Anda di halaman 1dari 8

3.5.

Masalah dan Beberapa Alternatif Pemecahan Masalah yang Timbul, Uraian Teknis
3.5.1. Permasalahan
Salah satu permasalahan yang sering terjadi di Indonesia yaitu permasalahan banjir.
Banjir terjadi di berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali di kota Malang. Salah satu studi
kasus banjir yang terjadi di kota Malang yaitu di Jalan Alkorni Kelurahan Pandanwangi
Kecamatan Blimbing. Banjir ini terjadi karena kapasitas saluran drainase di sekitar Jalan
Alkorni tersebut tidak mencukupi lagi untuk mengalirkan debit air hujan yang berlebihan. Hal
itu disebabkan karena saluran drainase tersebut tersumbat oleh sampah-sampah yang
dihasilkan dari masyarakat sekitar dan kotoran dari hasil sisa dari pabrik karet yang terletak
didekat saluran tersebut sehingga menjadi sedimen yang menumpuk. Hal tersebut diatas
mengakibatkan air meluap ke jalanan dan tergenangnya Perumahan DCluster Nirwana
Pandanwangi setinggi 1 meter.

3.5.2. Alternatif Penyelesaian

3.5.2.1. Pembuatan Gorong-Gorong Baru

3.5.2.2. Pelebaran Saluran

3.5.2.3. Sumur Resapan

Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan
kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap
rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah.

Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara
menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di
kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah
raga serta fasilitas umum lainnya.

Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan sumur resapan adalah:


1. Dapat menambah jumlah air tanah.
2. Mengurangi jumlah limpasan. Infiltrasi diperlukan untuk menambah jumlah air
yang masuk kedalam tanah dengan demikian maka fluktuasi muka air tanah pada
waktu musim hujan dan kemarau tidak terlalu tajam. Adanya sumur resapan akan
memberikan dampak berkurangnya limpasan permukaan. Air hujan yang
semula jatuh keatas permukaan genteng tidak angsung mengalir ke selokan atau
halaman rumah tetapi dialirkan melalui seng terus ditampung kedalam sumur
resapan.
3. Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya banjir
dan genangan air.
4. Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.
5. Mengurangi erosi dan sedimentasi
6. Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan kawasan
pantai
7. Mencegah penurunan tanah (land subsidance)
8. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:

1. sumur resapan air hujan dibuat pada lahan yang lurus air dan tanah logsor
2. sumur resapan air hujan harus bebas dari kontaminasi/ pencemaran limbah
3. air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan
4. untuk daerah sanitasi lingkungan buruk, sumur resapan air hujan hanya menampung
dari atap dan disalurkan melalui talang
5. mempertimbangkan aspek hidrogeologi, geologi dan hidrologi

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;


2. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas tanah 2,0
cm/jam.
3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a) terhadap
sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan terhadap pondasi
bangunan 1 meter.
Gambar 3.1. Sumur Resapan
Akibat yang bisa dirasakan adalah air hujan tidak menyebar ke halanman atau selokan
sehingga akan mengurangi terjadinya limpasan permukaan. Pemasangan sumur resapan dapat
dilakukan dengan model tunggal dan komunal. Maksud sumur resapan model tunggal
adalah satu sumur resapan digunakan untuk satu rumah, sedangkan yang komunal
satu sumur resapan digunakan secara bersama-sama untuk lebih dari satu rumah.
Konsep perhitungan Perhitungan dimensi sumur resapan dan jumlah sumur resapan
menggunakan rumus dalam SNI 03-2453-2002
Perhitungan Sumur Resapan Air Hujan
1. Volume andil banjir
Vab =0.855x C tadah x A tadah x R
Volume Air yang Melimpas (Vab) = 0,855 x Ctadah x Atadah x R
= 0,855 x 0,5755x 3350 x 5,846
= 9,004 m3
Dimana:
Vab = volume andil banjir yang akan di tamping
C tadah = koef. Limpasan dari budang tadah
A tadah = luas bidang tadah
R = tinggi hujan harian rata-rata
2. Volume Air Hujan Yang Meresap
Tc = 0.9 x 54.863 0.92/60 = 36 menit
Tc = 0.6 jam

Vrsp = 24
Volume air yang meresap (Vrsp) = (tc / 24) x A total x k
= (0,072 / 24) x 6,782 x 0,864
= 0,0386 m3
Dimana :
Vrsp = volume air hujan yang meresap (m3)
tc = duras hujan efektif (jam)
tc = 0.9 x R 0.92/60
R = tinggi hujan harian rata-rata
A total = luas dinding sumur + luas alas sumur
K = koefisien permeabilitas tanah
( untuk dinding kedap nilai kv =kh , untuk dinding tidak kedap diambil kh = 2kv)

.+.
K rata-rata =

K rata-rata = ..
Dimana :
K rata-rata =koefisien permeabilitas tanah rata-rata (m/hari)
Kv = koefisien permeabilitas tanah pada dinding sumur (m/hari) =2 Kh
Kh =koefisien permeabilitas tanah pada alas sumur ( m/ hari )
Ah = luas alas sumur dengan penampang lingkaran (l/4 . D2) (m2)
= luas alas sumur dengan penampang segi empat ( P.L) (m2)
Ah = luas dinding sumur dengan penampang lingkaran (l/4 . D2) (m2)
= luas dinding sumur dengan penampang segi empat ( P.L) (m2)
Volume penampungan ( storasi )air hujan digunakan rumus sebagai berikut
V storasi = Vab - V rsp

Penentuan jumlah sumur reasapan air hujan terlebih dahulu menghitung h total sebagai
berikut:

H total =

n = H total /H rencanca
dimana :
n = jumlah sumur reapan
H total = kedalaman total sumur resapan air hujan
H rencanca = kedalaman yang direncanakan < kedalaman air tanah
3.7.Construction Method (Tahapan Pelaksanaan)

3.7.1. Pembuatan Gorong-Gorong Baru

3.7.2. Pelebaran Saluran

3.7.3. Sumur Resapan

3.7.3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk membuat sumur resapan adalah :

1. Peralatan pertukangan seperti tukang batu dan tukang kayu.


2. Alat ukur ( meteran)
3. Kayu/bambu
4. Seng/Plastik
5. Paralon; digunakan untuk mengalirkan air hujan dari talang ke sumur resapan.
6. Seng/Plastik; digunakan untuk menampung air hujan yang berasal dari genting,
selanjutnya air tersebut dialirkan melalui paralon menuju ke sumur resapan.
7. Beton (bis beton) atau dari batu bata digunakan sebagai dinding sumur resapan.

Gambar 3. Bahan Bis Beton Yang Digunakan Untuk Sumur Resapan Dengan Sistem
Dinding Tidak Porus dan Porus
3.7.3.2. Tahap Pelaksanaan

A. Persiapan
1. Penyiapan kelembagaan
a) Pertemuan dengan masyarakat/kelompok dalam rangka sosialisasi
b) Pembentukan organisasi dan penyusunan program kerja
2. Pemilihan calon lokasi
Pemilihan calon lokasi sesuai yang telah ditetapkan dalam Rencana Teknik
Tahunan (RTT) yang telah disusun, dengan kriteria sebagai berikut :
a) Daerah pemukiman padat penduduk dengan curah hujan tinggi
b) Neraca air defisit (kebutuhan > persediaan)
c) Aliran permukaan (run off) tinggi
d) Vegetasi penutup tanah <30 %
e) Rawan longsor
f) Tanah porous
3. Pembuatan sarana dan prasarana
Pengadaan peralataan/sapras diutamakan untuk jenis peralatan dan bahan yang
habis pakai.
4. Penataan Areal Kerja
a) Pembersihan lokasi sumur
b) Penentuan letak sumur
c) Pemasangan patok
d) Pembuatan bangunan sumur resapan air di tanah milik masyarakat, tidak ada
ganti rugi.
2. Pembuatan

1. Penggalian tanah
2. Pemasangan dinding sumur
3. Pembuatan saluran air
4. Pembuatan bak control
5. Pemasangan talang air
6. Pembuatan saluran pelimpasan
3. Pemeliharaan. Pemeliharaan bangunan sumur resapan air meliputi :
1. Pembersihan pipa saluran air/talang air bak control dan sal pelimpas
2. Pengerukan lumpur
4. Hasil Kegiatan

Hasil kegiatan berupa bangunan sumur resapan yang dibuat dengan jumlah dan ukuran
sesuai dengan rancangan, dan untuk pemeliharaannya diserahkan kepada masyarakat.

Gambar 3. Memanfaatkan Bahu Jalan Untuk Sumur Resapan (Tampak Depan dan
Tampak Atas)

Gambar 3. Potongan Tegak Pemasangan Sumur Resapan

Anda mungkin juga menyukai