Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman agro-industri yang
dapat menghasilkan minyak dengan cara di ekstraksi dari daging buah
kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit / Crude Palm Oil (CPO) dan dari
inti kelapa sawit menjadi Crude Palm Kernel Oil (CPKO).
PTP.Nusantara II Pagar Merbau adalah salah satu industri pengolah
kelapa sawit yang memproduksi CPO. CPO merupakan hasil olahan daging
buah kelapa sawit melalui proses perebusan Tandan Buah Segar (TBS),
penebahan (thressing) dan pengepresan. Pada pabrik pengolahan kelapa
sawit sangatlah diperlukan steam / uap. Uap akan dipergunakan dalam
mendukung jalannya proses pengolahan kelapa sawit, mulai dari perebusan
tandan buah segar pada unit sterilizer, pelumatan buah pada digester, unit
pengeringan biji, unit klarifikasi, selain itu juga dipergunakan untuk
pengerak turbin uap yang akan memutar generator sehingga menghasilkan
sumber tenaga (arus listrik), Uap ini dihasilkan oleh boiler.
Boiler merupakan suatu pesawat uap yang mampu menghasilkan uap
dengan cara memberikan kalor hasil pembakaran pada sejumlah air sehingga
berubah menjadi uap. Boiler sering juga disebut sebagai pesawat konversi
yang mengkonversikan energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas.
Jenis ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit (PKS) Pagar Merbau
adalah boiler pipa air vertical, jenis TAKUMA type N-600 SA dengan
kapasitas 20 ton/jam.
Dasar dari terjadinya api (proses pembakaran) pada boiler merupakan
pertemuan dari tiga (3) unsur yaitu bahan bakar (Fuel), panas (Heat), dan
udara (Oxygen). Hal ini disebut juga tiga elemen dasar api. Bahan bakar
yang digunakan di pabrik kelapa sawit Pagar Merbau ialah cangkang dan
fiber. Mengingat limbah proses pengolahan kelapa sawit cangkang dan fiber
masih memiliki kandungan kalor sehingga dimanfaatkan sebagai bahan
bakar boiler untuk meningkatkan laba keuntungan pada perusahaan karena
tidak membeli bahan bakar minyak bumi ataupun gas lagi namun demikian
cangkang dan fiber harus diteliti terlebih dahulu agar mengetehui
keefektifan sebagai bahan bakar boiler tanpa merusak kinerja dan kebutuhan
uap pada proses kerja boiler tersebut, maka untuk itu kita harus mengetahui
nilai kalor yang dihasilkan masing-masing dari cangkang dan fiber.
Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul
tugas Karya Akhir tentang :

MENGHITUNG PERBEDAAN PANAS PEMBAKARAN BAHAN


BAKAR FIBER DAN CANGKANG PADA BOILER DI
PTP.NUSANTARA II PAGAR MERBAU TANJUNG GARBUS.

1.2. Rumusan Masalah


1. Menghitung perbedaan nilai panas pembakaran yang diberikan cangkang
dengan fiber ?
2. Berapakah bahan bakar cangkang dan fiber yang dibutuhkan boiler
setiap jamnya ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1. Tujuan Penelitian
1. Menghitung perbedaan nilai panas pembakaran dari cangkang
dengan fiber untuk mengetahui yang mana paling besar untuk
menghasilkan panas pembakaran.
2. Mengetahui jumlah bahan bakar cangkang dan fiber yang
diperlukan setiap jamnya.
1.3.2. Manfaat Penelitian
1. Sebagai memperluas wawasan yang didapat di bangku kuliah
dan diaplikasikan di dunia industri.
2. Dapat mempelajari dan mengetahui nilai kalor pembakaran dari
bahan bakar cangkang dan fiber.
3. Dapat mengetahui jumlah bahan bakar yang digunakan untuk
boiler untuk menghasilkan steam yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai