Askep Lengkap
Askep Lengkap
K ( Sistem Reproduksi )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekalipun gerakan keluarga berencana telah digalakkan dengan gencar,
tetapi ada sebagian kecil masyarakat sangat mendambakan keturunan karena
telah cukup waktu untuk menunggunya namun belum berhasil. Diperkirakan
jumlah mereka sekitar 10 % pasangan usia subur atau kurang sama dengan 7-
8 juta orang. Kerisauan mereka menyebabkan mereka sangat gelisah, dan
terus berusaha dan dapat berkali-kali berganti dokter yang didengarnya telah
berhasil dalam menolong mereka yang mendambakan
kehamilan. Infertilitas didefinisikan sebagai kegagalan mengandung
setelah 1 tahun berusaha hamil. Infertil primer menunjuk pada pasien yang
belum pernah hamil sama sekali. Infertil sekunder digunakan untuk pasien
yang pernah hamil sebelumnya (Benson, 2008).
Insiden infertilitas meningkat (sekitar 100 % selama 20 tahun terakhir) di
negara-negara maju karena meningkatnya PMS (terutama gonore dan
klamidia yang kemudian menyebabkan kerusakan tuba), meningkatnya
jumlah mitra seksual (meningkatnya kemungkinan mendapat PMS), sengaja
menunda kehamilan , penggunaan kontrasepsi dan merokok ( > 1bungkus per
hari menurunkan kesempatan hamil sebesar > 20 %). Infertilitas
menyebabkan 10 -20 % dari semua kunjungan ke bagian ginekologi.
Angka fertilitas ditentukan dengan menggunakan fekundibilitas
(kemungkinan hamil 1 bulan paparan) hanya 25% pasangan muda sehat yang
sering melakukan hubungan seksual akan hamil perbulan (60% per 6 bulan,
75% per 9 bulan dan 90% per 18 bulan). Fekundibilitas menurun dengan
meningkatnya umur dan efeknya kurang jelas pada wanita dibanding pria.
Pada umur 36-37 tahun kemungkinan hamil kurang dari separuh
dibandingkan pada umur 25-27 tahun.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Infertilitas
Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung
(Keperawatan Medikal Bedah).
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah
menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Infertilitas berarti melaksanakan tugas dan upaya selama 1 tahun belum
berhasil hamil dengan situasi rumah tangga normal (Manuaba, 2001).
Definisi tradisional gasnggusn fertilitas adalah ketidakmampuan untuk
mengandung setelah sekurang-kurangnya satu tahun melakukan hubungan
seksual tanpa perlindungan (Bobak, 2006).
B. Klasifikasi Infertilitas
Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun
koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan berturut-turut.
2. Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika perempuan
pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun
koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan berturut-turut.
3. Infertilitas yang disengaja yaitu jika pasangan suami dan istri selama 12
bulan berturut-turut secara sengaja menghindari terjadinya konsepsi dan
implantasi sel sperma dengan sel ovum dengan cara-cara mekanis seperti
coitus interuptus, kondom dan sterilisasi.
4. Infertilitas yang tidak disengaja yaitu jika pasangan suami istri secara
sengaja melakukan hubungan seksual atau senggama secara intim dan
C. Etiologi Infertilitas
1. Penyebab infertilitas pada perempuan (istri)
a. Faktor penyakit
Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya
berada di lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium)
terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak
di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang
disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung telur,
saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut.
Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang
sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid dan
berhubungan intim, serta tentu saja infertilitas.
Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran
reproduksi wanita bagian atas, meliputi radang pada rahim,
saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul.
Gejala umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah
pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid,
mual, nyeri saat berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan
yang kental atau berbau.
Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual,
aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan
pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim, misalnya:
spiral).
Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran
jaringan otot yang ada di rahim. Tergantung dari lokasinya,
mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau lapisan
dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan
infertilitas adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam
(lapisan endometrium).
Mioma uteri biasanya tidak bergejala. Mioma aktif saat
wanita dalam usia reproduksi sehingga saat menopause mioma
uteri akan mengecil atau sembuh.
Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang
biasanya diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar dan
teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur
keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel
telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin
akan susah tumbuh.
Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput
(membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun
struktur tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista,
dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting
lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus
dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan
operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas
adalah sindrom ovarium polikistik.
Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism
(pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi
normal maupun tidak normal), obesitas, infertilitas, dan
pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak
seimbangnya hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.
h. Lingkungan
Pada lingkungan yang sering terkena paparan Radiasi dan obat-
obatan anti kanker.
3. Penyebab pada suami dan istri
a. Gangguan pada hubungan seksual
Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan penetrasi tak
sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus,
kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti hipospadia,
epispadia, penyakit Peyronie.
b. Factor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri)
Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil
Masalah dalam pendidikan
Emosi karena didahului orang lain hamil
D. Patofisiologi
1. Perempuan
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita
diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang
mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi
gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.
Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan
pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab
mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba
sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum
dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak
berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas
ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik
mempegaruhi proses pemasukan sperma.
Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik
yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ
genitalia tidak berkembang dengan baik.
E. Manifestasi Klinis
1. Perempuan
Terjadi kelainan system endokrin
Hipominore dan amenore
Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat
menunjukkan masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis
atau aberasi genetik
Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara
yang tidak berkembang,dan gonatnya abnormal
Wanita infertil dapat memiliki uterus
Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang
akibat infeksi, adhesi, atau tumor
Traktus reproduksi internal yang abnormal
2. Laki-laki
Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan
reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin
tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
Hipertiroidisme dan hipotiroid
Tumor hipofisis atau prolactinoma
Disfungsi ereksi berat
Ejakulasi retrograt
Hypo/epispadia
Mikropenis
Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas
sperma)
Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
Abnormalitas cairan semen
F. Pemeriksaan Diagnostic
1. Pemeriksaan fisik:
a. Hirsutisme diukur dengan skala ferryman dan gallway, jerawat
b. Pembesaran kel tiroid
c. Galaktorea
d. Inspeksi lender serviks di tunjukan dengan kualitas mucus
e. PDV untuk menunjukan adanya tumor uterus/ adneksa
2. Pemeriksaan penunjang
a. Analisis sperma
Pengeluaran sperma dapat dilakukan di laboratorium yang
menyedian tempat untuk pasien mengeluarkan sperma. Pengeluaran
juga dapat dilakukan dirumah bila pasien bisa membawa specimen
h. Laparoskopi
Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum.
i. Pemeriksaan pelvis ultrasound
Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi
kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi
kehamilan intra uteri
j. Analisa Semen
Analisis semen merupakan tes untuk mengukur jumlah semen
dan sperma seorang pria. Semen merupakan cairan berwarna
putih kental berisis sperma yang dilepaskan saat ejakulasi.
Pengumpulan sperma dapat diambil melalui masturbasi untuk
kemudian dimasukkan ke dalam container steril juga dapat
dikumpulkan selama persenggamaan dengan menggunakan
kondom khusus.
Persiapan khusus yang harus dilakukan untuk pemeriksaan ini
adalah tidak melakukan aktivitas seksual yang menyebabkan
ejakulasi dalam 2-3 hari sebelum tes. Tes ini pentin untuk
mengevaluasi fertilitas seorang pria. Dengan tes ini dapat
ditentukan apakah permasalahannya karena gangguan
reproduksi atau kualitas sperma yang menyebabkan infertilitas.
Selain itu pemeriksaan kesuburan, tes ini juga bisa dilakukan
setelah vasektomi untuk memastikan bahwa tidak ada sperma
dalam semen.
Parameter Warna Putih keruh
Bau Bunga akasia
PH 7,2 - 7,8
Volume 2 - 5 ml
Viskositas 1,6 6,6 centipose
Jumlah sperma 20 juta / ml
Sperma motil > 50%
Bentuk normal > 60%
k. Pemeriksaan endokrin
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kembali fungsi
hipothalamus, hipofisis jika kelainan ini diduga sebagai penyebab
infertilitas. Uji yang dilakukan bertujuna untuk menilai kadar
hormon tesrosteron, FSH, dan LH.
G. Penatalaksanaan
1. Perempuan
a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak
dan waktu yang tepat untuk coital
b. Pemberian terapi obat, seperti;
Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh
supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh
Terapi penggantian hormon
Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan
penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang
rusak secara luas
Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
Pengangkatan tumor atau fibroid
Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau
kemoterapi
2. Laki-laki
a. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi
autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
b. Agen antimikroba
c. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi
kejantanan
d. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
H. Penatalaksanaan
1. Wanita
a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak
dan waktu yang tepat untuk coital
b. Pemberian terapi obat, seperti;
Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh
supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh
Terapi penggantian hormon
Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan
penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
c. GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
d. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak
secara luas
e. Pengangkatan tumor atau fibroid
f. Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
2. Pria
a. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi
autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN DATA
1. DATA SUBYEKTIF
a. IDENTITAS
Nama istri : Ny. A Nama suami : Tn. B
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : Rp.800.000,-
Alamat : Jombang Alamat : Jombang
b. STATUS PERKAWINAN
Perkawinan ke : 1
Umur kawin : 23 tahun
Lama kawin : 2 tahun
c. KELUHAN UTAMA / ALASAN KUNJUNGAN
Pasien datang ke rumah sakit untuk periksa karena belum memiliki
anak setelah menikah 2 tahun yang lalu dan ingin memiliki anak,
padahal hubungan seks dilakukan secara teratur, pasien merasa malu
karena masih belum bisa mempunyai anak, dan pasien mengatakan
tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun
d. RIWAYAT KEPERAWATAN
HAID
Menarche : 13 tahun
Siklus : teratur, 30 hari
Banyaknya : 3 kotek/hari
Warnanya : merah
Baunya : anyir
Keluhan : tidak ada
Flour albus : tidak ada
Haid terakhir : - HPHT : 29 November 2010
Lamanya : 8 hari
Banyaknya : 3 kotek/hari
Warnanya : merah
Keluhan : tidak ada
e. RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN DAN NIFAS YANG
LALU
Kehamil Nif
Persalinan Anak
an as
P
Perk e
a- n
wina Jenis Usia
U Penolo Temp Penyu Hidup y
n ke- Ke k
Jenis
ng at lit
BBL Kela
/ Mati
anak
u
min skrg ASI
l
i
t
B E L U M PERN AH HA M I L
2. DATA OBYEKTIF
A. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Conposmentis
TTV : - TD: 110/70 mmHg
- Suhu : 36,8C
- Nadi : 80 x/menit
- RR : 21 x/menit
TB/BB : 155 cm / 54 kg
B. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS
Kepala : kulit kepala bersih, warna rambut hitam,
rambut tidak rontok.
Muka : tidak pucat, terlihat cemas
Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera
putih
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada kelainan
Telinga : simetris, tidak ada kelainan
Mulut : simetris, bibir lembab, tidak ada gigi
palsu/carries gigi, lidah bersih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak
ada bendungan vena jugularis
Ketiak : tidak ada bendungan vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada pembesaran mamae,
puting menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
ronchi/wheezing
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 60-80 x/menit
Suhu : 36,5-37,5C
RR : 16-24 x/menit
- Pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari
petugas dan dapat mengulang kembali.
Keriteria hasil :
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
Tanggal : 9 November 2010
jam : 9.20 WIB
1. Diagnosa : Ny A usia 25 tahun dengan infertilitas primer Gangguan
konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan Fertilitas
O :
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa
pelindung atau suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak
menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.Dan klasifikasi dari
infertilitas ada dua yaitu primer dan sekunder. Penyebab dari infertilitas ini
bisa dipandang dari pihak perempuan dal laki-lakinya. Jika dari wanita bisa
dilihat dari faktor penyakit dan fungsional. Sedangkan dari segi laki-laki bisa
dilihat dari kelainan alat kelamin dan kegagalan fungsional. Akan tetapi bisa
dilihat juga penyebabnya dari pasangan suami istri tersebut misalnya
gangguan pada hubungan seksual dan psikologisnya.
B. Saran
Apabila ada pasangan suami istri yang sudah lama menikah dan lama
belum mempunyai anak maka bisa langsung konsultasi atau periksa ke dokter
ahli untuk segera mengetahui penyebabnya. Karena jika sudah melakukan
usaha terus-menerus tapi tidak ada hasilnya, pasti terjadi infertilitas yang bisa
disebabkan dari pihak laki-laki, perempuan atau hubungan dari kedua
pasangan suami istri tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Burner and, suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan. Medikal Bedah edisi 8
volume 2. Jakarta: EGC