Anda di halaman 1dari 26

Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan CDC 2000

CDC 2000 merupakan kepanjangan dari Centera for Disease Control


and Prevention. CDC 2000 telah banyak digunakan secara luas di
klinik maupun rumah sakit.15

Cara penggunaan CDC 2000

Tentukan terlebih dahlu umur anak dalam bulan, jika umur


anak > 16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan.

Pakai grafik CDC 2000 sesuai usia (kelahiran s.d 6 bulan atau
2 s.d. 20 tahun) dan jenis kelaminnya ( perempuan atau laki-
laki).

Pada grafik CDC 2000, lihat sumbu vertical atas


panjang/tinggi badan, sesuaikan angka panjang / tinggi badan
yang di ukur dan diberi tanda silang, kemudian tarik garis
putus-putus horizontal ke kanan atau ke kiri menuju garis
persentil 50 pada grafik panjang/tinggi badan dan di beri
tanda titik.

Dari tanda ittitk pada garis persentil 50 grafik panjang/tinggi


lanjutkan gairs putus-putus vertical kebawah menuju garis
persentil 50 pada grafik berat badan dan beri tanda titik.

Kemudian dari tanda titik dari garis persentil 50 grafik berat


badan lanjutkan penarikan garis putus-putus secara horizontal
ke kanan atau ke kiri menuju sumbu vertical bawah berat
badan dan beri tanda silang.

Baca sekala berat badan seharusnya pada sumbu vertical


bawah berat badan.

Tentukan median BB/TB dalam persentil dengan rumus


Growth Chart dan Cara Membacanya
Growth Chart ( GC ) dapat digunakan untuk melihat tren pertumbuhan bayi. Growth Chart
sendiri ada beberapa macam, antara lain Berat Badan, Panjang/ Tinggi Badan, Lingkar Kepala
dan Postur. Mungkin ada orang tua yang bertanya, Anak saya umur sekian bulan berat badan
sekian, apakah normal ? Nah dengan melihat Growth Chart dan memplot Berat Badan (BB) ,
Tinggi Badan (TB), dan Lingkar Kepala (LK) sejak lahir setiap bulan ke dalam GC, orang tua
diharapkan mengetahui apakah pertumbuhan normal dan sehat. Dan perlu diingat juga bahwa
menilai pertumbuhan bayi tidak bisa dilihat dari kondisi satu waktu atau dari penampakan bayi
saja.

Bagi yang ingin sekedar melihat , dibawah ini gambar GC BB untuk Perempuan

GC BB PEREMPUAN

Bagi yang ingin mengunduh BB Bayi Perempuan versi PDF silahkan klik di sini

Untuk GC BB Laki laki, gambarnya seperti di bawah ini :


GC BB LAKI-LAKI

Untuk Growth Chart BB Laki-laki versi pdf bisa di unduh di sini

Tata cara membaca Growth Chart:

1. Di GrowthChart biasanya ada 5 garis kurva, yang di ujungnya ada angka2 yang
menunjukkan persentil yaitu 3rd, 15th, 50th, 85th, 97th.
2. Plot BB/PB/LK bayi. Contoh, bayi laki2 BB 2.9kg saat lahir,maka kita beri titik di
(2.9kg,0m) kurva persentil 15th
3. Persentil 15th brarti 85% dari anak2 usia 0m memiliki berat di atas anak tsb dan 15%
lainnya memiliki berat di bawah anak tsb.
4. Ingat, berapa persentilnya, tidak menunjukkan normal atau tidak. Orang dewasa jg
ukurannya beda2. Begitu pula bayi.
5. Plot setiap bulannya semua parameter. Perhatikan grafik/kurva pertumbuhannya.
6. Bayi/anak yang memiliki BB pada persentil 90th dapat memiliki TB serta LK jg pada
sekitar persentil tsb. Tidak otomatis berarti dia kegemukan. Dia adalah anak normal
dengan perawakan besar. Lihat perawakan orgtuanya
7. Begitu juga dengan anak yang berada pada persentil 15th, tidak berarti dia kurang gizi.
Mungkin orangtuanya tipe mungil, atau tinggi langsing dll.
8. Namun demikian, ada jg batas-batas untuk diwaspadai. Yaitu saat anak berada pada
persentil di atas 97th (beresiko obesitas) atau di bawah persentil 3rd atau garis kurva
paling bawah (beresiko underweight).

Kembali ke soal menilai tren pertumbuhan anak, tren seperti apa yang harus kita waspadai?

Kita perlu waspada saat kurva persentil naik/turun drastis. Misalnya, awalnya berada di
Persentil 40th, lalu loncat ke Persentil 75th. Artinya tanpa melewati Persentil 50th
langsung memotong ke Persentil 75th. Perlu cari tahu/perhatikan penyebab kondisi tsb.
Begitu juga sebaliknya, saat terjadi pola grafik/kurva turun drastis, misal Persentil 40th
ke Persentil 10th, tanpa melewati Persentil 15th. Pada kondisi kurva persentil terjun
bebas seperti ini, dokter harus mengevaluasi kemungkinan adanya gangguan kesehatan.
Perubahan persentil baik naik/turun yang terjadi secara perlahan/bertahap bisa jadi hanya
menunjukkan kecenderungan sesuai potensi genetik. Bayi yang lahir besar tapi memiliki
potensi genetik mungil, bisa jadi akan mengalami penurunan Persentil secara perlahan.
Sebaliknya bayi yang lahir mungil tapi memiliki potensi genetik perawakan besar, akan
juga mengejar kurva Persentil yang tinggi.

Walaupun GrowthChart adalah alat ukur yang penting, alangkah baiknya jika dokter & orangtua
tdk hanya fokus pada angka2 dalam grafik.

GrowthChart dapat jg memberi kesan yg salah. Misal, seorang anak sejak bayi memiliki TB di
Persentil 5th. Bisa jadi ia dapat gen pendek dr orangtua yang juga pendek.

Jika dokter/orangtua terlalu fokus pada angka di GrowthChart (bukan tren), maka bisa jadi kita
akan salah menilai, dan jadi khawatir terhadap hal yang salah.

Jadi, gunakan GrowthChart sebagai alat untuk menilai pola pertumbuhan anak, bukan dilihat
angka per angka saja.

Cara ukur lingkar kepala:

1. Ukur lingkar kepala di bagian paling menonjol (1-2jari di atas alis), ke belakang kepala).
2. Ukur 3x,
3. ambil angka terbesar.

Poin penting: bayi ASIX (hanya minum ASI saja) yg menyusu dgn benar, TIDAK akan
obesitas. #GrowthChart

Untuk bayi prematur, silakan menggunakan GrowthChart Fenton.

Daftar singkatan:

BB: Berat Badan

TB: Tinggi Badan

PB: Panjang Badan

LK: Lingkar Kepala

17
Pintar Membaca Growth Chart Anak dan
Kurva Pertumbuhan WHO
We are guilty of many errors and many faults, but our worst crime is abandoning the children,
neglecting the foundation of life. Many of the things we need can wait. The child cannot. Right
now is the time his bones are being formed, his blood is being made and his senses are being
developed. To him we cannot answer Tomorrow. His name is Today.

Yuk berlatih membaca grafik pertumbuhan anak supaya kita bisa terus memantau tumbuh

kembangnya dengan baik

Ketrampilan membaca grafik dan tabel pertumbuhan anak sangat penting karena berat badan
anak adalah hal yang sensitif bagi setiap ibu. Para ibu akan mudah merasa sakit hati jika anak
dikatakan kurus dan bahagia jika anak gendut. Padahal yang tepat adalah anak yang memiliki
badan ideal, tidak kurus juga tidak gendut. Nah dengan ketrampilan membaca kurva
pertumbuhan ini maka ibu tidak akan mudah tersinggung dengan komentar orang-yang-tidak-

tahu

Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan
dan kesehatan anak. Bayi baru lahir hingga anak umur 1 tahun harus ditimbang setiap sebulan
sekali. Anak umur 1-2 tahun harus ditimbang setidaknya setiap 3 bulan sekali. Setiap berkunjung
ke pusat kesehatan, anak harus selalu dicek tinggi badannya. Bila kenaikan berat badan anak
lebih rendah dari seharusnya, pertumbuhan anak akan terganggu dana anak akan berisiko
mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari seharusnya
merupakan indikasi risiko kelebihan gizi. Orang tua harus mengetahui tentang pola makan dan
pemenuhan gizi yang baik pada anak.
Indonesia dan dunia saat ini menghadapi beban ganda malnutrisi dengan adanya gizi
kurang/buruk dan kegendutan (kelebihan gizi) yang berisiko terhadap peningkatan angka
kesakitan dan kematian. Jika anak kurus kecil dan sulit bertambah beratnya maka ibu harus awas
dan waspada. Dicari tahu kenapa berat badan anak seret naiknya. Juga jangan sampai
pertumbuhan anak grafiknya mendatar karena bisa jadi ini tanda penyakit yang serius. Jika anak
memiliki berat badan berlebih juga ibu harus waspada.

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan biasanya akan sangat gendut. Namun,
karena ini ASI saja maka tidak ada bukti berisiko membahayakan anak. Bayi biasanya akan lebih
aktif bergerak di atas umur 6 bulan sehingga berat badannya akan tetap naik namun sedikit. ASI
itu anti-obesitas. Anak ASI berat badannya akan lebih ideal dibandingkan yang terus

mengkonsumsi susu formula. Berat badan ideal yaa, bukan kurus..

Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan sebuah kurva pertumbuhan standar yang
menggambarkan pertumbuhan anak umur 0-59 bulan di lingkungan yang diyakini dapat
mendukung pertumbuhan optimal anak. Untuk membuat kurva pertumbuhan ini, WHO
melakukan penelitian multisenter pada tahun 1997 sampai 2003 dengan tujuan untuk
menggambarkan pertumbuhan anak yang hidup di lingkungan yang tidak memiliki faktor
penghambat pertumbuhan.

Data dikumpulkan dari 6 negara yaitu Brazil, Ghana, India, Norwegia, Oman dan Amerika.
Penelitian ini terdiri atas dua bagian; pertama adalah penelitian longitudinal (subyek diikuti dari
lahir sampai usia 2 tahun); dan kedua adalah penelitian cross-sectional (pada anak usia 1,5
sampai 5 tahun). Panjang badan diukur pada posisi tidur telentang untuk anak usia 0-2 tahun dan
setelah usia 2 tahun tinggi badan diukur sebagai tinggi berdiri.

a. Penelitian longitudinal
Pada awal penelitian terdapat 1737 subyek yang memenuhi kriteria penelitian, namun data yang
digunakan adalah data 882 subyek yang menyelesaikan penelitian ini. Subyek diberi makan
sesuai dengan rekomendasi WHO yaitu mendapat ASI sampai usia 12 bulan dan mendapat
makanan tambahan setelah berumur 6 bulan. Ibu subyek penelitian tidak merokok.

b. Penelitian cross-sectional
Subyek diambil dari strata demografik yang sama dengan subyek penelitian longitudinal.
Terdapat 6669 subyek usia 18-71 bulan yang masing-masing dinilai dalam satu kali pengukuran.

IDAI telah menetapkan untuk skrining pertumbuhan anak dengan umur sampai 5 tahun dapat
menggunakan kurva pertumbuhan WHO.

CARA MENGGUNAKAN GRAFIK PERTUMBUHAN WHO

1. Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan (anak di atas 2
tahun), berat badan.
2. Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva. Garis
horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan umur dan panjang /
tinggi badan.
3. Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis vertikal pada
kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat badan, umur, dan IMT.
4. Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal hingga
mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran perkembangan
anak berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.

CARA MENGINTERPRETASIKAN KURVA PERTUMBUHAN WHO

1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata


2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini diberi
angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh dari garis
median menggambarkan masalah pertumbuhan.
3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2.
4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.
5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO dapat
menggunakan tabel berikut ini.

Catatan :

1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal.
Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik jika
diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang / tinggi atau IMT
terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika makin
mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated
Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva, 1997).

Panjang Badan menurut Usia

A.Laki-laki

0-6 Bulan
6 Bulan 2 Tahun
0-2 Tahun
0-5 Tahun
2-5 Tahun

B.Perempuan

0-6 Bulan
6 Bulan 2 Tahun
0-2 Tahun
0-5 Tahun
2-5 Tahun

Berat Badan menurut Usia

A.Laki-laki

0-6 Bulan
6 Bulan 2 Tahun
0-2 Tahun
0-5 Tahun
2-5 Tahun

B.Perempuan

0-6 Bulan
6 Bulan 2 Tahun
0-2 Tahun
0-5 Tahun
2-5 Tahun

Berat Badan menurut Panjang Badan (0-2 Tahun)

Tahun Laki-laki
Tahun Perempuan

Berat Badan menurut Tinggi Badan (2-5 Tahun)


Tahun Laki-laki
Tahun Perempuan

Indeks Massa Tubuh untuk Usia

A.Laki-laki

0-2 Tahun Laki-laki


0-5 Tahun Laki-laki
2-5 Tahun Laki-laki

B.Perempuan

0-2 Tahun Perempuan


0-5 Tahun Perempuan
2-5 Tahun Perempuan

Lingkar Kepala menurut Usia

A.Laki-laki

0-13 Minggu
0-2 Tahun
0-5 Tahun

B.Perempuan

0-13 Minggu
0-2 Tahun
0-5 Tahun

Lingkar Lengan Atas

Laki-laki
Perempuan

Lipatan Kulit Subskapular Menurut Usia

Laki-laki
Perempuan

Anak bergizi baik jika ada di rentang -2 SD sampai dengan 2 SD


Buku standard antropometri penilaian status gizi anak WHO bisa diunduh disini: Buku Standard
Antropometri Anak WHO

Kartu Menuju Sehat (KMS)


Kecukupan ASI dan pemberian makanan pada bayi juga bisa dipantau dengan menggunakan
grafik di KMS. Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah salah satu alat yang menggunakan berat
badan untuk memantau keadaan gizi balita. KMS merupakan kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur yang
dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an sebagai instrumen utama kegiatan
pemantauan pertumbuhan. KMS di Indonesia telah mengalami 3 kali perubahan. Pada tahun
2008, KMS balita direvisi berdasarkan Standard Antropometri WHO 2005.

Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari:

1. Penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan setiap bulan,


pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan kenaikan berat
badan.
2. Menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan.

KMS memiliki garis tegak yang menunjukkan skala berat badan dalam kilogram dan garis datar
yang merupakan skala umur dalam bulan. Kecuali garis-garis tersebut, dalam KMS juga terdapat
kurva berat badan dalam bentuk garis yang melengkung.
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis
pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan
Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Contoh pengisian KMS:
Pada anak satu titik berat badan tidak bisa menggambarkan pertumbuhan. Kurva pertumbuhan
dihasilkan dari hubungan antara titik-titik berat badan. Jika kurva menunjukkan status
kekurangan gizi atau kelebihan gizi maka ibu harus segera menindaklanjuti. Hubungi petugas
kesehatan atau dokter untuk mendapatkan konseling pemberian makan anak dan balita yang

baik. Jadi, harus segera dicari solusinya yaa, jangan melarikan diri dari timbangan

Anak yang sehat kurva berat badannya selalu naik setiap bulan. Kenaikan berat badan minimum
di bulan pertama 800 gram, bulan kedua 900 gram, bulan ketiga 800 gram, bulan keempat 600
gram, bulan kelima 500 gram, bulan keenam 400 gram, bulan ketujuh hingga ke sebelas 300
gram. Kenaikan berat badan minimal bulan ke dua belas hingga 5 tahun adalah 200 gram. Kurva
pertumbuhan dan status kecukupan gizi menggambarkan kecukupan pemberian makanan pada
anak.

Apakah Anak Anda Pendek?


Tinggi badan (TB) seseorang sangat dipengaruhi oleh potensi genetiknya. Jika saat ini ayah
dan ibu merasa anaknya lebih pendek dari teman-teman sebayanya , ada baiknya ayah dan
ibu mengetahui apakah anak anda pendek ataukah masih dalam batas potensi genetiknya.

Cara mengetahuinya silakan ikuti langkah-langkah berikut ini:

Langkah pertama :

Anak Laki : (TB Ayah + TB Ibu) + 13 cm bagi 2 + 8,5


Anak Perempuan : (TB Ayah + TB Ibu) 13 cm bagi 2 + 8,5
Langkah kedua:
Hasil perhitungan tersebut dimasukkan pada grafik pertumbuhan CDC-2000 pada usia 20
tahun dan tentukan persentil batas atas dan bawahnya. Ini adalah TB potensi genetik anak.

Langkah ketiga:

Masukkan TB anak saat ini pada grafik pertumbuhan CDC-2000, sesuai usia dan
jenis kelaminnya.
Apabila TB anak berada pada persentil yang sama dengan hasil perhitungan langkah
kedua, maka TB anak masih dalam batas normal, apabila TB anak berada dibawah
persentil hasil perhitungan tersebut berarti anak anda pendek. Silahkan hubungi
dokter anak anda untuk mencari penyebabnya.

Contoh:

Seorang ibu membawa anak perempuannya ke dokter spesialis anak saat usia 5 tahun dan
mengeluh bahwa anaknya lebih pendek dibandingkan anak-anak sebayanya di sekolah. Anak
perempuan, usia 5 tahun, TB 105 cm, TB ayah 170 cm, TB ibu 158 cm. Apakah anak ini
termasuk pendek?

Langkah pertama:
(170 cm + 158 cm) - 13 cm : 2 = 157,25 cm + 8,5 = 150,75 cm 165,75 cm (Tinggi Potensial
Genetik)

Langkah kedua:
Setelah dimasukkan pada grafik pertumbuhan CDC-2000, TB 150,75 cm 165,75 cm pada
usia 20 tahun berada diantara persentil 5 dan 75. Artinya Tinggi Potensial genetik anak ini
berada diantara persentil 5 dan 75.

Langkah ketiga:
Masukkan TB anak ini pada grafik yang sama, untuk anak perempuan usia 5 tahun dengan
TB 105 cm berada pada posisi persentil 25. TB anak ini masih berada dalam potensi genetik.

Kesimpulan: TB anak ini walaupun lebih pendek dari anak sebayanya namun masih
dikategorikan normal karena masih didalam cakupan tinggi potensial genetiknya.

Bagaimana dengan anak-anak anda saat ini? Apakah masih di dalam potensial genetiknya
atau tidak? Yuk mulai menghitung sesuai rumus diatas ini.. Selamat berhitung!

Skoring TB pada Anak


April 15, 2015/0 Comments/in Artikel Umum /by Dr.dr. FX. Wikan Indarto, Sp.A

Dalam menegakkan diagnosis tuberkulosis (TB) pada pasien anak, sebaiknya menggunakan
berbagai prosedur diagnostik. Apabila terdapat keterbatasan sarana diagnostik maupun biaya,
dapat menggunakan suatu pendekatan diagnostik lain, yaitu sistem skoring. Sistem skoring
dikembangkan oleh para ahli dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kemenkes RI, dan
WHO. Sistem ini mempermudah penegakan diagnosis TB anak, terutama di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar. Apa yang sebaiknya dilakukan?

Penilaian atau pembobotan pada sistem skoring menurut Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun
2013, meliputi hasil pemeriksaan tuberkulin (Uji Mantoux) dan kontak erat dengan pasien
dewasa TB menular mempunyai skor (nilai) tertinggi, yaitu 3. Namun demikian, seperti dapat
dilihat pada lampiran tulisan ini, uji tuberkulin bukan merupakan pemeriksaan penentu
utama, untuk menegakkan diagnosis TB anak. Selain itu, pasien anak dengan jumlah skor 6,
dapat didiagnosis, harus ditatalaksana sebagai pasien TB, dan mendapat OAT (Obat Anti
Tuberkulosis).

Beberapa keadaan klinis khusus pada pasien, memerlukan pemeriksaan lebih lanjut di
fasilitas pelayanan kesehatan rujukan. Misalnya ditemukan gibbus atau koksitis TB, juga
tanda bahaya TB saraf pusat, yaitu kejang, kaku kuduk, dan penurunan kesadaran. Selain
itu, juga adanya tanda kegawatan lain, misalnya sesak napas atau pada pemeriksaan foto
Rontgen polos dada atau toraks menunjukan gambaran efusi pleura, milier, atau kavitas.

Pada sistem skoring, beberapa parameter memerlukan penjelasan khusus. Kontak dengan
pasien pasien dewasa TB BTA positif diberi skor 3, hanya bila ada bukti tertulis hasil
laboratorium BTA dari orang dewasa sebagai sumber penularan. Data ini dapat diperoleh dari
formulir TB 01 atau dari hasil laboratorium. Penentuan status gizi anak dilakukan dengan
parameter BB/TB atau BB/U dengan Berat Badan, Panjang atau Tinggi Badan, dan Umur
diukur saat pasien datang (moment opname). Penentuan status gizi untuk anak usia <5 tahun
menggunakan panduan buku KIA terbitan Kemenkes RI, sedangkan untuk anak usia >5
tahun menggunakan kurva CDC terbitan tahun 2000. Apabila BB kurang, anak juga harus
diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi selama 1 bulan.
Gejala klinis demam (2 minggu) dan batuk (3 minggu) lama, dapat bernilai apabila tidak
membaik setelah diberikan pengobatan, sesuai baku terapi di fasilitas pelayanan kesehatan
dasar. Selain itu, gambaran foto toraks yang mendukung TB dapat berupa pembesaran
kelenjar hilus atau paratrakeal dengan atau tanpa infiltrat, atelektasis, konsolidasi segmental
atau lobar, milier, kalsifikasi dengan infiltrat, ataupun tuberkuloma. Foto toraks bukan
merupakan alat diagnostik utama pada TB anak
Diagnosis TB pada anak dengan sistem skoring sebaiknya ditegakkan oleh dokter. Apabila di
fasilitas pelayanan kesehatan tidak ada dokter, pelimpahan wewenang terbatas dapat
diberikan kepada petugas kesehatan lainnya. Namun demikian, seharusnya hanya kepada
petugas yang sudah dilatih tentang strategi DOTS, untuk menegakkan diagnosis dan
tatalaksana TB anak. Dalam sistem skoring ini, anak didiagnosis TB jika jumlah skor 6,
dengan skor maksimal 13.

Anak dengan skor 6 yang diperoleh dari poin kontak dengan pasien BTA positif dan hasil uji
tuberkulin positif, tetapi TANPA gejala klinis, maka pada anak tersebut belum perlu diberikan
OAT. Anak tersebut cukup dilakukan observasi atau diberi INH profilaksis, tergantung dari
umur anak.

Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dengan gejala klinis yang meragukan, maka pasien
tersebut dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan, untuk evaluasi lebih lanjut . Anak
dengan skor 5 yang terdiri dari poin kontak BTA positif dan 2 gejala klinis lain, pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang tidak tersedia uji tuberkulin, maka dapat didiagnosis, diterapi ,dan
dipantau sebagai TB anak. Pemantauan dilakukan selama 2 bulan terapi awal, dan apabila
terdapat perbaikan klinis, maka terapi OAT dilanjutkan sampai selesai 6 bulan. Semua bayi
dengan reaksi cepat (<2 minggu) setelah pemberian imunisasi BCG, seharusnya dicurigai telah
terinfeksi TB, dan harus dievaluasi dengan sistem skoring TB anak.

Untuk daerah dengan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang terbatas, yaitu tidak
tersedianya uji tuberkulin dan atau foto toraks, maka evaluasi dengan sistem skoring tetap
boleh dilakukan, dan dapat didiagnosis TB dengan syarat skor 6. Pada anak yang pada
evaluasi bulan ke-2 tidak menunjukkan perbaikan klinis berarti, sebaiknya diperiksa lebih
lanjut. Pemeriksaan lanjutan bertujuan untuk mencari faktor penyebab lain, misalnya
kesalahan diagnosis, adanya penyakit penyerta, gizi buruk, TB-MDR, maupun masalah
ketidakkepatuhan berobat pasien. Yang dimaksud dengan perbaikan klinis adalah perbaikan
dari gejala yang ditemukan pada anak tersebut, saat diagnosis ditegakkan.

Sistem skoring ini diharapkan dapat mengurangi terjadinya under maupun overdiagnosis TB
anak. Tentunya agar pelayanan kesehatan untuk semua pasien anak di Indonesia, termasuk
TB anak, akan semakin efisien dan dapat dijangkau oleh BPJS Kesehatan, sebagai
penjaminan biaya pasien (universal health coverage).
ditulis oleh:

fx. wikan indrarto, dokter spesialis anak di RS Bethesda Yogyakarta

Perkembangan Fisik Otak Balita


Lahir : 1/4 ukuran dewasa
18 Bulan: 1/2 ukuran dewasa
6 Tahun: 8/10 ukuran dewasa
18 tahun: Ukuran penuh

Sejak usia 2 tahun, pola emosional dan intelektual sebagian besar sudah terbentuk.
[Dr Burton L. Whise, Former Director, Harvard Preschool Project]

Penelitian menunjukan bahwa perkembangan kecerdasan anak sejak lahir sampai usia 4
tahun sama dengan perkembangan kecerdasan dari usia 4 tahun hingga 18 tahun.
[Dr Keith Osborne, professor of Child Development, University of Georgia]

Pada usia 4 tahun, [50%] dari inteligensia dewasa seorang anak telah terbentuk, pada
usia 8 tahun, [80%] dari inteligensia dewasa seorang anak telah terbentuk dan pada usia
18 tahun, inteligensia dewasa seorang anak telah komplit terbentuk.
[Dr Benjamin S. Bloom, Professor of Education, University of Chicago]

Periode Emas Pertumbuhan Otak Balita


Periode Emas Pertumbuhan Otak dimulai sejak trismester ke-tiga kehamilan sampai bayi
berusia 4 tahun. Periode ini merupakan masa dimana pertumbuhan otak terjadi dengan
sangat cepat.
Masa tercepat pertumbuhan otak dikenal sebagai masa pesat tumbuh (growth spurt) otak
yakni sekitar masa kelahiran sampai bayi berusia 18 bulan. Pada masa ini berat otak
akan mencapai 300% dibandingkan berat otak saat lahir dan sekitar 25% bahan
pembentuk otak dibentuk selama periode ini.
Kurang berkembangannya otak karena kekurangan gizi yang terjadi selama masa pesat
tumbuh otak akan sulit diperbaiki.

Pada periode emas ini, diperlukan Asam Lemak Esensial yaitu Asam Lemak Omega-3
(DHA) dan Omega-6 (AA).Dinyatakan bahwa secara kimia, otak manusia merupakan
organ yang banyak mengandung suatu lapisan tipis (membran) lemak. Agar membran
berfungsi dengan tepat diperlukan Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6.

Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6 terdapat pada Air Susu Ibu (ASI), telur , kedelai, ikan
dan produk olahannya termasuk minyak ikan.

Pedoman yang perlu dipegang bagi seorang Ibu adalah agar selama hamil dan menyusui,
selalu menjaga kesehatan dan makan makanan bergizi.Setelah bayi lahir, perlu diberikan:
ASI Eksklusif selama 4 bulan terus menerus dan dilanjutkan dengan makanan gizi
seimbang (4 sehat 5 sempurna) sehingga perkembangan kecerdasan otaknya optimal.

Manfaat Susu Fermentasi (tidak untuk bayi)


Susu fermentasi merupakan susu hasil proses fermentasi oleh bakteri asam laktat (Lactic
acid bacteria).
Ada 3 jenis bakteri yang digunakan untuk proses fermentasi susu, yaitu:

1. Bakteri asam laktat yang bukan mikroflora yang biasa hidup dalam saluran usus.
2. Bakteri asam laktat yang dapat mencapai usus dalam keadaan hidup tetapi bukan
penghuni tetap saluran usus.
3. Bakteri asam laktat mikroflora alami saluran usus.

Yang termasuk bakteri asam laktat:

Lactobacilli (Lactobacillus spp.)


Bifidobacteria (Bifidobacterium spp.)
Lactic cocci (Streptococcus, Peptococcus dan Leuconostoc spp.)

Setiap makanan/minuman yang dimakan akan masuk ke dalam lambung untuk


dihancurkan oleh enzim yang ada dalam lambung dan kemudian menuju ke usus untuk
menjalani proses penyerapan sari makanan/minuman oleh tubuh.

Susu fermentasi yang mengandung bakteri asam laktat sangat bagus untuk sistem
pencernaan. Bakteri asam laktat mampu memproses karbohidrat dalam susu yang
disebut laktosa menjadi asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan akan menurunkan
derajat keasaman (pH) dalam usus sehingga menghambat pertumbuhan bakteri
merugikan dalam sistem pencernaan.
Bakteri asam laktat juga mampu menghilangkan bahan penyebab kanker dengan cara
menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya penghasil bahan karsinogen (bahan
penyebab kanker).
Khusus bakteri asam laktat dari kelompok bifidobacterium, dapat memperbaiki sistem
metabolisme protein, mencegah sembelit, serta membantu proses pengobatan liver.

Bagi mereka yang tidak tahan minum susu murni, susu fermentasi ini akan sangat
membantu.
Mereka yang tidak tahan minum susu murni biasanya dikarenakan kurangnya sekresi
enzim galaktosidase. Enzim galaktosidase bertugas untuk memecah gula susu (laktosa).
Dengan berkurangnya enzim galaktosidase maka akan banyak tersisa laktosa yang
kemudian diuraikan oleh bakteri penghasil gas yang terdapat di dalam usus.
Menumpuknya gas berpotensi menyebabkan sakit perut, perasaan kembung dan bahkan
diare.Bakteri asam laktat menguraikan laktosa yang tidak dapat terurai oleh
galaktosidase menjadi asam laktat.

Bakteri asam laktat ini biasa disebut sebagai Probiotik karena mampu menstimulasi
pertumbuhan mikroorganisme baik lain yang tidak berbahaya bagi tubuh.

Meskipun demikian susu fermentasi ini tidak untuk bayi karena dapat menurunkan
derajat keasaman menjadi sangat rendah (pH=4), hal ini dapat melukai lambung bayi.

TABEL BB DEWASA
Catatan :
Yang beratnya di bawah 55 kg dan tingginya nggak nyampai 160 cm
nggak usah nyari tabelnya. Ini khusus buat yang over dowang
TABEL BERAT BADAN BAYI
Home/Blog/Tabel berat badan bayi

Berat Badan Ideal Bayi Setiap bayi yang dilahirkan pastinya memiliki ciri dan
juga berat badan yang berbeda. Namun, rata-rata bayi yang baru lahir memiliki
berat badan berkisar antara 2,5 hingga 4,5 kg. Ukuran dan berat badan bayi
bunda dapat di tentukan berdasarkan :

Keturunan orang tua


Kesehatan ibu
Nutrisi yang bunda konsumsi selama kehamilannya

Disini yang terpenting bukanlah berapa berat badan yang dimiliki oleh bayi bunda
saat dia lahir, namun berapakah berat badan yang bisa di capai bayi bunda
setelah ia lahir. Pastinya sebagai orang tua, bunda ingin mengetahui berapa berat
badan ideal bagi bayi bunda bukan ?

Nah, di bawah ini adalah beberapa info mengenai tabel berat badan ideal bayi :
Berat Ideal Bayi Usia 0-3 bulan adalah 2,7 kg 5,7 kg
Berat Ideal Bayi Usia 4-6 bulan adalah 5,0 kg 7,4 kg
Berat Ideal Bayi Usia 7-9 bulan adalah 8,0 kg 8,9 kg
Berat Ideal Bayi Usia 10-12 bulan adalah 9,3 kg 9,9 kg
dst lihat pada tabel diatas

Untuk ibu atau ayah yang ada dirumah dapat menghitung berat bayi
menggunakan rumus yang telah diterapkan WHO, cari tahu berapa berat bayi ibu
, apakah masih dapat kondisi berat badan yang ideal?

Untuk anak dibawah 12 bulan : BBI = (n : 2) + 4 atau (umur (bln) : 2 ) + 4


Untuk anak 1-10 thn : BBI = (2 x n) + 8 atau (2 x umur (thn)) + 8

Tapi hati-hati jika menghitung berat badan ideal bayi, seperti contoh :

Anak balita usia 2 tahun 10 bulan,berarti ditulis dengan n = 2,10 dan selanjutnya
dikali dengan 2 (sebagaimana rumus 2n) jadi hasilnya adalah 4,20.

Hasil ini jangan langsung ditambah dengan 8,karena 4,20 diartikan 4 tahun 20
bulan,20 bulan artinya 1 tahun 8 bulan, jadi 4 + 1,8 = 5.8

4,20 berubah menjadi 5,8, baru kemudian ditambah dengan 8. Maka Berat badan
Idealnya adalah 13,8 kg

3 dasar berat badan ideal bayi } Untuk mengetahui pertumbuhan bayi bunda
normal atau kurang, bunda bisa melakukan dengan menggunakan 3 pengukuran
dasar, yaitu :

Berat Badan : Hal ini akan memberikan informasi apakah berat badan ideal
bayi sudah tercapai sesuai dengan standar WHO.

Tinggi Badan : Hal ini juga memberikan informasi yang sama seperti halnya
pengukuran berat badan di atas.

Lingkar Kepala : Melalui pengukuran kepala ini dokter dapat langsung


mendeteksi bila ada penyakit maupun ketidakwajaran dalam pertumbuhan
bayi bunda.

Yang harus bunda lakukan untuk mengejar pertambahan berat badan ideal bayi
bunda adalah memastikan kebutuhan energi dan nutrisinya terpenuhi.
Kebutuhan gizi usia 1-3 tahun adalah sebagai berikut :

Energi : 1000 kkal


Protein : 25 gram
Kalsium : 500 mg
Zat besi : 8 mg

Anda mungkin juga menyukai