Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengendalian Struktur

Untuk mengatur struktur salah satunya mengatur struktur tegakan tujuan pengelolaan ini agar tegakan
memiliki keselarasan dengan lingkungan. Tegakan akan berubah sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat. Mengatur struktur ini dapat dilakukan dengan cara mempertimbangkan jenis, variasi kelas
umur, penataan tajuk, dan kelas diameter, agar nantinya tegakan sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat.

2. pengendalian komposisi

Pengendalian komposisi dapat dilakukan dengan Mengatur komposisi jenis yang paling baik dan dapat
memenuhi aspek biologi dan ekonomi. Satuan ekonomi silvikultur adalah daur. Komposisi jenis dikontrol
dengan pengaturan jenis. Jenis-jenis yang berharga dapat ditingkatkan keberadaannya melalui
penanaman, pengayaan, dan penaburan biji.

3. Pengendalian Kerapatan Tegakan

Pengendalian kerapatan tegakan dapat dilakukan dengan cara melakukan kegiatan penjarangan untuk
mengontrol Kondisi kerapatan tegakan karena kerapatan tegakan yang tinggi akan mempengaruhi
bentuk batang bebas cabang yang tinggi, pertumbuhan diameter yang lambat. Apabila dikehendaki
diameter besar, maka diperlukan kegiatan penjarangan. Kerapatan yang tepat bagi masing-masing jenis
berbeda-beda. Kombinasi jenis dipilih jenis yang memiliki perakaran dan kebutuhan cahaya matahari
berbeda sehingga akan meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.

o 4. Pengendalian Pertumbuhan
Pengendalian pertumbuhan dapat dilakukan dengan memilih tegakan yang dikendaki, hal ini dilakukan
untuk mendapatkan tegakan tinggal atau tegakan hasil yang dikehendaki atau sesuai dengan tujuan
pengusahaan tegakan tersebut. Apabila diperlukan, biasanya tujuan pengusahaan untuk hasil kayu
adalah pertumbuhan dengan diameter besar, dengan kuantitas dan kualitas tertentu.

5. pengendalian rotasi

Pengendalian rotasi dilakukan berdasarkan prinsip kelestarian. Setelah penebangan, kemudian


dilakukan penanaman. Secara ekonomi diharapkan rotasi atau daur adalah sependek mungkin.

6. teknik silvikultur intesif

teknik silvikultur intesif dapat dilakukan dengan cara penataan areal kerja, pengadaan bibit prnyiapan
lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman muda, penjarangan, perlindungan tanaman, pemanenan
kayu. teknik silvikultur intensif atau SILIN dilakukan agar mampu meningkatkan produktivitas.

7. Proteksi agar kelestarian produktivitas ekosistem terjamin

Selain memaksimalkan produksi secara ekonomi, teknik silvikultur juga harus memperhatikan
kelestarian produktivitas ekosistem. Pengendalian kelestarian ekosistem yang dilakukan misalnya
pengendalian erosi dan siklus hara.
8. Proteksi Terhadap Hama dan Penyakit

Tegakan yang diharapkan dapat memberikan hasil produksi kayu yang tinggi perlu dilakukan
pengendalian terhadap hama dan penyakit upaya yang dilakukan adalah dengan menciptakan kondisi
keseimbangan antara hama dengan predatornya. Upaya ini adalah dengan membuat lebar jalur 3 m dan
jalur hijau selebar 17 m. Jalur hijau yang luasnya 82,4% diharapkan menjadi habitat predator bagi hama
yang akan menyerang pada jalur 3 m yang ditanami

Anda mungkin juga menyukai