PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Menurut UU ASN Nomor 5 pasal 10 tahun 2014, ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat persatuan bangsa.
ASN juga berperan sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintah dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Diskusi tentang potret
Pegawai Negeri Sipil di Indonesia dewasa ini sering berkisar pada rendahnya
profesionalisme, tingkat kesejahteraan yang belum memadai, distribusi dan
komposisi yang belum ideal, penempatan dalam jabatan yang belum didasarkan
pada kompetensi, penilaian kinerja yang belum objektif, kenaikan pangkat yang
belum didasarkan pada prestasi kerja, budaya kerja dan ethos kerja yang masih
rendah, penerapan peraturan disiplin yang tidak dilaksanakan secara konsisten dan
konsekuen serta persoalan-persoalan internal Pegawai Negeri Sipil lainnya.
Persoalan-persoalan di atas saling berkaitan dan cenderung belum menemukan
solusi yang komprehensif. Gambaran tersebut memberikan dorongan bagi kita
untuk melakukan perubahan pada sumber daya manusia aparatur Indonesia
(Reformasi Birokrasi).
Pola pikir negatif PNS dan layanan aparatur pemerintahan yang belum sesuai
harapan, yang ditandai dengan semakin banyaknya keluhan dari masyarakat, harus
diubah untuk membentuk penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih.
Hal ini menuntut adanya pelaksanaan reformasi birokrasi dari pemerintah. Salah
satu bidang yang direformasi adalah penataan Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu
Aparatur Sipil Negara.
1
Untuk membentuk ASN yang profesional dan mampu memberikan layanan
pemerintahan yang sesuai dengan harapan masyarakat maka diperlukan
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Salah satu jenis Diklat yang strategis untuk
mewujudkan ASN seperti tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan. Untuk
membentuk pegawai ASN yang lebih baik, maka dilakukan inovasi dalam
penyelenggaraan Diklat Prajabatan yang memungkinkan peserta untuk mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN.
2
2. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan rancangan kegiatan aktualisasi ini
adalah untuk menciptakan PNS yang profesional, yaitu PNS yang karakternya
dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi PNS, sehingga mampu melaksanakan tugas
dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara. Nilai-nilai dasar yang diharapkan
terbentuk adalah:
a. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatan;
b. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas
jabatan;
c. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas
jabatan;
d. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatan;
e. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan
korupsi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara,
f. Kemampuan menganalisis dampak apabila kelima nilai dasar di atas tidak
dilaksanakan.
3
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
B. Analisis Situasi
1. Geografi dan Demografi
UPTD Puskesmas Aek Korsik merupakan salah satu UPTD Kesehatan di
Kabupaten Labuhanbatu Utara Provinsi Sumatra Utara dengan luas wilayah
kerja kurang lebih 32.635 Ha. Administrasi pemerintah wilayah kerja
UPTD Puskesmas Aek Korsik berdiri dari delapan desa yaitu : Desa Aek
Korsik, Padang Maninjau, Bandar Selamat, Panigoran, Padang Halaban,
Purworejo, Sidomulyo, Karang Anyar dengan jumlah penduduk 30.223
jiwa.
4
3. Ketenagaan
UPTD Puskesmas Aek Korsik dipimpin oleh dr. Erliston D. T. Oktavian
yang memiliki tenaga kesehatan tersebar di Puskesmas, Pustu, dan
Poskesdes di wilayah Kerja. Adapun tenaga kesehatan yang dimiliki UPTD
Puskesmas Aek Korsik antara lain seperti yang tertera pada tabel berikut :
1. Dokter umum 3
2. Dokter gigi 1
3. Bidan 46
4. Perawat 24
5. Kesehatan Lingkungan 1
2. Poskesdes/Posyandu 8 Unit
5
C. Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksanaan
6
b. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan Kesehatan Perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (Private Goods) dengan tujuan utama menyembuPhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, perawatan
perorangan tersebut adalah perawatan jalan.
7
4. Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya
(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien) pada
individu dalam rangka upaya preventif
5. Memberikan oksigenasi sederhana
6. Memberikan bantuan hidup dasar
7. Melakukan penyuluhan pada keluarga
8. Melakukan dokumentasi yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan
9. Melakukan perawatan luka
10. Membantu personal hygiene pasien
11. Melakukan komunikasi terapeutik
12. Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien
13. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan
14. Memelihara peralatan medis agar selalu siap pakai
15. Melaksanakan tugas jaga pagi, siang dan malam dan hari libur
8
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS AEK KORSIK
DORMAYAN SIHOTANG
UNIT YANKES
UNIT PROMKES UNIT KESLING UNIT P2M UNIT KIA UNIT GIZI
Dr. DORIS
EKO SURIYADI NGADIMIN EVILINE D. S. RATNAWATI MINTASARI
PENG POLI UMUM
IIN INDAH F.
PENG FARMASI
SITI AMINAH
9
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Konsep Aktualisasi
Nilai-nilai dasar ASN adalah nilai-nilai fundamental yang harus dimiliki
dalam menjalankan tugas jabatan Profesi ASN secara profesional sebagai
pelayan masyarakat.
Nilainilai dasar profesi ASN meliputi :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah kecintaan terhadap tanah air dengan tetap
menghormati negara-negara lain. Makna nasionalisme secara politis
merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan
pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau
mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun
dirinya dan lingkungan masyarakat, bangsa, dan negaranya. Nasionalisme
adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untuk mengaktualisasikan dalam
10
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara.
Dalam UU No 5 tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji
ketika diangkat menjadi PNS, disana dinyatakan bahwa PNS akan
senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara
dan pemerintah. Dalam Pancasila terdapat sila pertama sampai kelima yang
harus dimaknai dan diimplementasikan oleh seorang aparatur sipil Negara.
a. Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, dapat dimaknai bahwa
Ketuhanan dalam kerangka Pancasila bisa melibatkan nilai-nilai moral
universal agama-agama yang ada. Pancasila bermaksud menjadikan
nilai-nilai moral ketuhanan sebagai landasan pengelolaan kehidupan
dalam konteks masyarakat yang majemuk, tanpa menjadikan salah satu
agama tertentu mendikte negara.
b. Sila kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Berdasarkan
sejarahnya, bangsa Indonesia tidak bisa melepaskan diri dari komitmen
kemanusiaan, berdasar prinsip kemanusiaan ini maka seorang aparatur
sipil negra dalam bertindak, berperilaku dan mengambil keputusan harus
selalu dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan.
c. Sila ketiga yaitu Persatuan dan Kesatuan dimana dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, seorang PNS juga wajib menjunjung tinggi
persatuan agar keutuhan bangsa dapat terjaga.
d. Sila keempat yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan mengandung ciri-ciri demokrasi
yang dijalankan di Indonesia yakni kedaulatan rakyat, permusyawaratan
yang berarti kekeluargaan, serta hikmat kebijaksanaan. Demokrasi yang
berciri kerakyatan berarti adanya penghormatan terhadap suara rakyat.
e. Sila kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
mengandung arti bahwa PNS dalam menjalankan tugas fungsinya harus
berpegang pada prinsip adil dan netral. Netral dalam artian tidak
memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada,
11
sedangkan adil berarti PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh
berlaku diskriminatif dan harus objektif, jujur, transparan.
3. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang
menentukan baik atau buruk, perilaku benar atau salah, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika merupakan sistem
penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang
pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup
cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan telah sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok melalui ketentuan
tertulis yang dapat dipegang oleh sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, yakni:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam Ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
12
j. Mengutamakan pimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen mutu
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan (customer
satisfaction). Komitmen mutu merupakan kesanggupan yang sungguh-
sungguh dari seorang pegawai untuk melakukan tugasnya dengan efektif,
efisien, inovatif, dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Efektif dapat diartikan sebagai sejauh mana organisasi dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan dan berhasil mencapai apapun yang
coba dikerjakannya sedangkan efisiensi adalah jumlah sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Inovasi adalah
perubahan, apapun bentuk perubahannya dimaksudkan untuk mencapai
kepuasan pelanggan. Dalam arti singkat, bahwa komitmen mutu
merupakan kepatuhan terhadap standar.
Nilai-nilai dasar orientasi mutu, yaitu:
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/client
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati untuk menjaga dan
memelihara agar customer/client tetap setia
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients maupun
perkembangan teknologi
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan
13
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai
cara, antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi, dan benchmark.
5. Anti korupsi
Korupsi artinya perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat
disuap, tidak bermoral, menyimpang dan melanggar norma-norma agama
sedangkan anti korupsi adalah kesadaran untuk tidak melakukan
perbuatan buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari
kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental dan umum.
Korupsi sering dikatakan sebagi kejahatan luar biasa dikarenakan
dampaknya yang menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Tindak
pidana korupsi adalah suatu perbuatan yang diancam dengan pidana oleh
Undang-undang, bertentangan dengan hukum dan dilakukan dengan
kesalahan oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab. Tindak pidana
korupsi ini meliputi kerugian keuangan negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Nilai-nilai anti korupsi:
a. Jujur
Jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong dan tidak
curang.
b. Disiplin
Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan.
c. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah wajib menanggung segala sesuatunya atau
kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan.
d. Adil
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
14
e. Berani
Berani menyatakan kebenaran, berani mengaku kesalahan, berani
bertanggung jawab.
f. Peduli
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
g. Kerja Keras
Kemauan menimbulkan asosiasi dengan keteladanan, ketekunan, daya
tahan, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian,
ketabahan, keteguhan dan pantang mundur.
h. Kesederhanaan
Tidak hidup boros yang tidak sesuai dengan kemampuannya.
i. Mandiri
Dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung
kepada orang lain dalam berbagai hal.
15
dilaksanakan selama masa aktualisasi nilai dasar di tempat tugas atau tempat
magang.
16
17