Anda di halaman 1dari 5

KANKER SERVIKS

A. Mengenal Kanker Serviks

Kanker serviks (cervical cancer) atau kanker pada leher rahim adalah kanker yang

terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang

merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak pada antara rahim (uterus)

dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah

berumur, tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa kankr leher rahim dapat

menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.

Proses terjadinya kanker ini secara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya

kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel

displastik. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan

akhirnya menjadi karsinoma in-situ (KIS), kemudia berkembang lagi menjadi

karsinoma invasif. Tingkat displasia dan KIS juga dikenal sebagai tingkat pra kanker.

Dari displasia menjadi karsinoma in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan

karsinoma in-situ menjadi karsinoma invasif berkisar 3-20 tahun.

Kondisi prakanker sampai karsinona insitu (stadium 0), sering tak menunjukkan

gejala karena proses penyakitnya berada dalam lapisan epitel dan belum menimbulkan

perubahan yang nyata dari mulut rahim. Pada akhirnya, gejala yang ditimbulkan

adalah keputihan, perdarahan paska senggama dan pengeluaran cairan encer dari

vagina. Lalu jika sudah invasif akan ditemukan gejala seperti perdarahan spontan,

perdarahan paska senggama, keluar cairan (keputihan) dan rasa tak nyaman saat

berhubungan seksual.

Dalam perjalanannya, kanker mulut rahim membutuhkan waktu yang cukup lama

dari kondisi normal sampai menjadi kanker. Dalam penelitin secara epidemiologik

dan labolatorik ada beberaa faktor yang berperan secara langsung maupun tak
langsung. Pertama, skirining atau penapisan. Dalam pemantauan perjalanan penyakit,

diagnosis displasia sering ditemukan pada usia 20 tahunan. Karsinoma in situ pada

usia 20-35 tahun dan kanker serviks invasif pada usia 40 tahun.

Etiologi pasti kanker rahim masih belum diketahui. Namun ada keadaan tertentu

yang berhubungan erat dengan penyakit ini, sehingga dapat dianggap sebagai faktor

risiko. Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes Simpleks Virus tipe 2 dikatakan

menjadi faktor penyebab terjadinya karsinoma (kanker) leher rahim. Demikian juga

sperma yang mengandung komponen histone yang dapat bereaksi dengan DNA sel

leher rahim. Sperma yang bersifat alkalis dapat menimbulkan hioerolasia dan

neoplasia sel leher rahim.

Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya

pertumbuhan sel-sel pada leher rahim ditandai dengan adanya pertumbuha sel-sel

pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelim sel-sel kanker tersebut

menjadi sel-sel kanker, terjadi perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut.

Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum

sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang

tepat akan segera menghentikan sel-sel abnormal tersebut menjadi sel kanker. Sel-sel

yang abnormal tersebut dapat dideteksi kehadirannya dengan suatu test yang disebut

Pap Smear test, sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin

rendahlah risiko seorang menderita kanker leher rahim. Pap Smear test adalah suatu

metoda pemeriksaan sel-sel yang diambil dari rahim dan kemudia diperiksa dibawah

mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut.

Perubahan sel-sel rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan beberapa

tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel
kanker. Pap Smear test dilakukan berkala setiap 6 bulan rutin hingga 1 tahun

tergantung faktor risiko seorang wanita.

Gejala dan tanda-tanda klinis terjadinya kanker leher rahim adalah sebagai

berikut :

1. Keputihan, yang makin lama makin berbau busuk

2. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, yang lama-lama dapat terjadi

perdarahan spontan (walaupun tidak melakukan hubungang seksual)

3. Berat badan yang terus menurun

4. Timbulnya perdarahan setelah masa menopouse

5. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan

dapat bercampur darah

6. Anemia karena perdarahan yang sering timbul

7. Rasa nyeri di sekita genitalia

8. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau perut bagian bawah bila da radang panggul.

Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi

hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri ditempat-tempat lainnya

9. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kekurangan gizi, edema

kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rektum),

terbentuknya fistel vesikovagial atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala

akibat metastasis jauh.

B. Cara Mengindari dan Pola Pengibatan

Cara menghindari munculnya kanker leher rahim harus dilakukan oleh wanita sebagai

berikut :
1. Pemeriksaan teratur. Jika seseorang pernah behubungan seksual, maka disarankan

untuk melakukan Pap Smear test secara teratur setiap 2 tahun dan dilakukan

sampai berusia 70 tahun.

2. Waspadai gejala. Segera hubungi dokter kalau ada gejala-gejala yang tidak normal

seperti perdarahan, terutama setelah aktivitas seksual.

3. Menghindari rokok. Wanita sebaiknya tidak merokok, karena dapat merangsang

timbulnya sel-sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah. Risiko wanita

perokok terkena kanker mulut rahim adalah 4-13 kali lebih besar dibandingkan

wanita bukan perokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksik pada sel

epitel, sehingga memudahkan masuknya mutagen virus.

4. Hindari antiseptik. Hindarkan kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan

obat-obatan antiseptik maupun deodoran karena akakn mengakibatkan iritasi di

serviks yang merangsang terjadinya kanker.

5. Hindari pemakaian bedak (talek) pada vagina pada wanita usia subur, karena

justru mengakibatkan kanker ovarium (indung telur). Jangan menggunakan

estrogen pada wanita yang terlambat menopouse.

Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan penunjang misalnya sitologi

(Pap Smear), schiller test, kolposkopi, koplomikroskopi, biopsi serta konisasi. Jika

pemeriksaan dini dilakukan menggunakan tes Pap Smear, dan setelah melakukan tes,

biasanya pasien akan diberi vaksin, sayangnya harga vaksin ini masih tergolong

mahal. Tetapi kini ada metode tes terbaru yang lebih murah dengan tingkat

keakuratan tinggi, yakni tes IVAuntuk mendeteksi pra kanker untuk HPV tipe risiko

rendah atau tinggi yang menyebabkan kelainan.

Beberapa faktor yang dapat memberikan indikasi ditemukannya penampakan

yang abnormal adalah :


1. Unstatisfactory Pap Smear. Pada kasus ini berarti pegawai lab tersebut tidak

bisa melihat sel-sel leher rahim dengan detail sehingga gagal membuat

laporan yang komprehensive kepada dokter. Jika hal ini terjadi, disarankan

untuk melakukan Pap Smear kembali pad waktu yang telah ditentukan oeh

dokter

2. Jika ada infeksi atau inflamasi

Anda mungkin juga menyukai