Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit,
tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar, misalnya pola
yang mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun, tentu ada
perbedaan halus dalam integrasi neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat
dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang
kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh
faktor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika
sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps
dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya,
sebagian dari jalur jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan
meningkat, sementara yang lain dieliminasi.
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan
dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat
indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap
rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Pematangan sistem saraf melibatkan banyak proses pakailah, jika tidak akan hilang.
Setelah sistem saraf terbentuk matang, tetap terjadi modifikasi karena manusia terus belajar
dari rangkaian pengalaman yang dijalani. Sebagai contoh, tindakan membaca makalah ini
sedikit banyak mengubah aktivitas saraf otak, karena ada informasi yang diserap kedalam
ingatan pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :
Apa yang dimaksud dengan sistem saraf?
Apa saja yang di maksud sistem saraf pusat?.
Bagaimana fungsi bagian otak mempengaruhi aktivitas manusia?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
Untuk mengetahui apa saja sistem saraf pusat.
Untuk mengetahui bagaimana bagian otak mempengaruhi aktivitas manusia.

Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi. Sistem ini
terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem
koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi
dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron yang
berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki
oleh sistem saraf, antara lain:
Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap lingkungan
eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima
menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.
Penghantar impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ organ lain.
Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat
sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan
baik dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi
rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada
manusia adalah otot dan kelenjar.

2.2 Penyusun Sistem Saraf


Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan merespon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat
diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu
impuls (rangsangan).

Satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson.
o Badan Sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi
sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya menuju ke
akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom,
badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
o Dendrit
Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan dari
badan sel. Dendrit fungsinya menerima rangsang (impuls) yang datang dari ujung akson
neuron lain untuk di bawa menuju ke badan sel saraf. Dendrit mengandung badan Nissl
dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak
mengandung selubung myelin maupun neurolema.

Page | 2
o Neurit (Akson)
Neurit (akson) merupakan serabut sel saraf yang panjang dan merupakan perjuluran
dari sitoplasma pada badan sel. Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut
selubung myelin yang terdiri atas perluasan rangakaian membran sel Schwann.
Selubung ini berfungsi untuk isolator / penahan terhadap tekanan dan pemberi makan
sel saraf. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung mielin. Bagian ini
disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Akson fungsinya meneruskan rangsang (impuls) dari badan sel ke kelenjar dan serabut-
serabut otot atau sel saraf yang lain.

Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung
dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau
simpul saraf. Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak
bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara
ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis. Pada
bagian sinapsis inilah suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin)
menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron
berikutnya.

Pembagian Sel Saraf :

Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori,
sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
o Sel saraf sensorik
Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk
ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan
dengan alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai
penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan
sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan
dengan saraf asosiasi (intermediet).
o Sel saraf motorik
Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson
yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson
berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor
sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya
berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

Page | 3
o Sel saraf intermediet (Neuron konektor)
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf
sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf
pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf
asosiasi lainnya.

Berdasarkan jumlah uluran


Berdasarkan jumlah uluran, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu neuron unipolar, bipolar,
dan multipolar.
o Neuron unipolar
Neuron unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel. Misalnya
neuron sensorik unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.
o Neuron bipolar
neuron bipolar memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya
berbentuk lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini
terdapat pada retina (mata), koklea (telinga), dan epitel olfaktori (hidung).
o Neuron multipolar
neuron multipolar memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Penyebaran neuron
multipolar ini paling banyak terdapat di dalam tubuh dibandingkan dengan neuron
unipolar atau bipolar. Contoh neuron multipolar adalah neuron motorik yang
keluar dari sumsum tulang belakang.

Page | 4
2.3 Fungsi Sistem Saraf
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya
3. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4. Mengekspresikan emosi.
5. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan
organ lain.
6. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi
bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.

2.4 Klasifikasi Sistem Saraf


Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf.
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri
atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.

Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting
maka perlu perlindungan dari rangka.

2.5 Fungsi Bagian Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari
berat badan.

Page | 5
Perkembangan sistem saraf dimulai saat usia kehamilan 3 minggu dimulai dari lempeng
saraf. Lempeng saraf tersebut berkembang dan meninggi sehingga membentuk lipatan-lipatan
saraf. Selanjutnya lipatan-lipatan saraf tersebut meninggi, saling mendekat di garis tengah
dan bersatu membentuk tabung saraf ( neural tube ).
Ujung cephalik dari tabung saraf tersebut membentuk 3 pelebaran, yaitu Prosensefalon ( otak
depan ), Mesensefalon ( otak tengah ), dan Rhombensefalon ( otak belakang ).
Pada minggu ke-5 usia kehamilan 3 bagian di atas mulai berkembang menjadi bagian-bagian
lain, diantaranya :
1. Prosensefalon berkembang menjadi 2 bagian, yaitu Telencefalon yang nantinya akan
berkembang menjadi hemisfer cerebri primitif dan Diencefalon yang nantinya akan
berkembang menjadi thalamus, epithalamus, dan hipothalamus.
2. Antara mesensefalon dan rhombensefalon akan dipisahkan oleh isthmus
rhombencefali
3. Rhombensefalon berkembang menjadi 2 bagian juga, yaitu metensefalon yang
nantinya akan berkembang menjadi Pons dan cerebelum, myelensefalon yang
nantinya akan berkembang menjadi medula oblongata.
Rongga-rongga pada hemisfer serebri primitif berkembang menjadi ventrikel lateral otak,
rongga diensefalon akan berkembang menjadi ventrikel 3, dan rongga rhombensefalon akan
berkembang menjadi ventrikel 4. Ventrikel 3 dan ventrikel 4 nantinya akan berhubungan
melalui lumen mesensefalon. Rongga yang terbentuk dari hubungan ventrikel tersebut akan
menjadi sempit sehingga terbentuk Aqueductus sylvii. Ventrikel lateral dan ventrikel 3 juga
akan berhubungan melalui foramina interventrikularia monro.

Otak dilapisi oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari 3
lapisan, yaitu lapisan durameter, lapisan araknoid, dan lapisan piameter.
a) Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, transparan dan banyak
pembuluh darah serta melekat erat pada otak.
b) Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit
pembuluh darah. Runga araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan
mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah serta jaringan penghubung serta
selaput yang mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya.
c) Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan.
Lapisan ini biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik.
Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di permukaan dalam kranium dan
berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam
pada durameter tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali di arahnya
untuk membentuk falks serebrum, falks serebelum, tentorium serebelum dan sela
diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter dari araknoid pada regia cranial
dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial antara perioteal luar dan
lapisan meningeal dalam pada durameter di regia medulla spinalis.

Page | 6
Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang sub araknoid di sekitar otak dan medulla spinalis.
Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan cerebrospinalis menyerupai plasma
darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. Cairan serebrospinalis
dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh
darah serebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis
adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan
sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla
spinalis.

Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu

1. Otak depan (Prosoncephalon)


Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon.
Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon berkembang
menjadi thalamus, hipotamus.

a. Otak besar (Cerebrum)


Cerebrum merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita yaitu
7/8 dari otak. Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental yang di
sadari, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran,
dan pertimbangan. Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat sehingga dapat
memuat jutaan neuron, dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh
sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri atas
dua lapisan. Lapisan luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf.
Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf (neurit/akson). Bagian korteks
dibagi menjadi 3 area yaitu area sensorik yang menerjemahkan impuls menjadi sensasi.
Kedua adalah area motorik yang berfungsi mengendalikan koordinasi kegiatan otot rangka.
Ketiga adalah area asosiasi yang berkaitan dengan ingatan, memori, kecedasan, nalar/logika,
kemauan.

Page | 7
Cerebrum mempunyai 4 macam lobus yaitu :
a) Lobus frontal terletak di bagian depan otak yang membentang kira-kira dari satu sisi
ke sisi lain. Ini adalah daerah otak dan berfungsi sebagai rumah bagi dopamin seperti
emosi, kepribadian, pemecahan masalah, perilaku seksual dan sosial, serta
kemampuan penilaian, bahasa, dan pemecahan masalah, sebagai pusat penciuman,
indera peraba.
b) Lobus temporal terletak di sekitar telinga di kedua sisi kepala dan berada tepat
sebelum pembulatan bagian belakang tengkorak. Lobus temporal menyimpan banyak
fungsi penting otak seperti penafsiran pendengaran, pemrosesan ucapan dan visual,
memori spasial serta memori jangka pendek dan jangka panjang.
c) Lobus oksipital menyimpan korteks visual otak, yang berisi peta visual kita tentang
dunia tempat kita tinggal (sebagai pusat penglihatan).
d) Lobus parietal terletak di belakang lobus frontal dan di atas lobus temporal. Bagian
parietal otak mengandung area yang sangat penting untuk memproses informasi
sensorik dari berbagai area tubuh, rasa ruang kita, dan juga terkait dengan fungsi
pemecahan masalah matematis, proses membaca dan menulis (pusat ingatan,
kecerdasan, memori, kemauan, nalar, dan sikap).

b. Diencephalaon
Diencephalaon merupakan bagian otak yang terletak di bagian atas dari batang otak
dan di depan mesencephalon. Diencephalaon terdiri dari talamus dan hipotalamus.
Talamus berfungsi untuk stasiun pemancar bagi impuls yang sampai di otak dan medulla
spinalis, atau dengan kata lain sebagai tempat penerimaan untuk sementara sensor data dan
sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian
yang tepat dalam korteks.
Hipotalamus berfungsi sebagai pusat seperti pengaturan frekwensi jantung, tekanan darah,
suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksual.
Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri,
kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan
atau inhibisi hormon kelenjar hipofise sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin.

Page | 8
2. Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Merupakan bagian otak pendek
dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan serebelum dengan serebrum dan berfungsi
sebagai jalur penghantar dan pusat refleks.
Otak tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak.
Pons, hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla yang
panjang dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pusat respirasi terletak
dalam pons dan mengatur frekwensi dan kedalaman pernapasan. Nuclei saraf cranial V, VI
dan VII terletak dalam pons, yang juga menerima informasi dari saraf cranial VIII

3. Otak belakang (Rhombencephalon)


Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon. Metencephalon
berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan mielencephalon berkembang
menjadi medulla oblongata.
a. Otak kecil (serebelum)
Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri dari bagian
sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar. Serebelum bertanggung
jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian
ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP berlangsung dengan
halus bukannya mendadak dan tidak terkordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk
keseimbangan dan posisi tubuh.
b. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan Varol merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, serta menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang.
Jembatan Varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.
c. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Medulla oblongata disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang otak.
Terletak langsung setelah otak dan menghubungkan dengan medulla spinalis, di depan
cerebellum. Susunan korteksnya terdiri dari neurit dan dendrit dengan warna putih dan bagian
medulla terdiri dari badan sel saraf dengan warna kelabu. Pusat medulla adalah nuclei
berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak, juga
memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan

Page | 9
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu,
sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
Nuclei yang merupakan asal saraf cranial IX, X, XI dan XII terletak di dalam medulla.

4. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)


Medulla spinalis disebut dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-
ruas tulang belakang yaitu ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang yang kedua.
Medulla spinalis berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls sensori
dari kulit atau otot ke otak dan membawa impuls motorik dari otak ke organ tubuh.
Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter medulla
spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking.
Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi
keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. Tiga puluh satu pasang (31)
saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih (substansi alba) yang banyak mengandung neurit (akson), sedangkan bagian dalam
berbentuk kupu-kupu atau huruf H dan berwarna kelabu (substansi grissea) yang banyak
mengandung badan sel saraf. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada
bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah
disebut tanduk ventral dan mengandung badan sel, dendrite asosiasi dan neuron eferen
serta akson tidak termielinisasi. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum
tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel
saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori
dan akan menghantarkannya ke saraf motor.

Page | 10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf terdiri dari
jutaan sel saraf (neuron).Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan.Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem
saraf perifer.Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.Sistem saraf
perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.

3.2 Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi dari
sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan
materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan
akan selalu diingat.

Page | 11
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat.Buku Kedokteran EGC :


Jakarta

Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC

Page | 12

Anda mungkin juga menyukai