Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Mikroteknik adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan
preparat.Dalam setiap pembuatan preparat pada umumnya selalu dilakukan fiksasi
terlebihdahulu. Sedangkan fiksasi itu sendiri adalah suatu cara atau proses (metode)
yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah fungsi dan struktur
di dalam selitu sendiri. Jika telah dilakukan fiksasi maka preparat yang
dibuat akan menjadilebih awet dan tahan lama
Terdapat berbagai cara untuk membuat suatu preparat. Pembuatan preparat
merupakan upaya untuk mempermudah pengamatan suatu bahan. Sediaan apusan
merupakan pembuatan preparat dengan menggunkan bahan berupa zat cair. Fungsi
pembuatan preparat apusan adalah untuk mengamati sel-sel dalam cairan tubuh,
misalnya pada darah. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya
adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk
45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang
membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Darah manusia bewarna
merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila
kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. (Budiono, 1992)
1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mempelajari dan memahami pembuatan sediaan darah dengan


metode oles ( smear)
2. Mahasiswa dapat membedakan perbedaan sitologi darah amfibi, aves dan
mamalia
3. Mahasiswa memahami kegunaan pembuatan sediaan darah dengan metode
oles (Smear)
4. Mengikuti perbedaan dan fungsi dari eritrosit dan bermacam-macam leukosit
5. Mengetahui persentase normal bermacam-macam leukosi dan
membandingkannya dengan hasil pengamatan.
BAB II
DASAR TEORI

Metode smear adalah cara pembuatan sediaan awetan dengan cara


memoleskan jaringan di atas kaca benda sehingga dapat diamati dibawah mikroskop
disebut juga media poles. Secara umum prosedur dalam metode ini yaitu: afixing,
staining, washing, dehidrasi, clearing, mounting, dan labelling. Untuk mendapatkan
sediaan yang baik pada metode ini dibutuhkan kecermatan pada saat pergeseran
darah pada kaca benda.
Darah adalah suatu jaringan berbentuk cair yang beredar melalui jantung,
arteri, dan vena yang berfungsi untuk memasukkan oksigen dan bahan makanan
keseluruhan tubuh serta mengambil karbondioksida dan metabolik dari jaringan.
Darah juga merupakan salah satu diantara 3 cairan tubuh yang utama ( caiaran yang
lainnya adalah caiaran intraselluler). Darah terdiri atas plasma darah dan sel- sel
darah. Sel- sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit ), sel darah putih (leukosit
), dan platelet ( thrombosit ). Eritrosit didalam aliran darah mammalia merupakan sel
yang tidak berinti dan tidak bergerak. Bentuknya seperti cakram, bikonkav, dan
sirkulair dengan diameter dan ketebalan yang bervariasi, tergantung pada status gizi
dengan spesies hewan. Eritrosit anjing sangat bikonkav, eritrosit ruminansia sedikit
bikonkav. Jumlah eritrosit sangat bervariasi diantara berbagai jenis hewanmammalia
maupun non mammalia. Jumlah eritrosit sangat bervariasi diantara jenisnya, bahkan
berbedadiantara individu dalam jenisnya, karena cairan plasma selalu keluar.
(Suhartono, 2004)
Komposisi darah dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: Korpuskula : 45%
dan Plasma darah : 55%.
Di dalam korpuskula terdapat :
Eritrosit (Sel darah merah). Kandungannya sebesar 90%, Fungsi : Eritrosit
mengandung hemoglobin yang berfungsi mengedarkan oksigen.
Trombosit (Keping keping darah) Kandungannya : 0,6% - 1,0%, Fungsi :
Membantu proses pembekuan darah.
Leukosit (Sel darah putih) Kandungannya kira kira 0,25%, Fungsi :
Menjaga sistem kekebalan tubuh, Membunuh bakteri atau virus yang
mencoba masuk ke dalam tubuh.
Plasma darah
Pada dasarnya plasma darah adalah larutan air yang mengandung (Albumin,
Bahan pembeku darah, Hormon, Berbagai jenis protein, Berbagai jenis garam) Darah
manusia berwarna merah terang ketika terikat pada oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul
molekul oksigen. Dan ketika oksigen dilepas maka warna eritrosit akan berwarna
lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru biruan pada pembuluh darah dan
kulit. Dengan adanya perubahan warna darah ini bias dimanfaatkan untuk mengukur
kejenuhan oksigen pada darah arterial. (Mallo, 2000)
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 20 Februari 2017 pukul
13.0016.00 WIB, dan bertempat di Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah jarum
franke/lancet pena spuit 1 cc, testube (eppendorf) 2.5 ml, gelas benda, kaca
penutup, kapas, tisu, tusuk gigi, killing bottle, mikroskop cahaya, bak bedah,
alcohol 70%, EDTA bubuk, pemulas Giemsa 3%, Kloroform, katak, Columba
livia (Burung merpati), Homo sapiens

3.3 Cara Kerja

A. Koleksi Darah Katak


1. Katak dinarkose didalam killing bottle yang sebelumnya telah dimasukkan
kapas dan kloroform
2. Katak dilentagkan diatas bak bak bedah yang telah dialasi dengan tisu
kering
3. Permukaan kulit katak ditetesi dengan air, digunakan jarum injeksi 1 cc
darah dihisap dari jantung. Diposisikan jarum injeksi didaerah thoraks-
abnormal yang mengarah ke jantung.
4. Secara perlahan darah dihisap sebanyak 0.5 sampi 1 cc dan segera
dimasukkan kedalam tube eppendorf yang sebellumnya sudah diberi
bubuk EDTA
5. Estube digoyang dengan perlahan (kira-kira 10 kali, caranya dengan
memegang testube dengan ibu jari dan jari telunjuk)
6. Dilanjutkan dengan cara kerja apusan darah
B. Koleksi darah burung
1. Burung dilentangkan diatas bak bedah yang telah dialas dengan tisu tanpa
proses anestesi
2. Salah satu sayap burung, pada bagian Kanan dan Kiri diperhatikan dengan
baik adanya opembuluh darah
3. Jika sudah teerlihat, bagian sayap diusap dengan kapas yang telah diberi
lakohol 70%
4. Dengan menggunakan jarum injeksi 1 cc, darah dihisap sebanyak 0.5 cc
sampai 1 cc dan segera dimasukkan kedalam tube eppendorf yang
sebelumnya sudah diberi bubuk EDTA
5. Testube digoyangkan dengan perlahan
6. Sayap diusap kembali dengan menggunakan kapas yang telah diberi
alkohol 70%
7. Dilanjtkan dengan cara kerja apusan darah
C. Koleksi Darah manusia
1. Darah diambil dari jari ke-3 atau ke-4 dari tangan yang tidak dominan
2. Jari usapkan dengan kapas yang telah dibahasi dengan alcohol 70%
3. Dengan menggunkan pena lancet jari, ditusuk, buang tetesan darah
pertama dengan mengusapnya dengan tisu steril
4. Tetesan darah kedua diamil dan diletakkan pada sisi kanan gelas benda
5. Jari diusap dengan kapas yang telah diberi alcohol 70% dan ditekan
dengan ibu jari agar darah tidak keluar
6. Dilanjutkan dengan cara kerja apusan darah
D. Pembuatan sediaan apusan darah
1. Disediakan dua gelas
2. Darah ditetesi debagian kanan gelas benda 1 yang bersih dan bebas
lemak(kira-ira 2.5 cm dari tepi kanan kaca benda. Untuk darah katak dan
burung, darah dianil dari tube eppendorf dengan menggunakan dua batang
tusuk gigi
3. Gelas enda dua diamil, disentuh sah satu ujungnya padakaca benda satu di
sebelah kiri tetesan darah sehingga kedua gelas benda tersebutmembentuk
sudut 450 ke kanan
4. Gelas benda dua digerakkan ke kanan (digeser perlahan-lahan), sehingga
tetesan darah berada di sudut antara gelaas benda satu daan dua
memebentuk garis tipis
5. Gelas benda dua digerakkan ke kiri dengan cepat (digeser dengan cepat
dan teratur) tanpa merubah besar sudutnya. Darah akan membentuk
lapisan (film) tipis yang homogeny di gelas benda satu
6. Dibiarkan beberapa saat hingga film darah mengering.
E. Pewarnaan sediaan apusan darah
1. Sediaan difiksasi menggunakan metanol selama 5 menit, Fiksasi dapat
dilakukan dengan cara merendam sediaan di dalam staining jar yang diisi
metanol atau dengan meneteskan fiksatif kedalam permukaan sediaan
yang telah diletakan di atas rak secara horizontal. Bila dilakukan cara
kedua, maka sediaan harus ditutup supaya tidak kekeringan karena
metanol mudah menguap
2. Sediaan diatur di rak. Ditteskan pewarna Giemsa di atas sediaan hingga
apusan tertutup seluruhnya oleh pewarna, dibiarkan selama 30 menit
3. Sediaan dicuci dengan aquades dan dibiarkan menegering pada suhu
rungan, sebaliknya delas benda diposisikan vertikal agar air tdak
mongering diatas ausan darah yang akan menggangu pengaweratan
4. Sediaan diamati dengan Mikroskop cahaya dari perbesaran kecil hingga
perbesaran besar
5. Hasil pengamatan di foto pada setiap perbesaran X. 10X, dan 100X
(jangan lupa member minyak imersi pada pengamatan dengan lensa
obyektif 100X)
6. Diamati perbedaan sel darah merah katak, burung, dan manusia
7. Pengamatan dan pemuatan HEMOGRAM leukosit, dibuat table jumlah
leukosit dari setiap 100 leukosit, caranya adlah sebagai berikut:
a. Leukosit diamati dari perbesaran lemah hingga diperoleh area yang
akan diperiksa, yaitu bidang pandang yang terdapat sel-sel darah,
dipindahkan ke perbesararan yang kuat
b. Disiapkan tabel hemogram, ditentukan jenis dan jumlah leukosit yang
ditemukan pada setiap bidang pandan. Setiap kolom untuk 10 leukosit,
sehingga 10 kolom akan diperoleh 100 leukosit. Untuk mendapatkan
data yang baik, Bidang pengamatan dipilih secara acak namun merata
ke seluruh apusan, tetapi jangan sampai kembali ke bidang pandang
yang pernah diamati sebelumnya
c. Dihitung persentase dari masing-masing jenis leukosit tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Sel Darah Amfibi, Aves, dan Mamalia


Sel darah Amfibi (Rana sp)

Perbesaran 4X10

Perbesaran 10X10

\
Sel darah Aves (Columba livia)

Perbesaran 4X10

Perbesaran 10X10
Sel darah Mamalia (Homo sapiens)

Bidang Pandang 1

1. Neutrofil : 6
2. Eosinofil : 2
3. Basofil :-
4. Limfosit : 3
5. Monosit : 1

Bidang Pandang 2

1. Neutrofil : 5
2. Eosinofil : 1
3. Basofil :1
4. Limfosit : 2
5. Monosit : 1
Bidang Pandang 3

1. Neutrofil : 7
2. Eosinofil : -
3. Basofil :-
4. Limfosit : 2
5. Monosit : 1

Bidang Pandang 4

1. Neutrofil : 2
2. Eosinofil : -
3. Basofil :-
4. Limfosit : 3
5. Monosit : 2

Bidang Pandang 5

1. Neutrofil : 3
2. Eosinofil : -
3. Basofil :-
4. Limfosit : 4
5. Monosit : -
Bidang Pandang 6

1. Neutrofil : 4
2. Eosinofil : 1
3. Basofil :2
4. Limfosit : 1
5. Monosit : -

Bidang Pandang 7

1. Neutrofil : 5
2. Eosinofil : -
3. Basofil :-
4. Limfosit : 1
5. Monosit : 1

Bidang Pandang 8

1. Neutrofil :
2. Eosinofil :
3. Basofil :
4. Limfosit :
5. Monosit :
Bidang Pandang 8

1. Neutrofil :
2. Eosinofil :
3. Basofil :
4. Limfosit :
5. Monosit :

Bidang Pandang 9

1. Neutrofil :
2. Eosinofil :
3. Basofil :
4. Limfosit :
5. Monosit :
4.2 Hemogram Leukosit Manusia

Jenis Bidang Pandang



leukosit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Neutrofil 6 5 7 2 3 4 5 4 6 4 46
Eosinofil 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 4
Basofil 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 4
Limfosit 3 2 2 3 4 1 1 2 3 2 23
Monosit 1 1 1 2 0 0 1 2 0 0 8
Jumlah
12 15 10 7 7 8 7 8 9 7 90
sebenarnya
Jumlah
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
diharapkan

4.3 Perhitungan

46
% Neutrofil = 100% = 51.1%
90

4
% Eosinofil = 100% = 4.44%
90

4
% Basofil = 100% = 4.44%
90

23
% Limfosit = 100% = 25.55%
90

8
% Monosit = 100% = 8.88%
90
Penggunaan Metode Oles (Smear) dalam Praktikum kali ini karena
pembuatannya yang mudah hanya menggunakan satu pewarnaan fiksatif saja yaitu
giemsa. Praktikun pertama yaitu mem edakan antara sel darah amfibi, aves, dan
mamalia. Kedua menghitung leukosit dari sel darah manusia. banyak digunakan
beberapa bahan dan alat dalam metode ini, seperti Metil alkohol berfungsi sebagai
larutan fiksatif yaitu mematikan sel tanpa merusak komponen-komponen darahnya,
pewarna giemsa agar menyerap bagian-bagian darahnya. Perendaman selama 30
menit agar warnanya terserap dengan baik dan perparat yang telah diwarnai dicuci
dengan air mengalir selama 5 menit agar hilang bekas pewarna sehingga mudah
diamati dengan mikroskop.
Percobaa Pertama, Hasil pengamatan memebuat sediaan darah dengan metode
oles (smear) ketika diperoleh hasil dari pengamatan sel darah amfibi, aves dan
mamalia menggunakan mikroskop dan diperoleh hasil yang cukup menarik, Hanya
sel darah merah pada Mamalia saja yang tidak memiki inti sel. Mamalia memiliki inti
sel karena sruktur mamalia paling kompleks dibandingkan dengan hewan lain.
Struktur yang kompleks ini membutuhkan berbanding lurus dengan kebutuhan nutrisi
sel tersebut. Semakin kompleks struktur jaringan, semakin kompleks juga kebutuhan
nutrisinya termasuk pengangkutan oksigen keseluruh struktur tubuh. Untuk
memenuhi kebituhan nutrisi dan oksigen pada struktur yang komplek inilah
diperlukan sistem angkut yang efektif dan efisien. Struktur eritrosit tanpa inti dan
organel lain ini memberi ruang untuk lebih banyak mengangkut oksigen. Makna dari
tidak adanya inti sel pada sel darah merah pada mamalia adalah merupakan bentuk
adaptasi sistem transportasi pada organisme yang kompleks. Tidak adanya inti sel ini
memberikan keuntungan pada organisme tersebut sebagai alat transportasi oksigen
keseluruh tubuh secara efektif dan efisien. Tidak adanya nukleus memberi ruang
cukup banyak untuk pengangkutan oksigen, juga menjadikan struktur eritrosit
menjadi bikonkaf sehingga jarak tepi ke pusat sel menjadi lebih pendek dalam hal ini
dapat mempercepat pertukaran oksigen dari sel darah merah ke jaringan.
Sedangkan pada aves dan amfibi Tidak adanya nukleus pada sel darah merah
berakibat sel darah merah tidak mampu melakukan pembelahan sel (mitosis), sintesis
protein. Bahkan umur sel darah merah pun rata-rata hanya 120 hari, selanjutnya
dirombak di hati dan sebagian protein kembali menuju sumsum tulang merah untuk
digunakan pada proses pembentukan sel darah merah baru.sebuah atau beberapa
komponen struktur tersebut tidak berpengaruh atas penamaan sebuah sel asalkan
masih bisa menjalankan funsinya. Setiap sel terdeferensiasi bahkan sampai ekstrim
tidak memiliki struktur terpenting dari sel itu seperti nukleus.
Saat pengambilan darah mamalia digunakan darah manusia digunakan sebagai
preparat karena lebih mudah dan sesuia dengan tujuan asli preparat apusan yang
pertama kali adalah untuk mengidentifikasi adanya penyakit malaria. Diambil tetesan
darah kedua karena mengandung darah yang segar, Pemilihan jari manis karena jari
tersebut mengandung banyak komponen-komponen darah dan lebih mudah
menggumpal sehingga bisa secepatnya dilihat golongan darahnya. Pemakaian jarum
lancet berguna untuk menyobek kulit dan mengalirkan darah yang akan dijadikan
preparat apusan. Darah manusia digunakan sebagai preparat karena lebih mudah dan
sesuia dengan tujuan asli preparat apusan yang pertama kali adalah untuk
mengidentifikasi adanya penyakit malaria.

Pada pecobaan yang kedua menghitung sel leukosit Leukosit ditunjukkan


dengan sel yang memiliki inti berwarna ungu. Warna ungu disebabkan oleh inti
leukosit yang basa sehingga mudah menyerap zat warna giemsa yang ada di sel darah
manusia. Diperoleh hasil bahwa persentase terbesar yaitu neutrofil 51.5% paling
banyak terdapat dalam darah manusia dan basofil sebesar 4.44% memiliki presentase
sedikit dalam sel darah manusia. Menurut referensi yang kami peroleh, jenis sel darah
putih yang paling banyak adalah netrofil dengan presentase sebesar 50-70 %,
sedangkan yang paling sedikit adalah basofil, yaitu 0,1-0,4 %. Ini membuktikan
bahwa terbukti presentase terbesar atau kehadiran leukosit terbesar yait neutrofil
dalam darah manusia.
Dalam praktikum kali ini kami memeiliki beberapa kendala, diantaranya saat
pengambilan darah Katak darahnya sangat cepat membeku maka pengambilan harus
diambil sedangan cepat serta langkah demi langkah harus dilakukan dengan hati-hati
misalnya darah yang diambil jangan terlalu banyak agar sediaan darah dapat diamati
dengan baik dan tidak menumpul jika dilihat menggunakan Mikroskop.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Metode smear adalah cara pembuatan sediaan awetan dengan cara


memoleskan jaringan di atas kaca benda sehingga dapat diamati dibawah
mikroskop
2. Kegunaan metode oles apusan darah yaitu untuk mengetahui bentuk sel darah
pada objek yang diamati.
3. Perbedaan yang dominan pada eritrosit katak, burung, dan manusia yaitu pada
inti selnya. Katak dan burung memiliki inti sel, sedangkan manusia tidak
memiliki inti sel.
4. Fungsi eritrosit yaitu untuk mengikat oksigen keseluruh tubuh dan leukosit
berfungsi sebagai pertahanan dan perbaikan tubuh organisme.
5. Persentase dari setiap bermacam-macam leukosit menunjukkan pada
praktikum kami, yang paling tinggi yaitu limfosit.

5.2 Saran
1. Mahasiswa harus memahami terlebih dahulu langkah kerja sebelum
melaksanakan praktikum
2. Praktikan harus mendengarkan arahan dari soden dan Asisten dosen dengan
baik
3. Praktikan harus melakukan langkah demi langkah percobaan dengan hati-hati
4. Praktikan harus menjaga kebersihan dan ketertiban saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Budiono, J.D. 1992. Pembuatan Preparat Mikroskopis . University Press : Surabaya

Suhartono, Fujiati dan Roselina. 2004 . Pengaruh Vitamin C terhadap Jumlah


Eritrosit dan Kadar Hemoglobin pada Tikus Wistar Galur sparague Dawley
yang Dipajan Sinar UV. Jurnal Kedokteran .YARSI. 12 (1): 42 -45)

Mallo, Pricilia Yelana, Sherwin R.U. A. 2000. Rancang Bangun Alat Ukur Kadar
Hemoglobin dan Oksigen Dalam Darah dengan Sensor Oximeter Secara
Non-Invasive. Jurnal Kedokteran .UNSRAT. 28 (2), 91-100

Anda mungkin juga menyukai