Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengantar
17.506 pulau yang Indonesia miliki, ratusan Gunung Vulaknik yang tertancap
dibumi Indonesia, laut dan samudra yang luas juga ada, tanah yang subur belum
terjamah semuanya, sumber daya manusia yang banyak walaupun baru hanya
sebatas kuantitas saja, sistem ketatanegaraan yang telah begitu komplek, peraturan
yang semuanya telah ada, cendikiawan-cendikiawan yang sangat banyak, hasil
tambang dan yang belum terkelola masih sangat banyak, wilayah yang berada
digaris khatulistiwa, sinar matahari dan curah hujan rata-rata pertahun yang
mencukupi sangat luas, area hutan yang menjadi paru-paru dunia, ragam hewani
yang berhabitat ditanah air kita, berjenis tumbuhan, pepohonan, buah-buahan dan
sayuran yang sangat bermacam-macam kekayaan laut (ikan, terumbukarang,
barang tambang dll) yang belum terambil manfaatnya oleh negara secara
maksimal, lalu usia pasca pembebasan diri dari kekangan penjajah dengan
proklamasi kemerdekaan yang sudah menginjak usia 65 tahun sejak berakhirnya
cengkraman penjajah dinegeri ini tepatnya sejak Indonesia menyatakan
kemerdekaannya pada Tanggal 17 agustus 1945, sampai waktu kami menulis
dalam makalah ini atau telah 100 Tahun lebih Indonesia berada dalam masa
setelah ikrar Kebangkitan Nasional Tahun 1908 yang telah silam.
Indonesia tentu patut mewaspadai perkembangan yang terjadi terutama di
kawasan Asia Pasifik. Sebab konsekuensi letak geografis Indonesia di persilangan
jalur lalu lintas internasional, maka setiap pergolakan berapapun kadar intensitas
pasti berpengaruh terhadap Indonesia. Apalagi jalur pemenuhan kebutuhan dasar
terutama minyak beberapa negara melewati perairan Indonesia. Keberadaan
Indonesia dipersilangan jalur pelayaran strategis, memang selain membawa
keberuntungan juga mengandung ancaman, sebab pasti dilirik banyak negara.
Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara memperhatikan dengan cermat
setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia. Inilah fungsi dari geostrategis.
Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat
strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman,
dan sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda wajahnya dengan artian geopolitik
untuk kepentingan militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai
metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan
itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan. Dengan Pancasila sebagai
dasarnya, maka pembangunan Indonesia akan memiliki visi yang jelas dan
terarah.

Lantas apakah cita-cita, harapan, keinginan, dan dambaan seluruh rakyat


indonesia dari Sabang sampai Meraoke dengan jumlah kurang lebih 300 juta jiwa
yang kesemuaannya menginginkan terwujudnya negara Kesatuan Republik
Indonesia yang aman, nyaman, adil sejahtera beradab dan berbudaya dengan daya
saing global yang bisa diadu, telah tercapai?

B. Tujuan Penulis
Memberikan pemahaman bahwa Indonesia sangat perlu bekerja keras dalam
rangka mewujudkan Indonesia yang kuat dalam hal ketahanan nasionalnya, baik
itu dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan juga pertahanan dan
keamanan Indonesia, karena dengan begitu kemandirian bangsa akan sangat
terlihat oleh dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Geostrategi
Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan
cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan
tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur
dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan
bermartabat bagi bangsa Indonesia, Geostrategi diartikan sebagai metode untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional.
Karena tujuan itulah maka hal itu sebagai pegangan atau bahkan doktrin
pembangunan dan hal ini lazim disebut sebagai suatu Ketahanan Nasional. Dalam
Pembukaan UUD 1945 dijelaskan setelah alinea III tentang pernyataan
proklamasi,Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa pernyataan dalam Pembukaan UUD 1945
tersebut sebagai landasan fundamental Negara. Hal ini sejalan dengan kedudukan
Pembukaan UUD 1945 dalam Negara Indonesia merupakan suatu dasar
fundamental Negara, atau dalam ilmu hukum disebut sebagai
staatsfundamentalnorm ,atau pokok kaidah Negara yang fundamental, yang
merupakan sumber hukum dasar negara.
Berdasarkan pengertian tersebut maka berkembangnya geostrategi Indonesia
sangat terkait erat dengan terbentuknya bangsa Indonesia yang terbentuk dari
bermacam etnis, suku, ras, golongan, agama, bahkan dalam teritorial yang
terpisah karena adanya proses sejarah, nasib, serta tujuan untuk mencapai
martabat kehidupan yang lebih baik. Dengan lain perkataan menurut Notonegoro
terbentuknya bangsa Indonesia merupakan proses persatuan monopluralis.
Oleh karena itu prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut :
Kesatuan Sejarah
Kesatuan Nasib
Kesatuan Budaya
Kesatuan Wilayah
Kesatuan Asas Kerohanian

2.2 Pengertian Ketahanan Nasional


Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa,
yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hanbatan dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun
dari dalam luar negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mengejar tujuan nasional Indonesia (Suradinata, 2005: 47).
Sifat-sifat dasar ketahanan nasional adalah :
Integratif
Hal ini mengandung segenap aspek kehidupan kebangsaan dalam hubungannya
dengan lingkungan sosialnya, lingkungan alam dan suasana ke dalam saling
mengadakan penyesuaian yang selaras dan serasi.
Mawas ke Dalam
Ketahanan nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu
sendiri, untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya. Pengaruh luarnya
adalah hasil yang wajar dari hubungan internasional dengan bangsa lain.
Menciptakan Kewibawaan
Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat integratif
mewujudkan suatu kewibawaan nasional serta memiliki deterrent efect,yang harus
diperhitungkan pihak lain.
Berubah menurut waktu
Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya tidak bersifat tetap,
melainkan sangat dinamis. Ketahanan nasional dapat meningkatkan atau bahkan
dapat juga menurun, dan hal itu sangat tergantung kepada situasi dan kondisi.

2.3 Geostrategi Indonesia Dalam Wujud Ketahanan Nasional.


Dalam makalah ini kami akan mencoba menguraikan secara merinci
mengenai strategi-strategi negara yang perlu diaktualisasikan dalam rangka
membenahi segala bentuk kemunduran yang tengah terjadi dinegara kita dalam
setiap sendi kehidupan rakyatnya. Adapun konsep-konsep diatas akan kami
masukan dalam bidang-bidang ketatanegaraan dibawah ini :

Geostrategi Dalam Bidang Politik


Konsep dan pratek perpolitikan dinegara Indonesia pada dasarnya adalah
hasil dari difusi dan asimilasi dari bentuk-bentuk beberapa konsep politik diluar
negeri. Terutama konsep dan praktek politik yang berasal dari negara-negara
penjajah yang sempat singgah di bumi pertiwi ini. Sekalipun dalam peraturan
termaktub bahwa politik Indonesia adalah sistem politik yang berdasarkan
pancasila terutama yang terdapat pada sila ke-4 yaitu Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, namun pada
kenyataannya lain. Hal ini jelas terlihat dengan dipraktekannya sistem politik
demokrasi, yang kalau kita tahu demokrasi itu muncul dari pemikiran-pemikiran
liberalisme. Peran negara dalam hal ini hanya sebagai pendengar sejati saja, dan
terkadang negara tidak punya hak apa-apa dalam mengurus urusan rakyatnya
karena semuanya berpusat pada rakyat. Apakah itu benar? Ataukah itu salah?
Yang pasti perlu kita cermati, bahwa rakyat adalah bagian dari negara, sekalipun
negara pada awalnya berdiri atas kehendak rakyat, namun dengan kekuatan
peraturan yang telah disepakati oleh semua lembaga dan elemen masyarakat,
maka peran negara dan pemerintah tentu harusnya menjadi pilar yang perlu
diperhatikan.
Hal lain yang sangat kami sayangkan dalam sistem politik negara kita itu
adalah tidak tahu diri maksud kami adalah sistem praktek dan konsep politik
yang diterapkan itu hanya mementingkan keinginan saja, bukan melihat pada
kebutuhan. Bukti konkrit adalah sudah tahu utang Negara Indonesia keluar negeri
itu sangat banyak, di indonesia malah melangsungkan pemilihan wakil-wakil
rakyat dengan biaya yang selalu mencapai triliyun rupiah, apakah kalau seperti itu
sistem politik Indonesia dikatakan tepat? Tentu tidak.
Selain dari itu konsep musyawarah untuk mufakatnya itu sepertinya sudah
tidak diangkat lagi. Yang terjadi hanyalah kebobrokan-kebobrokan saja. Seperti
kita ketahui bersama bagaimana kasus korupsi diberbagai dinas instansi di
Indonesia yang sering terjadi, dan itupun mulai terlihat jelas sejak pemerintahan
SBY-JK, dengan didirikannya KPK. Atau kecurangan-kecurangan yang terjadi
dalam tubuh partai-partai politik pun tidak sedikit terjadi, seperti kasus calon yang
beruang menjadi beruntung, karena ketua parpolnya adalah orang kenalan
calegnya. Dan setumpukan kasus-kasus yang lainnya.
Lantas solusi apa yang akan kami paparkan guna perbaikan sistem politik
Indonesia dan menjadi bagian dari geostrategi Indonesia? Salah satu solusi adalah
penentuan sistem politik yang konsepnnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang ada dan terjadi dinegara Indonesia, dan disesuaikan dengan dasar-dasar
negara yaitu undang-undang dasar Negara, yang paling penting adalah prakteknya
pun harus sesuai dengan konsep, kata orang Sunda jangan pasalia, atau kakidul
kakaler, dan hal ini jelas terjadi dengan sistem politik Indonesia.

Geostrategi Dalam Bidang Ekonomi


Seperti kita ketahui bersama, sistem baik konsep ataupun praktek
perekonomian yang diterapkan di Indonesia, sangat jauh dari upaya untuk
pertahanan negara secara utuh dan independen. Memang tidak bisa hindari rezim
apapun yang naik semuanya sepakat untuk memperbaiki keterpurukan
perekonomian negara, mereka semua mengerahkan segenap kemampuannya
untuk memunculkan inovasi-inovasi baru yang kelihatannya menonjol dimata
dunia, tak jarang para ekonom negara kita banyak bekerja sama dengan
pengusaha-pengusaha asing, namun yang terjadi apa? Apakah kesejahteraan
negara tercapai secara merata? Kemakmuran dapat direalisasikan? Rakyat miskin
dapat tertangani? Masyarakat kalangan ekonomi bawah bisa menyekolahkan
anaknya sampai ke perguruan tinggi? Tidak bukan?
Mari kita analisa bersama, hutang negara kita yang terus meningkat, banyak
perusahan BUMN yang diprivatisasi kepada pihak swasta, tidak sedikit lahan
tambang kita dikeruk oleh negara-negara luar, adapun untungnya mereka yang
menikmati, rakyat kita hanya dijadikan korban saja. Lantas dimana peranan dan
aplikasi dari yang diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 dan 2? Disini
pun terjadi penyelewengan Undang-undang, padahal bukannya negara kita adalah
negara yang patuh kepada undang-undang karena kita penganut demokrasi, atau
jangan-jangan makna demokrasinya pun telah bergeser menjadi democrazy?
Selanjutnya strategi apa saja yang harus kita lakukan dalam rangka memperkuat
ketahanan dalam sistem perekonomian Negara Indonesia?
1) Yang pertama, langkah konkret yang harus dilakukan adalah, penanaman
sikap yang kuat dalam setiap individu masyarakat untuk berpikir bukan hanya
menjadi konsumen saja melainkan bagaimana caranya menjadi produsen. Dan hal
ini sangat belum menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Mereka
hanya mau disuapin saja tanpa mau berupaya membuatnya sendiri. Artinya sistem
perekonomian bangsa kita perlu dirubah arah orientasinya yang tadinya hanya
sebagai konsumen sekarang diarahkan untuk menjadi produsen. Dalam hal ini
tentu peran pemerintah sebagai motivator dan fasilitator murni sangat diperlukan.
2) Yang kedua, langkah yang perlu kita lakukan dalam rangka memperkokoh
sistem perekonomian Negara Indonesia adalah bagiamana caranya untuk sebisa
mungkin tidak banyak terlalu mudah diintervensi oleh pihak-pihak asing,
sekalipun kita telah menganut sistem demokrasi tapi bukan berarti segalanya
harus kita tiru, karena kita bukan mereka, rakyat Indonesia tidak sama dengan
rakyat dinegara lain, baik itu corak hidupnya, kebudayaannya, adat kebiasaannya,
semuanya berbeda. Maka tak salah apabila kita memilah-milah hal yang perlu kita
adopsi dan yang tidak. Disini pun ketegasan hukum sangat diperlukan. Hukum
kita tidak boleh mudah terpengaruh oleh isu-isu dari mereka, yang paling perlu
kita garis bawahi adalah kita perlu waspada ketika mereka banyak memberikan
bantuan kepada kita jangan-jangan ada badak dibalik kerikil yang mana kalau
hal itu dibiarkan maka akibat buruknya tidak saat ini melainkan akan dirasakan
oleh anak cucu kita. Apakah kita rela sekarang kita senang-senang dengan semua
sikap kasihan dari orang lain sementara secara tidak sadar kita telah
menggadaikan nasib anak cucu kita !
3) Dan yang tidak kalah penting dalam hal ini adalah bagaimana caranya
agar Indonesia bersedia dan sepakat untuk menerapkan sistem ekonomi islam,
mata uang yang digunakannya pun bukan lagi rupiah melainkan emas dan perak,
perbankkannya pun sistem syariah, yang semuanya sudah jelas tidak pernah
dilanda kerugian walau terjadi krisis global sekalipun seperti yang terjadi
beberapa bulan yang lalu.

Geostrategi Dalam Bidang Sosial


Sangat kita pahami dan maklumi bersama bahkan barangkali kita semua
sepakat, semenjak digembar-gemborkannya konsep dan praktek moderenisasi dan
derasnya arus globalisasi yang masuk ke negara kita yang kesemuanya dimotori
oleh negara-negara barat, semua itu jelas-jelas telah merubah dan memporak-
porandakan tata kehidupan sosial masyarakat kita. Percaya ataupun tidak hal itu
jelas terjadi. Bagaimana mayarakat telah ternodai dengan sikap individualistis,
sikap saling merendahkan, sikap merasa diri yang saling kuat, sehingga tatanan
sosial dalam kehidupan mereka jelas-jelas telah menghilangkan jati diri bangsa.
Lalu langkah-langkah apa saja yang harus kita aktualisasikan guna
memperbaiki tatanan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Dibawah ini adalah
beberapa langkah-langkahnya :
Dikembalikannya pola kehidupan yang dulu pernah ada. Perlu digaris
bawahi bukan berarti lantas kita kembali menjadi kehidupan kuno lagi.
Melainkan kita kembali menerapkan pola kehidupan yang harmonis,
dinamis, dan familier. Kita kembali munculkan sikap-sikap gotong
royong, saling menghormati dan menghargai, saling merasakan, dan saling
membantu untuk bersama-sama membangun.
Perlu dipahamkan bahwa pola kehidupan liberal itu jelas sangat
bertentangan dengan prinsip-prinsip masyarakat timur, yang itu berarti
mereka tidak lagi dengan mudahnya meniru dan menerapkan pola yang
seperti itu. Melainkan mereka harus disadarkan ulang tentang bagaimana
pola konsep dan praktek kehidupan yang seharusnya dijalankan oleh
warga Indonesia khususunya.

Geostrategi Dalam Bidang Budaya


Kita tentu masih ingat ketika bangsa kita tiba-tiba ramai menggunakan batik
dalam setiap aktivias keseharian kita, terutama dikalangan para petinggi negara.
Ya, peristiwa itu terjadi ketika ada pengakuan bahwa batik adalah hasil kreasi
orang-orang Malaysia. Lantas kita juga belum lupa ketika orang ramai-ramai
menyuarakan bahwa seni angklung adalah hasil seni budaya khas bangsa
Indonesia khususnya Jawa Barat. Pertanyaannya adalah apakah itu yang dimaksud
dengan cinta tanah air? Apakah itu perjuangan untuk menjaga warisan leluhur
kita? Atau yang mana?
Sejalan dengan pemikiran diatas, kami berpendapat bahwa ada hal penting
yang diangggap kurang diperhatikan oleh segenap bangsa ini, salah satunya
adalah pemelihara atau pelestarian budaya. Mengapa kami mengatakan demikian?
Karena dengan tidak dipeliharanya itu maka eksistensi budaya kita semakin
hilang, terlebih saat ini semua itu telah tergerus oleh roda globalisasi dan zaman
moderenisasi. Perlu kita waspadai, perlu kita sikapi, dan harus kita tanggapi
secara serius. Bukan ketika budaya kita ada yang menjiplak, tidak seharusnya kita
tiba-tiba mengeksiskan budaya kita ketika itu diakui oleh bangsa lain. Namun
bagaimana cara dan upaya serta strateginya agar dalam setiap saat, tanpa
mengenal waktu-waktu tertentu saja, budaya ini perlu kita perlihara, perlu terus
kita lestarikan, perlu kita selalu perbaharui, dan perlu kita eksis-kan baik ke
dalam dan luar negeri.
Kita tidak perlu malu, kita tidak harus takut dikatakan kuno, atau ketingglan
zaman dan sebagainya. Kita seharusnya bangga dengan segudang kreativitas
warisan leluhur kita. Coba mulai dari saat ini pendidikan kebudayaan digalakan
lagi, budaya tidak boleh dijadikan sebagai suatu yang aneh,atau sesuatu yang
unik, karena budaya bukan tengkorak hewan purba, karena budaya bukan batu
asteroid yang jatuh kebumi. Melainkan budaya itu harus tetap hidup, harus tetap
tumbuh dan berkembang, dalam setiap saat dan waktu, dimanapun dan kapanpun
serta oleh siapapun, bukan malah budaya itu disimpan dimuseum. Maka dari itu,
pemikiran ini harus ada di setiap manusia yang merasa dirinya bangga terhadap
negaranya. Adapun hal-hal yang bisa dilakukan terkait masalah pelestarian
budaya serta strategi untuk tetap menjaga kelestarian budaya, adalah sebagai
berikut:
Pendidkan kebudayaan harus lebih digiatkan, mulai dari TK sampai perguruan
tinggi, baik itu di jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.
Kegiatan-kegiatan yang sifatnya kemasyarakatan agar selalu dibiasakan, dan
dibalut dengan kebudayaan, jangan sampai kita lebih bangga menyaksikan
tampilan Band dari pada Seni Budaya Tari Jaipong atau musik keroncong.
Buatlah pencitraan bahwa budaya itu adalah salah satu kekayaan yang perlu
dijaga, mencintai budaya berarti mencintai dan menghargai leluhur kita.
Bagaimanapun kita tidak akan terlahir jika tidak punya leluhur.
Kita harus selalu berkreasi untuk kebudayaan kita, kita kemas dengan
kemasan yang lebih terkini, sehingga orang akan semakin cinta dan menikmati
setiap kreasi budaya kita.
Kita masih ingat dengan ungkapan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghargai karya-karya leluhurnya, barangkali pesan ini hanya baru
diketahui saja belum dipahami. Maka pemahaman tentang kebudayaan
menjadi sangat perlu untuk diaktualisasikan dalam realita kehidupan.

Geostrategi Dalam Bidang Pertahanan Keamanan


Orang terkadang selalu mengidentikan ketahanan itu dengan TNI, ABRI,
Polisi. Apakah itu hal yang salah? Jelas tidak, mereka memang berkewajiban
secara utuh dengan penuh kesadaran untuk menjaga, membentengi keamanan dan
kenyamanan segenap bangsa ini dari berbagi ancaman baik yang datang dari
dalam ataupun luar negeri. Apapun resikonya. Namun kewajiban menjaga itu
kami tegaskan bukan hanya ada ditangan-tangan mereka. Melainkan kewajiban
semua kalangan, mulai dari kalangan pekerja, buruh, karyawan, rakyat sipil
pemerintah, pengusaha, politikus, dll. Karena zaman sekarang konsep ketahanan
pun telah berbeda dengan konsep sebelum kemerdekaan.
Di zaman saat ini serangan yang mengancam keamanan dan kenyamanan
serta ketertiban bangsa itu tidak dalam bentuk serangan senjata yang berwujud,
melainkan serangan senjata yang tidak terlihat dan sifatnya lebih mematikan dan
menghancurkan. Tahukah anda apa itu?, Itulah yang disebut dengan istilah perang
pemikiran. Maka jelas sifatnya yang harus menjadi benteng ketahanan keamanan
bangsa ini bukan hanya berada ditangan-tangan perwira, prajurit dan sebagainya,
melainkan berada pada semua kalangan, dalam hal ini peran pendidik dan pemuka
agama menjadi sangat jelas diperlukan.
Sekarang ini kita banyak mendapatkan serangan yang telah terbukti ampuh
menghancurkan. Contoh ril, bagaimana sistem perekonomian kita kurang
berkembang bahkan hutang negara kita menjadi lebih besar, hal itu karena kita
terlalu banyak menerima masukan dan arahan dari para ekonom-ekonom barat
yang memang mereka itu pada pintar tapi menghanyutkan. Makanya yang terjadi
bukan malah membantu melainkan menjatuhkan.
Dalam hal ini perlu ada adaptasi konsep yang diterapkan bagi para TNI,
ABRI, Polisi, etc. Mereka bukan hanya harus dikuatkan fisiknya saja, melainkan
psikis dan pemikirannya, agar mereka melek dengan berbagai tantangan,
hambatan, ancaman dan permasalahan yang sedang dan akan dihadapi oleh
bangsa ini.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sangat jelas bahwa strategi untuk memperkokoh kedaulatan bangsa dalam
rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan yang berorientasi kepada kemajuan,
keamanan, kesejateraan, kemakmuran dan kebesaran bangsa ini mutlak sangat
diperlukan. Strategi-strategi jitu, dengan aktor-aktor handal sangat dibutuhkan.
Pejuang-pejuang bangsa yang ikhlas dan sigap dalam setiap kesempatan menjadi
sangat penting untuk diwujudkan.
Pertahanan dengan stategi-strategi dalam bidang politik, perekonomian,
sosial, budaya dan keamanan menjadi pilar penting yang perlu dikukuhkan.
Secara sederhana hal-hal dibawah ini menjadi dirasa perlu unuk diaktualisasikan
yaitu sikap kemandirian, mau berusaha, mau bersaing dalam tatanan global dan
peradaban yang di dasari dengan rasa nasionalisme yang tinggi .
Kemandirian dalam arti tidak mudah terprovokasi, tidak mudah diintervensi,
dan tidak mau taat pada telunjuk pihak atau bangsa manapun. Sedangkan mau
berusaha harus ditanamkan dalam tiap individu. Adapun persaingan yang
dimaksud adalah persaingan sehat dalam setiap sisi kehidupan. Dan yang terakhir
adalah peradaban bangsa yang menjadi hal penting untuk direalisasikan, semakin
kita beradab maka jelas semakin tinggi derajat kita dimata dunia dan
meningkatkan rasa bangga terhadap Indonesia tercinta ini.

B. Saran
Ada satu peribahasa hilangnya karakter akan menghilangkan citra. Kami
rasa sangat tepat, bagi bangsa indonesia untuk selalu menjaga dan memelihara
karakteristik ke-Indonesiaannya. Karena bagaimanapun kita ini adalah orang
Indonesia, sekalipun kita bergaya Eropa atau Amerika, mereka tetap akan
memandang kita seorang Indonesia. Maka ciri khas menjadi sangat perlu
ditumbuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, Zubaidi Ahmad, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan, Pradigma,


Yogjakarta

Santoso, Budi. S.S.2002. Peranan Para Pemimpin dan Patriot Bangsa dalam
Mempertahankan Kelangsungan Hidup Bangsa dan Negara. Jumal Ketahanan

Nasional. Program Studi Ketahanan Nasional S.Ps-UGM: Yogyakarta.

Suniodiningrat, Gunawan. 2001. Pembangunan Ekonomi dan Inlegrasi


Bangsa. Jurnal Ketahanan Nasional. Program Studi Ketahanan Nasional S.Ps -
UGM: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai