Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini selain membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, kami harap bentuk maupun isi
makalah ini kedepannya dapat
lebihbaik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................ i
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................
DFTAR PUSTAKA ............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. NEGARA HUKUM
Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechstaat yang diberikan oleh
ahli-ahli hukum Eropa continental atau Rule of law yang diberikan oleh ahli
hukum Anglo-Saxon. Rechstaat atau Rule of law dapat dikatakan sebagai
perumusan yuridis dari gagasan konsitusionalisme. Negara yang menganut
gagasan ini dinamakan constitutional state atau rechstaat (Miriam Budiarjo,2008.
Oleh karena itu, konstitusi dan negara hukum merupakan dua lembaga yang tidak
dapat terpisahkan.
Negara hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahnya didasarkan atas hukum. Di negara hukum, pemerintah dan
lembaga-lembaga lain melakukan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum
dan dipertanggung jawabkan secara hukum. Soetandyo Wignjosoebroto
menyatakan bahwa negara hukum mempunayi konsep berparadigma bahwa
negara dan alat kekuasaannya harus bertindak pada dasar kebenaran hukum yaitu
undang-undang yaitu undang undang dasar.Terdapat 3 karakter konsep negara
hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, hukum itu harus
dibentuk dalam wujudnya yang positif. Kedua, apa yang disebut hukum disebut
constitutum merupakan kesepakatan golongan-golongan dalam suatu negara
melalui suatu proses yang disebut proses legislasi. Ketiga, hukum yang telah
diwujudkan berbentuk undang-undang.
Negara hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi (supreme)
sehingga ada istilah supremasi hukum. Supremasihukum tidak boleh mengabaikan
tiga ide dasar hukum yaitu keadilan, kemanfatan, kepastian atau tiga tujuan
hukum yaitu keadilan, kepastian, dan kemanfaatan.ada dua unsure dalam negara
hukum. Pertama, hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah tidak
berdasarkan kekuasaan, melainkan berdasarkan suatu norma objektif. Kedua,
norma objektif itu harus memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara formal,
melainkan dapat dipertahankan berhadapan dengan ide hukum.
1. Ciri Negara Hukum
Negara hukum merupakan terjemahan dari rechstaat atau rule of law. Istilah
rechstaat sendiri diberikan oleh ahlib hukum eropa continental sedangkan istilah
rule of law diberikan oleh para ahli hokum anglo saxon.
Friedrich Julius mengemukakan bahwa ciri-ciri rechstaat adalah sebagai berikut:
1. Hak asasi manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin HAM
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
4. Peradilan administerasi dalam perselisihan
Bukti yuridis atas keberadaan negara hukum Indonesia dalam arti material
tersebut harus dimaknai bahwa negara Indonesia adalah negara hukum dinamis,
atau negara kesejahteraan (welfare state), yang membawa implikasi bagi para
penyelenggara negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secara luas dan
komprehensif dilandasi ide-ide kreatif dan inovatif.
Dalam perkembangannya, teori klasik tentang negara ini tampil dalam ragam
formulasinya, misalnya menurut tokoh; Socrates, Plato dan Aristoteles.
Munculnya keragam konsep teori tentang negara hanya karena perbedaan cara-
cara pendekatan saja. Pada dasarnya negara harus merepresentasikan suatu bentuk
masyarakat yang sempurnya. Teori klasik menginspirasikan lahirnya teori modern
tentang negara, kemudian dikenal istilah negara hukum. Istilah negara hukum
secara terminologis terjemahan dari kata Rechtsstaat atau Rule of law. Para ahli
hukum di daratan Eropa Barat lazim menggunakan istilah Rechtsstaat, sementara
tradisi AngloSaxon menggunakan istilah Rule of Law. Di Indonesia, istilah
Rechtsstaat dan Rule of law biasa diterjemahkan dengan istilah Negara Hukum
(Winarno, 2007). Gagasan negara hukum di Indonesia yang demokratis telah
dikemukakan oleh para pendiri negara Republik Indonesia (Dr. Tjipto
Mangoenkoesoemo dan kawan-kawan) sejak hampir satu abad yang lalu.
Perdebatan pun dalam sidang terjadi, namun karena dilandasi tekad bersama
untuk merdeka, jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi (nasionalisme) dari
para pendiri negara, menjunjung tinggi azas kepentingan bangsa, secara umum
menerima konsep negara hukum dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).Semangat cita negara hukum para pendiri negara secara formal
dapatditemukan dalam setiap penyusunan konstitusi, yaitu Konstitusi RIS 1949
danUUDS 1950. Dalam konstitusi konstitusi tersebut dimasukkan Pasal-
pasalyang termuat dalam Deklarasi Umum HAM PBB tahun 1948. Hal
itumenunjukkan bahwa ketentuan-ketentuan tentang penghormatan,
danperlindungan HAM perlu dan penting unt uk dimasukkan ke dalam
konstitusinegara (Abdul Hakim G Nusantara, 2010:2)Pengertian negara hukum
selalu menggambarkan adanyapenyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara
yang didasarkan atas hukum. Pemerintah dan unsur unsur lembaga di dalamnya
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku.
Menurut Mustafa Kamal (2003), dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan
pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasihukum) dan bertujuan
untuk menyelenggarakan ketert iban hukum. Dasar yuridis bagi negara Indonesia
sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara RI 1945
(amandemen ketiga), Negara Indonesia adalah Negara Hukum Konsep negara
hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi
hak azasi manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan. Menurut Winarno
(2010), konsepsi negara hukum Indonesia dapat di masukkan dalam konsep
negara hukum dalam arti material atau negara hukum dalam arti luas.
Prinsip Negara Hukum yang berkembang pada abad 19 cenderung mengarah pada
konsep negara hukum formal, yaitu pengertian negara hukumdalam arti sempit.
Dalam Prinsip ini negara hukum diposisikan ke dalamruang gerak dan peran yang
kecil atau sempit. Seperti dalam uraian terdahulunegara hukum dikonsepsikan
sebagai sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara yang didasarkan
atas hukum. Pemerintah dan unsur - unsur lembaganya dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku. Peran pemerintah sangat
kecil dan pasif. Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada
pengembangan negara hukum dalam arti material. Arah tujuannya memperluas
peran pemerintah terkait dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman.
Prinsip Negara Hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya
memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau Rechtsstaat, yaitu
sebagai berikut :
1. HAM terjamin oleh undang-undang, Supremasi hukum, Pembagian
kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum.
2. Kesamaan kedudukan di depan hukum.
3. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
4. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi.
5. Pemilihan umum yang bebas.
6. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua
manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat dan martabat yang sama.
Dengan pengakuan akan prinsip tersebut maka setiap manusia memiliki hak dasar
yang disebut Hak Asasi Manusia.
1. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia , bahwa kodrat
manusia adalah sama derajat tanpa membedakan ras, agama, suku, bahasa,
dan sebagainya,
2. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni Tuhan yang menciptakan
manusia. Bahwa semua manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama
yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu dihadapan Tuhan manusia adalah
sama kecuali nanti pada amalnya.
Istilah hak asasi manusia berawal dari Barat yang dikenal dengan right of
man untuk menggantikan natural right. Karena istilah right of man tidak
mencakup right of women maka oleh Eleanor Roosevelt diganti dengan istilah
human rights yang lebih universal dan netral.
1. Hak asasi manusia menurut Piagam PBB tentang deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia 1948
2. Hak asasi manusia menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
asasi Manusia
Hak asasi manusia meliputi bidang sebagai berikut:
Upaya penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur hukum dan politik.
Maksudnya terhadap berbagai pelanggaran HAM maka upaya menindak para
pelaku pelanggaran diselesaikan melalui Pengadilan HAM bagi pelanggaran
HAM berat dan melalui KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi).
UUD 1945
UUD 1945 Pasal 31, menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak
mendapat pengajaran. Maka untuk mencapainya Pemerintah membangun gedung-
gedung sekolah, mengangkat guru, memberikan bea siswa pada anak berprestasi
tetapi dari segi ekonomi kurang mampu, dan lain-lain.
Ketetapan MPR
Undang-Undang
UU Nomor 39 tahun 1999 Pasal 9, menegaskan tentang hak untuk hidup. Maka
manakala terjadi pelanggaran terhadap hak ini, maka pemerintah menggelar
peradilan HAM.
C. PEMBERANTASAN KORUPSI
A. Kesimpulan
1. Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek
peraturan-peraturan yang memang bersifat abstrak yaitu memaksa, dan
mempunyai sanksi yang tegas.
2. HAM merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia
sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
3. Korupsi adalah penyalahgunaan amanah untuk kepentingan pribadi
(Anwar, 2006:10). Masyarakat pada umumnya menggunakan istilah
korupsi untuk merujuk kepada serangkaian tindakan-tindakan terlarang
atau melawan hukum dalam rangka mendapatkan keuntungan dengan
merugikan orang lain.
B. Saran
Kita sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai mahasiswa sudah
semestinya membantu pemerintah untuk membantu melawan Korupsi di
indonesia dalam segala hal. Baik itu korupsi berskala kecil maupun besar. Karena
korupsi merugikan pada banyak hal dan segala bidang. Kita juga turut serta
membantu pemerintah dalam mewujudkan negara aman, dan makmur.
DAFTAR PUSTAKA
www.kemhan.com/2009/01/hukum-administrasi-negara.html
http://setia.student.umm.ac.id/about/
http://fatahilla.blogspot.com/2010/08/negara-hukum-indonesia
http://deluk12.wordpress.com/makalah-ham/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-dan-jenis-hak-asasi-
manusia-ham-yang-berlaku-umum-global-pelajaran-ilmu-ppkn-pmp-
indonesia.html?m=1
https://rezaahmadfadila.wordpress.com/2016/04/25/makalah-pendidikan-
kewarganegaraan-negara-hukum-dan-hak-asasi-manusia/
http://contoh-makalahlengkap.blogspot.co.id/2015/01/upaya-pemberantasan-
korupsi-di-indonesia.html