Anda di halaman 1dari 31

Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.

K ( Sistem Reproduksi )

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekalipun gerakan keluarga berencana telah digalakkan dengan gencar,
tetapi ada sebagian kecil masyarakat sangat mendambakan keturunan karena
telah cukup waktu untuk menunggunya namun belum berhasil. Diperkirakan
jumlah mereka sekitar 10 % pasangan usia subur atau kurang sama dengan 7-
8 juta orang. Kerisauan mereka menyebabkan mereka sangat gelisah, dan
terus berusaha dan dapat berkali-kali berganti dokter yang didengarnya telah
berhasil dalam menolong mereka yang mendambakan
kehamilan. Infertilitas didefinisikan sebagai kegagalan mengandung
setelah 1 tahun berusaha hamil. Infertil primer menunjuk pada pasien yang
belum pernah hamil sama sekali. Infertil sekunder digunakan untuk pasien
yang pernah hamil sebelumnya (Benson, 2008).
Insiden infertilitas meningkat (sekitar 100 % selama 20 tahun terakhir) di
negara-negara maju karena meningkatnya PMS (terutama gonore dan
klamidia yang kemudian menyebabkan kerusakan tuba), meningkatnya
jumlah mitra seksual (meningkatnya kemungkinan mendapat PMS), sengaja
menunda kehamilan , penggunaan kontrasepsi dan merokok ( > 1bungkus per
hari menurunkan kesempatan hamil sebesar > 20 %). Infertilitas
menyebabkan 10 -20 % dari semua kunjungan ke bagian ginekologi.
Angka fertilitas ditentukan dengan menggunakan fekundibilitas
(kemungkinan hamil 1 bulan paparan) hanya 25% pasangan muda sehat yang
sering melakukan hubungan seksual akan hamil perbulan (60% per 6 bulan,
75% per 9 bulan dan 90% per 18 bulan). Fekundibilitas menurun dengan
meningkatnya umur dan efeknya kurang jelas pada wanita dibanding pria.
Pada umur 36-37 tahun kemungkinan hamil kurang dari separuh
dibandingkan pada umur 25-27 tahun.

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 1


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Penanganan pasangan mandul atau kurang subur merupakan masalah


medis yang kompleks dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran,
sehingga memerlukan konsultasi dan pemeriksaan yang kompleks pula.
Penilaian yang cermat harus dapat mengenali kemungkinan penyebab 85%-
90% kasus infertilitas. Yang membahagiakan meskipun tanpa diberikan
terapi, 15-20% pasangan infertil dapat diharapkan hamil sejalan dengan
waktu, tetapi selain fertilisasi in vitro (IVF) dapat menyebabkan kehamilan
pada 50%-60% kasus.
Melihat fenomena di atas, penulis tertarik untuk membuat konsep asuhan
keperawatan klien dengan infertilitas.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya:
1. Bagaimana tinjauan teori dari infertilitas?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan klien dengan infertilitas?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Mengetahui tentang konsep asuhan keperawatan klien dengan
infertiitas dan memahami konsep medisnya.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian dari infertiitas
b. Mengetahui klasifikasi dari infertiitas
c. Mengetahui etiologi dari infertiitas
d. Mengetahui patofisiologi dari infertiitas
e. Mengetahui manifestasi klinis dari infertiitas
f. Mengetahui syarat-syarat pemeriksaan infertiitas
g. Mengetahui pemeriksaan diagnostik dari infertiitas
h. Mengetahui penatalaksanaan dari infertiitas
i. Mengetahui pengobatan dari infertiitas
j. Mengetahui konsep asuhan keperawatan klien dengan infertiitas

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 2


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Infertilitas
Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung
(Keperawatan Medikal Bedah).
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah
menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Infertilitas berarti melaksanakan tugas dan upaya selama 1 tahun belum
berhasil hamil dengan situasi rumah tangga normal (Manuaba, 2001).
Definisi tradisional gasnggusn fertilitas adalah ketidakmampuan untuk
mengandung setelah sekurang-kurangnya satu tahun melakukan hubungan
seksual tanpa perlindungan (Bobak, 2006).

B. Klasifikasi Infertilitas
Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun
koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan berturut-turut.
2. Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika perempuan
pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun
koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan berturut-turut.
3. Infertilitas yang disengaja yaitu jika pasangan suami dan istri selama 12
bulan berturut-turut secara sengaja menghindari terjadinya konsepsi dan
implantasi sel sperma dengan sel ovum dengan cara-cara mekanis seperti
coitus interuptus, kondom dan sterilisasi.
4. Infertilitas yang tidak disengaja yaitu jika pasangan suami istri secara
sengaja melakukan hubungan seksual atau senggama secara intim dan

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 3


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan tanpa menghindari


terjadinya konsepsi atau implantasi selama 12 bulan berturut-turut namun
belum mendapatkan kehamilan karena adanya gangguan-gangguan sistim
reproduksi seperti gangguan spermatogenesis dan gangguan ovulasi.

C. Etiologi Infertilitas
1. Penyebab infertilitas pada perempuan (istri)
a. Faktor penyakit
Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya
berada di lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium)
terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak
di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang
disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung telur,
saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut.
Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang
sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid dan
berhubungan intim, serta tentu saja infertilitas.
Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran
reproduksi wanita bagian atas, meliputi radang pada rahim,
saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul.
Gejala umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah
pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid,
mual, nyeri saat berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan
yang kental atau berbau.
Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual,
aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan
pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim, misalnya:
spiral).

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 4


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran
jaringan otot yang ada di rahim. Tergantung dari lokasinya,
mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau lapisan
dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan
infertilitas adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam
(lapisan endometrium).
Mioma uteri biasanya tidak bergejala. Mioma aktif saat
wanita dalam usia reproduksi sehingga saat menopause mioma
uteri akan mengecil atau sembuh.
Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang
biasanya diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar dan
teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur
keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel
telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin
akan susah tumbuh.
Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput
(membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun
struktur tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista,
dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting
lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus
dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan
operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas
adalah sindrom ovarium polikistik.
Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism
(pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi
normal maupun tidak normal), obesitas, infertilitas, dan
pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak
seimbangnya hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 5


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Saluran Telur yang Tersumbat


Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa
bertemu dengan sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias
tidak terjadi kehamilan.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui saluran telur
yang tersumbat adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy),
yaitu semacam pemeriksaan rontgen (sinar X) untuk melihat
rahim dan saluran telur.
Sel Telur
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang
umumnya merupakan manifestasi dari gangguan proses
pelepasan sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen penyebab
gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik. Gangguan
ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid
yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah
darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila haid pada
seorang wanita terjadi di luar itu semua, maka sebaiknya untuk
periksa ke dokter.
b. Faktor fungsional
Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai kelainan
bawaan (immunologis)
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka
tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda
asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada
wanita hamil.
Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi)
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium
terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah
polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab
utama kegagalan proses ovulasi yang normal.

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 6


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen


yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini
mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)
dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan
mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan
baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu.
Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi
(saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir
yang dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi
lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat.
Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di
dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur
matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan
hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat.
Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran
inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi
penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa
membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkan
oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic
Inflammatory Disease) atau penyakit infeksi yang disebabkan
oleh jamur klamidia.
Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh
malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma
uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan
suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi
abortus berulang. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang
mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga
ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam Rahim

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 7


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya


berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi
(penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki
kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami
gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara
lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat
menghasilkan hormon progesteron yang memadai
Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi,
zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh
bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan
2. Penyebab pada laki-laki (suami)
a. Kelainan pada alat kelamin
Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal,
antara lain pada permukaan testis
Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk
kedalam kandung kemih
Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju
bauh zakar terlalu besar, sehingga jumlah dan kemampuan gerak
spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi
kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak
turun
b. Kegagalan fungsional
Kemampuan ereksi kurang
Kelainan pembentukan spermatozoa
Gangguan pada sperma

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 8


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

c. Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)


Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang
bertugas mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kedua hormon
tersebut mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormon
testosteron, akibatnya produksi sperma dapat terganggu serta
mempengaruhi spermatogenesis dan keabnormalan semen Terapi
yang bisa dilakukan untuk peningkatan testosterone adalah dengan
terapi hormon.
d. Gangguan di daerah testis (testicular)
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan
fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak
berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma menjadi
terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai pabrik sperma
membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34
35 C, sedangkan suhu tubuh normal 36,537,5 C. Bila suhu tubuh
terus-menerus naik 23 C saja, proses pembentukan sperma dapat
terganggu.
e. Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat
disalurkan dengan lancar, biasanya karena salurannya buntu.
Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir, terkena infeksi penyakit
seperti tuberkulosis (Tb), serta vasektomi yang memang disengaja.
f. Tidak adanya semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju
vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada
ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau kecelakaan
yang memengaruhi tulang belakang.
g. Kurangnya hormon testosterone
Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis
dalam memproduksi sperma.

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 9


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

h. Lingkungan
Pada lingkungan yang sering terkena paparan Radiasi dan obat-
obatan anti kanker.
3. Penyebab pada suami dan istri
a. Gangguan pada hubungan seksual
Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan penetrasi tak
sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus,
kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti hipospadia,
epispadia, penyakit Peyronie.
b. Factor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri)
Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil
Masalah dalam pendidikan
Emosi karena didahului orang lain hamil

D. Patofisiologi
1. Perempuan
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita
diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang
mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi
gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.
Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan
pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab
mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba
sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum
dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak
berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas
ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik
mempegaruhi proses pemasukan sperma.
Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik
yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ
genitalia tidak berkembang dengan baik.

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 10


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi


imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak
bisa bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan
yang pada akhirnya menimbulkan gangguan implantasi zigot yang
berujung pada abortus.
2. Laki-laki
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi
hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional
testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi
infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif
yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido.
Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan
berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga
mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi
retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma
masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma
terganggu.

E. Manifestasi Klinis
1. Perempuan
Terjadi kelainan system endokrin
Hipominore dan amenore
Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat
menunjukkan masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis
atau aberasi genetik
Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara
yang tidak berkembang,dan gonatnya abnormal
Wanita infertil dapat memiliki uterus
Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang
akibat infeksi, adhesi, atau tumor
Traktus reproduksi internal yang abnormal

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 11


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

2. Laki-laki
Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan
reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin
tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
Hipertiroidisme dan hipotiroid
Tumor hipofisis atau prolactinoma
Disfungsi ereksi berat
Ejakulasi retrograt
Hypo/epispadia
Mikropenis
Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas
sperma)
Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
Abnormalitas cairan semen

F. Pemeriksaan Diagnostic
1. Pemeriksaan fisik:
a. Hirsutisme diukur dengan skala ferryman dan gallway, jerawat
b. Pembesaran kel tiroid
c. Galaktorea
d. Inspeksi lender serviks di tunjukan dengan kualitas mucus
e. PDV untuk menunjukan adanya tumor uterus/ adneksa
2. Pemeriksaan penunjang
a. Analisis sperma
Pengeluaran sperma dapat dilakukan di laboratorium yang
menyedian tempat untuk pasien mengeluarkan sperma. Pengeluaran
juga dapat dilakukan dirumah bila pasien bisa membawa specimen

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 12


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

dari waktu dikeluwarkan sampai dilaboratorium kurang dari 30


menit. Pasien diminta untuk menahan ejakulasi kurang lebih 3 hari
sebelum pemeriksaan. Hasil pemeriksaan normal analisis sperma
menurut WHO adalah sebagai berikut: Volume 2-5 cc, Jumlah > 20
juta/ml; Motilitas > 50%; Morfologi > 40% normal; likuefaksi: 15-
30 menit.
Bila dijumpai hasil analisis sperma yang kurang atau kurang
baik, maka biasanya diperlukan pemeriksaan ulang 1 minggu
sesudahnya pada keadaan yang lebih sehat/ nyaman guna
mengkonfirmasi hal tersebut. Perlu diingat bahwa apapun
hasil analis sperma, sangat berguna untuk penentuan terapi, tindakan,
dan pemilihan penatalaksanaan infertilitas.
b. Deteksi ovulasi
Anamnesis siklus menstruasi, 90 % siklus menstrusi teratur
:siklus ovulatoar
Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 - 1C setelah
ovulasi : Bifasik
Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi :
lendir serviks encer,daya membenang lebih panjang,
pembentukan gambaran daun pakis dan terjadi Estradiol
meningkat
c. Hormonal : FSH, LH, E2, Progesteron, Prolaktin
Setelah semua pemeriksaan dilakukan, bila belum dapat
memberikan tentang sebab infertilitas, dapat dilakukan pemeriksaan
hormonal untuk mengetahui keterangan tentang hubungan
hipotalamus dengan hipofise dan ovarial aksis. Hormon yang
diperiksa adalah gonadotropin (follicle stimulation hormone (FSH),
hormone luteinisasi (LH), dan hormone (estrogen dan progesterone,
prolaktin).
Pemeriksaan hormonal ini diharapkan dapat menerangkan
kemungkinan infertilitas dari kegagalannya melepaskan telur

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 13


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

(ovulasi). Demikian rancangan pemeriksaan diharapkan dapat selesai


dalam waktu tiga siklus menstruasi, sehingga rencana pengobatan
dapat dilakukan. Oleh karena itu pasangan infertilitas diharapkan
mengikuti rancangan pemeriksaan sehingga kepastian penyebabnya
dapat ditegakkan sebagai titik awal pengobatan selanjutnya.
FSH serum: 10-60 mIU/ml
LH serum: 15-60 mIU/ml
Estradiol: 200-600 pg/ml
Progesterone: 5-20 mg/ml
Prolactin: 2-20 mg/ml
d. Sitologi vagina
Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel
vagina
e. Uji pasca senggama
Pemeriksaan uji pasca senggama dimaksudkan untuk mengetahui
kemampuan tembus spermatozoa menyerbu lender serviks. Caranya
dianjurkan melakukan hubungan seks dirumah dan setelah dua jam,
dating kerumah sakit untuk pemeriksaan. Lendir serviksdimbil dan
selanjutnya dilakukan pemeriksaan jumlah spermatozoa yang
dijumpai dilendir tersebut. Pemeriksaan ini dilakukan sekitar
perkiraan masa ovulasi yaitu hari ke-12. 13, dan 14 dengan
perhitungan menstruasi pertama dianggap hari pertama. Hasilnya
masih belum mendapat kesepakatan para ahli.
f. Biopsy endometrium terjadwal
Mengetahui pengaruh progesterone terhadap endometrium dan
sebaiknya dilakukan pada 2-3 hr sebelum haid.
g. Histerosalpinografi
Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras.
Disini dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba
uteri, jaringan parut dan adesi akibat proses radang. Dilakukan
secara terjadwal.

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 14


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

h. Laparoskopi
Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum.
i. Pemeriksaan pelvis ultrasound
Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi
kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi
kehamilan intra uteri
j. Analisa Semen
Analisis semen merupakan tes untuk mengukur jumlah semen
dan sperma seorang pria. Semen merupakan cairan berwarna
putih kental berisis sperma yang dilepaskan saat ejakulasi.
Pengumpulan sperma dapat diambil melalui masturbasi untuk
kemudian dimasukkan ke dalam container steril juga dapat
dikumpulkan selama persenggamaan dengan menggunakan
kondom khusus.
Persiapan khusus yang harus dilakukan untuk pemeriksaan ini
adalah tidak melakukan aktivitas seksual yang menyebabkan
ejakulasi dalam 2-3 hari sebelum tes. Tes ini pentin untuk
mengevaluasi fertilitas seorang pria. Dengan tes ini dapat
ditentukan apakah permasalahannya karena gangguan
reproduksi atau kualitas sperma yang menyebabkan infertilitas.
Selain itu pemeriksaan kesuburan, tes ini juga bisa dilakukan
setelah vasektomi untuk memastikan bahwa tidak ada sperma
dalam semen.
Parameter Warna Putih keruh
Bau Bunga akasia
PH 7,2 - 7,8
Volume 2 - 5 ml
Viskositas 1,6 6,6 centipose
Jumlah sperma 20 juta / ml
Sperma motil > 50%
Bentuk normal > 60%

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 15


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

k. Pemeriksaan endokrin
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kembali fungsi
hipothalamus, hipofisis jika kelainan ini diduga sebagai penyebab
infertilitas. Uji yang dilakukan bertujuna untuk menilai kadar
hormon tesrosteron, FSH, dan LH.

G. Penatalaksanaan
1. Perempuan
a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak
dan waktu yang tepat untuk coital
b. Pemberian terapi obat, seperti;
Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh
supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh
Terapi penggantian hormon
Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan
penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang
rusak secara luas
Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
Pengangkatan tumor atau fibroid
Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau
kemoterapi
2. Laki-laki
a. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi
autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
b. Agen antimikroba
c. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi
kejantanan
d. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 16


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

e. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis


f. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus
g. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
h. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
i. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,
perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang
panas dan ketat
j. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang
mengandung spermatisida

H. Penatalaksanaan
1. Wanita
a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak
dan waktu yang tepat untuk coital
b. Pemberian terapi obat, seperti;
Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh
supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh
Terapi penggantian hormon
Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan
penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
c. GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
d. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak
secara luas
e. Pengangkatan tumor atau fibroid
f. Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
2. Pria
a. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi
autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 17


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

b. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi


kejantanan
c. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus
d. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
e. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,
perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas
dan ketat
f. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang
mengandung spermatisida

I. Teknik mengatasi infertilitas


1. Inseminasi buatan
Inseminasi buatan atau artificial insemination (sering disingkat
sebagai AI) dilakukan dengan memasukkan cairan semen yang
mengandung sperma dari priake dalam organ reproduksi wanita tanpa
melalui hubungan seks atau bukan secara alami. Cairan semen yang
mengandung sperma diambil dengan alat tertentu dari seorang suami
kemudian disuntikkan ke dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan
dan kehamilan. Biasanya dokter akan menganjurkan inseminasi buatan
sebagai langkah pertama sebelum menerapkan terapi atau perawatan
jenis lainnya.
2. GIFT (Gamete Intrafallopian Transfer)
GIFT yang merupakan singkatan dari Gamete Intrafallopian Transfer
merupakan teknik yang mulai diperkenalkan sejak tahun 1984.
Tujuannya untuk menciptakan kehamilan. Prosesnya dilakukan dengan
mengambil sel telur dari ovarium atau indung telur wanita lalu
dipertemukan dengan sel sperma pria yang sudah dibersihkan. Dengan
menggunakan alat yang bernama laparoscope, sel telur dan sperma yang
sudah dipertemukan tersebut dimasukkan ke dalam tuba falopi atau
tabung falopi wanita melalui irisan kecil di bagian perut melalui

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 18


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

operasilaparoskopik. Sehingga diharapkan langsung terjadi pembuahan


dan kehamilan.
3. IVF (In Vitro Fertilization)
IVF atau In Vitro Fertilization dikenal juga sebagai prosedur bayi
tabung. Mula-mula sel telur wanita dan sel sperma dibuahi di media
pembuahan di luar tubuh wanita. Lalu setelah terjadi pembuahan,
hasilnya yang sudah berupa embrio dimasukkan kedalam rahim melalui
serviks
4. ZIFT (Zygote Intrafallopian Transfer)
ZIFT atau Zygote Intrafallopian Transfer merupakan teknik
pemindahan zigot atau sel telur yang telah dibuahi. Proses ini dilakukan
dengan cara mengumpulkan seltelur dari indung telur seorang wanita lalu
dibuahi di luar tubuhnya. Kemudian setelah sel telur dibuahi, dimasukkan
kembali ke tuba falopi atau tabung falopi melalui pembedahan di bagian
perut dengan operasi laparoskopik. Teknik ini merupakan kombinasi
antara teknik IVF dan GIFT.
5. ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection)
ICSI atau Intracytoplasmic Sperm Injection dilakukan dengan
memasukkan sebuah sel sperma langsung ke sel telur. Dengan teknik ini,
sel sperma yang kurang aktif maupun tidak matang dapat digunakan
untuk membuahi sel telur.

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 19


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY A USIA 25 TAHUN

DENGAN INFERTILITAS PRIMER

A. PENGKAJIAN DATA
1. DATA SUBYEKTIF
a. IDENTITAS
Nama istri : Ny. A Nama suami : Tn. B
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : Rp.800.000,-
Alamat : Jombang Alamat : Jombang
b. STATUS PERKAWINAN
Perkawinan ke : 1
Umur kawin : 23 tahun
Lama kawin : 2 tahun
c. KELUHAN UTAMA / ALASAN KUNJUNGAN
Pasien datang ke rumah sakit untuk periksa karena belum memiliki
anak setelah menikah 2 tahun yang lalu dan ingin memiliki anak,
padahal hubungan seks dilakukan secara teratur, pasien merasa malu
karena masih belum bisa mempunyai anak, dan pasien mengatakan
tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun
d. RIWAYAT KEPERAWATAN
HAID
Menarche : 13 tahun
Siklus : teratur, 30 hari

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 20


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Banyaknya : 3 kotek/hari
Warnanya : merah
Baunya : anyir
Keluhan : tidak ada
Flour albus : tidak ada
Haid terakhir : - HPHT : 29 November 2010
Lamanya : 8 hari
Banyaknya : 3 kotek/hari
Warnanya : merah
Keluhan : tidak ada
e. RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN DAN NIFAS YANG
LALU

Kehamil Nif
Persalinan Anak
an as

P
Perk e
a- n
wina Jenis Usia
U Penolo Temp Penyu Hidup y
n ke- Ke k
Jenis
ng at lit
BBL Kela
/ Mati
anak
u
min skrg ASI
l
i
t

B E L U M PERN AH HA M I L

f. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU


Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun dan
menular serta menurun seperti tekanan darah tinggi, paru-paru,
kencing manis dan jantung.

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 21


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

g. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular dan menahun seperti tekanan darah tinggi, paru-
paru, kencing manis, hepatitis dan jantung.
h. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
Pola nutrisi
makan 3 kali/hari, lauk ( tahu, tempe, ikan), sayur, minum air
putih 5-6 gelas/hari
Pola eliminasi
BAB : 1 kali/hari, warna kuning, lembek, bau khas
BAK : 4-5 kali/hari, warna kuning, bau khas
Pola aktifitas
Memasak, mencuci, mengurus rumah dan tidak ada keluhan.
Pola personal hygiene
Mandi 2 kali/hari, gosok gigi 3 kali/hari, ganti baju 2 kali/hari,
keramas 2 kali/minggu.
Pola istirahat
Siang : 2 jam/hari Malam : 7 jam/hari
Pola seksual
3-4 kali/minggu
i. DATA PSIKOSOSIAL
Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang
karena sampai saat ini belum mempunyai anak. Dan pasien
menyatakan merasa malu karena sampai saat ini masih belum bisa
memiliki anak Hubungan dengan suami dan anggota keluarga yang
lain baik.
j. DATA SOSIAL BUDAYA

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 22


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Pasien mengatakan dilingkungannya tidak ada budaya minum jamu


tradisional agar bisa hamil. Pasien tidak memiliki kebiasaan pijat
perut dan pasien juga tidak mempunyai kebiasaan merokok.

2. DATA OBYEKTIF
A. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Conposmentis
TTV : - TD: 110/70 mmHg
- Suhu : 36,8C
- Nadi : 80 x/menit
- RR : 21 x/menit
TB/BB : 155 cm / 54 kg
B. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS
Kepala : kulit kepala bersih, warna rambut hitam,
rambut tidak rontok.
Muka : tidak pucat, terlihat cemas
Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera
putih
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada kelainan
Telinga : simetris, tidak ada kelainan
Mulut : simetris, bibir lembab, tidak ada gigi
palsu/carries gigi, lidah bersih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak
ada bendungan vena jugularis
Ketiak : tidak ada bendungan vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada pembesaran mamae,
puting menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
ronchi/wheezing

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 23


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Perut : simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada


bekas luka opersi, tidak ada benjolan
Genetalia : bersih, tidak ada kelainan, tidak ada
pengeluaran cairan per vaginam, tidak varises, tidak ada
condiloma
Perineum : tidak ada luka parut
Anus : tidak ada varises, tidak ada haemoroid
Ekstremitas : simetris, tidak ada kelainan, reflek patella
(+/+)
C. PEMERIKSAAN DALAM
Tidak ada kelainan vagina
Tidak ada kelainan servik
Bentuk uterus retro fleksi
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
3. INTERPRETASI DATA DASAR
a. Diagnosa : Ny A usia 25 tahun dengan infertilitas primer
Data subyektif : Pasien mengatakan belum memiliki anak sejak
setelah menikah 2 tahun yang lalu
Data obyektif :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : - Tensi : 110/70 mmHg
- Suhu : 36,8C
- Nadi : 80 x/menit
- RR : 21 x/menit
Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi : tidak ada kelainan
Pemeriksaan dalam : uterus retrofleksi
b. Masalah
Dasar : cemas

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 24


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Data subyektif : pasien mengatakan sangat cemas dengan


keadaannya
Data obyektif
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : - Tensi : 110/70 mmHg
- Suhu : 36,8C
- Nadi : 80 x/menit
- RR : 21 x/menit
Inspeksi : muka terlihat cemas
c. Kebutuhan
Nutrisi
Konseling tentang teknik berhubungan
Cara mengatasi cemas
B. DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
1. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
Fertilitas
2. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses
diagnostic
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
Fertilitas
: Ny A usia 25 tahun dengan infertilitas primer
Tujuan :
a. jangka pendek : setelah diberi asuhan selama 10 menit
diharapkan pasien mengerti dan paham serta dapat mengulang
kembali penjelasan dari petugas.
b. jangka panjang : setalah diberi asuhan selama 10 menit
diharapkan pasien segera hamil dan mempunyai anak.
Kriteria hasil :
Keadaan umum : baik

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 25


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 60-80 x/menit
Suhu : 36,5-37,5C
RR : 16-24 x/menit
- Pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari
petugas dan dapat mengulang kembali.

Intervensi dan rasional

1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien


R : agar pasien mengerti keadaannya saat ini
2) Jelaskan pada pasien tentang kebutuhan nutrisi untuk menambah
kesuburan
R : agar pasien tahu bahwa nutrisi juga berpengaruh terhadar
kesuburan
3) Jelaskan pada pasien tentang teknik-teknik berhubungan yang sesuai
dengan keadaan pasien
R : supaya pasien dapat memilih teknik berhubungan yang sesuai
dengan keadaannya sekarang sahingga cepat terjadi kehamilan
4) Anjurkan pasien untuk kontrol lagi bila ada masalah
R : untuk membantu pasien bila keluhan belum teratasi
5) Kolaborasi dengan dokter spesialis
R : sebagai tugas independent bidan
2. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses
diagnostic
Tujuan :
jangka pendek : setelah diberi asuhan selanma 5 menit
diharapkan pasien mengerti serta paham dengan pejelasan dari
petugas.
Jangka panjang : setelah diberi asuhan selama 5 menit
diharapkan pasien dapat mengatasi cemasnya.

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 26


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

Keriteria hasil :

Keadaan umum : baik


Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 60-80 x/menit
Suhu : 36,5-37,5C
RR : 16-24 x/menit
- Pasien merasa lebih tenang dan terlihat lebih santai.

Intervensi dan rasional

1) Yakinkan pasien bahwa semua masalah pasti ada penyelesaiannya


R : agar pesien merasa lebih tenang
2) Beri dukungan kepada pasien dalam menghadapi masalah ini
R : supaya pasien merasa tidak dikucilkan karena tidak memiliki anak
3) Anjurkan pasien untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha
Esa
R : jika dekat dengan Allah, Allah akan mengabulkan permintaan

D. IMPLEMENTASI

Diagnosa / Tanggal Jam Implementasi


masalah

Gangguan konsep 9 08. 30- 1. Menjelaskan hasil


diri ; harga diri Novemvber 09.30 pemeriksaan pada pasien
rendah 2010 agar pasien tahu bahwa
berhubungan bentuk uterusnya retrofleksi
dengan gangguan sehingga sperma yang masuk
Fertilitas sulit bertemu dengan sel telur
dan tidak terjadi kehamilan.
2. Menjelaskan pada pasien
makanan-makanan apa saja

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 27


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

yang dapat meningkatkan


kesuburan yaitu makanan
yang banyak mengandung
protein seperti daging serta
mengandung vitamin E
contohnya kecambah.
3. Menjelaskan teknik
berhubungan yang benar
yang sesuai dengan masalah
yang dihadapi pasien saat ini
yaitu saat berhubungan
bokong istri harus diganjal
bantal agar sperma yang
masuk bisa sampai ke mulut
rahim. Atau dengan posisi
Doggy Style (dari arah
belakang) sehingga sperma
tidak akan keluar lagi.
Setelah itu jangan langsung
tidur/berdiri, namun tetap
berada dalam posisi sujud
sekitar 20-30 menit.
4. Menganjurkan pasien datang
lagi bila masih ada keluhan.
5. Melakukan kolaborasi
dengan dokter spesialis.
Ansietas 9 november 1. Meyakinkan pasien bahwa
berhubungan 2010 semua masalah pasti ada
dengan solusinya yang penting kita
ketidaktahuan berusaha dan berdoa.
tentang akhir 2. Memberi dukungan kepada

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 28


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

proses diagnostic pasien. Jika tetap berusaha


dan berdoa InsyaAllah akan
bisa hamil.
3. Menganjurkan agar lebih
mendekatkan diri pada Tuhan
Yang Maha Esa.

E. EVALUASI
Tanggal : 9 November 2010
jam : 9.20 WIB
1. Diagnosa : Ny A usia 25 tahun dengan infertilitas primer Gangguan
konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan Fertilitas

S : pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari petugas.

O :

pasien dapat mengulang kembali penjelasan petugas.


Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi : 110/60 mmHg Suhu : 36,9C
Nadi : 77 x/menit
RR : 20 x/menit

A : Ny A usia 25 tahun dengan infertilitas primer

P : kolaborasi dengan dokter spesialis

2. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses


diagnostic
S : pesien mengatakan sudah tidak merasa cemas dengan keadaannya.
O : muka pasien tampak lebih tenang
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan.

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 29


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa
pelindung atau suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak
menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.Dan klasifikasi dari
infertilitas ada dua yaitu primer dan sekunder. Penyebab dari infertilitas ini
bisa dipandang dari pihak perempuan dal laki-lakinya. Jika dari wanita bisa
dilihat dari faktor penyakit dan fungsional. Sedangkan dari segi laki-laki bisa
dilihat dari kelainan alat kelamin dan kegagalan fungsional. Akan tetapi bisa
dilihat juga penyebabnya dari pasangan suami istri tersebut misalnya
gangguan pada hubungan seksual dan psikologisnya.

B. Saran
Apabila ada pasangan suami istri yang sudah lama menikah dan lama
belum mempunyai anak maka bisa langsung konsultasi atau periksa ke dokter
ahli untuk segera mengetahui penyebabnya. Karena jika sudah melakukan
usaha terus-menerus tapi tidak ada hasilnya, pasti terjadi infertilitas yang bisa
disebabkan dari pihak laki-laki, perempuan atau hubungan dari kedua
pasangan suami istri tersebut.

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 30


Infertilitas ( gangguan kesuburan ) M.K ( Sistem Reproduksi )

DAFTAR PUSTAKA

Reeder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas; Kesehatan Wanita, Bayi Dan


Keluarga, Edisi 18. Jakarta: EGC

Bobak. 2004. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta : EGC


Manuaba.IBG.2001.Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan
KB. Jakarta:EGC

Benson, Ralph.2008. Buku saku obstetri dan ginekologi.. Jakarta:Arcan

Wiknjosastro.Hanifa.2005.Ilmu Kandungan.Jakarta :YBP-SP

Burner and, suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan. Medikal Bedah edisi 8
volume 2. Jakarta: EGC

Stikper Gunung Sari Makassar ( Prodi S1 Kepetawatan ) Page 31

Anda mungkin juga menyukai