Anda di halaman 1dari 12

Obat Untuk Infeksi Gastrointestinal.

Gastrointestinal berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan


intestinal yang artinya usus. Jadi, gastrointestinal adalah hal yang berkaitan dengan sistem pencernaan,
terutama lambung dan usus. Gastrointestinal merupakan suatu saluran pencernaan yang panjangnya
sekitar 9 meter mulai dari mulut sampai anus, meliputi oropharing, esophagus, stomach(lambung), usus
halus dan usus besar. Di mulut makanan dikunyah dan dicampur dengan sekresi kelenjar saliva sehingga
menjadi bolus. Esophagus mengantarkan bolus dari mulut ke stomach (lambung), Lambung, usus halus
dan usus besar sebagai tempat penampung makan/bolus dan produk akhir dari pencernaan.

Obat Untuk Infeksi Gastrointestinal. Fungsi gastrointestinal secara umum sistem yaitu tarnsport air dan
makanan, mencerna makanan secara mekanik dan kimia, mengabsorbsi nutrien hasil pencernaan ke dalam
pembuluh darah, serta mengeluarkan produk sisa.

Obat Untuk Infeksi Gastrointestinal. Infeksi Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada
jalan makanan/pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit
kerongkongan (eshopagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver),
saluran empedu (traktus biliaris) dan pankreas.

Gejala infeksi gastrointestinal

Gastroenteritis adalah sindrom yang ditandai dengan gejala seperti, mual, muntah, diare dan rasa
tidak nyaman pada perut.

Diare adalah buang air besar berbentuk cair yang berasal dari gangguan usus halus.

Disentri adalah radang pada sistem gastrointestinal yang sering dihubungkan dengan adanya
darah ataupun pus (nanah) pada feces dan disertai gejala seperti nyeri, demam, kram perut,
biasanya disebabkan oleh penyakit yang terjadi di usus besar.

Enterocolitis adalah inflamasi (radang) yang melibatkan mukosa baik pada usus besar maupun
usus halus.
Obat-Obat Gangguan Sistem Pencernaan

Pendahuluan

Sistem pencernaan makanan dimulai didalam mulut dimana makanan dihaluskan sambil diaduk
dengan ludah yang mengandung suatu enzim amilase yaitu ptialin, yang berfungsi menguraikan
karbohidrat. Setelah itu ditelan dan adukan dilanjutkan dengan gerakan peristaltik ke lambung dengan
bantuan getah lambung yang terdiri dari asam lambung dan pepsin, yaitu suatu enzim proteolitik yang
disekresi oleh selaput lendir lambung.

Pencernaan dilanjutkan didalam usus yang dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan
oleh pancreas dan mukosa usus. Setelah terbentuk zat-zat gizi yang sangat halus dan mudah diserap oleh
tubuh maka sisa makanan masuk ke usus besar dan diolah oleh flora normal usus hingga siap untuk
dibuang.

Di seluruh lambung usus inilah dapat timbul pelbagai gangguan penyakit baik yang disebabkan
oleh terganggunya produksi enzim pencernaan maupun yang disebabkan oleh infeksi-infeksi usus oleh
kuman dan cacing.

Yang akan dibahas pada bab ini adalah :

1. Antasida

2. Digestiva

3. Anti diare

4. Pencahar / laxativa

5. Anti spasmodika

6. Kolagoga

7. Protektor hati

A. ANTASIDA

Pengertian

Antasida (anti = lawan, acidus = asam) adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir
kelebihan asam lambung yang menyebabkan timbulnya penyakit tukak lambung atau sakit maag, dengan
gejala nyeri hebat yang berkala.

Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi
lebih lanjut.

Penggolongan.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antasida dapat digolongkan menjadi dua yaitu.
1) Anti Hiperaciditas

Obat dengan kandungan aluminium dan atau magnesium ini bekerja secara kimiawi dengan mengikat
kelebihan HCl dalam lambung. Magnesium atau aluminium tidak larut dalam air dan dapat bekerja lama
di dalam lambung sehingga tujuan pemberian antasida sebagian besar dapat tercapai.

Sediaan yang mengandung magnesium dapat menyebabkan diare (bersifat pencahar) sedangkan sediaan
yang mengandung aluminium dapat menyebabkan konstipasi (sembelit) maka biasanya kedua senyawa
ini dikombinasikan.

Persenyawaan molekul antara Mg dan Al disebut hidrotalsit. (aluminium hidroksida, magnesium


karbonat, magnesium trisilikat, kompleks aluminium magnesium hidrotalsit).

Obat dengan kandungan natrium bikarbonat merupakan antasida yang larut dalam air, dan bekerja cepat.
Tetapi bikarbonat yang terabsorbsi dapat menyebabkan alkalosis bila digunakan dalam dosis berlebih,
terlepasnya CO2 dapat menyebabkan sendawa.

Obat dengan kandungan bismut dan kalsium dapat membentuk lapisan pelindung pada luka di lambung
tetapi sebaiknya dihindari karena bersifat neurotoksik sehingga dapat menyebabkan encefalopatia
(kerusakan otak dengan gejala kejang-kejang dan kekacauan) juga cenderung menyebabkan konstipasi.
Kalsium dapat menyebabkan sekresi asam lambung berlebih, kelebihan menyebabkan hiper kalsemia.

2) Perintang reseptor H2 (antagonis reseptor H2)

Semua antagonis reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan duodenum dengan cara mengurangi
sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2. Contoh perintang reseptor H2 adalah ratinidin
dan simetidin sekarang dikenal senyawa baru famotidin dan nizatidin.

Pengobatan dengan obat-obatan antasida bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, membuat penderita lebih
tenang dan dapat beristirahat, juga agar penderita tidak mengalami kembung. Antasida sering
dikombinasikan dengan:

a) Anti kolinergik, yaitu zat yang menekan produksi getah lambung dan melawan kejang- kejang
(contohnya ekstrak belladonae).

b) Obat penenang / sedativ, yaitu untuk menekan stress karena dapat memicu sekresi asam lambung
(contohnya klordiazepoksida)

c) Spasmolitik, yaitu untuk melemaskan ketegangan otot lambung usus dan mengurangi kejang-
kejang (contohnya papaverin)

d) Dimetikon (dimetilpolisiloksan) berfungsi memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah
diserap dengan demikian dapat dicegah masuk angin, kembung, dan sering buang angin (flatulensi).

B. DIGESTIVA

Pengertian
Digestiva adalah obat-obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung usus terutama
pada keadaan defisiensi zat pembantu pencernaan. Disebut juga obat-obat pencernaan.

Penggolongan

1) Obat yang bekerja pada kandung empedu

Empedu terdiri dari asam empedu (asam kolat) dan asam kenodeoksikolat serta kolesterol dan fosfolipid.
Guna empedu yang berhubungan dengan pencernaan dan absorbsi lemak yaitu :

membantu proses emulsifikasi dan absorpsi lemak

mempertinggi daya kerja lipase

membantu peroses absrobsi vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K)

Guna preparat empedu peroral adalah :

membantu pencernaan dan penyerapan dalam usus (lemak)

merangsang pengeluaran empedu dari hati (cholereatic)

melarutkan & mengeluarkan batu empedu (cholagoga)

mengobati dan melindungi hati terhadap penyakit kuning dan hati yang mengeras.

2) Enzym pencernaan.

Yang sering digunakan adalah :

Asam hidroklorida (HCl)

Enzym lambung (pepsin)

Enzym pankreas (pancreatin)

Penggantian enzym pankreas (pankreatin suplemen) diperlukan bila sekresi pankreas terganggu (dapat
karena pembedahan pankreas, tersumbatnya pankreas atau karena kancer pankreas).

Enzym ini terdiri dari :

1. Amylase (pencernaan K- hidrat)

2. Trypsin-chemotrypsin (pencerna protein)

3. Lipase (pencerna lemak dengan bantuan empedu)

Asam klorida (HCl) adalah suatu cairan yang dikeluarkan oleh dinding lambung yang memiliki fungsi
utama:

mengubah pepsinogen yang dihasilkan selaput lambung menjadi pepsin


membuat suasana lambung jadi asam sehingga mempermudah penguraian protein menjadi
peptida

membantu proses absorpsi garam kalsium dan besi

membantu merangsang pengeluaran getah lambung, pankreas dan hati.

Pada keadaan kekurangan asam lambung disebabkan aklorhidri, sehingga sebagai pengganti perlu
diberikan HCl dari luar. Pemakaian HCl tersebut harus dalam keadaan cukup encer agar tidak
menghancurkan selaput lendir lambung. Pepsin adalah enzym yang disekresi mukosa lambung berfungsi
menguraikan protein menjadi peptida, enzym ini disebut juga protease.

C. ANTI DIARE

Pengertian.

Antidiare adalah obat-obatan yang digunakan untuk menanggulangi atau mengobati penyakit yang
disebabkan oleh bakteri atau kuman, virus, cacing atau keracunan makanan. Gejala diare adalah buang air
besar berulang kali dengan banyak cairan kadang-kadang disertai mulas (kejang-kejang perut) kadang-
kadang disertai darah atau lendir.

Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan
reflek mempercepat peristaltik usus, rangsangan ini dapat ditimbulkan oleh :

infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie

infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera

infeksi oleh virus misalnya influenza perut dan travellers diarre

akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)

keracunan makanan atau minuman

gangguan gizi

pengaruh enzym tertentu

pengaruh saraf (terkejut, takut dan sebagainya)

Diare juga dapat merupakan salah satu gejala penyakit seperti kanker pada usus

Penggolongan

Obat obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa :

1. Kemoterapi

2. Obstipansia

3. Spasmolitik
Sebelum diberikan obat yang tepat maka pertolongan pertama pengobatan diare akut seperti pada gastro
enteritis ialah mencegah atau mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang berlebihan (dehidrasi)
terutama pada pasien bayi dan usia lanjut, karena dehidrasi dapat mengakibatkan kematian.

Gejala dehidrasi : haus, mulut dan bibir kering, kulit menjadi keriput (kehilangan turgor), berkurangnya
air kemih, berat badan turun dan gelisah. Pencegahan dehidrasi dilakukan dengan pemberian larutan
oralit, yaitu campuran dari :

NaCl 3,5 gram

KCl 1,5 gram

NaHCO3 2,5 gram

Glukosa 20 gram

Atau dengan memberikan larutan infus secara intra vena antara lain

Larutan NaCl 0,9 % ( normal saline )

Larutan Na. Laktat majemuk ( ringer laktat )

Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih berdasarkan jenis penyebab diare melalui
pemeriksaan yang teliti.

1) Kemoterapi

Untuk terapi kausal yaitu memusnahkan bakteri penyebab penyakit digunakan obat golongan sulfonamida
atau antibiotika

2) Obstipansia

Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu dengan cara :

menekan peristaltik usus, misalnya loperamid

menciutkan selaput usus atau adstringen, contohnya tannin

pemberian adsorben untuk menyerap racun yang dihasilkan bakteri atau racun penyebab diare
yang lain misalnya, carbo-adsorben, kaolin

pemberian mucilagountuk melindungi selaput lendir usus yang luka.

3) Spasmolitika

Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare misalnya Atropin sulfat

Ada beberapa penyakit infeksi usus lain yang menyebabkan diare, antara lain:

Kolera
Penyakit infeksi usus disebabkan bakteri Vibrio cholarae asiatica atau Vibrio cholerae eltor. Gejala-gejala
kolera adalah diare seperti air beras, muntah-muntah dan kejang-kejang, anuria (terhentinya pengeluaran
air seni).

Pengobatannya adalah dengan pemberian oralit atau teh susu untuk menghindari bahaya dehidrasi disusul
dengan pemberian antibiotik (tetrasiklin, kloramfenicol) sebagai terapi kausal.

Disentri basiler

Disebut juga shigellosis adalah penyakit infeksi usus yang diakibatkan oleh beberapa jenis basil gram
negatif genusshigella.

Ciri-ciri penyakit :

Kejang dan nyeri perut


Mulas waktu buang air besar
Diare berlendir dan berdarah

Obat-obat yang biasa dipakai antara lain :

Golongan sulfonamida (sulfadiazin dan derivatnya serta kotrimoksazol)


Golongan antibiotik (ampisilin, tetrasiklin)

Thypus

Disebabkan oleh salmonella typhosa yang menyerang usus penderita dengan gejala demam tinggi secara
berkala, nyeri kepala, lidah menjadi putih dan bila terjadi perforasi usus, terjadi diare berdarah.

Pengobatan thypus :

Chloramfenicol : merupakan obat pilihan (drug of choice). Efek samping mengakibatkan anemia
aplastis
Kotrimoksazol merupakan obat pilihan lainnya pada pemakaian lama (lebih dari 14 hari) dapat
menimbulkan gangguan darah.
Antibiotik lain seperti ampisilin amoksisilin dan tetrasiklin, baru digunakan bila terjadi resistensi
terhadap chlorampenicol atau kotrimoksazol

D. PENCAHAR (Laxativa)

Pengertian

Pencahar atau laxantia adalah obat-obat / zat yang dapat mempercepat peristaltik usus sehingga
mempermudah/ melancarkan buang air besar. Mekanisme kerjanya adalah dengan cara
merangsang susunan saraf otonom para-simpatis agar usus mengadakan gerakan peristaltik dan
mendorong isinya keluar.

Penggunaan

Obat pencahar digunakan untuk :


Pada keadaan sembelit (konstipasi) karena pengaruh efek samping obat kurang minum, kurang
mengkomsumsi makanan berserat.

Pada pasien dengan resiko pendarahan, pada angina pektoris atau resiko

Pendarahan rektal pada hemoroid (wasir).

Untuk membersihkan saluran cerna sebelum pembedahan dan prosedur radiologi.

Untuk pengeluaran parasit setelah pemberian antelmentik.

Penggunaan pencahar pada anak-anak harus dihindari kecuali diresepkan oleh dokter.

Penggolongan

Berdasarkan mekanisme kerja dan sifat kimianya, pencahar digolongkan sebagai berikut :

1) Zat-zat perangsang dinding usus

Merangsang dinding usus besar misalnya glikosida antrakinon (rhei, sennae, aloe, bisakodil,
dantron)
Merangsang dinding usus kecil misalnya oleum ricini /minyak jarak (sudah tidak dipakai) dan
kalomel

2) Zat-zat yang dapat memperbesar isi usus

Obat yang bekerja dengan jalan menahan cairan dalam usus secara osmosis (pencahar osmotik),
contohnya magnesium sulfat (garam Inggris) , natrium fosfat. Enema fosfat bermanfaat dalam
membersihkan usus sebelum prosedur radiologi, endoskopi dan bedah. Natrium sulfat harus dihindari
karena pada individu yang rentan dapat menyebabkan retensi air dan natrium

Obat yang dapat mengembang dalam usus, misalnya agar-agar, carboksil metil cellulose (CMC)
dan tylose.
Serat juga dapat digunakan karena tidak dapat dicernakan, seperti buah-buahan dan sayuran.

3) Zat pelicin atau pelunak tinja

Zat ini dapat mempermudah defikasi karena memperlunak tinja dan memperlicin jalannya defekasi.
Contohnya paraffin cair, suppositoria dengan gliserin, klisma dengan larutan sabun dll.

E. ANTI SPASMODIKA

Pengertian

Antispasmodik ialah zat atau obat-obat yang digunakan untuk mengurangi atau melawan kejang-kejang
otot, yang sering mengakibatkan nyeri perut (saluran pencernaan). Obat golongan ini mempunyai sifat
sebagai relaksan otot polos. Termasuk senyawa yang memiliki efek anti kolinergik, lebih tepatnya anti
muskarinik. Meskipun dapat mengurangi spasme usus tapi penggunaannya dalam sindrom usus
pencernaan hanya bermanfaat sebagai pengobatan tambahan.
Penggolongan

Anti spasmodik digolongkan menjadi:

Atropin dan kelompok alkaloid

Antimuskarinik sintetik

F. KOLAGOGA

Pengertian

Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur batu empedu. Batu
empedu merupakan penyakit yang terjadi di saluran atau kandung empedu Faktor pencetusnya
meliputi hiperkolesterolemia, penyumbatan disaluran empedu dan radang saluran empedu.

Terdapat tiga jenis batu empedu yakni batu kolesterol, batu pigmen dan batu kalsium karbonat
(kebanyakan yang terjadi batu empedu campuran). Terapi batu empedu dengan obat perannya relatif kecil
bila dibandingkan dengan tehnik pembedahan atau endoskopi.dan laparoskopi.

Terapi dengan obat cocok untuk pasien:

Yang gejalanya ringan

Fungsi kandung empedu tidak terganggu

Ukuran batu empedu kecil sampai sedang.

Pencegahan jangka panjang mungkin diperlukan setelah batu empedunya melarut atau dibuang, karena
dapat terjadi kembali pada sebagian pasien sesudah pengobatan dihentikan.

Pengobatan

Obat yang sering digunakan untuk membantu melarutkan batu empedu adalah asam kenodeoksikolat dan
asam ursodeoksikolat. Pasien batu empedu dianjurkan melakukan diet kolesterol dan pengobatan
dilanjutkan sampai 3 atau 4 bulan sesedah batunya melarut.

G. PROTEKTOR HATI (HEPATOPROTEKTOR)

Obat-obat protektor hati adalah obat-obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk melindungi,
meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi hati kerena adanya bahan kimia, penyakit kuning atau
gangguan dalam penyaringan lemak oleh hati.

Pada umumnya obat-obat golongan ini mengandung asam-asam amino, kandungan dari tanaman kurkuma
(kurkumin) dan zat-zat lipotropik seperti methionin dan cholin. Methionin memiliki peranan penting
dalam metabolisme hati sehingga digunakan untuk melawan keracunan yang disebabkan oleh
hepatotoksin. Sedangkan choline adalah suatu zat yang dapat mencegah dan menghilangkan perembesan
lemak kedalam hati dan juga bekerja melawan keracunan.
Obat-obat ini sebaiknya jangan digunakan pada penderita penyakit hati yang berat karena pada dosis
besar dapat memperparah keadaan.

Pengertian Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Beserta


Jenis-Jenisnya
Analisa materi kimia pada intinya terdiri dari dua pekerjaan paling utama yang di kenal
dengan analisa kualitatif serta analisa kuantitatif.

Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif yaitu pekerjaan yang mempunyai tujuan untuk menyelidiki dan mengetahui kandungan
senyawa-senyawa apa saja yang terdapat dalam sampel uji.

Cara Klasik

Cara yang digunakan dalam melakukan uji analisa kualitatif ini dapat berupa cara-cara klasik maupun
menggunakan instrumen canggih. Metode pengujian klasik yang paling penting yaitu analisa warna atau
reaksi warna.

Uji warna analisa kualitatif

Cara ini dapat digunakan untuk senyawa anorganik baik itu kation, anion, ataupun juga untuk senyawa
organik seperti teknik skrining fitokimia dalam pemilihan metabolit sekunder tumbuhan. Metode analisa
kualitatif lainnya yang dapat digunakan untuk mengetahui kandungan zat ialah uji warna nyala.

Dengan membakar senyawa uji kemudian melihat warna nyala spesifik yang dihasilkan maka dapat diketahui
senyawa yang terkandung di dalamnya. Kedua metode itu merupakan uji pendahuluan.

Menggunakan Instrument

Instrumen analisa yang di kenal di masa sekarang ini dapat melakukan beragam analisa kualitatif tergantung
dari spesifikasi instrumen.

Misalnya Spektrofotometer UV-Vis untuk senyawa organik yang mempunyai gugus kromofor, AAS untuk
logam-logam, HPLC untuk senyawa-senyawa organik, Spektrofotometer IR untuk analisa gugus fungsi
senyawa organik, dan masih banyak yang lainnya.

Analisa Kuantitatif
Analisa kuantitatif yaitu pekerjaan yang dilakukan untuk untuk mengetahui kadar suatu senyawa dalam
sampel, dapat berupa satuan mol, ataupun persentase dalam gram.

Metode Klasik

Metode classic yang paling sering digunakan yaitu titrasi/metode volumetri dan metode gravimetri.

Cara analisa kuantitatif volumetri (titri metri), yakni tehnik analisa memakai titrasi. Titrasi ialah sistem
menambahkan volume spesifik satu larutan pada larutan yang lain. Larutan yang telah di kenali
konsentrasinya yaitu larutan standard, sedangkan analit yaitu larutan yang akan segera ditetapkan
konsentrasinya.
Praktikum titrasi volumetri

Analisa kuantitatif dengan metode gravimetri didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan. Umumnya
senyawa yang ditambahkan dalam reaksi ini berlebih untuk menghasilkan endapan

Analisa Kuantitatif Menggunakan Instrumen

Instrumen analisa yang saat ini paling banyak dipakai yaitu HPLC serta spektrofotometer UV-Vis untuk
senyawa organik, sedang untuk logam AAS masih tetap jadi pilihan utama, juga beberapa instrumen
analisis kuantitatif lainnya, bergantung dari karakter senyawa yang akan segera ditetapkan kadarnya.

Anda mungkin juga menyukai