Kanker serviks (cervical cancer) atau kanker pada leher rahim adalah kanker yang
terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak pada antara rahim (uterus)
dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah
berumur, tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa kankr leher rahim dapat
Proses terjadinya kanker ini secara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya
kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel
displastik. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan
karsinoma invasif. Tingkat displasia dan KIS juga dikenal sebagai tingkat pra kanker.
Dari displasia menjadi karsinoma in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan
Kondisi prakanker sampai karsinona insitu (stadium 0), sering tak menunjukkan
gejala karena proses penyakitnya berada dalam lapisan epitel dan belum menimbulkan
perubahan yang nyata dari mulut rahim. Pada akhirnya, gejala yang ditimbulkan
adalah keputihan, perdarahan paska senggama dan pengeluaran cairan encer dari
vagina. Lalu jika sudah invasif akan ditemukan gejala seperti perdarahan spontan,
perdarahan paska senggama, keluar cairan (keputihan) dan rasa tak nyaman saat
berhubungan seksual.
Dalam perjalanannya, kanker mulut rahim membutuhkan waktu yang cukup lama
dari kondisi normal sampai menjadi kanker. Dalam penelitin secara epidemiologik
dan labolatorik ada beberaa faktor yang berperan secara langsung maupun tak
langsung. Pertama, skirining atau penapisan. Dalam pemantauan perjalanan penyakit,
diagnosis displasia sering ditemukan pada usia 20 tahunan. Karsinoma in situ pada
usia 20-35 tahun dan kanker serviks invasif pada usia 40 tahun.
Etiologi pasti kanker rahim masih belum diketahui. Namun ada keadaan tertentu
yang berhubungan erat dengan penyakit ini, sehingga dapat dianggap sebagai faktor
risiko. Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes Simpleks Virus tipe 2 dikatakan
menjadi faktor penyebab terjadinya karsinoma (kanker) leher rahim. Demikian juga
sperma yang mengandung komponen histone yang dapat bereaksi dengan DNA sel
leher rahim. Sperma yang bersifat alkalis dapat menimbulkan hioerolasia dan
Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya
pertumbuhan sel-sel pada leher rahim ditandai dengan adanya pertumbuha sel-sel
pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelim sel-sel kanker tersebut
menjadi sel-sel kanker, terjadi perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut.
sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang
tepat akan segera menghentikan sel-sel abnormal tersebut menjadi sel kanker. Sel-sel
yang abnormal tersebut dapat dideteksi kehadirannya dengan suatu test yang disebut
Pap Smear test, sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin
rendahlah risiko seorang menderita kanker leher rahim. Pap Smear test adalah suatu
metoda pemeriksaan sel-sel yang diambil dari rahim dan kemudia diperiksa dibawah
Perubahan sel-sel rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan beberapa
tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel
kanker. Pap Smear test dilakukan berkala setiap 6 bulan rutin hingga 1 tahun
Gejala dan tanda-tanda klinis terjadinya kanker leher rahim adalah sebagai
berikut :
5. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan
8. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau perut bagian bawah bila da radang panggul.
9. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kekurangan gizi, edema
kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rektum),
Cara menghindari munculnya kanker leher rahim harus dilakukan oleh wanita sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan teratur. Jika seseorang pernah behubungan seksual, maka disarankan
untuk melakukan Pap Smear test secara teratur setiap 2 tahun dan dilakukan
2. Waspadai gejala. Segera hubungi dokter kalau ada gejala-gejala yang tidak normal
timbulnya sel-sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah. Risiko wanita
perokok terkena kanker mulut rahim adalah 4-13 kali lebih besar dibandingkan
wanita bukan perokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksik pada sel
5. Hindari pemakaian bedak (talek) pada vagina pada wanita usia subur, karena
(Pap Smear), schiller test, kolposkopi, koplomikroskopi, biopsi serta konisasi. Jika
pemeriksaan dini dilakukan menggunakan tes Pap Smear, dan setelah melakukan tes,
biasanya pasien akan diberi vaksin, sayangnya harga vaksin ini masih tergolong
mahal. Tetapi kini ada metode tes terbaru yang lebih murah dengan tingkat
keakuratan tinggi, yakni tes IVAuntuk mendeteksi pra kanker untuk HPV tipe risiko
bisa melihat sel-sel leher rahim dengan detail sehingga gagal membuat
laporan yang komprehensive kepada dokter. Jika hal ini terjadi, disarankan
untuk melakukan Pap Smear kembali pad waktu yang telah ditentukan oeh
dokter