Sangat baik
v1 = k-1 = 3-1 = 2 Kondisi operasi Sangat baik 0.81
v2 = k(n-1) = 3(30-1) = 87 Kondisi medan Sangat baik
dimana : Kondisi pemuatan Sulit 0.6
v1 = derajat kebebasan kelompok Jenis material Batu Pecah 1
v2 = derajat kebebasan jumlah data Z=11 detik
k = jumlah kelompok Jenis Mesin Torqflow F=12.7 km/jam
n = jumlah data R=13.9 km/jam
Nilai F tabel untuk v1 = 2 dan v2 = 87
10 m
dengan = 5% adalah 3.44 Jarak
10 m
c. Penentuan kriteria pengujian
Kapasias Bucket 2.9 m3
H0 diterima (H1 ditolak) apabila F034
H1 diterima (H0 ditolak) apabila F034 Dengan menggunakan rumus waktu siklus untuk
d. Penentuan nilai uji statistik (F0) tipe V, maka didapatkan total waktu siklus
Nilai F0 didapatkan sebesar 9.55.

TeknikA 100
No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007 ISSN: 0854-8471

sebesar 0.41 menit, sehingga didapatkan C 206.58 128.58 0.62


produktivitas alat teoritis sebesar:
Qt = 2.9 x 0.6 x (60/0.41) x 1 x 0.81 Dari Tabel 9 terlihat bahwa untuk operator A dan
= 206.58 m3/jam operator B nilai efisiensi tidak berbeda terlalu jauh,
sehingga tingkat keterampilan operator tersebut
b. Penentuan nilai produktivitas aktual dikategorikan sama dan berada pada tingkat
Produktivitas aktual dihitung dengan keterampilan menengah atau rata-rata baik.
menggunakan variabel-variabel yang terdapat Sedangkan nilai untu operator C dikategorikan
pada Tabel 8. sebagai kategori kurang.
Dengan mengambil nilai 1 untuk operator
Tabel 8 Variabel Produktivitas Aktual dengan tingkat keterampilan tertinggi (mahir), maka
didapatkan angka efisiensi operator sebesar yang
Variabel Nilai diperlihatkan pada Tabel 10. Pengambilan nilai 1
Efisiensi Alat 0.81 pada keterampilan tertinggi adalah dengan
Kondisi pemuatan 0.60 mengasumsikan bahwa pada tingkatan tersebut
Jenis material 1 menyebabakan produktivitas aktual sama dengan
Kapasias Bucket 2.9 m3 produktivitas teoritis.
Waktu tetap 11 detik
F=12.7 km/jam Tabel 10 Nilai Efisiensi Operator
Kecepatan
R=13.9 km/jam
10 m Tingkat Keterampilan Efisiensi Operator
Jarak Sangat baik 1.00
10 m
Rata-rata baik 0.94
Pada perhitungan produktivitas aktual nilai Kurang 0.85
waktu siklus yang diambil adalah nilai waktu siklus Dengan hasil ini terlihat bahwa terdapat
teoritis yang dipengaruhi oleh jarak dan faktor alat perbedaan antara faktor efisiensi hasil penelitian
lalu dijumlahkan dengan nilai waktu operator yang dengan faktor efisiensi literatir yang diperlihatkan
merupakan waktu tetap tambahan yang diperlukan pada Tabel 1.
operator dalam melakukan satu siklus pekerjaan
akibat pengaruh tingkat keterampilannya. 5. PENUTUP
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
Cma = Cmt + Cmop adalah :
dimana: a. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan
Cma = waktu siklus aktual antara faktor efisiensi alat secara umum dengan
Cmt = waktu siklus teoritis faktor efisiensi khusus untuk alat berat wheel
Cmop = waktu siklus operator loader
b. Faktor efisiensi utnuk perelatan wheel loader
Dengan melakukan perhitungan waktu siklus adalah sangat baik = 1, rata-rata baik = 0.94 dan
aktual untuk ketiga puluh data lalu menginputkan kurang = 0.85
pada rumus produktivitas, maka didapatkan rata-rata
produktivitas aktual (Qa) untuk ketiga operator DAFTAR KEPUSTAKAAN
adalah :
Operator A = 150.97 m3/jam 1. Rochmanhadi, Kapasitas dan Produksi Alat-
Operator B = 141.76 m3/jam Alat Berat, Dinas Pekerjaan Umum, Jakarta,
Operator C = 128.58 m3/jam 1990
2. Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan dengan
c. Perbandingan produktivitas teoritis Menggunakan Peralatan, Dirjen Pengairan,
produktivitas aktual 1997
Nilai efisiensi operator didapatkan dengan
membagi nilai produktivitas aktual dibagi dengan
nilai produktivitas teoritis yang diperlihatkan pada
Tabel 9.

Tabel 9 Angka Produktivitas Alat Berat Dan Nilai


Efisiensi Operator

Efisiensi
Oparator Qt (m3/jam) Qa (m3/jam)
Operator
A 206.58 150.97 0.73
B 206.58 141.76 0.69

TeknikA 101

Anda mungkin juga menyukai