Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR 1

NAMA :SUSILO BOY PRATOMO


NIM :161020850006
KELAS/JURUSAN :01TIDM001/TEKNIK INDUSTRI
HARI/TGL PRAKTIKUM :SENIN/27-03-2017&03-04-2017
KELOMPOK :3
NAMA ASLAB :SELLY

PRE TEST NILAI


POST TEST
PRAKTIKUM
PENJABARAN RUMUS
JUMLAH

LABORATORIUM FISIKA
UNIVERSITAS PAMULANG
2017

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................iv
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
Latar Belakang................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
1. Sejarah Teknik Industri di Indonesia ....................................................................... 3
2. Bidang Keahlian Teknik Industri .............................................................................. 5
3. Kebijakan pemerintah tentang teknik industri ....................................................... 7
4. Peranan dan fungsi teknik industry dalam pembangunan nasional ..................... 10
BAB III ................................................................................................................................ 14
PENUTUP ........................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 14
3.2 Saran ................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

ii
iii
Kata Pengantar

Kami bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami membuat makalah ini dalam rangka membahas mengenai hal-hal
yang perlu diketahui tentang pengantar teknik industri. Makalah ini kami buat
dengan menggunakan pencarian data, observasi, dan juga dari berita mengenai
peranan tekinik industry terhadap Indonesia maupun pembangunan nasioanl.
Selama proses pembuatan makalah ini, kami sangat berterima kasih atas
bantuan dari orang-orang di sekitar kami. Kami berterima kasih kepada bapak
Pujiman bin Martowardoyo selaku Dosen pembimbing kami. Kami juga berterima
kasih kepada teman-teman dan keluarga yang telah memberi dukungan, dan juga
membantu memberi ide kepada kami. Tak lupa, kami juga berterima kasih kepada
orang-orang hebat yang telah menulis data ataupun artikel, di mana tulisan Anda
sekalian kami jadikan referensi bagi karya makalah kami ini.
Makalah ini kami buat secara sistematis agar pembaca dapat mengetahui
sekilas kemajuan Indonesia dari teknk industri. Oleh sebab itu, kami berharap agar
pembaca dapat memperoleh informasi yang berguna bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara. Kami sangat berharap agar pembaca memperoleh banyak manfaat
dari makalah ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, kritik dan saran yang membangun
akan kami terima dengan senang hati.

Tangerang Selatan,15 Maret 2017

Penulis

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, perkembangan dunia perindustrian semakin


meningkat dari waktu ke waktu, banyaknya produk dan jasa yang sudah
dihasilakan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Namun, apakah kalian sudah
mengetahui tentang awal mula adanya ilmu teknik industri, tentang
perkembangannya di dunia dan di Indonesia sehingga seperti saat ini. Maka dari
itu, pada materi makalah ini akan dibahas tentang perkembangan teknik industri.

1.1 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimkasud dengan Teknik Industri?
2. Bagaimana perkembangan Teknik Industri di Dunia dan di Indonesia?
3. Apa peranan Teknik Industri dalam pembangunan nasional?

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tentang Perkembangan Teknik Industri.
2. Untuk mengetahui bagaimana Perkembangan Teknik Industri.

1.3 Metode Penulisan


Adapun metode penulisan makalah ini adalah dengan cara kajian pustaka
dengan mencari sumber dari buku pengantar teknik industry dan situs
Internet.

1
1.4 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teknik Industri.
2. Untuk lebih memahami tentang Perkembangan Teknik Industri.
1.5 Manfaat
Bagi Peneliti : Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teknik
Industri, mengetahui banyak hal Perkembangan Teknik Industri.
Bagi Pembaca :Untuk mengetahui tentang Perkembangan Teknik
Industri.
Bagi Universitas : Sebagai koleksi perpustakaan dan sebagai referensi
bagi mahasiswa dan dosen-dosen yang mengajar dibidang tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Teknik Industri di Indonesia

Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus ITB Institut


Teknologi Bandung pada tanggal 1 Januari 1971. Sejarah pendirian pendidikan
Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktik sarjana mesin pada
tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesin merupakan
kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan
pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal
itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.

Di Universitas Indonesia, keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada


awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik
Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang
Departemen Teknik Industri).

Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang


mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain
terdapat di kota Pasuruan dan Klaten, pekerjaan itu pun masih merupakan bagian
dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan
hasil perkebunan yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dengan
demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin
pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku
cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang
serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan di bengkel-
bengkel perkereta-apian.

Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin
dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang

3
mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan
dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat
itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi
menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin
supaya senantiasa siap pakai.

Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang


pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi
mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa
mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai
untuk dibebani suatu pekerjaan.

Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan


perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak
termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen
untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-
bengkel besar.

Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya,


sehingga sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para
mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.

Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia


karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya,
banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak
menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi
dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan
alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.

Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di
Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik
Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak
baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu

4
mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan
Tambang.

Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah
mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan
manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin
berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik
Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak,
Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan
mahasiswa Teknik Produksi.

Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin


berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak
diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada
lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu
perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan
mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri,
Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional,
Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada
tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri
dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB. Pada tahun 1968 -
1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang
mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.

2. Bidang Keahlian Teknik Industri

Pada dasarnya, ilmu Teknik Industri dapat dibagi ke dalam tiga bidang
keahlian, yaitu Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, dan Sistem Industri dan
Tekno Ekonomi.

Sistem Manufaktur

5
Sistem Manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan
pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan
efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi,
dan informasi melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian,
pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan
aspek manusia dan lingkungan kerjanya. Jenis bidang keilmuan yang
dipelajari dalam Sistem Manufaktur ini antara lain adalah Sistem Produksi,
Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pemodelan Sistem, Perancangan
Tata Letak Pabrik, dan Ergonomi.

Manajemen Industri

Bidang keahlian Manajemen Industri adalah bidang keahlian yang


memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan
peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses manajemen
dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi
lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari
dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen Keuangan,
Manajemen Kualitas, Manajemen Inovasi, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keputusan dan Ekonomi
Teknik.

Sistem Industri dan Tekno Ekonomi

Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi adalah


bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk
peningkatan daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja,
bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur yang
berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah. Bidang
keilmuan yang dipelajari di dalam Sistem Industri dan Tekno Ekonomi
antara lain adalah Statistika Industri, Sistem Logistik, Logika
Pemrograman, Operational Research, dan Sistem Basis Data.

6
3. Kebijakan pemerintah tentang teknik industri

Kebijaksanaan pemerintah dalam rangka penguasaan teknologi


merupakan alat yang ampuh di dalam mewujudkan program industrialisasi
nasional seperti yang telah ditetapkan dalam GBHN dimana pada akhirnya
melalui program industrialisasi dan keterampilan yang dimiliki akan dapat
menghantarkan bangsa Indonesia ke dalam penemuan-penemuan baru baik
"product technology", "manufacturing technology" maupun "production
process technology".

Peranan pembangunan industri yang sangat besar di dalam


perkembangan dan pertumbuhan pembangunan selanjutnya maka
pembangunan industri haruslah merupakan usaha terpadu guna
memantapkan proses industrialisasi dalam arti seluas-luasnya.

Dalam usaha mengembangkan pemikiran dalam menentukan dan


prioritas industri yang akan dikembangkan di Indonesia, maka pangkal
tolak yang dipergunakan selain penekanan ke arah sasaran yang telah
ditetapkan dalam GBHN juga memperhatikan persoalan ekonomi yang
dihadapi saat ini, yaitu : pertama, kendala kelangkaan sumber daya dana;
kedua, mendesaknya penciptaan lapangan kerja produktif bagi angkatan
kerja yang semakin bertambah.

Oleh karenanya pola pengembangan industri nasional ini dalam


pelaksanaannya dapat didekati dengan beberapa pendekatan
pengembangan industri.

a. Pembentukan Modal
Penekanan yang dilakukan dalam hal ini adalah pembangunan
sektor industri yang mengandalkan nilai keunggulan komparatif yang
terkandung dalam sumber daya yang dimiliki bangsa Indonesia dalam

7
rangka pembentukan modal untuk membiayai tahap pembangunan
berikutnya.
Industri yang dikembangkan Pada dasarnya untuk meningkatkan
nilai tambah dari hasil-hasil industri primer untuk dijadikan bahan baku
barang setengah jadi atau barang-barang konsumsi. Industri semacam ini
telah berkembang baik untuk memenuhi pasaran dalam negeri maupun
luar negeri.
Contoh : Industri LNG minyak pertambangan.
Dalam rangka pemupukan dana pembangunan. industri yang
bertujuan ekspor tersebut merupakan industri yang memegang peranan
penting. Oleh karena itu usaha-usaha pengembangan teknologi serta
efisiensi produksi perlu terus dilakukan dan dikembangkan agar
keunggulan komparatif yang dimiliki oleh sumber daya alam tersebut
dapat dikembangkan atau setidak tidaknya dapat dipertahankan.

b. Pembangunan Manusia
Salah satu sumber daya yang kita miliki yang sekaligus juga
menjadi tujuan pembangunan kita adalah manusia itu sendiri. sedangkan
pembangunan industri yang didasarkan atas sumber daya manusia itu
sendiri dapat dibedakan dari segi kedudukan/fungsinya, yaitu :
Manusia sebagai konsumen/pemakai hasil industri.
Penekanan yang dilakukan disini adalah pengembangan sektor
industri yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan rakyat banyak. Jadi
industri Yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus
benar-benar memenuhi syarat bahwa jumlah dan kualitas yang memadai
serta harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Contoh : industri pangan. sandang papan kesehatan dan pendidikan.
Manusia sebagai tenaga kerja/Pelaksana proses produksi.
Penekanan yang dilakukan dalam hal ini adalah pengembangan
sektor yang mampu menciptakan dan memperluas lapangan kerja (industri
padat karya). Untuk mendorong dan memperluas lapangan kerja tersebut,

8
seyogyanya perlu diberikan insentif atau setidak-tidaknya diberi
keringanan-keringanan bagi industri yang mempunyai invesment per
labornya rendah. Hal tersebut dimaksudkan mengingat tersedianya tenaga
kerja yanp berlimpah dan relatif murah merupakan salah satu keunggulan
komparatif yang kita miliki saat ini. Dengan demikian diharapkan tenaga
kerja di kedua sektor tersebut banvak terserap.
Manusia sebagai pembawa teknologi.
Pembangunan industri merupakan bagian dari pelaksanaan
pembangunan dalam rangka mencapai sasaran pembangunan jangka
panjang yaitu struktur ekonomi yang seimbang dimana terdapat
kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang didukung oleh
kemampuan dan kekuatan pertanian yang tangguh.
Dalam rangka mentransformasikan bangsa dan negara kita menjadi
negara industri pada era tinggal landas nanti dan dikaitkan dengan fungsi
manusia sebagai pembawa teknologi maka pembangunan industri
dimaksud lebih dititik beratkan pada industri manufaktur. Penekanan yang
dilakukan disini ialah pengembangan sektor industri yang tercakup dalam
strategi transformasi industri dan teknologi (5 prinsip 4 tahap dan delapan
wahana industri) dalam rangka meningkatkan keterampilan bangsa dan
sekaligus menguasai teknologi.
Mengingat penguasaan dan pengembangan teknologi ditentukan
oleh manusia itu sendiri berarti penguasaan dan pengembangan yang
dimaksud tak lain adalah usaha pembinaan manusia menjadi lebih terampil
dan bermutu. Pada dasarnya penguasaan teknologi ini menibulkan bukan
hanya tenaga terampil saja tetapi juga dana dan waktu.

c. Keterkaitan antar sektor industri dan sektor ekonomi.


Dalam menyusun komoditi-komoditi secara tegas untuk
menentukan pengembangan masing-masing industri. tidak bisa terlepas

9
dari keterkaitan baik antar industri itu sendiri dengan kegiatan ekonomi
lainnya.
Contohnya : - Bauxit - Alumina -.-Aluminium.
Industri gula dengan sektor pertanian tebu.
Industri gula yang didirikan tersebut tidak melihat kepada kelayakan
ekonominya sematamata tetapi juga untuk melindungi petani tebu yang
sudah ada.

4. Peranan dan fungsi teknik industry dalam pembangunan


nasional

Banyak orang yang salah menginterpretasikan pengertian tentang


Teknik Industri. Istilah industri dalam berbagai kasus sering dilihat
dalam kaca-mata sempit sebagai pabrik yang banyak bergelut dengan
aktivitas manufakturing. Meskipun secara historis perkembangan profesi
Teknik Industri berangkat dari disiplin Teknik Mesin (produksi) dan
terutama sekali sangat erat kaitannya dengan proses manufakturing produk
dalam sebuah proses transformasi fisik; disiplin Teknik Industri telah
berkembang luas dalam beberapa dekade terakhir ini (Kimbler, 1995).
Sesuai dengan nature-nya, industri bisa diklasifikasikan secara luas yaitu
mulai dari industri yang menghasilkan produk-barang fisik (manufaktur)
sampai ke produk-jasa (service) yang non-fisik. Industri juga bisa kita
bentangkan dalam pola aliran hulu-hilir sampai ke skala kecil-menengah-
besar. Demikian juga problematika yang dihadapi oleh industri yang
kemudian menjadi fokus kajian disiplin Teknik Industri bisa terfokus
dalam ruang lingkup mikro (lantai produksi) dan terus melebar luas
mengarah ke problematika manajemen produksi (perencanaan,
pengorganisasian, pengoperasian dan pengendalian sistem produksi) yang
harus memperhatikan sistem lingkungan (aspek politik-sosial-ekonomi-
budaya maupun hankam) dalam setiap langkah pengambilan keputusan
berdimensi strategi. Disiplin Teknik Industri melihat setiap persoalan

10
dengan metode pendekatan sistem dimana segala keputusan yang diambil
juga selalu didasarkan pada aspek teknis (engineering area) dan aspek non-
teknis. Wawasan Tekno-Sosio-Ekonomi akan mewarnai penyusunan
kurikulum pendidikan Teknik Industri dan merupakan karakteristik yang
khas yang menggambarkan ciri keunggulan serta membedakan disiplin ini
dengan disiplin-disiplin keteknikan yang lainnya.
Sebegitu luas ruang lingkup yang bisa yang bisa digapai oleh profesi
Teknik Industri seringkali membuat kesulitan tersendiri didalam
memberikan identitas yang jelas dan tegas mengenai apa yang sebenarnya
bisa dikerjakan oleh profesi ini. Untuk menghilangkan keragu-raguan dan
menyamakan persepsi maupun peran yang bisa dikerjakan oleh profesi
Teknik Industri ini, maka IIE (Institute of Industrial Engineers) telah
mendefinisikannya sebagai berikut :
Industrial engineering is concerned with the design, improvement and
installation of integrated system of people, information, equipment and
energy. It draws upon specialized knowledge and skills in the
mathematical, physical and social sciences together with the principles and
methods of analysis and design to specify, predict And evaluate the results
to be obtained from such system
Berdasarkan definisi yang telah diformulasikan oleh IIE tersebut diatas,
dapat dibuat sebuah kesimpulan bahwa misi dan peran disiplin Teknik
Industri pada hakekatnya bisa dikelompokkan kedalam tiga topik yang
selanjutnya bisa dipakai sebagai landasan utama pengembangan disiplin
ini; yaitu pertama, berkaitan erat dengan permasalahan-permasalahan yang
menyangkut dinamika aliran material yang terjadi di lantai produksi.
Disini akan menekankan pada prinsip-prinsip yang terjadi pada saat proses
transformasi seringkali juga disebut sebagai proses nilai tambah dan aliran
material yang berlangsung dalam sistem produksi yang terus berkelanjutan
sampai meningkat ke persoalan aliran distribusi dari produk akhir (output)
menuju ke konsumen. Topik kedua berkaitan dengan dinamika aliran
informasi. Persoalan pokok yang ditelaah dalam hal ini menyangkut aliran

11
informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan
manajemen khususnya dalam skala operasional. Hal-hal yang berkaitan
dengan perencanaan produksi agregat, pengendalian kualitas, dan berbagai
macam problem manajemen produksi/operasional akan merupakan kajian
pokoknya. Selanjutnya topik ketiga cenderung membawa disiplin Teknik
Industri ini untuk bergerak kearah persoalan-persoalan yang bersifat
makro-strategis. Persoalan yang dihadapi sudah tidak lagi bersangkut-paut
dengan persoalan-persoalan yang timbul di lini aktivitas produksi ataupun
manajemen produksi melainkan terus melebar ke persoalan sistem
produksi/industri dan sistem lingkungan yang berpengaruh signifikan
terhadap industri itu sendiri. Topik ketiga ini cenderung membawa disiplin
teknik industri untuk menjauhi persoalan- persoalan teknis (deterministik-
fisik-kuantitatif) yang umum dijumpai di lini produksi (topik pertama) dan
lebih banyak bergelut dengan persoalan non-teknis (stokastik-abstraktif-
kualitatif). Berhadapan dengan problematika yang kompleks, multi-
variable dan/atau multi-dimensi; maka disiplin Teknik Industri akan
memerlukan dasar kuat (dalam bidang keilmuan matematika, fisika,
maupun social-ekonomi) untuk bisa memodelkan, mensimulasikan dan
mengoptimasikan persoalan-persoalan yang harus dicarikan solusinya.
Begitu luasnya ruang lingkup yang bisa dirambah untuk mengaplikasikan
keilmuan Teknik Industri jelas akan membawa persoalan tersendiri bagi
profesional Teknik Industri pada saat mereka harus menjelaskan secara
tepat what should we do and where should we work ? Pertanyaan ini
jelas tidak mudah untuk dijawab secara memuaskan oleh mereka yang
masih awam dengan keilmuan Teknik Industri. Kenyataan yang sering
dihadapi adalah bahwa seorang profesional Teknik Industri sering
dijumpai berada dan sukses bekerja dimana-mana mulai dari lini
operasional sampai ke lini manajerial. Seorang professional Teknik
Industri seringkali membanggakan kompetensinya dalam berbagai hal
mulai dari proses perancangan produk, perancangan tata-cara kerja sampai
dengan mengembangkan konsep-konsep strategis untuk mengembangkan

12
kinerja industri. Seorang professional Teknik Industri akan bisa
menunjukkan cara bekerja yang lebih baik, lebih cerdik, lebih produktif,
dan lebih berkualitas. Seorang professional Teknik Industri bisa
diharapkan sebagai problem solver untuk membuat sistem produksi bisa
dioperasikan dan dikendalikan secara lebih efektif, nyaman, aman, sehat
dan efisien

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas kesimpulan yang dapat diambil adalah :

Teknik industri merupakan cabang dari ilmu teknik yang berkenaan


dengan pengembangan, perbaikan, implementasi, dan evaluasi sistem
integral dari manusia, pengetahuan, peralatan, energi, materi, dan
proses.lahir dan memiliki akar yang kuat dari proses.
Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus ITB Institut
Teknologi Bandung pada tanggal 1 Januari 1971.
Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda,
dan Frederick Winslow Taylor ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri.
Pada dasarnya, ilmu Teknik Industri dapat dibagi ke dalam tiga bidang
keahlian, yaitu Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, dan Sistem
Industri dan Tekno Ekonomi.
Kebijaksanaan pemerintah dalam rangka penguasaan teknologi merupakan
alat yang ampuh di dalam mewujudkan program industrialisasi nasional
seperti yang telah ditetapkan dalam GBHN.
Melalui program industrialisasi dan keterampilan yang dimiliki akan dapat
menghantarkan bangsa Indonesia ke dalam penemuan-penemuan baru baik
"product technology", "manufacturing technology" maupun "production
process technology".

3.2 Saran
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini aga menjadi lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_industri
httpEmerson, Howard P. and Douglas C.E., Naehring. Origins of Industrial
Engineering: The Early Years of a Professions. Atlanta, Norcross-Georgia:
Industrial Engineering & Management Press, II, 1988.

Istiyanto, Imam. Masa Depan Teknik Industri: Perubahan dan Tantangan. Jurnal
Teknik dan Manajemen Industri Ikatan Sarjana Teknik dan Manajemen Industri
Indonesia (ISTMI) Vol. 1 No. 2 Tahun
1987.://www.leapidea.com/presentation?id=11

15
16

Anda mungkin juga menyukai