Nama
6. Yolanda (20170810066)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang disusun sebagai tugas
kelompok.
Dengan penuh kesadaran, selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, doa
dan partisipasi dari anggota kelompok. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak terutama para pembaca
yang peduli dengan pendidikan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................... 4
1.3 TUJUAN MASALAH........................................................................ 4
II. PEMBAHASAN
2.1 LINGKUNGAN STRATEGIS INTERNASIONAL................... 5
2.2 LINGKUNGAN STRATEGIS GLOBAL................................... 8
2.3 LINGKUNGAN STRATEGIS REGIONAL............................... 9
2.4 LINGKUNGAN STRATEGIS NASIONAL.............................. .. 10
2.5 PERUBAHAN FOKUS KONFLIK............................................. 11
2.6 KERJASAMA POLITIK & KEAMANAN ASEAN DALAM
MEWUJUDKAN KEAMANAN REGIONAL........................... 12
III. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN.................................................................................. 14
4.2 SARAN.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai mahasiswa Universitas Hangtuah Surabaya, saya menyambut baik penugasan ini
sebagai peningkatan kualitas penulisan karya tulis ilmiah bagi mahasiswa. Jumlah mahasiswa
yang dapat membuat karya tulis ilmiah dengan baik sangat kurang. Kualitas penulisan pun
relatif rendah. Di pihak lain, tantangan di berbagai bidang kehidupan semakin berat. Ukuran
persaingan semakin meningkat di berbagai aspek kehidupan. Masalah tersebut tentu tidak
bisa diabaikan, tetapi perlu dicari solusinya. Untuk itu mahasiswa diharapkan dapat
menemukan penyelesaian terhadap sebuah masalah yang ada dalam bentuk penelitian yang
disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah yang berpedoman pada referensi buku yang sudah
ada dan tidak mengacu pada sumber lain yang penanggung jawabannya masih tidak jelas.
Sebagai mahasiswa harus berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan dan berperan
aktif mempersiapkan sumber daya manusia terdidik yang mampu menghadapi berbagai
tantangan kehidupan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Mahasiswa tidak
cukup hanya menguasai teori-teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan sosial. Tidak hanya mampu menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku
perkuliahan, tetapi juga mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
Data yang dikemukakan dalam makalah ini diperoleh melalui referensi buku yang sudah ada
dan jelas penanggung jawabannya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dinamika politik dan keamanan internasional semakin intens karena di bawah pengaruh
fenomena globalisasi dan berbagai implikasinya, negara-negara di dunia dituntut untuk saling
bekerjasama, namun pada sisi lain persaingan antar negara dalam melindungi kepentingan
nasional juga semakin meningkat. Interdependensi antarnegara semakin menguat, tetapi pada
saat yang bersamaan kesenjangan power ekonomi dan militer semakin melebar karena
agenda dan isu internasional masih dominan dipengaruhi oleh agenda dan kebijakan negara-
harus lebih hati-hati mengatasi permasalahan yang dihadapi, lebih aktif memperkuat
ketahanan nasional di berbagai bidang, dan lebih baik dalam melakukan penyesuaian-
Secara mendasar, isu/fenomena global yang akan terus mewarnai, mempengaruhi, dan
1. Fluktuasi Harga Minyak Dunia, oleh karena itu kerjasama untuk menjaga kestabilan
harga minyak dunia mutlak diperlukan. Di samping itu, perlu adanya kesepakatan di
antara negara-negara non produsen minyak untuk meminimalisir konsumsi minyak dan
2. Perubahan Iklim, upaya kerjasama untuk mengurangi laju dan memitigasi dampak
negara berkembang menjadi terbatas. Ini memang menjadi PR ke depan bagi negara-
5
negara yang menggantungkan perekonomiannya pada sektor industri. Negara-negara
berkembang ini harus mengakselerasi diri dalam bidang teknologi untuk meminimalisir
ekonomi dan keuangan internasional, namun pada saat yang bersamaan juga
berkembang.
mendatang dirasa masih akan dikuasai oleh negara-negara besar yang memiliki peran
mengurangi adventurisme politik luar negeri yang mendorong instabilitas dan gejolak
6. Perubahan Kekuatan Dunia, kelak Amerika tidak hanya beridiri sendiri sebagai negara
besar dan super power. meningkatnya kekuatan ekonomi dan militer Cina dan India,
serta menguatnya leverage Rusia akan menyebabkan pergerakan kekuatan dunia yang
lebih menyebar dan tidak hanya akan dikuasi oleh satu negara saja.
Dari pemaparan di atas jelas sejak periode tahun 1970an hingga akhir tahun 1990an
semua aspek kehidupan berubah dengan cepat. Aspek kehidupan yang berubah itu meliputi
aspek ideologi, politik, ekonomi sosial budaya, dan yang paling penting adalah keamanan
6
yang berubah secara relatif dinamis. Dalam konteks keamanan dunia internasional, hal ini
dapat dipahami dalam pendekatan teoritis bahwa pada dasarnya manusia selalu dipengaruhi
dan ingin dipengaruhi oleh gejala kekuasaan (the phenomenon of power). Keinginan dasar
manusia untuk sejahtera dan kuat direfleksikan oleh perjuangan antar negara untuk
memperluas kekuatan pengaruh. Ini tentunya akan berkorelasi langsung dengan membawa
negara dalam persaingan dengan negara tetangganya. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa
negara untuk sejahtera dan aman itu ada, maka perjuangan antar negara untuk menyusun
ekonomi, difusi global dari teknologi, gelombang demokrasi, perubahan sistem internasional
dari nation state ke region state, terjadinya multi polaritas dunia. Ini tentunya akan
semakin luas tidak hanya pada isu-isu militer. Tetapi dengan munculnya isu-isu global,
mengakibatkan pertimbangan geostrategic tidak lagi mendominasi agenda politik luar negeri.
Saat ini pengertian security lebih komprehensif dan bersifat multi dimensi. Security ekonomi
komunikasi laut (open sea lane of communication). Praktek perdagangan bebas, akses
finansial yang meluas dan bebas, masalah security lingkungan (polusi, kerusakan hutan, efek
rumah kaca), semuanya menunjukkan pengertian keamanan yang bersifat lebih luas non
interaksi antara ekonomi, sosial, demografi, ekologi, dan ancaman lainnya, yaitu aspek diluar
konteks politik militer tradisional. Dengan ini, membangun strategi militer di masa depan
perlu berbicara dengan pakar sosiologi. Pakar lingkungan, ekonomi, dan pakar lainnya.
7
Kondisi internal negara tetangga merupakan salah satu aspek yang penting yang harus
9
2.4 Pengaruh Lingkungan Nasional
Pada beberapa tahun mendatang, Indonesia masih akan menghadapi persoalan-persoalan
pelik, antara lain :
1. Dinamika reformasi di segala bidang pada tataran nasional. Secara kasat mata
reformasi total yang didengungkan kalangan cendekiawan dulu telah melenceng dari
yang diinginkan semula oleh kalangan masyarakat. Tingkah laku sebagian pemimpin
politik, baik di eksekutif maupun di legislatif, lebih menonjolkan kepentingan pribadi
dan kelompoknya daripada kepentingan bangsa secara keseluruhan.
2. Transisi dari sentralisasi pemerintahan ke desentralisasi masih menimbulkan riak-riak
sosial, ekonomi dan politik di berbagai daerah. Desentralisasi pemerintahan ditujukan
untuk kemakmuran dan keamanan masyarakat. Dalam banyak kasus masih terjadi
gejolak di daerah yang terkait dengan proses desentralisasi pemerintahan tersebut.
Misalnya, adanya perebutan pengelolaan sumber daya alam antara pemerintah pusat,
propinsi, dan kabupaten.
3. Adanya persoalan separatisme, khususnya di Papua yang mencoba untuk memperoleh
perlakuan yang sama dengan di Aceh.
4. Proses pemulihan ekonomi yang berjalan lamban, disebabkan antara lain karena :
o Pelarian dana ke luar negeri oleh pengusaha besar nasional yang berutang
kepada negara.
o Tidak sinkronnya persoalan penanaman modal antara pusat dan daerah.
o Situasi keamanan dalam negeri yang belum stabil di beberapa daerah.
o Demonstrasi atau tuntutan buruh untuk menaikkan upah tanpa diimbangi oleh
produktifitas kerja.
o Globalisasi menuntut adanya ekonomi terbuka/serba hitung dan persaingan
yang ketat.
5. Konflik-konflik sosial yang disebabkan oleh gabungan dari dua atau lebih faktor,
seperti sentimen kesukuan, sentimen keagamaan, rendahnya toleransi antar
masyarakat dan adanya kesenjangan ekonomi di masyarakat.
6. Terorisme di dalam negeri. Perlu adanya kerja sama yang baik antara Polisi, TNI,
aparat intelijen, dan seluruh penyelenggara negara (penegak hukum), serta institusi
internasional untuk mengatasinya. Jika tidak, Indonesia akan tetap dipandang sebagai
salah satu sarang terorisme di Asia Tenggara.
10
2.5 Perubahan Fokus Konflik
Secara singkat konflik akan dihasilkan oleh sekelompok negara yang akan mengendalikan
sumber energi, perikanan atau sumber daya laut dan bahan-bahan mentah. Perang tidak akan
lagi terjadi untuk menyerang teritorial negara lain, kecuali proses negosiasi gagal, sebab
permulaan perang ini sering gagal mencapai tujuan (seperti yang berkepanjangan di Irak dan
Iran). Sebagai penggantinya adalah penguasaan ruang angkasa. Usaha akan diarahkan pada
pengendalian dan eksploitasi sumber daya alam pada daerah-daerah yang belum dieksplorasi.
Negara-negara yang mendomiasi kekuasaan laut dan udara akan mengendalikan dunia,
dan ini berkaitan erat dengan kemampuan menguasai teknologi. Konflik masa depan dapat
lebih bersifat perang teknologi tinggi dengan intensitas tinggi antara negara-negara pasca
industri. Inti dari perang di masa depan, tidak akan merusak secara total pihak musuh, jadi
walaupun terjadi perang akan sebisa mungkin meminimalkan kerusakan dan pertumpahan
darah. Jadi pada dasarnya ada semacam pergeseran dari teori perusak massa ke strategi
pertumpahan darah.
11
2.6 Kerjasama Politik & Keamanan ASEAN dalam Mewujudkan Keamanan Regional
Sumber konflik di Asia Pasifik masa depan tetap akan terpengaruh oleh perkembangan
globalisasi. Maka dengan kata lain sumber-sumber konflik yang mungkin masih akan tetap
muncul lebih disebabkan oleh minyak bumi, perikanan, arus mobilitas penduduk, kultur
agama, lingkungan, dan terorisme. Cina dan Jepang pada dasarnya saling memperhatikan
kecepatan modernisasi kekuatan militernya untuk menguasai laut Cina Selatan. Jika kita tarik
dalam konteks Asia Tenggara, ancaman Cina telah membuat Vietnam bergabung dalam
kelompok ASEAN. Di lain sisi Indonesia harus mampu memanfaatkan posisinya di antara
dua benua dalam hal lalu lintas perdagangan laut dan memperhitungkan pengaruh kekuatan
milter di antara ke dua benua ini (Asia dan Afrika), terutama dalam hal penguasaan laut.
Percobaan kudeta kembali terjadi pada tahun 2007 di Filipina,namun penanganan cepat, tegas
konstitusi baru. Akan tetapi, kelangsungan demokrasi di Thailand masih rawan terhadap
negara tersebut dan negara-negara ASEAN menjadi pusat perhatian kalangan masyarakat
internasional. Tekanan terhadap junta militer Myanmar untuk melanjutkan arus demokratisasi
semakin menguat. Kerusuhan Malaysia pada tahun 2007 akibat menguatnya tuntutan dari
kaum minoritas keturunan Cina dan India atas diskriminasi dan pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh pemerintah Malaysia sempat menggoyahkan stabilitas politik negara tersebut.
12
Bagi Malaysia, bila tidak tertangani, maka perkembangan ini akan mengarah pada reformasi
di negara tersebut.
Dalam konteks stabilitas keamanan regional, sejumlah isu keamanan masih mewarnai
kawasan ini seperti konflik yang bersumber pada klaim teritorial, keamanan jalur pelayaran
terus dilaksanakan. Namun demikian, permasalahan ini menyebabkan setiap negara berupaya
Membangun hubungan yang tangguh antar sesama negara-negara regional jelas menuntut
beberapa landasan yang harus dipatuhi antar sesama negara yang bergabung dalam kesatuan
regional tersebut. Berbicara masalah ketangguhan suatu relasi, maka juga akan berkaitan dan
berdampak langsung akan tuntutan sikap, mental, dan cara pikir kebangsaan yang kuat dan
penuh akan integritas. Jika landasan ini tidak terpenuhi dalam menjalin kerjasama regional
ada tiga faktor yang memengaruhi dinamika politik/keamanan regional di kawasan Asia
Timur saat ini. Pertama, bertambahnya ketegangan dalam hubungan China-AS; kedua,
China di Laut China Selatan. Ketiga faktor ini merupakan ujian yang serius bagi ASEAN,
yang telah memproklamasikan diri sebagai kekuatan pendorong utama (primary driving
force) dalam penyelesaian isu-isu regional di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pendeskripsian dan analisis di atas, adapun kesimpulan yang diperoleh sebagai
berikut:
ASEAN sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang pertahanan dan keamanan
yang lebih stabil dan damai sehingga negara-negara lainnya di dunia bisa datang ke
Adanya kerja sama praktis seperti kerja sama regional hingga penyelesaian sengketa di
code of conduct (kode etik) yang jelas di antara negara-negara anggota ASEAN.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/user/Downloads/S2-2015-310165-chapter1%20(1).pdf
https://cenya95.wordpress.com/2008/09/05/kecenderungan-perkembangan-lingkungan-
strategis/
15