Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KEPUTUSAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP


NOMOR 111 TAHUN 2003
TENTANG

PEDOMAN MENGENAI SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN SERTA


PEDOMAN KAJIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
KE AIR ATAU SUMBER AIR

Keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor 111 tahun 2003 tentang pedoman
mengenai syarat dan tata cara perizinan serta pedoman kajian pembuangan air limbah ke air
atau sumber air menteri negara lingkungan hidup merupakan pertimbangan untuk
melaksanakan ketentuan pasal 41 ayat (7) dan ayat (8).
Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh
manusia. Air limbah perkotaan biasanya dialirkan di saluran air kombinasi atau saluran
sanitasi, dan diolah di fasilitas pengolahan air limbah atau septic tank. Air limbah yang telah
diolah dilepaskan ke badan air penerima melalui saluran pengeluaran. Air limbah, terutama
limbah perkotaan, dapat tercampur dengan berbagai kotoran seperti feses maupun urin.
Sistem pembuangan air adalah infrastruktur fisik yang mencakup pipa, pompa,
penyaring, kanal, dan sebagainya yang digunakan untuk mengalirkan air limbah dari
tempatnya dihasilkan ke titik di mana ia akan diolah atau dibuang. Sistem pembuangan air
ditemukan di berbagai tipe pengolahan air limbah, kecuali septic tank yang mengolah air
limbah di tempat.
Peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, maka dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup tentang Pedoman Mengenai Syarat Dan Tata Cara Perizinan Serta
Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau Sumber Air; mengingat :
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3699);
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991
Sungai(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3409);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonomi
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3952);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4161);
7. Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2002 tentang Perubahan
Atas Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Menteri Negara;

Keputusan Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 111 Tahun 2003 Tanggal 27


Juni 2003 mengatur tentang hal-hal berikut :
1. Tata Cara Pemberian Izin Pembuangan Air Limbah
2. Pemohon mengajukan izin kepada Bupati/Walikota melalui kepala instansi yang
3. bertanggung jawab di Kabupaten/Kota.
4. Surat permohonan izin dibuat dalam jumlah rangkap tertentu sesuai dengan
5. kebijakan Bupati/Walikota.
6. Kepala Instansi yang bertanggung jawab di Kabupaten/Kota memeriksa
7. kelengkapan persyaratan permohonan izin, apabila tidak lengkap dikirim kembali ke
pemohon izin.
8. Kepala instansi yang bertanggung jawab di kab/kota menugaskan tim teknis
9. Untuk melakukan telaahan dan memproses permohonan izin.
10. Tim teknis perizinan menelaah dan memproses berkas permohonan izin meliputi
tahap:
a. kunjungan lapangan apabila diperlukan;sidang
b. pembahasan;
c. penyusunan konsep surat izin.
11. Bupati/ walikota menerbitkan, menangguhkan, atau menolak surat izin.
12. Surat izin, surat penangguhan, atau surat penolakan diterima pemohon izin.

Anda mungkin juga menyukai