Anda di halaman 1dari 46

BAB V

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN(UPL)

A. Pendahuluan
Pembangunan sebuah kawasan dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan
pembangunan di satu pihak akan selalu menimbulkan perubahan lingkungan yang
dapat menimbulkan dampak, baik negatif maupun positif. Apabila pembangunan yang
dilaksanakan di suatu daerah menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan
geo-fisik-kimia dan sosial ekonomi budaya, maka harus dilakukan upaya meningkatkan
dampak positif dan memperkecil dampak negatif. Upaya ini dilakukan agar lingkungan
terjaga kualitasnya, pelestarian sumber daya alam dan pemanfaatannya serta
kesejahteraan masyarakat.
Dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya adalah pencemaran terhadap
lingkungan, baik udara, air maupun daratan. Pencemaran mengakibatkan kualitas
lingkungan menurun, akan lebih fatal apabila lingkungan tidak dapat dimanfaatkan
sebagaimana fungsi sebenarnya. Hal ini harus disadari, bahwa keadaan lingkungan
yang ditata dengan sebaik-baiknya untuk menyangga kehidupan saat ini dan yang akan
datang dapat berubah dengan cepat. Perubahan ini menunjukkan perkembangan yang
optimis mengarah pada tuntutan zaman, namun menjadi sebaliknya, krisis lingkungan
timbul dimana-mana. Kemunduran demikian diawali dengan gejala pencemaran dan
kerusakan yang belum begitu terlihat.
Dengan menyadari bahwa setiap kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup, maka perlu memperkirakannya pada perencanaan awal,
sehingga dengan cara demikian dapat dipersiapkan langkah pencegahan maupun
penanggulangan dampak negatifnya dan mengupayakan dalam bentuk pengembangan
dampak positif dari kegiatan tersebut. Dalam pembangunan perekonomian
berkesinambungan dewasa ini khususnya pariwisata seharusnya timbul kesadaran bagi
pelaku masyarakat atau golongan masyarakat yang bergerak di bidang usaha
pariwisata untuk mengelola pencemaran terhadap lingkungan bekerjasama dengan
lembaga yang memantau kegiatan agar mengurangi dan memperkecil pencemaran

1
lingkungan. Misalnya pencemaran lingkungan sampah yang sudah sangat lazim terjadi
di dalam usaha pariwisata, Sehingga perlunya penanggulangan oleh pengelola untuk
mewujudkan kelestarian lingkugan yang bersih.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran sampah tersebut, akan
berdampak pada ekosistem laut maupun lingkungan darat di sekitarnya. Untuk
mengantisipasi dan mengendalikan dampak negatif serta meningkatkan dampak positif,
maka sejak proses perencanaan pembangunan kawasan pariwisata perlu dilengkapi
dengan Studi Kelayakan Lingkungan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa
setiap rencana kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan,
yang pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Dalam Penjelasan Peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tersebut
dikemukakan bahwa untuk kegiatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan
penting dan atau dampak yang ditimbulkan secara teknologi dapat dikelola, maka tidak
diwajibkan menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), tetapi harus
dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Begitu juga sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang
wajib dilengkapi AMDAL, maka kegiatan Pembangunan Kawasan Pariwisata ini bukan
dikategorikan jenis kegiatan yang wajib menyusun Analisis mengenai Dampak
Lingkungan. Oleh sebab itu studi kelayakan lingkungan rencana kegiatan
pembangunan kawasan pariwisata hanya dikategorikan wajib menyusun studi Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
sebagai acuan bagi pelaksana dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan.

2
B. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Sebagai pedoman di dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan perlu


dipertimbangkan peraturan perundangan yang berlaku serta kelayakan terhadap
pemanfaatan sumber daya alam yang ada dan faktor lainnya. Pendekatan pengelolaan
lingkungan hidup berkaitan dengan kegiatan Pembangunan Stadion meliputi 3
pendekatan yaitu pendekatan teknologi, pendekatan ekonomi sosial budaya
masyarakat, dan kelembagaan (institusi).

1. Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi merupakan pendekatan dengan cara-cara teknologi yang
akan digunakan dalam pencegahan, penanggulangan dan pengendalian dampak
lingkungan. Upaya mencegah dan mengurangi kerusakan sumber daya alam akan
ditempuh melalui cara teknologi yang sesuai dengan dampak yang ditimbulkan karena
aktivitas pembangunan Stadion misalnya :
a. Pengaturan jadwal dan sirkulasi kendaraan proyek secara efektif dan efisien
agar tidak menimbulkan permasalahan lalulintas.
b. Persyaratan kelengkapan penutup bak pada kendaraan proyek untuk
menghindari mengurangi terjadinya poluasi udara yang berupa debu.
c. Perbaikan mesin konstruksi secara periodik untuk mengurangi timbulan limbah
B3 yang berupa pelumas mesin (olie bekas) yang dapat menyebabkan
pencemaran air tanah.
d. Penataan ruang terbuka hijau untuk meningkatkan estetika di lingkungan
stadion.
e. Penataan ruang parkir secara se optimal mungkin untuk menghindari terjainya
kemacetan lalulintas disekitar jalan utama.

2. Pendekatan Sosial Ekonomi Masyarakat


Pendekatan ini dimaksudkan guna mengakomodasi kemampuan dan potensi
penduduk sekitar kawasan Stadion untuk hidup secara bersama-sama sebagai satu
masyarakat yang selaras dan seimbang dengan lingkungan secara rukun tertib dan

3
aman. Dalam pelaksanaannya pendekatan ini diwujudkan melalui pengelolaan
operasioan stadion yang berorientasi pada wawasan lingkungan serta perencanaan
sistem pembiayaan terhadap pengelolaan lingkungan sesuai dengan periode tertentu
yang diusahakan oleh pihak pengelola stadion dan melakukan sosialisasi kepada warga
masyarakat tentang pembangunan stadion dan dampak-dampaknya, baik positif
maupun negatif.

3. Pendekatan Institusi
Pendekatan institusional merupakan upaya pengembangan sistem pengelolaan
lingkungan secara terpadu melalui pengembangan kerja sama dengan instansi yang
berkepentingan dan terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup, mengembangkan
peraturan, mengembangkan pengawasan baik internal maupun eksternal dan
mengembangkan organisasi internal yang bertanggung jawab secara struktural dan
fungsional dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan seperti Kerja sama
pengelola stadion dengan pihak desa, dalam hal pelaksanaan sosialisasi kepada warga
masyarakat tentang pelaksanaan pengelolaan stadion untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat.
Upaya Pengelolaan Lingkungan hidup (UKL) tertuang dalam bentuk matriks
pengelolaan lingkungan yang merupakan tindakan sistematis dan implementatif
terhadap berbagai dampak negatif dan positif dari tahap pra kontruksi, tahap konstruksi,
hingga tahap pengoperasian stadion.

4. Pemantauan Lingkungan Hidup


Upaya Pemantauan Lingkungan pada dasarnya merupakan tindak lanjut
pemantauan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang telah ditetapkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis, pembiayaan dan aspek sosial guna
meningkatkan dampak positif dan mengurangi atau menghilangkan dampak negatif
yang terjadi terhadap komponen lingkungan.
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan terhadap berbagai dampak besar dan
penting yang ada dalam tahap pra konstruksi, konstruksi, serta tahap operasi yang
tertuang dalam bentuk matriks pemantauan lingkungan yang memuat :
4
a. Jenis dampak yang akan dipantau
b. Lokasi pemantauan
c. Waktu pelaksanaan pemantauan
d. Cara/metode pemantauan
e. Pelaksanaan pemantauan
f. Pelaporan hasil pemantauan

C. Pengertian Dasara UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) adalah dokumen pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
(Pasal 1 Permen LH No.13 Tahun 2010). UKL-UPL bersifat spesifik bagi masing-
masing jenis usaha atau kegiatan yang dikaitkan dengan dampak yang ditimbulkan.
Oleh karena itu Pedoman Teknis UKL dan UPL ditetapkan oleh instansi yang
bertanggung jawab (sektoral) untuk setiap jenis usaha atau kegiatan yang dikaitkan
langsung aktivitas teknis usaha atau kegiatan yang bersangkutan
Upaya Pengelolaan Lingkungan hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang
tidak wajib melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Setiap
jenis usaha dan atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) wajib melakukan UKL dan UPL, yang proses dan
prosedurnya tidak dilakukan menurut ketentuan Peraturan Pemerintah tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (PP Nomor 27 Tahun 1999).
Pemrakarsa kegiatan adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab
atas suatu rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dimana
pemrakarsa bisa berupa intansi pemerintah, maupun swasta. Sedangkan Instansi yang
berwenang adalah instansi yang berwenang memberikan keputusan izin melakukan
usaha dan atau kegiatan.

5
Dokumen UKL dan UPL memberikan gambaran tentang jenis rencana atau
kegiatan yang dilaksanakan berikut dengan identitas pemrakarsa kegiatan, kondisi rona
lingkungan hidup awal, dampak-dampak yang akan terjadi, serta bentuk pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang sistematis dan implementatif. Dokumen ini
dijadikan sebagai dasar dan acuan bagi pemrakarsa dalam mengantisipasi,
menghindari, mencegah, serta menanggulangi dampak negatif yang mungkin muncul
terhadap lingkungan hidup.
Tujuan penyusunan UPL
Untuk mengidentifikasi kegiatan dan dampak yang ditimbulkannya
terhadap lingkungan hidup
Untuk mengetahui kondisi lingkungan disekitar usaha dan atau kegiatan
Merumuskan langkah-langkah dalam melakukan
pencegahan,penanggulangan dan pengendalian dampak negative yang
terjadi akibat kegiatan pergudangan tersebut
Merumuskan langkah-langkah peningkatan dampak positif akibat kegiatan
pembangunan gudang tersebut
Merumuskan langkah-langkah pemantauan lingkungan hidup untuk
mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan

Kegunaan penyusanan UPL


Sebagai pedoman dalam pelaksanaan untuk mencegah,menanggulangi
dan mengendalikan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup
Sebagai upaya untuk meminimalisasi dampak negative dan
memaksimalkan dampak positif yang ditimbulkannya
Sebagai pedoman kepada pemrakarsa di dalam melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
Membantu proses pengambilan keputusan bagi pemerintah dalam
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
Sebagai bahan informasi bagi pemerintah tentang ketaatan perusahaan
dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

6
D. Proses UPL

Proses dan prosedur UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan menggunakan
formulir isian yang berisi :
Identitas pemrakarsa
Rencana usaha dan/kegiatan
Dampak lingkungan yang akan terjadi
Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
Tanda tangan dan cap
Formulir isian diajukan pemrakarsa kegiatan kepada:
Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup
kabupaten/kota untuk kegiatan yang berlokasi pada satu wilayah
kabupaten/kota
Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup
propinsi untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu kabupaten/kota
Instansi yang bertanggung jawab dibidang pengelolaan lingkungan hidup
dan pengendalian dampak lingkungan untuk kegiatan yang berlokasi lebih
dari satu propinsi atau lintas batas Negara

Gambar 1. Proses Penyusunan dan Pemeriksaan UKL-UPL serta Penerbitan SKKL dan Izin Lingkungan
Sumber : Permen Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan

7
Penyusunan Dokumen UPL
Dokumen UPL dibuat pada fase perencanaan proyek sebagai kelengkapan
dalam memperoleh perizinan. Bagi usaha/kegiatan yg telah berjalan namun belum
memiliki UKL-UPL diwajibkan menyusun DPLH (dokumen pengelolaan lingkungan
hidup). Dibuat untuk proyek-proyek dengan dampak lingkungan yang dapat diatasi,
skala pengendaliannya kecil dan tidak kompleks. Penyusunan dokumen UKL-UPL
mengacu pada pedoman yang berlaku dan menyesuaikan dengan standar teknis yang
biasa berlaku pada bidang usaha/kegiatan yang bersangkutan (Lampiran II Permen LH
No.13 Tahun 2010).
Pada intinya penyusunan dokumen ini dilakukan dengan langsung
mengemukakan informasi setiap jenis usaha/kegiatan yang bersifat spesifik untuk
masing-masing proyek yang dapat menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan
hidup serta mengemukakan informasi tentang kondisi lingkungan sekarang dan dampak
potensial dari setiap jenis kegiatan terhadap komponen lingkungan hidup.
Bentuk upaya pengelolaan dan pemantauan harus dilakukan untuk menangani
dampak potensial yang timbul sesuai dengan tahapan kegiatan seperti penentuan batas
wilayah UKL-UPL yang diperlukan untuk membatasi pelaksanaan UKL-UPL agar sesuai
dengan sasarannya dan penentuan dampak potensial yang timbul akibat dari suatu
rencana usaha atau kegiatan. Batas tersebut harus ditentukan dengan melakukan
pelingkupan terlebih dahulu, dengan mengacu pada metode dan kaedah ilmiah yang
berlaku.

Sistematika Dokumen UKL-UPL


Setidaknya dokumen UKL-UPL meliputi 5 bab yaitu:
(I) pendahuluan;
(II) rencana usaha atau kegiatan
(III) komponen lingkungan;
(IV) dampak potensial kegiatan terhadap komponen lingkungan;
(V) upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

8
Dilengkapi lampiran yang di antaranya memuat tabel ringkasan UKL-UPL dan
memuat pernyataan pemrakarsa untuk melaksanakan upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan dan ditandatangani oleh pemrakarsa di atas meterai yang
cukup serta dibubuhi cap usaha atau kegiatan yang bersangkutan. Format UKL-UPL
sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2010 tentang
upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup dan
surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup,
minimal berisi hal-hal mengenai :
a. Identitas Pemrakarsa
Berisi isian nama perusahaan, nama pemrakarsa, alamat kantor,nomor
telepon/fax).
b. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Berisi nama rencana usaha/kegiatan serta lokasi rencana usaha/kegiatan. Lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan, seperti antara lain : nama jalan, desa,
kecamatan, kabupaten/kota dan propinsi tempat akan dilakukannya rencana
usaha dan/atau kegiatan. Untuk kegiatan-kegiatan yang mempunyai skala usaha
dan/atau kegiatan besar, seperti kegiatan pertambangan, perlu dilengkapi
dengan peta lokasi kegiatan dengan skala yang memadai (1:50.000 bila ada)
dan letak lokasi berdasarkan Garis Lintang dan Garis Bujur.
c. Skala usaha dan/atau Kegiatan
Berisi ukuran luasan dan atau panjang dan/atau volume dan/atau kapasitas atau
besaran lain yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran tentang skala
kegiatan. Sebagai contoh antara lain Bidang Industri (jenis dan kapasitas
produksi, jumlah bahan baku dan penolong, jumlah penggunaan energi dan
jumlah penggunaan air), Bidang Pertambangan (luas lahan, cadangan dan
kualitas bahan tambang, panjang dan luas lintasan uji seismik dan jumlah bahan
peledak), Bidang Perhubungan (luas, panjang dan volume fasilitas perhubungan
yang akan dibangun, kedalaman tambatan dan bobot kapal sandar dan ukuran-
ukuran lain yang sesuai dengan bidang perhubungan), Pertanian (luas rencana
usaha dan/atau kegiatan, kapasitas unit pengolahan, jumlah bahan baku dan
penolong, jumlah penggunaan energi dan jumlah penggunaan air), Bidang

9
Pariwisata (luas lahan yang digunakan, luas fasiltas pariwisata yang akan
dibangun, jumlah kamar, jumlah mesin laundry, jumlah hole, kapasitas tempat
duduk tempat hiburan dan jumlah kursi restoran).
d. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Berisi komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang diyakini akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. Teknik penulisan dapat
menggunakan uraian kegiatan pada setiap tahap pelaksanaan proyek, yakni
tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi atau dengan
menguraikan komponen kegiatan berdasarkan proses mulai dari penanganan
bahan baku, proses produksi, sampai dengan penanganan pasca produksi.
e. Dampak Lingkungan yang Akan Terjadi
Berisi uraian secara singkat dan jelas mengenai kegiatan yang menjadi sumber
dampak terhadap lingkungan hidup, jenis dampak lingkungan hidup yang terjadi,
ukuran yang menyatakan besaran dampak; dan hal-hal lain yang perlu
disampaikan untuk menjelaskan dampak lingkungan yang akan terjadi terhadap
lingkungan hidup serta ringkasan dampak dalam bentuk tabulasi.
f. Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Berisi uraian secara singkat dan jelas mengenai: (1) Langkah-langkah yang
dilakukan untuk mencegah dan mengelola dampak termasuk upaya untuk
menangani dan menanggulangi keadaan darurat; (2) Kegiatan pemantauan yang
dilakukan untuk mengetahui efektifitas pengelolaan dampak dan ketaatan
terhadap peraturan di bidang lingkungan hidup; (3) Tolok ukur yang digunakan
untuk mengukur efektifitas pengelolaan lingkungan hidup dan ketaatan terhadap
peraturan di bidang lingkungan hidup.
g. Tanda Tangan dan Cap
setelah UKL-UPL disusun dengan lengkap, pemrakarsa wajib menandatangani
dan membubuhkan cap usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.

10
E. Peraturan Mengenai UPL

Undang-Undang
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang tanda daftar perusahaan
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 24 tahun 1992 tentang penataan ruang
4. Undang-Undang Nomor Nomor 5 tahun 1994 tentang pengesahan konvensi
internasional mengenai keanekaragaman hayati
5. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung
6. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
7. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antar
pemerintah pusat dan daerah
8. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
9. Undang-Undang Republik Indonesia No.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup
10. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang kesehatan

Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1992 tentang penataan ruang
2. Peraturan Pemerintah Republic Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 tentang
prasarana dan lalu lintas jalan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran
udara
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2001 tentang pembinaan dan
pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air
6. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang pembagian kewenangan
pemerintah pusat,provinsi,kabupaten/kota
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan

11
Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Negara KLH republic Indonesia Nomor
Kep.02/MENKLH/1988 tentang pedoman penetapan baku mutu lingkungan
2. Keputusan Menteri Negara lingkungan hidup Nomor 48/MENLH/11/1996 tentang
baku tingkat kebisingan]
3. Keputusan Menteri Negara lingkungan hidup Nomor kep 49/MENLH/11/1996
twntang baku mutu getaran
4. Keputusan menteri tenaga kerja nomor kep-51/MEN/1999 tentang nilai ambang
batas factor fisika di tempat kerja
5. Keputusan menteri tenaga kerja nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air minum

Peraturan Menteri
1. Peraturan menteri kesehatan No. 718/MENKS/Per/IX/1987 tentang kebisingan
yang berhubungan dengan kesehatan
2. Peraturan menteri kesehatan No.416/MENKES/Per/IX/1990 tentang syarat-
syarat pengawasan kualitas air
3. Peraturan menteri kesehatan No.472/MENKES/PER/V/1996 tentang
pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan
4. Peraturan menteri Negara lingkungan hidup Nomor 05 tahun 2012 tentang jenis
usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL

Kunci keberhasilan UPL


Relevansi rencana kegiatan dengan komponen lingkungan terkena
dampak
Metode pengelolaan
Metode pemantauan
Rencana lokasi dan pemantauan
Pelaporan dan pengawasan

12
Disamping itu upaya monitoring berkala dari pemerintah daerah sebagai pemberi ijin
prinsip) juga menjadi penting untuk dilakukan secara konsisten agar segala perubahan
yang terjadi dalam dan diluar lokasi dapat dilakukan pemantauan yang
terpadu.Pelibatan parapihak(LSM,masyarakat,swasta dan pemerintah)

F. Prinsip Dan Mekanisme Pemantauan Lingkungan

Prinsip dasar dalam penyusunan Rencana Pemantauan Lingkungan adalah :

1. Minimalisasi dampak negatif dan optimalisasi dampak positif dari kegiatan


reklamasi pantai pelabuhan Sukajaya
2. Membangun sistem informasi mengenai kinerja pengelolaan lingkungan untuk
pengambilan keputusan tentang penyempurnaan cara, waktu, perioda, atau
lokasi pengelolaan lingkungan, termasuk pemberian sangsi bagi pengabaikan
pelaksanaannya
3. Diperlukan kejelasan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab pihak yang terkait
guna mencapai sasaran pada butir pertama

Untuk menghindari terjadinya kesenjangan tanggung jawab, maka dalam


penyusunan RPL perlu dilakukan pembagian tugas yang jelas, yakni sesuai dengan
kategorisasi matra dampak lingkungan yang meluputi:

1. Matra Subtantif, yakni kejelasan mengenai komponen atau unsur lingkungan


yang terkena atau menjadi sasaran dampak.
2. Matra ruang, yakni kejelasan mengenai skala ruang kejadian dampak serta
lokasi atau tempat sumber dampak
3. Matra temporal, yakni kejelasan mengenai waktu kejadian dampak dalam
kerangka pentahapan proyek reklamasi pantia pelabuhan Sukajaya.

Pihak yang bertanggung jawab dalam pemantauan lingkungan pada hakekatnya


akan mengikuti pembagian tanggung jawab para pihak dalam pengelolaan lingkungan
menurut kepentingan kewenangannya masing-masing, termasuk kepentingan
pengawasan terhadap kinerja pengelolaan lingkungan.

13
Pemberian rencana pelaksanaan pemantauan untuk setiap komponen
lingkungan yang dipantau memerlukan kejelasan atas artibut-atribut yang mencakup:

Sumber dampak
Dampak penting yang dipantau
Parameter dampak/komponen lingkungan yang dipantau
Tujuan pemantauan lingkungan
Tolak ukur dampak
Metoda pemantauan lingkungan
Lokasi pemantauan lingkungan
Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
Pelaksana pemantauan lingkungan
Pengawas pemantauan lingkungan
Pelaporan pemantauan lingkungan

G. Rencana Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Proyek Reklamasi Pantai


1. Tahap Prakontruksi
a. Survei dan perijinan
Kegiatan survey dan perijinan meliputi pengukuran lapangan dan pengajuan ijn
prinsip kegiatan proyek reklamasi pantai. Ada sebagian kecil masyarakat yang
kurang mendukung adanya rencana pembangunan proyek tersebut karena
dikhawatirkan akan menimbulkan dampak lingkungan yang menyebabkan
turunnya pendapatan masyarakat khususnya petani tambak disekitarnya.Saran
dari masyarakat apabila jadi dibangun proyek tersebut antara lain:
Pekerja yang digunakan oleh perusahaan pada waktu pembangunan
maupun pada waktu operasii diprioritaskan dari dua desa tersebut.
Limbahnya betul-betul ditangani khususnya limbah cair sehingga tidak
mengurangi pendapatan petani tambvak didua desa tersebut.
Perlu sosialisasi lebih lanjut ke dua desa.
Perusahaan perlu memberikan konpensasi kepada masyarakat

14
Perlu adanya kesepakatan-kesepakatan tertentu antara masyarakat
dengan pihak pemrakarsa.
b. Pengadaan lahan
Proses pengadaan lahan diwilayah desa sukasejahtera sejumlah 25Ha dan desa
mugimakmur sejumlah 15Ha. tambak yang akan diurug lebih dari 50% ternyata
sudah berupa laut, karena pengaruh abrasi, sehingga para pemilik tambak yang
sudah berubah menjadi laut tidak akan merasa keberatan dibeli oleh proyek.

2. Tahap Kontruksi
a. Recruitmen Tenaga Kerja
Pada tahap ini dibutuhkan tenaga kerja sekitar 150 orang buruh bangunan, 5
orang tenaga pelaksana dan 2 orang site manajer (sarjana).
b. Mobilisasi Peralatan dan Material
Mobilisasi peralatan dan material menggunakan jalan lingkar Semarang-
SukaJaya yang berupa tanah tegalan dan tambak, belum ada pemukiman.
c. Pematang Lahan
Kegiatan ini akan merubah fungsi lahan yang berupa tambak. peralihan fungsi
lahan ini akan mempengaruhi produktifitas lahan lainnya.
d. Pembangunan fisik bangunan
Pembangunan fisik bangunan akan menurunkan kualitas lingkungan ynag
berupa kulaitas udara, kebisingan, dan penurunan kualitas air laut.
e. Pemasangan Peralatan
Pemasangan peralatan akan sama dampaknyadengan pembangunan fisik
bangunan. namun dalam skala yang lebih rendah karen waktu pemasangannya
yang relatif lebih cepat dibanding waktu pembangunan fisik lainnya.

Komponen Fisika-Kimia

1). Tata ruang/Tata guna lahan

a) Dampak penting yang dipantau


Jenis komponen lingkungan tata guna lahan

15
Indikator : Perubahan tata guna tanah setelah kegiatan pengurugan
b) Sumber dampak yang dipantau :
Pengurugan dan pemadatan tanah urugan
c) Parameter / komponen lingkungan yang dipantau :
Tata guna tanah
d) Tujuan pemantauan lingkungan
Memeriksa kesesuaian antara penggunaan lahan dengan rencana proyek
e) Metode pemantauan lingkungan
Metode pemantauan
Observasi / pengamatan lapangan pada lahan proyek yang telah diurug
dan membandingkan tata guna tanah hasil pengamatan dengan tata guna
tanah pada rencana proyek.
Lokasi pematauan lingkungan
Tapak proyek yang telah diurug
Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
selama tahap konstruksi dan pascakonstruksi, sebulan sekali
f) Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : BPN Kabupaten Sukajaya
Tata Kota Kab. Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Prop.
Jawa Tengah

2). Hidrologi dan Kualitas air

a) Dampak penting yang dipantau


Jenis komponen lingkungan : hidrologi dan kualitas air
Indikator : penurunan kualitas air di laut sekitar tapak proyek, sebagai
akibat terjadinya resuspensi sedimen pada saat pengerukan
b) Sumber dampak yang dipantau
Kegiatan pengerukan alur pelayaran dan kolam pelabuhan

16
c) Parameter / komponen lingkungan yang dipantau
pH
DHL
O2 terlarut (DO)
TSD
BOD
Kandungan zat-zat terlarut (Fe,Cr+6,Chloride),salinitas dan kadar organik
d) Tujuan pemantauan lingkungan
Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya resuspensi
sedimen oleh karena kegiatan pengerukan
e) Metode pemantauan lingkungan
Metode pemantauan
Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan
metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil analisis
laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk budidaya
Lokasi pemantauan lingkungan
Perairan di sekitar lokasi pengerukan
Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
-Selama tahap konstruksi
-Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan
f) Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan
Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

17
3). Erosi, akresi dan abrasi

a) Dampak penting yang dipantau


Jenis komponen lingkungan : erosi, akresi dan abrasi
Indikataor : pendangkalan alur
b) Sumber dampak yang dipantau
penggerusan tebing alur, penambahan tebing alur dan pengendapan di
dalam alur.
c) Parameter / komponen lingkungan yang dipantau
kedalaman alur
luas alur
d) Tujuan pemantauan lingkungan
Memeriksa kerusakan tebing alur dan laju sedimentasi/pendangkalan alur.
e) Metode pemantauan lingkungan
Metode pemantauan langsung di lapangan
Pengambilan data pengukuran sekunder dan primer
Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
-Selama tahap konstruksi
-Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan
f) Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan
Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

5). Hidrooseanografi

a) Dampak penting yang dipantau :


Jenis komponen lingkungan : hidrooseanografi
Indikator : Perubahan pola arus dan gelombang, pasang surut, sedimentasi
dan intrusi air laut.

18
b) Sumber dampak yang dipantau
Pengerukan
Pengurugan dan pemadatan tanah urugan
c) Parameter / Komponen lingkungan yang dipantau
Arus (arah dan kecepatan )
Gelombang (tinggi, periode, arah, dan kecepatan)
Pola pasang surut
Laju sedimentasi
Intrusi air asin
d) Tujuan pemantauan lingkungan
Mengamati berbagai perubahan parameter lingkungan (arus, gelombang,
pasang surut, sedimentasi dan intrusi air laut)
e) Metode pemantauan lingkungan
Metode pemantauan
-Observasi dengan menggunakan Current meter untuk memantau arus
-Observasi dengan menggunakan Wave recorder untuk memantau
gelombang
-Pemeruman (sounding) untuk memantau perubahan kedalaman dasar laut
- Pengamatan pola pasang surut harian yang terjadi
-Pengukuran laju intrusi air asin ke lapisan tanah
Lokasi pemantauan lingkungan
-Tapak proyek
- Alur pelayaran
Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
-selama tahap konstruksi
-2 kali 1 tahun
f) Intitusi pemantauan lingkungan
Pelaksana : Pemakarsa
Pengawas : Dinas PU Kab Sukajaya, Dinas Perhubungan Dan
Telekomunikasi Kab. Sukajaya

19
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Prop.
Jawa Tengah

Komponen Biologi

1). Biota darat (Flora dan Fauna)

a) Dampak penting yang dipantau


Jumlah dan jenis yang tertimbun
Fauna yang terkena dampak
Jumlah dan jenis tanaman penghijauan

b). Sumber dampak

Sumber penyebab timbulnya dampak adalah kegiatan penghijauan


Kegiatan pengurugan yang menimbun beberapa jenis tanaman (kelapa
yang masih muda) dan beberapa rumah

c). Parameter lingkungan hidup yang dipantau

Jumlah, jenis Flora dan Fauna yang hilang atau direlokasi akibat
penimbunan
Parameter lingkungan yang dipantau adalah jumlah, jenis,
keanekaragaman dan sebaran vegetasi darat berupa tanaman penghijau

d). Tujuan Rencana pemantauan lingkungan hidup

Memantau hasil pelaksanaan penanaman tanaman penghijau


Memantau jumlah tumbuhan dan Fauna yang mengalami penimbunan

e). Metode pemantauan lingkungan hidup

Pengumpulan data secara langsung dan data sekunder mengenai jumlah


tumbuhan yang tertimbun dan jumlah Fauna yang direlokasi

20
Metode pengumpulan dan analisis data Inventarisasi jumlah, jenis dan
jarak tanaman-tanaman penghijau melalui pengamatan dan pencatatan
langsung pada kawasan penghijauan. Analisis evaluasi keberhasilan
pelaksanaan penghijauan meliputi :

- Jumlah, jenis dan jarak tanaman penghijauan

-Prosentase tingkat keberhasilan : prosentase luas lahan yang dihijaukan


dan prosentase keberhasilan tumbuh tanaman penghijauan

Lokasi pemantauan

-Pemantauan dilaksanakan pada lahan penghijauan

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

-Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan


relokasi/pemindahan lokasi fauna

-Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan


penanaman dan pemeliharaan pada tahap konstruksi

f). Intitusi Pemantauan

Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kebersihan dan Pertamina Kab. Sukajaya
Pelaporan : BAPPEDAL Propinsi Jawa Tengah dan KAPEDALDA
Kabupaten Sukajaya

2). Biota Air (Plankton, Benthos)

a). Dampak penting yang dipantau

Jenis parameter yang dipantau adalah plankton dan benthos

21
Indikataor parameter berupa jumlah, jenis, kelimpahan dan indeks
keanekaragaman plankton benthos

b). Sumber dampak

Sumber penyebab timbulnya dampak adalah penurunan kualitas air akibat


kegiatan pengeruakan dan pembangunan fasilitas pelabuhan

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Parameter yang dipantau adalah biota air khususnya populasi plankton dan
benthos

d). Tujuan rencana pemantauan lingkungan

Mengamati dan mengevaluasi perubahan keanekaragaman atau populasi


plankton dan bhentos agar tetap seperti kondisi pada Rona Awal

e). Metode pemantauan lingkungan

Metode pengumpulan dan analisis data

-Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel plankton


dengan alat plankton net dan bhentos dengan dreuger dan botol sampel.
Analisi sampel dilakukan di laboratorium dengan identifikasi, analisis
data meliputi kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan
bhentos.

Lokasi pemantauan

-Pemantauan dilaksanakan di sekitar lokasi pengerukan kolam pelabuhan


dan alur layar

-Pada lokasi perairan pantai disebelah barat dan timur pelabuhan

22
Jangka waktu pemantauan

-Selama kegiatan pengerukan pada tahap konstruksi minimal tiga kali


pemantauan

f). Institusi Pemantauan

Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya serta Dinas
Perhubungan dan Telekomikasi Kab. Sukajaya
Pelaporan : -KAPEDALDA Kab. Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi Jawa
Tengah

Komponen Sosial Ekonomi Budaya

1). Persepsi Masyarakat

a). Dampak penting yang di pantau

Munculnya persepsi negatif terhadap proyek akibat gangguan kesehatan

b). Sumber dampak

Pengerukan, pengurugan dan pemadatan tanah urugan


Mobilisasi peralatan
Pengadaan material bangunan dan tanah urugan

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Persepsi masyarakat terhadap proyek

d). Tujuan pemantauan

Mengevaluasi dampak proyek terhadap : persepsi negatif masyarakat

23
e). Metode pemantauan

Metode pengumpulan dan analisis data

-Observasi dan wawancara, analisis deskriptif

Lokasi pemantauan

-Tapak proyek dan sekitarnya

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

-Selama masa konstruksi, setiap tiga bulan sekali

f). Institusi pemantauan

Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukajaya
Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

2). Kesempatan kerja dan Pendapatan

a). Dampak yang dipantau :

Peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan.

b). Sumber dampak

Perluasan dan intensitas pelayaran

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Jumlah / prosentase masyarakat yang mendapat kesempatan kerja,


sebagai akibat kegiatan proyek

24
d). Tujuan pemantauan

Menghitung jumlah kesempatan kerja yang didapat masyarakat

e). Metode pemantauan

Metode pengumpulan dan analisis data :

Observasi dan wawancara, analisis deskriptif

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan :

Setiap 3 bulan selama masa konstruksi

Lokasi pemantauan :

Tapak proyek dan lingkungan pemukiman disekitar tapak proyek

f). Intitusi pengawasan :

Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Pekerja Umum Kabupaten Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

3). Kesehatan Masyarakat dan Pekerja

a). Dampak yang dipantau

Gangguan kesehatan pada masyarakat di sekitar tapak proyek


Ancaman keselamatan dan kesehatan pekerja

b). Sumber dampak

Penggalian, pengerukan, pengurugan, dan pemadatan lahan


Semua kegiatan konstruksi
25
c). Parameter lingkungan yang dipantau

Jumlah kelurahan gejala sakit masyrakat di sekitar tapak proyek


Jumlah dan intensitas kasus kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan
pekerja

d). Tujuan pemantauan

Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya gangguan


kesehtan pada masyarakat sekitar
Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja

e). Metode pemantauan :

Metode pengumpulan dan analisis data

Wawancara dan observasi, analisis deskriptif

Lokasi pemantauan

Tapak proyek dan sekitarnya

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

Selama masa konstruksi, 3 bulan sekali

f). Intitusi pemantauan

Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Sukajaya dan Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kab Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALADA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

26
3.2.3. Tahap Operasional

Pengoperasian wisata pantai

Pengoperasian wisata pantai merupakan aktifitas pendukung yang diharapkan


mampu mengacu perkembnagna wilayah sekitar dan memberikan peluang pada
masyarakat sekitar untuk mengembangkan usaha dan berpartisipasi dalam kegiatan
wisata pantai. sehingga diharapkan dampak yang akan muncul adalah dampak positif.

Kegiatan wisata umum meliputi :

Aquarium raksasa

Water Boom

Retoran terapung

Kios Souvenir

Area pasir putih

Komponen Fisika-Kimia

1). Hidrooseanografi

a). Dampak penting yang dipantau

Jenis komponen lingkungan :

hidrooseanografi

Indikator :

Perubahan pola arus dan gelombang

Perubahan Pasang surut

27
Perubahan pola sedimentasi

Perubahan intrusi air asin

b). Sumber dampak yang dipantau :

Pemanfaatan dan pengembangan fasilitas pelayaran

c). Parameter/komponen lingkungan yang dipantau

Arus (arah dan kecepatan)


Gelombang (tinggi, periode, arah, dan kecepatan)
Pasang surut
Sedimentasi
Intrusi air asin

d). Tujuan pemantauan lingkungan

Mengamati berbagai perubahan parameter lingkungan (arus, gelombang,


pasang surut, sedimentasi dan intrusi air laut)

e). Metode pemantauan lingkungan

Metode pemantauan
Observasi dengan menggunakan Current meter untuk memantau arus
Observasi dengan menggunakan Wave recorder untuk memantau
gelombang
Pemeruman (sounding) untuk memantau perubahan kedalaman dasar
laut
Pengamatan pola pasang surut harian yang terjadi
Pengukuran laju intrusi air asin ke lapisan tanah
Lokasi pemantauan lingkungan
Tapak proyek
Alur pelayaran

28
Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
selama tahap konstruksi
2 kali 1 tahun

f). Intitusi pemantauan lingkungan

Pelaksana : Pemakarsa
Pengawas : Dinas PU Kab Sukajaya, Dinas Perhubungan Dan
Telekomunikasi Kab. Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Prop.
Jawa Tengah

2). Kualitas air

a). Dampak penting yang dipantau

Jenis komponen lingkungan :

hidrologi dan kualitas air

Indikator :

Penurunan kualitas air di laut sekitar tapak proyek sebagai akibat


kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pelabuhan

b). Sumber dampak yang dipantau

Pemnafaatan dan pengembangan fasilitas pelayaran


Pemeliharaan fasilitas pelayaran

c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau

pH
DHL
O2 terlarut (DO)

29
TSD
BOD
Kandungan zat-zat terlarut (Fe,Cr+6,Chloride),salinitas dan kadar organik

d). Tujuan pemantauan lingkungan

Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya resuspensi


sedimen oleh karena kegiatan pengerukan

e). Metode pemantauan lingkungan

Metode pemantauan

Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan


metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil analisis
laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk budidaya

Lokasi pemantauan lingkungan

Perairan di sekitar lokasi pengerukan

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan


Selama tahap konstruksi
Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan

f). Institusi pemantauan lingkungan

Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Sukajaya dan
Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

30
Komponen Biologi

1). Biota Darat

a). Dampak penting yang dipantau

Hasil relokasi fauna


Jenis komponen lingkungan berupa tanaman penghijauan setelah
dilakukan perawatan
Indikator berupa jenis ; jumlah dan sebaran tanaman yang tumbuh dengan
baik, frekuensi pelaksanaan perawatan dan tingkat keberhasilan

b). Sumber dampak

Perawatan fauna hasil relokasi


Sumber penyebab timbulnya dampak adalah kegiatan perawatan tanaman
penghijauan

c). Parameter lingkungan yang dipantau meliputi

Pemeliharaan fauna hasil relokasi


Presentase tanaman yang hidup dan tumbuh baik
Frekuensi pemeliharaan (penyiraman, pemupukan, penyiangan)

d). Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup

Mengevaluasi keberhasilan kegiatan perawatan atau pemeliharaan


tanaman penghijauan serta fauna hasil relokasi

e). Metode pemantauan lingkungan

Metode pengumpulan dan analisis data

Pendataan fauna relokasi dan perkembangannya

31
Inventarisasi tanaman penghijauan melalui pengamatan dan pencatatan
langsung pada lokasi penghijauan, inventarisasi data pelaksanaan
pemeliharaan tanaman penghijauan pada lokasi penghijauan dan bagian
yang bertanggung jawab pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman.
Analisis data meliputi prosentase keberhasilan pertumbuhan tanaman
penghijauan yang baik. Evaluasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
tanaman penghijauan.

Lokasi pemantauan
Kawasan relokasi fauna
Kawasan lahan penghijauan dan taman
Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

Pemantauan dilaksanakan selama periode pasca konstruksi/ operasi,


dengan frekuensi 3 kali dalam setahun pada awal musim hujan, akhir
musim penghujan dan pertengahan awal musim kemarau.

f). Institusi pemantau

Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas :Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kab. Sukajaya
Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

2). Biota air

a). Dampak penting yang dipantau

Jumlah dan jenis, kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan


benthos

b). Sumber dampak

32
Sumber penyebab timbulnya dampak adalah Kegiatan pemanfaatan dan
pemeliharaan fasilitas pelayaran

c). Parameter lingkungan hidup yang dipantau

Parameter lingkungan yang dipantau adalah populasi plankton dan


benthos di perairan pelayaran dan sekitarnya

d). Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

Memantau perubahan populasi plankton dan benthos setelah beroperasi


pelayaran

e). Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

Metode pengumpulan dan analisis data

Pengambilan sampel plankton dengan plankton net, sampel benthos


dengan dreger dan pengawetan sampel dalam botol sampel dengan
formalin. Analisis sampel plankton dan benthos di laboratorium untuk
identifikasi dan penghitungan jumlah individu dan jenis

Analisis data meliputi kelimpahan, dominasi dan indeks keanekaragaman


plankton dan benthos

Lokasi pemantauan

Pemantauan dilaksanakan pada perairan pelayaran

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

Pemantauan dilaksanakan selama pascakonstruksi/operasi pelayaran,


setiap 3 bulan sekali

33
f). Instansi pemantau

Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Kantor Perikana dan Kelautan Kab. Sukajaya dan Dinas PU
Pengairan Kab. Sukajaya
Pelapor : KAPEDALDA Kab. Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi Jawa
Tengah

Komponen Sosial Ekonomi Budaya

1). Ketenagakerjaan

a). Dampak yang dipantau

Peningkatan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar


Menurunnya angka pengangguran

b). Sumber dampak

Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek


Jumlah penduduk lokal yang mengembangkan usaha
Jumlah angkatan kerja lokal yang menganggur

d). Tujuan pemantauan

Mengevaluasi kegiatan pengelolaan terkait dengan kegiatan rekrutment


tenaga kerja

e). Metode pemantauan

Metode pengumpulan dan analisis data

34
Observasi dan data sekunder pelayaran dan kecamatan

Analisis deskriptif

Lokasi pemantauan

Tapak proyek dan sekitarnya

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

Selama tahap operasi, setahun sekali

f). Institusi Pemantau

Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Sukajaya
Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

2). Mata Pencaharian

a). Dampak yang dipantau

Peningkatan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar


Menurunnya angka pengangguran

b). Sumber dampak

Pengoperasian Pelayaran dan fasilitas penunjang

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Jumlah dan jenis kesempatan kerja baru yang tercipta

d). Tujuan pemantauan :

35
Mengetahui angka pengangguaran

e). Metode pemantauan

Metode pengumpulan dan anasisi data

Wawancara dan data sekunder dari pelayaran dan kecamatan

Analisis deskriptif

Lokasi pemantauan : Tapak proyek dan desa sekitarnya


Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

Selama proses operasi, setahun sekali

f). Institusi pemantauan

Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukajaya
Pelapor : KAPEDALDA Kab. Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi Jawa
Tengah

3). Pendapatan Keluarga

a). Dampak yang dipantau

Pendapatan keluarga masyrakat sekitar pelayaran

b). Sumber dampak

Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Jumlah pendapatan keluarga

36
d). Tujuan pemantauan

Mengevaluasi dampak kegiatan pelabuhan terhadap pelayaran masyarakat


sekitar pelayaran.

e). Metode pemantauan

Metode pengumpulan dan analisis data

Observasi dan wawancara

Analisis deskriptif

Lokasi pemantauan

Tapak proyek dan desa sekitarnya

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

Selama pelabuhan beroperasi, setahun sekali

f). Institusi Pemantauan

Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Bagian Perekonomian Kabupaten Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

4). Mobilitas Penduduk

a). Dampak yang dipantau

Meningkatnya aktifitas dan mobilitas penduduk

b). Sumber dampak

37
Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Produktifitas dan mobilitas penduduk

d). Tujuan pemantauan

Mengevaluasi kegiatan pengelolaan lingkungan berkaitan dengan mobilitas


penduduk

e). Metode pemantauan

Metode pengumpulan dan analisis data

Wawancara dan data sekunder desa/kecamatan

Analisis deskriptif

Lokasi pemantauan : Wilayah pedesaan sekitar pelabuhan


Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

Selama proyek beroperasi, setahun sekali

f). Institusi pemantauan

Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Pemerintah Desa Mugimakmur dan desa Sukasejahtera
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

5). Kecemburuan sosial

a). Dampak yang dipantau

38
Kecemburuan sosial yang timbul sebagai kecewa akibat tidak terekrut
sebagai karyawan / pegawai pelayaran

b). Sumber dampak

Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Frekuensi dan Intensitas kecemburuan sosial

d). Tujuan pemantauan

Mencegah terjadinya kecemburuan sosial

e). Metode pemantauan :

Metode pengumpulan dan analisis data :

Wawancara dan Observasi

Analisis deskritif

Lokasi pemantauan

Tapak proyek dan desa sekitarnya

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan :

Selama tahap operasi, setahun sekali

f). Institusi pemantauan

Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Sukajaya

39
Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

6). Kesehatan masyarakat

a). Dampak penting yang dipantau

Berjangkitnya berbagai jenis penyakit seperti : diare, muntaber, malaria,


dan demam berdarah

b). Sumber dampak

Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Angka penderita sakit setelah pelayaran dan fasilitas penunjang beropersi

d). Tujuan pemantauan

Mengevaluasi dampak aktivitas pelayaran terhadap kesehatan masyarakat

e). Metode pemantauan

Metode pengumpulan dan analisis data

Observasi dan sampling (pemeriksaan kesehatan masyarakat)

Analisis deskriptif

Lokasi pemantauan

Tapak proyek dan pemukiman penduduk yang terkena dampak

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

40
Selama pelayaran beroperasi berlangsung, setahun sekali

f). Institusi pemantauan

Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kesehatan Kab Sukajaya, Dinas Tata Kota Kab.
Sukajaya dan Dinas PU Kab. Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

7). Perekonomian Daerah

a). Dampak penting yang dipantau

Pendapatan dari hasil retribusi dan pajak bagi Pemerintah Daerah


Kabupaten Sukajaya
Kegiatan ekonomi dan produktifitas masyarakat

b). Sumber dampak

Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukajaya

d). Tujuan pemantauan

Mengetahui dampak positif/negatif pengoperasian Pelayaran terhadap


perekonomian daerah Kabupaten Sukajaya.

e). Metode pemantauan

Metode pengumpulan dan analisis data

41
Observasi dan wawancara

Analisis deskriptif

Lokasi pemantauan

wilayah Kabupaten Sukajaya

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

Selama pelaksanaan operasi, setahun sekali

f). Institusi Pemantauan :

Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Bagian Perekonomian Kabupaten Sukajaya dan Dinas
Pendapatan Daerah Kab. Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

8). Keamanan Lingkungan

a). Dampak yang dipantau

Peningkatan frekuensi dan intensitas tindak kejahatan / kriminalitas


Peningkatan keresahan masyarakat

b). Sumber dampak

Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang


Pemeliharaan fasilitas pelayaran

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Frekuensi dan intensitas tindak kejahatan

42
Frekuensi dan intensitas keresahan masyarakat

d). Tujuan pemantauan

Mencegah peningkatan tindak kejahatan / kriminalitas


Mencegah peningkatan keresahan masyarakat

e). Metode pemantauan

Metode pengumpulan dan analisis data

Observasi dan wawancara

Analisis deskriptif

Lokasi pemantauan

Tapak proyek dan daerah sekitarnya

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

Selama proyek beroperasi, 6 bulan sekali

f). Institusi Pemantauan

Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Kepolisian Resort Kabupaten Sukajaya
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

9). Sistem Nilai dan Norma Sosial

a). Dampak yang dipantau

Gangguan pada tata nilai, norma sosial, budaya, dan adat-istiadat


masyarakat lokal di sekitar pelabuhan

43
b). Sumber dampak

Pengoperasian pelabuhan dan fasilitas penunjang

c). Parameter lingkungan yang dipantau

Jumlah dan jenis kegiatan yang bertentangan dengan norma sosial dan
agama yang dianut masyarakat sekitar

d). Tujuan pemantauan

Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah distorsi tata nilai,


norma, budaya dan adat-istiadat masyarakat lokal

e). Metode pemantauan

Metode pengumpulan dan analisis data

Observasi dan wawancara

Analisis deskriptif

Lokasi pemantauan

Tapak proyek dan daerah sekitarnya yang terkena dampak

Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

Selama operasipelayaran , setahun sekali

f). Institusi pemantauan

Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab.Sukajaya, Dinas Sosial
Kab.Sukajaya, Dinas Pendidikan Kab. Sukajaya dan Departemen Agama
dan MUI Kab. Sukajaya

44
Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Sukajaya dan BAPPEDAL Propinsi
Jawa Tengah

45
DAFTAR PUSTAKA
Fandell, Chafid. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam
Pembangunan. Jakarta: Liberty Offset
Kementerian Pekerjaan Umum, 2012: Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Kawasan Teupin Layeu-Gapang Kota Sabang, Provinsi Aceh. Jakarta: PT.
Reka Spasia Indonesia
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)
Permen LH No.13 Tahun 2010 tentang upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
pemantauan lingkungan hidup dan surat pernyataan kesanggupan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
Permen Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan
Winma,Elonesa.2015. MAKALAH Upaya Pengelolaan Lingkungan hidup (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan hidup (UPL). http://tugasmakalahmu.blog
spot.co.id/2015/01/makalah-upaya-pengelolaan lingkungan.html.Diakses pada
tanggal 12 Juli 2017

Wiwaha,Arjuna.2013.Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (Ukl) Dan Upaya


Pemantauan Lingkungan Hidup (Upl). http://studyandlearningnow.blogspot.co.
id/2013/01/upaya-pengelolaan-lingkungan-hidup-ukl.html.Diakses pada tanggal
12 Juli 2017

46

Anda mungkin juga menyukai