PENGANTAR
Analisis Hujan Februari 2016, Analisis Indeks Kekeringan Tingkat
Kekeringan dan Kebasahan periode Desember 2015 - Februari 2016, Prakiraan
April, Mei, dan Juni 2016 serta Prakiraan Indeks Kekeringan Tingkat Kekeringan
dan Kebasahan periode data Februari 2016 - April 2016 dengan data analisis
Februari dan data prakiraan Maret April 2016 disusun berdasarkan data hasil
pengamatan dari 85 stasiun/pos hujan, yang diambil sampel untuk daerah prakiraan
sekitar 27 stasiun/pos hujan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain berdasarkan
masukan data tersebut, prakiraan sifat hujan dan curah hujan ini dibuat dengan
mempertimbangkan dinamika atmosfer yang setiap pertengahan bulan dibahas
dalam forum kajian iklim bulanan.
Memperhatikan perkembangan dinamika atmosfer Februari 2016 kondisi
Indeks Nino 3.4 berkisar antara 1.73 2.09 atau berada pada kategori El Nino
Moderat - Kuat, sedangkan Dipole Mode berkisar 0.54 (-0.32) atau pada kategori
dipole Positif - Normal, SST berkisar -0.5C hingga 1.0 C lebih hangat
dibandingkan normalnya sehingga di perairan wilayah Indonesia pada umumnya lebih
hangat dibandingkan normalnya kecuali di perairan sekitar Maluku dan Laut Aru,
sedangkan SST di perairan selatan Pulau Jawa cenderung lebih hangat.
Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer, analisa data dan kondisi lokal D. I.
Yogyakarta, maka diprakirakan curah hujan pada bulan April 2016 berkisar 104
295 mm dengan sifat hujan seluruh wilayah D. I. Yogyakarta bersifat Normal (N),
bulan Mei 2016 curah hujan diprakirakan berkisar 32 213 mm dengan sifat hujan
seluruh wilayah D.I Yogyakarta bersifat sebagian besar Normal (N) sebesar 73.08
% dan sebagian kecil Bawah Normal (BN) sebesar 26.92%, bulan Juni 2016
curah hujan diprakirakan berkisar antara 21 108 mm dengan sifat hujan wilayah
D. I. Yogyakarta seluruhnya bersifat Normal (N). Dari hasil analisis curah hujan
Februari 2016 di wilayah D. I. Yogyakarta curah hujannya berkisar 140 729 mm
dengan sifat hujan sebagian besar berkisar Atas Normal (AN) sebesar 47.62 %,
Normal (N) sebesar 28.57% dan Bawah Normal (BN) sebesar 23.81 %.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu penyusunan publikasi ini, segala kritik serta saran yang membangun
kami harapkan.
KEPALA
i
Buletin Bulan Maret Tahun 2016
DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... iii
PENGERTIAN ......................................................................................................... iv
I. RINGKASAN ........................................................................................................ 1
II. ANALISIS DAN PREDIKSI DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT ........................ 3
A. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT BULAN FEBRUARI 2016.. 3
B. PREDIKSI LA NINA/EL NINO, DIPOLE MODE DAN SUHU PERMUKAAN
LAUT APRIL JUNI 2016......................................... 4
III. ANALISIS HUJAN FEBRUARI 2016 ................................................................... 5
A. ANALISIS CURAH HUJAN FEBRUARI 2016 ................................................. 5
B. ANALISIS SIFAT HUJAN FEBRUARI 2016 ................................................... 6
C. ANALISIS CURAH HUJAN EKSTRIM FEBRUARI 2016 ............................... 8
IV. INDEKS TINGKAT KEKERINGAN DAN KEBASAHAN ..... 9
A. ANALISIS TINGKAT KEKERINGAN DAN KEBASAHAN
PERIODE DESEMBER 2015 - FEBRUARI 2016.... 9
B. PRAKIRAAN TINGKAT KEKERINGAN DAN KEBASAHAN
PERIODE FEBRUARI APRIL 2016. 10
V. PRAKIRAAN HUJAN APRIL ,MEI DAN JUNI 2016.............................................. 11
A. PRAKIRAAN HUJAN APRIL 2016 .................................................................. 11
1. Prakiraan Curah Hujan April 2016 .............................................................. 11
2. Prakiraan Sifat Hujan April 2016 .................................................................. 11
B PRAKIRAAN HUJAN MEI 2016 ....................................................................... .12
1. Prakiraan Curah Hujan Mei 2016 ................................................................ .12
2. Prakiraan Sifat Hujan Mei 2016 ................................................................... .13
C. PRAKIRAAN HUJAN JUNI 2016 .................................................................... .15
1. Prakiraan Curah Hujan Juni 2016 ................................................................ .15
2. Prakiraan Sifat Hujan Juni 2016 .................................................................. .16
ii
Buletin Bulan Maret Tahun 2016
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1a TABEL ANALISIS HUJAN BULAN FEBRUARI 2016...................17
Lampiran 1b. TABEL PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL 2016 ........ ...................18
Lampiran 1c. TABEL PRAKIRAAN HUJAN BULAN MEI 2016...................... 19
Lampiran 1d. TABEL PRAKIRAAN HUJAN BULAN JUNI 2016............. 20
Lampiran 1e. TABEL INDEKS SPI TIGA BULANAN (DESEMBER 2015
FEBRUARI 2016) ............ 21
Lampiran 2a. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT FEBRUARI....... 22
Lampiran 2b. PREDIKSI LA NINA/EL NINO, DIPOLE MODE DAN SUHU
PERMUKAAN LAUT BULAN APRIL, MEI, JUNI 2016 ..................... 23
Lampiran 3a. ANALISIS CURAH HUJAN BULAN FEBRUARI 2016........................ 25
Lampiran 3b. DISTRIBUSI SIFAT HUJAN BULAN FEBRUARI 2016....................... 25
Lampiran 3c. ANALISIS TINGKAT KEKERINGAN DAN KEBASAHAN
PERIODE DESEMBER 2015 FEBRUARI 2016.............................. 26
Lampiran 4a. PRAKIRAAN TINGKAT KEKERINGAN DAN KEBASAHAN
PERIODE FEBRUARI - APRIL 2016.............................................. 26
Lampiran 4b. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN APRIL 2016.......................... 27
Lampiran 4c. PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN APRIL 2016.............................. 27
Lampiran 5a. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MEI 2016............................... 28
Lampiran 5b. PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN MEI 2016.................................. 28
Lampiran 6a. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN JUNI 2016.......................... 29
Lampiran 6b. PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN JUNI 2016....... 29
Lampiran 7. FORMAT PELAPORAN CURAH HUJAN DASARIAN VIA SMS ....... 30
iii
Buletin Bulan Maret Tahun 2016
PENGERTIAN
2. DIPOLE MODE
Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut - atmosfer di Samudera
Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu
permukaan laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat
Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu permukaan laut dimaksud disebut
sebagai Dipole Mode Index (DMI).
Untuk DMI positif, umumnya berdampak kurangnya curah hujan di Indonesia
bagian barat, sedangkan nilai DMI negatif, berdampak meningkatnya curah
hujan di Indonesia bagian barat.
3. CURAH HUJAN
Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat
yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir.
Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh
(tertampung) pada tempat yang datar seluas 1 m 2 dengan asumsi tidak ada
yang menguap, mengalir dan meresap. Curah Hujan 1 mm jumlahnya sama
dengan 1 liter air hujan / m2
iv
Buletin Bulan Maret Tahun 2016
5. SIFAT HUJAN
Sifat hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan kumulatif
selama satu bulan di suatu tempat dengan rata-rata atau normalnya selama
periode 30 tahun (1981 2010) pada bulan dan tempat yang sama.
v
Buletin Bulan Maret Tahun 2016
Curah Hujan Tiga Bulanan adalah jumlah curah hujan selama tiga bulan,
yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilai SPI.
vi
Buletin Bulan Maret Tahun 2016
I. RINGKASAN
1. Indeks Nino 3.4 pada bulan Februari 2016 berkisar antara 1.73 - 2.09 atau berada
pada kategori El Nino moderat - kuat, sedangkan Dipole Mode berkisar pada nilai -
0.29 atau pada kategori normal. Kondisi anomali suhu muka air laut (SST) pada
bulan Februari 2016 di perairan wilayah Indonesia pada umumnya lebih hangat
dibandingkan normalnya kecuali di perairan sekitar Maluku dan Laut Aru, sedangkan
SST di perairan selatan Pulau Jawa cenderung lebih hangat dibandingkan
normalnya yakni 0.5 1C lebih hangat dibandingkan dengan normalnya.
Berdasarkan pantauan aktivitas MJO selama periode Februari 2016 menunjukkan
bahwa selama periode tanggal 1 - 14 Februari 2016 MJO aktif dan berada pada fase
4 5 yakni aktif di maritime continent, sedangkan tanggal 15 24 Februari 2016
MJO aktif di fase 6 7 yakni aktif di Samudera Pasifik Barat, dan tanggal 25 29
Februari 2016 MJO aktif di fase 8 yakni aktif di Samudera Pasifik Timur. Adanya
fenomena MJO yang aktif di wilayah maritime continent maka akan memberikan efek
pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia khususnya pada Maret April
2016. Pola angin lapisan 850 mb bulan Februari 2016 di atas wilayah Pulau Jawa
menunjukkan pergerakan angin baratan yang bergerak dari Laut Cina Selatan
menyusuri Samudera Hindia dan melintas di atas Pulau Jawa. Pola angin lapisan
850 mb bulan Februari 2016 di atas Pulau Jawa pada umumnya hampir sama
dengan kondisi klimatologisnya (normalnya), akan tetapi angin baratan lapisan 850
mb pada periode bulan Februari 2016 lebih kuat dibandingkan dengan kondisi
normalnya.
Distribusi kandungan air pada bulan Februari 2016 terkonsentrasi hampir di
seluruh wilayah Indonesia utamanya di atas Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Aru dan
Laut Banda. Jika dibandingkan dengan kondisi klimatologisnya (normalnya),
kandungan air pada bulan Februari 2016 pada umumnya lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kondisi normalnya, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai anomali
kandungan air yang bernilai positif. Anomali kandungan air di wilayah Pulau Jawa
pada kisaran 6 hinggan 10 atau dalam kisaran tinggi.
Distribusi pertumbuhan awan pada bulan Februari 2016 lebih terkonsentrasi di
wilayah Kalimantan bagian Selatan, sebagian besar Pulau Jawa, sebagian Sulawesi
bagian tengah dan Papua. Jika dibandingkan dengan kondisi klimatologisnya,
distribusi pertumbuhan awan pada periode bulan Februari 2016 lebih besar
dibandingkan dengan kondisi normalnya utamanya di Selat Karimata, Laut Jawa,
sebagian Pulau Jawa dan Kalimantan bagian selatan. Hal tersebut ditandai dengan
nilai negatif dari nilai anomali OLR di wilayah tersebut. Pertumbuhan awan di atas
wilayah Pulau Jawa pada umumnya dalam kisaran normal tinggi yakni antara -10
sampai dengan 0. Kondisi dinamika atmosfer laut bulan Februari 2016 dapat
menyebabkan sifat curah hujan pada bulan Februari 2016 di wilayah DIY pada
kisaran normal di atas normal.
Kondisi El Nino pada periode bulan April Juni 2016 diprediksikan akan berada
pada kategori lemah pada bulan April Mei 2016 dan akan meluruh ke fase normal
pada bulan Juni 2016. Kondisi Dipole Mode pada periode bulan April Juni 2016
diprediksikan akan berada pada kisaran normal, sehingga tidak akan mempengaruhi
kondisi hujan di wilayah Indonesia. Kondisi angin lapisan 850 mb pada periode bulan
April Juni 2016 di atas Pulau Jawa akan cenderung bertiup angin timuran
khususnya pada periode bulan Mei Juni 2016. Namun demikian, pada periode
April Juni 2016 pola konvergensi akan tetap terbentuk di atas Pulau Jawa dan
sekitarnya, akibat adanya pertemuan angin dan pola tekanan rendah di barat
Sumatera selatan ekuator. Anomali SST pada bulan April Juni 2016 untuk wilayah
Indonesia diprediksikan akan lebih hangat dibandingkan dengan kondisi normalnya.
Kondisi SST di selatan Pulau Jawa pada bulan April Juni 2016 diprediksikan akan
lebih hangat dibandingkan normalnya, sehingga peluang penguapan di perairan
selatan Pulau Jawa masih tinggi selama periode bulan April Juni 2016.
Berdasarkan prediksi dinamika atmosfer laut pada periode bulan April 2016 Juni
2016 maka kondisi curah hujan di wilayah Indonesia termasuk wilayah DIY
diprediksikan akan berkisar pada kisaran normal di atas normal dibandingkan
dengan kondisi normalnya.
Pulau Jawa pada umumnya dalam kisaran normal tinggi yakni antara -10
sampai dengan 0.
5. Kondisi Suhu Permukaan Laut (SST) di Indonesia
Kondisi anomali suhu muka air laut (SST) pada bulan Februari 2016 di
perairan wilayah Indonesia pada umumnya lebih hangat dibandingkan
normalnya kecuali di perairan sekitar Maluku dan Laut Aru, sedangkan
SST di perairan selatan Pulau Jawa cenderung lebih hangat dibandingkan
normalnya yakni 0.5 1C lebih hangat dibandingkan dengan normalnya.
Seluruh Turi.
Kota Yogyakarta Sebagian kecil Kota Yogyakarta.
Sebagian kecil Srandakan, Sedayu, Pajangan, Sewon,
Bantul
Bantul, Jetis, Dlingo, dan Banguntapan.
Sebagian kecil Playen, Panggang, Paliyan, Wonosari,
Gunungkidul Karangmojo, Semanu dan Rongkop.
Sebagian besar Tepus.
Sebagian kecil Lendah.
Kulon Progo
Sebagian besar Sentolo.
Sebagian kecil Sleman, Gamping, Pakem, Cangkringan,
dan Berbah.
Sleman
Sebagian besar Mlati, Ngaglik, Ngemplak, dan Kalasan.
Seluruh Depok.
Kota Yogyakarta Sebagian kecil Kota Yogyakarta.
>500
Sebagian kecil Sedayu, Pajangan, Sewon, Dlingo,dan
Srandakan.
Bantul
Sebagian besar Sanden Bantul, dan Jetis.
Seluruh Kretek, Pundong, Bambanglipuro, dan Pandak.
Gunungkidul Sebagian besar Panggang.
Kulonprogo -
Sleman -
Kota Yogyakarta -
ATAS NORMAL ( AN )
Sebagian kecil Sanden dan Pajangan.
>201 % Sebagian besar Pandak, Sewon, Jetis,
Bantul
Pundong, dan Kretek.
Seluruh Bambanglipuro dan Bantul.
Gunungkidul -
Sebagian kecil Wates, Pengasih, Lendah
dan Galur.
Kulonprogo
Sebagian besar Sentolo.
Seluruh Panjatan.
Sleman Sebagian kecil Gamping.
Kota Yogyakarta Sebagian kecil kotaYogyakarta.
151 200 %
Sebagian kecil Sewon, Sedayu, Jetis,
Pundong, Kretek, dan Sanden.
Bantul
Sebagian besar Pajangan.
Seluruh Kasihan.
Sebagian kecil Patuk, Playen, dan Paliyan.
Gunungkidul
Sebagian besar Panggang.
Sebagian kecil Girimulyo, Nanggulan,
Sentolo, Lendah Galur, dan Wates.
Kulonprogo
Sebagian besar Pengasih.
116 150 % Seluruh Temon dan Kokap.
Sebagian kecil Godean, Sleman, Pakem,
Sleman Cangkringan, dan Berbah.
Sebagian besar Gamping, Mlati, Ngaglik, dan
Kalasan.
Seluruh Depok dan Ngemplak.
Kota Yogyakarta Sebagian besar Kota Yogyakarta.
Sebagian kecil Sedayu, Sewon, Bantul,
Bantul
Dlingo, dan Piyungan.
Aebagian kecil Patuk, Playen, Paliyan, dan
Gunungkidul
Panggang.
Sebagian kecil Girimulyo, Pengasih,
Kulonprogo Nanggulan, Lendah, dan sebagian besar
Gulur.
Sebagian kecil Mlati, Ngaglik, Kalasan,
Prambanan, dan Berbah.
Sleman Sebagian besar Moyudan, Godean,
NORMAL ( N ) Seyegan, Sleman, Pakem, dan Cangkringan.
85 115 % Seluruh Tempel dan Turi.
Kota Yogyakarta Sebagian kecil Kota Yogyakarta.
Sebagian Sedayu, Sewon, Banguntapan,
Bantul Dlingo, Pleret, Jetis, dan sebagian besar
Piyungan.
Sebagian kecil Patuk, Playen, Tepus,
Gunungkidul Semanu, dan Karangmojo.
Sebagian besar Paliyan, dan Wonosari.
Sebagian kecil Girimulyo dan Nanggulan.
Kulonprogo
Seluruh Samigaluh dan Kalibawang.
Sebagian kecil Moyudan, Seyegan dan
Sleman Berbah.
Sebagian besar Minggir dan Prambanan.
BAWAH NORMAL ( BN ) Kota Yogyakarta -
51 84 %
Sebagian kecil Jetis dan Piyungan.
Bantul
Sebagian besar Banguntapan dan Pleret.
Gunungkidul Terjadi di sebagian kecil hingga seluruh
kecamatan di kabupaten Gunung Kidul
kecuali Panggang, dan Paliyan.
Kulonprogo -
Sleman -
31 50 %
Kota Yogyakarta -
Bantul -
Seabagian kecil Playen, Patuk, Nglipar, dan
Gunungkidul
Wonosari.
TINGKAT KEBASAHAN
KABUPATEN
AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH
Sebagian kecil Lendah.
Sebagian besar Kokap,
KULON PROGO Pengasih, Panjatan, dan - -
Galur.
Seluruh Temon dan Wates.
Sebagian kecil Mlati, Ngaglik,
Ngemplak, Kalasan, dan
SLEMAN Berbah. - -
Sebagian besar Depok.
KOTA Sebagian kecil Kota
- -
YOGYAKARTA Yogyakarta.
BANTUL Sebagian kecil Banguntapan. - -
Sebagian kecil Wonosari,
GUNUNGKIDUL - -
Semanu, dan Karangmojo.
TINGKAT KEBASAHAN
KABUPATEN
AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH
Sebagian kecil Panjatan. Sebagian kecil
Sebagian besar Kokap, Lendah dan
KULON PROGO Pangasih, Sentolo, Lendah, Galur. -
Galur, dan Wates. Sebagian besar
Seluruh Temon. Panjatan.
Sebagian
Sebagian kecil Mlati, Ngemplak dan
Ngaglik, Ngemplak, Depok, Kalasan.
SLEMAN -
Berbah, dan Sebagian besar
Depok. Sebagian besar
Depok.
KOTA Sebagian kecil Kota
- -
YOGYAKARTA Yogyakarta.
Sebagian kecil Sedayu,
Pajangan, dan
Bambanglipuro.
BANTUL Sebagian besar Pandak, dan - -
Kretek.
Seluruh Srandakan dan
Sanden.
GUNUNGKIDUL - - -
V. PRAKIRAAN HUJAN
APRIL, MEI DAN JUNI 2016
Kulonprogo -
Sleman -
ATAS NORMAL ( AN ) Kota Yogyakarta -
Bantul -
>201 %
Gunungkidul -
Kulonprogo -
Sleman -
151 200 % Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
Kulonprogo -
Sleman -
116 150 % Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
Kulonprogo Seluruh Kecamatan di Kabupaten Kulon
Progo.
Sleman Seluruh Kecamatan di Kabupaten Sleman.
NORMAL ( N )
Kota Yogyakarta Seluruh Kecamatan di Kota Yogyakarta.
85 115 %
Bantul Seluruh Kecamatan di Kabupaten Bantul.
Gunungkidul Seluruh Kecamatan di Kabupaten
Gunungkidul.
Kulonprogo -
Sleman -
BAWAH NORMAL ( BN ) Kota Yogyakarta -
51 84 %
Bantul -
Gunungkidul -
Kulonprogo -
Sleman -
31 50 % Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
Kulonprogo -
Sleman -
0 31 % Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
Kulonprogo -
ATAS NORMAL ( AN ) Sleman -
Kota Yogyakarta -
>201 %
Bantul -
Gunungkidul -
Kulonprogo -
Sleman -
151 200 % Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
Kulonprogo -
Sleman -
116 150 % Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
Kulonprogo Sebagian kecil hingga seluruh kecamatan di
NORMAL ( N ) Kabupaten Kulon Progo kecuali Nanggulan,
85 115 % Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang.
Sleman Seluruh Kecamatan di Kabupaten Sleman.
Kota Yogyakarta Seluruh Kecamatan di Kota Yogyakarta.
Bantul Sebagian kecil hingga seluruh kecamatan di
Kabupaten Bantul kecuali Sanden dan
Kretek.
Gunungkidul Sebagian kecil Wonosari dan Ngawen.
Sebagian besar Playen dan Nglipar.
Seluruh Patuk.
BAWAH NORMAL ( BN ) Kulonprogo Sebagian kecil Pengasih, Sentolo, Lendah
51 84 % dan Galur.
Sebagian besar Kokap.
Seluruh Temon, Wates dan Panjatan.
Sleman -
Kota Yogyakarta -
Bantul Sebagian kecil Srandakan dan Pundong.
Sebagian besar Pandak dan
Bambanglipuro.
Seluruh Sanden dan Kretek.
Gunungkidul Sebagian kecil hingga seluruh kecamatan di
Kabupaten Gunungkidul kecuali Patuk.
31 50 % Kulonprogo -
Sleman -
Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
0 31 % Kulonprogo -
Sleman -
Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
Bantul -
Kulonprogo -
ATAS NORMAL ( AN ) Sleman -
Kota Yogyakarta -
>201 %
Bantul -
Gunungkidul -
Kulonprogo -
Sleman -
151 200 % Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
Kulonprogo -
Sleman -
116 150 % Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
Kulonprogo Seluruh Kecamatan di Kabupaten
NORMAL ( N ) Kulonprogo.
85 115 % Sleman Seluruh Kecamatan di Kabupaten Sleman.
Kota Yogyakarta Seluruh Kecamatan di Kota Yogyakarta.
Bantul Seluruh Kecamatan di Kabupaten Bantul.
Gunungkidul Seluruh Kecamatan di Kabupaten Sleman.
BAWAH NORMAL ( BN ) Kulonprogo -
51 84 % Sleman -
Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
31 50 % Kulonprogo -
Sleman -
Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
0 31 % Kulonprogo -
Sleman -
Kota Yogyakarta -
Bantul -
Gunungkidul -
Lampiran 1a
Keterangan :
Lampiran 1b
Keterangan :
Rata rata = Tahun 1981 2010
Normal = 85 % - 115 % x rata-ratanya
Lampiran 1c
Keterangan :
Rata rata = Tahun 1981 2010
Normal = 85 % - 115 % x rata-ratanya
Lampiran 1d
Keterangan :
Rata rata = Tahun 1981 2010
Normal = 85 % - 115 % x rata-ratanya
Lampiran 1e
INDEKS
NO. KABUPATEN NAMA STASIUN ANALISIS SPI
FEBRUARI 2016
1 Potorono X
2 Ringinharjo -1.6
3 Dlingo -1.8
5 Gedongan X
6 Piyungan -0.75
7 Gandok -0.49
8 Nglipar 0.98
9 Paliyan -0.78
11 Playen -1.8
12 Ponjong(wonodoyo) -0.75
13 Sentolo -1.9
14 Kalibawang 0.87
15 Kokap 0.57
KULON PROGO
16 Panjatan -0.24
17 Samigaluh 0.62
18 Singkung X
19 Bronggang X
21 Kolombo -0.48
22 SLEMAN Ngentak X
23 Ngepos -1.1
24 Tempel 0.37
25 Ledoknongko 0.28
Keterangan :
X = Data belum masuk
Lampiran 2a
Lampiran 2b
FEB
2016
Lampiran 3a
Lampiran 3b
Lampiran 3c
Lampiran 4a
Lampiran 4b
Lampiran 4c
Lampiran 5a
Lampiran 5b
Lampiran 6a
Lampiran 6b
Lampiran 7a
FORMAT : MMYYYYD CH1 CH2 CH3 CH4 CH5 CH6 CH7 CH8 CH9 CH10
MM = BULAN
YYYY = TAHUN
D = DASARIAN (a = tgl 1 s/d 10; b = tgl 11 s/d 20; tgl 21 s/d 30/31
CH = curah hujan
Contoh :
Data dasarian I sudah harus terkirim paling lambat tanggal 12, dan dasarian
II paling lambat tanggal 22, serta dasarian III paling lambat tanggal 2 pada
bulan berikutnya.