DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
KELAS C
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusunan Critical Book Review Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
ini dapat kami selesaikan. Critical Book Review ini membahas mengenai Pentingnya
Psikologi Belajar Terhadap Perkembangan Peserta Didik. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan Critical Book
Review ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Book Review ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
Harapan kami dari penyusunan Critical Book Review ini ialah semoga Critical
Book Review yang kami susun ini dapat menmberikan manfaat untuk kita semua. Dan kami
mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan Critical Book
Review ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
A. IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Psikologi Belajar
Dalam buku ini penulis telah menjelaskan isi secara keseluruhan terstruktur sesuai
dengan judul buku dimana penulis memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai
psikologi yang kemudian dilanjutkan dengan teori belajar kemudian aspek psikologis
dalam pembelajaran dan diakhiri dengan pembelajaran berbasis otak.
Penulis menguraikan setiap sub bab yang terdapat dalam buku ini secara jelas
dengan memberikan beberapa pandangan dan pendapat dari para ahli yang sesuai dengan
pembahasan. Pada setiap bab penulis menyampaikan tujuannya dalam penulisan materi
pembahasan. Dalam buku ini penulis memberikan beberapa teori yang menjadi pedoman
dalam aktivitas belajar dan teknik pembelajaran terkini yaitu strategi pembelajaran berbasis
otak.
Kelemahan Buku
Dalam buku ini penulis tidak banyak memberikan pendapatnya. Penulis tidak
memberikan rangkuman materi dalam setiap bab yang mana dapat memudahkan pembaca
dalam mengambil kesimpulan.
1
D. IDE PENULIS
Konsep belajar merupakan aktivitas penting bagi manusia agar dapat berkembang.
Setiap keterampilan, pengetahuan dan semua aktivitas manusia didominasi oleh aktivitas
belajar. Pengertian tentang psikologi belajar. Bila psikologi sebagai ilmu tentang perilaku
manusia, maka psikologi belajar berarti ilmu tentang perilaku manusia dalam aktivitas
belajar.
Secara umum psikologi mempunyai cakupan yang luas, sementara psikologi belajar
cakupannya lebih terfokus pada proses belajar siswa. Ruang lingkup psikologi belajar
adalah:
1. Masalah belajar
2. Teori-teori belajar
3. Aspek psikologis yang terlibat dalam belajar
4. Kesulitan-kesulitan belajar
Metode yang digunakan dalam psikologi belajar tersebut sebagai berikut: metode
introspeksi, metode ekstropeksi, kuesioner, interviu, biografi, metodde klinis, metode
eksperimen, metode testing.
Psikologi belajar pada hakikatnya tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh guru saja,
namun semua pendidik, orang tua, calon guru, instruktur, fasilitator juga dapat mengambil
manfaat dari teori-teori yang dikupas dalam psikologi belajar.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar, faktor eksternal yang terdiri dari faktor
nonsosial dan faktor sosial, faktor internal yang terdiri dari faktor fisiologis dan faktor
psikologis. Gaya belajar merupakan cara anak didik belajar yang sudah menjadi kebiasaan,
dan kebiasaan tersebut dianggap paling tepat baginya. Ada 4 gaya belajar yakni: somatic,
auditif, visual, dan intelektual.
2
Teori belajar terdiri dari:
1. Teori belajar behaviorisme, behaviorisme muncul sebagai kounter balik atas metode
analis intropeksi yang mendominasi bidang psikologi pada abad 19 yang dikenalkan
oleh Wilhelm Wundt. Teori ini lahir sebagai bentuk ketidaksetujuan atas teori
sebelumnya yang dipandang sangat subjektif. Kelompok teori behaviorisme antara lain:
a. Teori kondisioning klasik dari Ivan Pavlov
b. Teori koneksionisme dari Edward Thorndike
c. Teori kondisioning operan dari B,F.Skinner
2. Teori belajar kognitivisme, yaitu:
a. Teori gestalt. Konsep belajar menurut teori gestalt bahwa yang paling penting
dalam proses belajar adalah dipahaminya apa yang dipelajari.
b. Teori perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif dipelopori oleh Jean Piaget
dari Swiss menurutnya tindakan inteligen adalah sesuatu yang menyebabkan
pendekatan terhadap kondisi optimal untuk ketahanan hidup organisme.
3. Observational Learning:
Kosep teori belajar sosial-kognitif. Teori belajar sosial biasa disebut dengan teroi
imitasi, Karena perilaku terebentuk melalui proses imitasi, mengamati terhadap effek dari
perilau orang lain.
Aktivitas kejiwaan yang terlibat dalam proses belajar yaitu: persepsi, perhatian,
mendengarkan, mengingat, readiness, inteligensi/kecerdasan, dan berpikir. Persepsi
menyangkut masuknya/peristiwa atau perangsang kedalam otek/kesadaran. Perhatian
merupakan pemusatan seluruh aktivitas individu terhadap suau objek atau sekumpulan
objek atau perangsang. Mendengarkan bukan merupakan pekerjaan yang gampang, walau
banyak orang mengatakan dapat mendengar, tetapi belum tentu dapat mendengarkan
dengan baik. Mengingat merupakan aktivitas penarikan kembali terhadap informasi yang
pernah diterimanya. Readiness merupakan kondisi individu secara keseluruhan, yang
membuatnya siap untuk memberikan respons tertentu terhadap suatu perangsang/situasi.
Inteligensi/kecerdasan merupakan kemampuan penting yang sangat diperlukan bagi
keberhasilan belajar seseorang.
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara
wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Hambatan
belajar yang dapat menjadi sumber kesulitan belajar yang bersumber dari dalam diri anak
antara lain kurang minat belajar, kurang percaya diri, gangguan panca indra, penyakit
3
tertentu yang menghambat belajar, terlalu banyak bekerja sehingga lelah dan kecerdasan
yang rendah. Faktor penyebab kesulitan dapat ditelusuri dari berbagai faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Anak didik yang mengalami kesulitan belajar adalah anak
didik yang tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan,
ataupun gangguan dalam belajar, sehingga menampakkan gejala-gejala yang bisa di amati
oleh orang lain, guru, ataupun orang tua.
Strategi pembelajaran berbasis otak artinya memberikan kesempatan otak bekerja
secara aktif, memperbanyak ransang serta menciptakan koneksi antar akson. Salah satunya
bisa dilakukan dengan memberikan banyak latihan dan keterampilan serta melakukan
pengulangan-pengulangan dengan yang berbeda.
Pertama, pemusatan belajar pada kebutuhan siswa. Konsep ini bersumber dari
filosofi belajar mengajar yang liberasionis-konstruktivis murni sebagai counter balance
terhadap kecenderungan pendidikan yang terlalu berorientasi pada isi. Seperti halnya yang
terjadi selama ini, guru cukup disibukan dengan sejumlah perencanaan pembelajaran,
sementara kebutuhan belajar siswa kurang diperhatikan.
Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam
komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang
menganggap paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus
merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan
yang berbeda yang perlu dipelajari.
Kalau setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang bisa menjadi
sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya akan pengetahuan dan
pengalaman. Metode pembelajaran dengan teknik learning community ini sangat
membantu proses pembelajaran. Prakteknya dalam pembelajaran di kelas terwujud dalam :
5
c. Mendatangkan ahli ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, pearawat, petani, pengurus
organisasi, polisi, tukang kayu, dan sebagainya).
d. Bekerja dengan kelas sederajat
e. Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya
f. Bekerja dengan masyarakat.
Ada suatu pandangan bahwa mengajar harus dilihat dari segi siswa. Mengajar lebih
diorientasikan untuk memberi kegiatan secara optimal kepada siswa. Maka definisi
mengajar adalah membimbing siswa bagimana harus belajar. Mengajar berarti mengatur
dan menciptakan kondisi yang terdapat di lingkungan siswa sehingga dapat menumbuhkan
niat siswa melakukan kegiatan belajar. Sementara itu, pengertian belajar dalam kontek
pendidikan.
Kegiatan belajar harus selalu memberi perubahan pada subjek yang belajar.
Perubahan tersebut terjadi karena adanya pengalaman interaksi pembelajar dengan orang
lain ataupun dengan lingkungannya. Hakikat mengajar diartikan sebagai proses, yakni
proses yang dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Jadi peran
guru adalah membimbing, memimpin, dan fasilitator. Guru memberi bantuan, menentukan
arah kegiatan siswa, dan menciptakan kondisi lingkungan yang dapat menjadi sumber bagi
siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Berpikir merupakan proses mental atas informasi yang kita rasakan, kita terima,
atau pun kita simpan dalam ingatan kita. Berpikir berkaitan denagn mengingat dan
mengungkapkan informasi yang pernah kita simpan. Proses berpikir itu antara lain berpikir
analitis, kritis, dan kreatif. Apakah selama ini sekolah mengembangkan proses berpikir ?.
Banyak sekolah memfokuskan program pembelajarannya pada isi dan mengingat fakta.
Banyak sekolah sekedar menaruh tujuan pembelajaran pada pengembangan daya ingat
terhadap isi informasi, yang pada akhir masa pendidikan ditampakkan dengan mampu
menjawab soal dala tes akhir. Proses berpikir yang banyak dilatih lebih menekankan pada
berpikir tentang apa, dan bukan pada bagaimana dan mengapa tentang sesuatu ? Proses
berpikir tentang apa akan menghasilkan fakta dan tampaknya tidak banyak manfaatnya
pasca sekolah.
Sebaiknya sekolah lebih memberi pembekalan pada siswa untuk mampu berpikir.
Siswa harus dilatih untuk mempertanyakan isi, misalnya membedakan anata fakta dan
6
opini, kesimpulan sementara dan kesimpulan tetap, faktor yang relevan dan yang tidak
relevan, generalisasi yang benar, mengadakan klasifikasi, dan sebagainya.
Life skill atau kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk
berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu
mengatasinya.
Teori manapun pada prinsipnya, belajar meliputi segala perubahan baik berpikir,
pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun pengertian. Ini berarti kegiatan
belajar ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman.
Perubahan akibat proses belajar adalah karena adanya usaha dari individu dan perubahan
tersebut berlangsung lama. Belajar merupakan kegiatan yang aktif, karena kegiatan belajar
dilakukan dengan sengaja, sadar dan bertujuan.
Penerapan teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan guru
memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan peserta didik.
Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta
didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (stundent center) yang memaknai
proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi diri,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang
bersifat negatif.
Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
1. Merespon perasaan peserta didik
2. Menggunakan ide-ide peserta didik untuk melaksanakan interaksi yang sudah
dirancang
3. Berdialog dan berdiskusi dengan peserta didik
4. Menghargai peserta didik
5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir peserta didik (penjelasan untuk mementapkan
kebutuhan segera dari peserta didik)
7. Tersenyum pada peserta didik.
7
Aspek-aspek psikologis lain yang berpengaruh terhadap pembelajaran, yaitu :
a. Perilaku Mengajar
Tugas guru dalam mengajar, tidak hanya sebagai pengajar dalam arti penyampai
pengatahuan, tetapi lebih meningkat sebagai perancang pengajaran manajer pengajaran,
pengevaluasi hasil belajar, dan sebagai direktur belajar.
1. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupun kelompok.
2. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
3. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan
karakteristik pribadinya.
4. Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya.
5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.
b. Perilaku Belajar
Perilaku belajar yang efektif disertai proses mengajar yang tepat, maka proses
pembelajaran diharapkan mampu menghasilkan manusai-manusia yang memiliki
karakteristik pribadi yang mandiri, pelajar yang efektif dan pekerja yang produktif.
c. Interaksi Pengajar-Pelajar
Perwujudan perilaku guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar akan tampak
sebagai interaksi antara keduanya. Dalam interaksi ini, terjadi proses saling memengaruhi
sehingga terjadi perubahan perilaku pada diri pelajar dalam bentuk tercapainya hasil
belajar. Sekurang-kurangnya ada tiga hal dalam interaksi pengajar-pelajar ini, yaitu proses
belajar, metode mengajar, dan pola-pola interaksi.
Dalam proses belajar mengajar akan terjadi interaksi yang terjadi antara pengajar
dan pelajar. Pola-pola interaksi yang terjadi dalam proses mengajar-belajar, akan bervariasi
tergantung pada situasi belajar mengajar. sekurang-kurangnya ada empat pola interaksi
yang terjadi yaitu: (1) interaksi individual, (2) interaksi individual-kelompok, (3) interaksi
kelompok-individual (4) interaksi kelompok-kelompok.
Cara mengatasi kesulitan belajar yang dapat dilakukan oleh guru berdasarkan
faktor-faktor tertentu antara lain :
2.Gangguan kesehatan
3.Program remedial
Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu
ditolong dengan melaksanakan program remedial. Teknik program remedial dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya adalah mengulang kembali bahan pelajaran
yang belum dikuasai, memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa, dan lain sebagainya.
Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu
siswa yang mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Boleh jadi kesulitan belajar
itu timbul karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa.
Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan suasana belajar kondusif.
Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang
mengalami hambatan dalam menerima materi pelajaran.
Anak yang mengalami kesulitan belajar perlu mendapat perhatian orang tua dan
anggota keluarganya. Peran orang tua sangat penting untuk memberikan motivasi
ekstrinsik dan intrinsik agar anak mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
9
Pendidik bisa membantu meningkatkan kecerdasan peserta didik, akan tetapi
menurut pembuat resensi kecerdasan peserta didik sebaiknya diasah sejak dini. Orangtua
berperan penting untuk meningkatkan kecerdasan anak, sehingga pada saat belajar di
sekolah nanti, anak-anak diharapkan bisa mengikuti dan menguasai pembelajaran dengan
baik. Untuk itu, berikut ini akan disajikan beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua
untuk meningkatkan kecerdasan anak :
Anak-anak yang berkembang dalam lingkungan yang rapi dan terstruktur, memiliki daya
pikir yang lebih cemerlang dan fokus.
Buku ini bagus untuk digunakan karena dalam isi buku tidak hanya mencakup
tentang ruang lingkup Psikologi Belajar tetapi juga dikembangkan sesuai kebutuhan terkini
untuk dapat mempermudah guru atau calon pendidik dalam melakukan proses
pembelajaran serta berinteraksi dengan peserta didik. Karena itu pada bagian akhir penulis
memberikan pembahasan tentang strategi pembelajaran berbasis otak yang sekarang ini
sedang banyak digunakan yang akan membantu guru melaksanakan pembelajran yang
interaktif dan bermanfaat bagi peserta didik.
11
LAMPIRAN
12