Bioreaktor
KELOMPOK 3
1. ARIN DIAN SAFITRI
2. DWI PUTRI BERLIANA
3. MUHAMMAD JUNDI UTAMA
4. NUR ALIYAH HASNA
5. SURAHMAN LATIF SAHENDRA
2. Aturan Operasional
a. Sterilisasi fermentor, dengan uap bertekanan. Medium fermentasi
dapat disterilkan bersama di dalam fermentor atau secara terpisah.
b. Sterilisasi penyediaan udara, dilakukan dengan menggunakan
penyaring berserat atau penyaring absolut.
c. Aerasi dan agitasi, berkaitan dengan jenis bahan, struktur geometrik
dan posisi pemasangannya serta penggunaan seal.
d. Penambahan inokulum, nutrien dan bahan-bahan lain, harus dalam
keadaan tekanan positif dan lubang pemasukan dilengkapi sistem
pemberian uap.
e. Pengambilan contoh (sampling).
f. Pengontrolan buih.
g. Monitoring dan pengontrolan berbagai parameter
V. Tipe Bioreaktor
1. Kontstruksi fermentor
a. Bahan fermentor dibuat tahan karat untuk mencegah kontaminasi
logam/ion selama proses
b. Bahan fermentor harus tidak beracun & tidak mudah terlarut, shg tdk
menghambat pertumb.mikrobia
c. Bahan fermentor harus kuat utk sterilisasi berulang kali pd tekanan
uap tinggi
d. Sistem stirer dari fermenter & lubang pemasukannya cukup, sehingga
tidak mengalami stress mekanik akibat terlampau rapat
e. Pemeriksaan secara visual dari medium & kultur hrs tersedia, dibuat
dari bahan transparan.
2. Karakteristik fermentor
4. Tipe fermentor
a. Fermentor skala laboratorium dan pilot memeiliki ukuran 1-15 liter
b. Fermentor skala industry besar memiliki kapasitas 5000-100.000
gallon
c. Setiap fermentor harus mempunyai head space sekitar atau 1/5
dari volume total, yang berguna untuk menyediakan ruangan pada
waktu aerasi dan pembentukan buih.
2
1
4 4
5 6
H L
Keterangan :
1 = pipa inokulasi
2 = seal stirrer sahft
3 = tinggi cairan kultur (=L)
4 = baffle
5 = pipa sambung
6 = impeller
7 = pipa udara steril
8 = sparger udara
9 = pipa pengeluaran
H = tinggi fermentor
D = diameter fermentor
1. Komponen Sistem Aerasi dan Agitasi Bioreaktor
Komponen utama bioreaktor terdiri atas tangki, sparger, impeller,
saringan halus atau baffle dan sensor untuk mengontrol parameter. Tangki
berfungsi untuk menampung campuran substrat, sel mikroorganisme, serta
produk. Volume tanki skala laboratorium berkisar antara 1 30 L,
sedangkan untuk skala industri dapat mencapai lebih dari 1 000 L. Sparger
terletak di bagian bawah bioreaktor dan berperan untuk memompa udara,
dan mencegah pembentukan gelembung oksigen. Impeller berperan dalam
agitasi dengan mengaduk campuran substrat dan sel. Impeller digerakkan
oleh rotor. Baffle juga berperan untuk mencegah terjadinya efek pusaran air
akibat agitasi yang dapat mengganggu agitasi yang seharusnya. Sensor
berperan untuk mengontrol lingkungan dalam bioreaktor. Kontrol fisika
meliputi sensor suhu, tekanan, agitasi, foam, dan kecepatan aliran.
Sedangkan, kontrol kimia meliputi sensor pH, kadar oksigen, dan perubahan
komposisi medium
a. Impeller. Semacam piringan berongga dengan sudut-sudut
melengkung di dalamnya dan dipasang pada poros yang digerakkan
oleh motor listrik, mesin uap atau turbin uap.
Fungsi.
-memperkecil ukuran gelembung udara sehingga area interface untuk
transfer oksigen menjadi besar dan menurunkan jarak difusi.
-mempertahankan keseragaman kultur di seluruh bagian fermentor.
a. a. Piringan terbuka
b. Piringan van
c. Turbin terbuka
d. Propeller
Jawab : Bioreaktor biasanya terbuat dari bahan stainless steel (skala pilot dan industri)
dan kaca (skala laboratorium) karena bahan tersebut tidak bereaksi dengan bahan-bahan yang
berada dalam bioreaktor sehingga tidak menggangu proses biokimia yang terjadi. Selain itu,
bahan tersebut juga anti karat dan tahan panas.
Bahan lain boleh digunakan asalkan tidak bereaksi dengan bahan di dalam bioreaktor, tahan
karat, tahan panas, bersifat non-toksik dan tahan terhadap sterilisasi berulang-ulang
menggunakan uap tekanan tinggi. Contohnya : besi.
7. Lingga : Apakah maksud dari keadaan tekanan positif pada penambahan inokulum, nutrien
dan bahan-bahan lain?
Jawab :
8. Aliffiandika: Apa yang dimaksud dengan metabolit mikrobia dan berikan contohnya?
Jawab : suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh mikroba, proses ini merupakan
pertukaran zat ataupun suatu organisme dengan lingkungannya.
Metabolit mikroorganisme dapat dibedakan menjadi :
Metabolit primer, merupakan metabolit yang berperanan penting dalam penyusunan
makromolekul ensensial maupun enzim. Termasuk disini hasil antaranya dan produk
akhir. Metabolit-metabolit ini biasanya diproduksi selam fase pertumbuhan
eksponensial (fase log), disebut sebagai trophophase. Produk-produk fermentasi yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain asam-asam organik (asetat, laktat, sitrat,
propionat), alkohol (metanol, etanol, butanol, propanol), asam-asam amino (glutamat,
aspartat, lisin, metionin), asam-asam lemak, karbohidrat (levan, glukan, mannan,
glukosa), nukleotida dan vitamin-vitamin.
Metabolit sekunder, merupakan metabolit yang disintesa oleh mikroorganisme tetapi
tidak langsung disebutkan di atas, yang memerlukan cara pengunduhan dan pemurnian
yang cukup rumit, juga terdapat produk-produk fermentasi yang berupa makanan atau
minuman yang langsung dapat dikonsumsi tanpa perlakuan pemurnian. Tempe, tape,
keju (makanan) dan bir, anggur, arak (minuman) merupakan produk-produk yang tidak
memerlukan pemurnian.
9. Yuni : Pada sterilisasi fementor, kenapa medium fermentasi disterilkan secara
terpisah?
Jawab :
10. Hardika : Mengapa dengan memperkecil ukuran gelembung udara membuat area
interface untuk transfer oksigen menjadi besar?
Jawab : Hal ini berhubungan dengan proses aerasi yang prinsip kerjanya membuat
kontak antara air dan oksigen. Ukuran gelembung mempengaruhi kecepatan transfer oksigen
dari lingkungan ke dalam cairan. Karena ukuran gelembung mempengaruhi kecepatan transfer
oksigen dari lingkungan ke dalam cairan. Apabila ukuran gelembung besar, jumlah oksigen
yang disuplai semakin kecil. Sebaliknya apabila ukuran gelembung kecil, maka suplai oksigen
pada cairan akan semakin banyak karena ukuran gelembung yang kecil akan menyebabkan
permukaan yang kontak dengan udara semakin luas.
11.Puput : Bagaimana cara kita mengontrol adanya oksigen terlarut dalam bioreaktor?
Jawab : Dengan melakukan pengaturan pada sensor yang dimiliki pada bioreaktor.
Karena sensor berfungsi untuk mengontrol lingkungan dalam bioreaktor. Kontrol fisika
meliputi sensor suhu, tekanan, agitasi, foam, dan kecepatan aliran.Sedangkan, kontrol kimia
meliputi sensor pH, kadar oksigen, dan perubahan komposisi medium.
12.Kamelia : Adakah pengecualian bahan yang digunakan untuk fermentasi menggunakan
bioreaktor?
Jawab :
13. Dana : Apa peran Oksigen terlarut dalam pengontrolan bioreactor?
Jawab :
14. Bidayatul : Solusi jika tekanan negative? Cara mengatasinya?
Jawab :
15. Rinjani : Berapa tekanan optimal pada fermentor?
DAFTAR PUSTAKA