Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin maju, menuntut suatu sistem
komunikasi yang handal agar dapat memenuhi keinginan para pengguna jasa telekomunikasi yang bertambah. Maka untuk menunjang hal tersebut, pengembangan sistem komunikasi itu sendiri mulai dialihkan pada penggunaan frekuensi tinggi yang dikenal dengan sistem gelombang millimeter pada frekuensi di atas 10 GHz. Local Multipoint Distribution Services (LMDS) merupakan sistem komunikasi wireless pada frekuensi 20-40 GHz yang diharapkan menjadi solusi permasalahan. Namun, sistem komunikasi pada frekuensi 30 GHz sangat peka terhadap pengaruh redaman hujan. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara tropis dengan curah hujan yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi pengaruh redaman hujan pada sistem komunikasi menggunakan metode Adaptive Coded Modulation, dimana dilakukan penggabungan antara modulasi adaptif dan pengkodean rangkap adaptif serta menerapkan sistem OFDM dengan teknik diversity Maximal-Ratio Combining. Konfigurasi link komunikasi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan variasi sudut 450, 900, 1350 dan 1800 dengan panjang lintasan 1-4 km untuk pengamatan BER maksimal 10-6 dan 10-11. Berdasarkan hasil analisa, ditunjukkan bahwa nilai link availability 99,99% berhasil dicapai sistem Adaptive Coded Modulation pada jarak 1 km untuk pengamatan BER maksimal 10-6 dan 10-11. Bahkan dengan menambahkan Teknik Diversity, nilai link availability 99,99% dapat dicapai hingga jarak 2 km. Penerapan transmisi adaptif dan teknik diversity mengakibatkan adanya peningkatan link availability dan efisiensi bandwidth bila dibandingkan dengan sistem transmisi non adaptif.
Kata Kunci: Adaptive Coded Modulation, Maximal-Ratio Combining Diversity, LMDS,