Anda di halaman 1dari 23

Arus Laut

Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebabkan perpindahan
horizontal dan vertikal massa air. Gerakan tersebut merupakan resultan dari beberapa gaya yang
bekerja dan beberapa factor yang mempengaruhinya. Arus laut (sea current) adalah gerakan
massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara
horizontal (gerakan ke samping).
Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga
rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke
kiri di belahan bumi selatan.
Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan
bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus
dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman (Pond dan Pickard,
1983).

Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju
kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari
berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari
gerakan massa air adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada dua jenis
gaya yang bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain adalah gradien densitas
air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross,1990)
Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan penyebabnya, terbagi
atas :
a. Gerakan dorongan angin
Angin adalah factor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai
kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin
memiliki perubahan yang kecil seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama
sekali.
b. Gerakan termohalin
Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas anatara 2 massa air yang
densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan
sirkulasinya disebut arus termohalin.

c.Arus Pasut
Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda benda angkasa. Arus pasut
ini merupakan arus yang gerakannya horizontal.
d. Turbulensi
Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya gaya gesekan antar
lapisan.
e.Tsunami
Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran dasar laut saat etrjadi
gempa.
f. Gelombang lain ; Internal, Kelvin dan Rossby/Planetary
Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah. Arus atas adalah
arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di
bawah permukaan laut. Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang
bertiup diatasnya. Tenaga angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar
2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan makin
bertambahnya kedalaman perairan sampai pada akhirnya angin tidak berpengaruh pada
kedalaman 200 meter (Bernawis,2000)
Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang ada.
Khususnya di Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara
musim barat dan musim timur maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus
musim barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina bagian atas, laut
Jawa, dan laut Flores. Adapun pada musim timur sebaliknya mengalir dari arah selatan.
Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal
dengan upwelling dan downwelling di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu
proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin
yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air
yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang
dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah
dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya. Walaupun sedikit
oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung
mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di
lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan.
Pustaka
Bernawis, Lamona I. 2000. Temperature and Pressure Responses on El-Nino 1997 and La-Nina
1998 in Lombok Strait. Proc. The JSPS-DGHE International Symposium on Fisheries Science in
Tropical Area.
Gross,M.G.1990.Oceanography : A View of Earth. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliff. New
Jersey.
Pond, S dan G.L Pickard. 1983. Introductory dynamical Oceanography. Second edition.
Pergamon Press. New York.

Penulis
Yogi Suardi, Lahir di Penyalai Riau 4 Januari 1987. Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan
IPB Angkatan 42

Minggu, 25 Desember 2011

Arus Laut (Sea Current)


Arus terjadi karena adanya proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebabkan
perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan tersebut merupakan resultan dari
Beberapa gaya yang bekerja dan beberapa factor yang mempengaruhinya. Arus laut (sea
current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak
ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping).

Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga
rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri
di belahan bumi selatan.
Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan
bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus
dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman (Pond dan Pickard,
1983).

Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju
kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari
berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari gerakan
massa air adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada dua jenis gaya yang
bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain adalah gradien densitas air laut,
gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross,1990)

Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan penyebabnya, terbagi
atas :

1. Gerakan dorongan angin

Angin adalah faktor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai
kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin
memiliki perubahan yang kecil seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama
sekali.

2. Gerakan termohalin

Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas anatara 2 massa air yang
densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan
sirkulasinya disebut arus termohalin.

3. Arus Pasut

Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda benda angkasa. Arus pasut ini
merupakan arus yang gerakannya horizontal.

4. Turbulensi

Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya gaya gesekan antar
lapisan.
5. Tsunami

Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran dasar laut saat etrjadi
gempa.

6. Gelombang lain ; Internal, Kelvin dan Rossby/Planetary

Menurut letaknya arus dibedakan menjadi :

1. Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Faktor pembangkit arus permukaan
disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya. Tenaga angin memberikan pengaruh
terhadap arus permukaan (atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini
akan berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan sampai pada akhirnya
angin tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter (Bernawis,2000).

Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang ada.
Khususnya di Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara musim
barat dan musim timur maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus musim barat
ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina bagian atas, laut Jawa, dan laut
Flores. Adapun pada musim timur sebaliknya mengalir dari arah selatan.

2. Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut. Selain pergerakan arah
arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan upwelling dan
downwelling di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu proses massa air yang
didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong lapisan air
permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah
menggantikan kekosongan yang berada di atas.

Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan
oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya.
Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga
cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan
di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan.

Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh faktor internal seperti perbedaan densitas air laut,
gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air dan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari
dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara,
gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).
Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air adalah gaya
gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal.

Gaya-gaya yang bekerja dalam pembentukan arus antara lain tegangan angin, gaya Viskositas, gaya
Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang menghasilkan pasut.

Ketika angin berhembus di laut, energi ditransfer dari angin ke batas permukaan, sebagian energi
ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan
air dari yang kecil kearah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat
kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, sehingga
semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan laut dapat
menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air turbulen
(Supangat,2003).

Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada permukaan
laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik, hal ini
disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan menjadi dua
gaya yaitu viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan fluida berasal dari
transfer momentum diantara bagian-bagian fluida yang berbeda. Pada saat fluida bergerak dalam
aliran laminer, transfer momentum terjadi. Hasil transfer antara batas yang berdekatan yang
disebut viskositas molekular.

Di permukaan laut gerakan air tidak pernah laminer tetapi turbulen, sehingga massa air bukan
berupa molekul individu, molekul air bertukar antara satu bagian fluida ke yang lain. Gesekan
internal yang dihasilkan lebih besar dari pada yang disebabkan oleh pertukaran molekul individu
dan disebut viskositas eddy.

Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah angin dari
arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya. Gaya Coriolis
ini yang membelokan arus dibagian bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri.
Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis
akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif cepat
dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus yang
kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah besar.

Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi
pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman,
Arah arus menyimpang 450 dari arah angin dan sudut penyimpangan. bertambah dengan
bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).

Gaya gradien tekanan horizontal sangat dipengaruhi oleh tekanan, massa air, kedalaman dan juga
densitas dari massa air tersebut, yang mana jika densitas laut homogen, maka gaya gradien
tekanan horizontal adalah sama untuk kedalaman berapapun. Jika tidak ada gaya horizontal yang
bekerja, maka akan terjadi percepatan yang seragam dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih
rendah.

Gelombang-gelombang yang panjang pada lautan menghasilkan peristiwa pasang surut air laut.
Pasang surut ini menimbulkan pergerakan massa air yang mana prosesnya dipengaruhi oleh gaya
tarik bulan, matahari dan benda angkasa lainya selain itu juga dipengaruhi oleh gaya sentrifugal
dari bumi itu sendiri.

Ada tiga hal yang akan kita bahas sehubungan dengan gerakan air laut ini yaitu arus laut,
gelombang laut, dan pasang surut air laut.
1. Arus Laut

Arus laut atau sea current adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik
secara vertikal maupun secara horizontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air
yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir
suatu massaair yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau
pergerakan gelombang panjang.Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau
vertikal dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi
merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan
dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan
dan arah. Ada dua jenis gaya yang bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain
adalah gradien densitas air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross,1990).
Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Tenaga
angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu
sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman
perairan sampai pada akhirnya angin tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter
(Bernawis,2000)

Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang ada.
Khususnya di Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara musim
barat dan musim timur maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus musim barat
ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina bagian atas, laut Jawa,
dan lautFlores. Adapun pada musim timur sebaliknya mengalir dari arah selatan.

Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu:

1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau pulau yang ada di sekitarnya. Beberapa
sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh
arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas batas ini menghasilkan sistem
aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu
bentuk bulatan.
2. Gaya Coriollis dan arus ekman. Gaya Corriolis mempengaruhi aliran massa air, di mana
gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga
yangmenyebabkan timbulnya perubahan perubahan arah arus yang kompleks
susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu
perairan.Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mengarah ke
kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah
jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di
belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis
dikenal dengan spiral ekman (Pond dan Pickard, 1983).
3. Perbedaan densitas serta upwelling dan sinking. Perbedaan densitas menyebabkan
timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub
utara ke arah daerah tropik.

Adapun jenis jenis arus dibedakan menjadi:

1. Berdasarkan penyebab terjadinya


Arus ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.
Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi.
Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
Arus geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya
coriolis.
Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan terjadi
pada lapisan permukaan.
2. Berdasarkan Kedalaman
Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak
dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak
dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke
daerah ekuator.

3. Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah. Arus atas adalah
arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah
permukaan laut.
4. Menurut suhunya kita mengenal adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas adalah arus yang
bila suhunya lebih panas dari daerah yang dilalui. Sedang kan arus dingin adalah arus yang
suhunya lebih dingin dari daerah yang dilaluinya.

Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan penyebabnya, terbagi
atas :

a. Gerakan dorongan angin

Angin adalah factor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai
kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin
memiliki perubahan yang kecil seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama
sekali.

b. Gerakan termohalin

Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas antara 2 massa air yang
densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar di bawah permukaan air sebagai arus dalam dan
sirkulasinya disebut arus termohalin.

c.Arus Pasang Surut

Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda benda angkasa. Arus pasut
ini merupakan arus yang gerakannya horizontal.

d. Turbulensi

Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya gaya gesekan antar
lapisan.

e. Tsunami

Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran dasar laut saat terjadi
gempa.

f. Gelombang lain :

Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal
denganupwelling dan downwelling di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu
proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang
mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang
berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang dari
kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan
suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen,
arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung
banyak fitoplankton.Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan
demikian di daerah upwellingumumnya kaya ikan.

Faktor Penyebab Terjadinya Arus

Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan
gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang
dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi,
gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).

Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air adalah gaya
gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal.

Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas permukaan, sebagian
energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan
pergerakan air dari yang kecil ke arah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus di laut.
Semakin cepat kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut,
dan semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan
permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air
turbulen (Supangat,2003).

Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada
permukaanlaut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik, hal
ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan menjadi
dua gaya yaitu viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan fluida hasil
dari transfer momentum diantara bagian-bagian yang berbeda dari fluida. Dalam pergerakan fluida
dalam aliran laminer, transfer momentum terjadi hasil transfer antara batas yang berdekatan yang
disebut viskositas molekular. Di permukaan laut, gerakan air tidak pernah laminer, tetapi turbulen
sehingga kelompok-kelompok air, bukan molekul individu, ditukar antara satu bagian fluida ke
yang lain. Gesekan internal yang dihasilkan lebih besar dari pada yang disebabkan oleh pertukaran
molekul individu dan disebut viskositas eddy.

Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah angin dari
arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya. Gaya Coriolis
ini yang membelokan arus dibagian bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri.
Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis
akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif cepat di
lapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus yang kecepatanya
makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah besar. Akibatnya akan timbul suatu
aliran arusdimana makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan
perairan akan dibelokkan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman,
Arah arus menyimpang 450 dari arah angin dan sudut penyimpangan. bertambah dengan
bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).

Gambar 1.Pola arus spiral Ekman

Gaya gradien tekanan horizontal sangat dipengaruhi oleh tekanan, massa air, kedalaman dan juga
densitas dari massa air tersebut, yang mana jika densitas laut homogen, maka gaya gradien
tekanan horizontal adalah sama untuk kedalaman berapapun. Jika tidak ada gaya horizontal yang
bekerja, maka akan terjadi percepatan yang seragam dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih
rendah.
Gambar 2. Gaya Gradien Tekanan Horizontal

Gelombang-gelombang yang panjang pada lautan menghasilkan


peristiwa pasang surut air laut. Pasangsurut ini menimbulkan pergerakan massa air yang mana
prosesnya dipengaruhi oleh gaya tarik bulan, matahari dan benda angkasa lainya selain itu juga
dipengaruhi oleh gaya sentrifugal dari bumi itu sendiri.

Upwelling

Upwelling merupakan fenomena oseanografi yang melibatkan wind-driven motion yang kuat,
dingin dan biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut.
Upwelling adalah fenoma atau kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air laut.
Gerakan vertikal ini adalah bagian integrasi dari sirkulasi laut tetapi ribuan sampai jutaan kali
lebih kecil dari arushorizontal. Gerakan vertikal ini terjadi akibat adanya stratifikasi densitas
air laut karena dengan penambahan kedalaman mengakibatkan suhu menurun dan densitas
meningkat yang menimbulkan energi untuk menggerakkan massa air secara vertikal. Laut juga
terstratifikasi oleh faktor lain, seperti kandungan nutrien yang semakin meningkat seiring
pertambahan kedalaman. Dengan demikian adanya gerakan massa air vertikal akan menimbulkan
efek yang signifikan terhadap kandungan nutrien pada lapisan kedalaman tertentu.

Setidaknya ada lima tipe upwelling yaitu coastal upwelling, large-scale wind-driven upwelling
in the ocean interior, upwelling associated with eddies, topographically-associated
upwelling, and broad-diffusive upwelling in the ocean interior.

Coastal Upwelling

Coastal upwelling adalah tipe yang paling banyak memiliki hubungan dengan aktivitas manusia dan
memberikan banyak pengaruh terhadapa produktivitas perikanan di dunia, seperti ikan pelagis
kecil (sardines, anchovies, dll.). Laut dalam kaya akan nutrien termasuk nitrate and phosphate,
yang merupakan hasil dari dekomposisi materi organik (dead/detrital plankton) dari
permukaan laut.

Ketika sampai ke permukaan, nutrien tersebut digunakan oleh fitoplankton, beserta CO2 terlarut
dan dan energi cahaya matahari untuk menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis.
Daerah Upwelling memiliki produktivitas yang tinggi dibanding dengan wilayah lainnya. Hal ini
berkaitan dengan rantai makanan, karena fitoplankton berada pada level dasar pada rantai
makanan di laut. Daearah dari upwelling antara lain pantai Peru, Chile, Laut arab, western South
Africa, eastern New Zealand, southeastern Brazil dan pantai California.

Adapun rantai makanan di laut adalah sebagai berikut :

Phytoplankton -> Zooplankton -> Predatory zooplankton -> Filter feeders -> Predatory fish

Karena ini menjadi sebuah rantai makanan, ini berarti bahwa setiap spesies adalah spesies kunci
dalam zona upwelling. Bagian kunci dari oseanografi fisika yang menimbulkan coastal
upwellingadalah efek Coriolis yang didorong oleh wind-driven yang derung diarahkan ke sebelah
kanan di belahan bumi utara dan ke arah kiri di belahan bumi selatan.

Equatorial Upwelling

Fenomena yang sama terjadi di ekuator. Apapun lokasinya ini merupakan hasil dari divergensi,
massa air yang nutrien terangkat dari lapisan bawah dan hasilnya ditandai oleh fakta bahwa pada
daerah ekuator di pasifik memiliki konsentrasi fitoplankton yang tinggi.

Southern Ocean Upwelling

Upwelling dalam skala besar juga terjadi di Southern Ocean. Di sana, dipengaruhi angin yang kuat
dari barat dan timur yang bertiup mengelilingi Antarctika, yang mengakibatkan perubahan yang
signifikan terhadap aliran massa air yang menuju ke utara. Sebenarnya tipe ini masih termasuk ke
dalam coastal upwelling. Ketika tidak ada daratan antara Amerika Selatan dengan Semenanjung
Antartika, sejummah massa air terangkat dari lapisan dalam. Dalam banyak pengamatan dan
sintesis model numerik, upwelling samudra bagian Selatan merupakan sarana utama untuk
mengaduk material lapisan dalam ke permukaan.Beberapa model sirkulasi laut menunjukkan
bahwa dalam skala luas upwelling terjadi di daerah tropis, karena didorong tekanan air mengalir
berkumpul ke arah lintang rendah dimana terdifusi dengan lapisan hangat dari permukaan.

Tropical cyclone upwelling

Upwelling juga bisa disebabkan oleh tropical cyclone yang melanda suatu wilayah laut, biasanya
apabila bertiup dengan kecepatannya kurang dari 5 mph (8 km/h).
Artificial Upwelling

Upwelling tipe jenis ini dihasilkan oleh perangkat yang menggunakan energi gelombang laut atau
konversi energi panas laut untuk memompa air ke permukaan. Perangkat seperti telah dilakukan
untuk memproduksi plankto.

Non-oceanic upwelling

Upwellings juga terjadi di lingkungan lainnya, seperti danau, magma dalam mantel bumi. Biasanya
akibat dari konveksi.

Spiral Ekman

Ekman spiral merujuk ke struktur arus atau angin di dekat garis batas horisontal yang arah
alirannya berputar dan bergerak menjauh. Istilah Ekman Spiral ini berasal dari seorang
ilmuwan kelautanSwedia yang bernama Vagn Walfrid Ekman. Defleksi dari arus permukaan
pertama kali ditemukan oleh ilmuwan oseanografi Norwegia yang bernama Fridtjof Nansen
ketika berlangsungnya ekspedisi Fram (1893-1896).Efek dari Ekman Spiral ini adalah akibat efek
Coriolis yang menyebabkan benda dipaksa bergerak ke kanan pada belahan bumi utara dan ke arah
kiri pada belahan bumi selatan. Dengan demikian ketika angin berhembus pada permukaan laut di
belahan bumi utara, aruspermukaan bergerak kearah kanan dari arah angiin.

Diagram yang di sebelah kanan menunjukkan gaya yang terkait dengan Ekman spiral.
Gaya yang bekerja di atas permukaan yang diberi warna merah (sebagai akibat adanya
hembusan angin di permukaan air), gaya Coriolis (di sudut kanan dari gaya yang bekerja di
atas permukaan air) berwarna kuning, dan resultan perpindahan (arus) berwarna merah
jambu, yang kemudian menjadi memberikan pengaruh pada lapisan di bawahnya, dan secara
gradual membentuk spiral secara bertahap searah jarum jam dengan gerakan ke arah bawah.

Manfaat Arus

-Perikanan

Gerakan air laut berpengaruh pada gerakan plankton (fitoplankton). Tempat-tempat yang banyak
planktonnya biasanya di situ banyak berkumpul ikan. Oleh karena itu bagi para nelayan,
informasi tentang gerakan air laut dapat dimanfaatkan untuk mendetek si tempat-tempat
berkumpulnya berbagai jenis ikan.

-Pariwisata
Olahraga selancar, dayung, diving, lomba perahu layar dan lain-lain yang
banyak memperhitungkan faktor gerakan air laut sangat diminati oleh para wisatawan. Olahraga
selancar angin misal nya, memerlukan tempat yang gelombangnya besar.

-Pertanian Laut

Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan bagi para petani yang bergerak di bidang
pertanian laut. Sebagai contoh para petani yang melakukan usaha di bidang pertanian laut
(seperti budidaya rumput laut, budidaya kerang, mutiara dan lainlain), kalau tidak
memperhitungkan gerakan air laut, maka hasil pertaniannya akan hanyut terbawa oleh air laut
sehingga mengalami gagal panen.

- Pelayaran

Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan dalam bidang pelayaran
terutamakapal/perahu yang menggunakan layar. Kapal besar sekalipun pada prinsipnya
dalamperjalanan pelayarannya tidak mau berbenturan dengan ombak maupun arus sehingga
informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan.

- Energi (pembangkit tenaga listrik)

Belanda dan Perancis merupakan contoh negara yang telah memanfaatkan gerakan air laut
sebagai sumber energi (yaitu sebagai pembangkit tenaga listrik). Sedangkan di Indonesia hal
ini masih dalam tahap uji coba. Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT) bekerja
sama dengan pemerintah Belanda kini sedang melakukan uji coba membangun proyek
pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan gerakan air laut di selat Bali.

2. Gelombang Laut

Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling umum dan mudah kita
amati.
Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai berikut: Jika ada dua
massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada
bidang geraknya akan terbentuk gelombang. Gelombang terjadi karena beberapa sebab, antara
lain:

Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di permukaan, oleh karena itu
arah gelombang sesuai dengan arah angin.

Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadi hempasan dan pecah.
Air yang pecah itu akan terjadi arus balik dan membentuk gelombang, oleh karena itu arahnya
akan berlawanan dengan arah datangnya gelombang.

Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar laut. Gempa terjadi
karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/ pergeseran kulit bumi di dasar
laut. Gelombang yang ditimbulkan biasanya besar dan sering disebut dengan gelombang
tsunami. Contohnya ketika gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, menyebabkan terjadinya
gelombang tsunami yang banyak menimbulkan banyak kerugian.

Dapat dikatakan arus merupakan derasnya aliran air laut, baik aliran naik turun (vertikal)
maupun aliran mendatar (horizontal). Sedangkan gelombang merupakan gerakan naik
turunnya air laut. Tititk tertinggi pada gerakan naik disebut puncak gelombang sedangkan
titik terrendah pada gerakan menurun disebut lembah gelombang.

c. Pasang Surut (Ocean Tide)

Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi karena pengaruh
gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal ini didasarkan pada hukum Newton yang
berbunyi: Dua benda akan terjadi saling tarik menarik dengan kekuatan yang berbanding
terbalik dengan pangkat dua jaraknya. Berdasarkan hukum tersebut berarti makin besar/jauh
jaraknya makin kecil daya tariknya. Karena jarak dari bumi ke matahari lebih jauh dari pada ke
jarak bulan, maka pasang surut permukaan air laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan.

Ada dua macam pasang surut.

1) Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut tertinggi (besar).
Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan kalender bulan) dan pada tanggal 14 (saat
bulan purnama). Pada kedua tanggal tersebut posisi Bumi Bulan Matahari berada satu garis
(konjungsi) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu menarik
permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik besar.
Sedangkan permukaan bumi yang tidak menghadap ke bulan mengalami pasang surut besar.

2) Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan psang surut terendah (kecil).
Pasang kecil terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada kedua tanggal tersebut posisi
M a t a h a r i B u l a n B u m i membentuk sudut 90. Gaya tarik Bulan dan Matahari
terhadap Bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang (saling
melemahkan) dan terjadilah pasang terendah (rendah).Terjadinya peristiwa pasang surut
permukaan air laut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, antara lain: untuk
kepentingan penelitian, usaha pertambakan, kepentingan militer misalnya untuk mengatur
pendaratan pasukan katak, sumber energi listrik, usaha pertanian lahan pasang surut.

Pasang Surut

1. Definisi Pasang Surut

Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya
muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan
bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang
surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala
yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda
astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat
diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.

Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut atmosfer (atmospheric tide),
pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat (tide of the solid earth).

Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal
adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa
tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan
pasang surutlaut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik
gravitasi menarik airlaut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan
(bulge) pasang surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh
deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.

2. Teori Pasang Surut


2.1 Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory)

Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727). Teori ini
menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif. Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh
permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini
menyatakan bahwa naik-turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang
surut (King, 1966). Untuk memahami gaya pembangkit passng surut dilakukan dengan memisahkan
pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu, sistem bumi-bulan dan sistem bumi
matahari.
Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang
sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP (Tide
Generating Force) yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, teori ini berkaitan
dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan, dan matahari. Gaya pembangkit pasut
ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah pada dua lokasi (Gross, 1987).

2.2 Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)


Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang homogen masih
diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang konstan, tetapi gaya-gaya tarik periodik
dapat membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan konstitue-konstituennya.
Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas perairan, pengaruh
rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Laplace
(1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga sifat-sifat pasut dapat diketahui
secara kuantitatif. Menurut teori dinamis, gaya pembangkit pasut menghasilkan gelombang pasut
(tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkit pasut. Karena terbentuknya
gelombang, maka terdapat faktor lain yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut Defant
(1958), faktor-faktor tersebut adalah :
Kedalaman perairan dan luas perairan
Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis)
Gesekan dasar
Rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di permukaan bumi akan berubah arah
(Coriolis Effect). Di belahan bumi utara benda membelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi
selatan benda membelok ke kiri. Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi semakin meningkat
sejalan dengan garis lintang dan mencapai maksimum pada kedua kutub. Besarnya juga bervariasi
tergantung pada kecepatan pergerakan benda tersebut.
Menurut Mac Millan (1966) berkaitan dengan dengan fenomeana pasut, gaya Coriolis
mempengaruhiarus pasut. Faktor gesekan dasar dapat mengurangi tunggang pasut dan
menyebabkan keterlambatan fase (Phase lag) serta mengakibatkan persamaan gelombang pasut
menjadi non linier semakin dangkal perairan maka semaikin besar pengaruh gesekannya.

3. Faktor Penyebab Terjadinya Pasang Surut


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan adalah
rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari.
Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi
(gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan
sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan (Wyrtki, 1961).

Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal
adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa
tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan
pasang surutlaut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik
gravitasi menarik airlaut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge)
pasang surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi,
yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (Priyana,1994).

Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang besarnya
tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan memberikan
gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal ini disebabkan karena walaupun
masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini
mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang
menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air
yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah
pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan
derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut
selama periode sedikit di atas 24 jam (Priyana,1994)
4. Tipe Pasang Surut
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit pasang surut,sehingga
terjadi tipe pasut yang berlainan di sepanjang pesisir. Menurut Dronkers (1964), ada tiga tipe
pasut yang dapat diketahui, yaitu :

1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali surut.
Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
2. pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
yang hampir sama tingginya.
3. pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasi khatulistiwa
(deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulan mendekati maksimum,
terbentuk pasut diurnal.

Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :

1.Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide)


Merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, ini
terdapat di Selat Karimata
2.Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama
dalam satu hari, ini terdapat di Selat Malaka hingga Laut Andaman.
3.Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)
Merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi terkadang
dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini
terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
4.Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang
terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini
terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur

5. Arus Pasut
Gerakan air vertikal yang berhubungan dengan naik dan turunnya pasang surut, diiringi oleh
gerakan air horizontal yang disebut dengan arus pasang surut. Permukaan air laut senantiasa
berubah-ubah setiap saat karena gerakan pasut, keadaan ini juga terjadi pada tempat-tempat
sempit seperti teluk dan selat, sehingga menimbulkan arus pasut(Tidal current).
Gerakan arus pasut dari laut lepas yang merambat ke perairan pantai akan mengalami perubahan,
faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah berkurangnya kedalaman (Mihardja et,. al 1994).
Menurut King (1962), arus yang terjadi di laut teluk dan laguna adalah akibat massa air mengalir
dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah yang disebabkan oleh
pasut. Aruspasang surut adalah arus yang cukup dominan pada perairan teluk yang memiliki
karakteristik pasang (Flood) dan surut atau ebb. Pada waktu gelombang pasut merambat
memasuki perairan dangkal, seperti muara sungai atau teluk, maka badan air kawasan ini akan
bereaksi terhadap aksi dari perairan lepas.
Pada daerah-daerah di mana arus pasang surut cukup kuat, tarikan gesekan pada
dasar lautmenghasilkan potongan arus vertikal, dan resultan turbulensi menyebabkan
bercampurnya lapisan air bawah secara vertikal. Pada daerah lain, di mana arus pasang surut
lebih lemah, pencampuran sedikit terjadi, dengan demikian stratifikasi (lapisan-lapisan air dengan
kepadatan berbeda) dapat terjadi. Perbatasan antar daerah-daerah kontras dari perairan yang
bercampur dan terstratifikasi seringkali secara jelas didefinisikan, sehingga terdapat perbedaan
lateral yang ditandai dalam kepadatan air pada setiap sisi batas.

6. Alat-alat Pengukuran Pasang Surut


Beberapa alat prngukuran pasang surut diantaranya adalah sebagai berikut :
1.Tide Staff.

Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter. Biasanya digunakan
pada pengukuran pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur
pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian muka laut atau
tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau
bahan lain yang di cat anti karat.
Syarat pemasangan papan pasut adalah :

1.Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih tergenang oleh air
2.Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada daerah aliran sungai (aliran
debit air).

3.Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang menyebabkan air bergerak
secara tidak teratur

4.Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah untuk diamati dan dipasang
tegak lurus

5.Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya dermaga sehingga papan mudah dikaitkan

6.Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga data pasang surut mudah
untuk diikatkan terhadap titik referensi

7.Tanah dan dasar laut atau sungai tempat didirikannya papan harus stabil

8.Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari arus dan sampah

2.Tide gauge.
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis. Alat ini
memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam ke
dalam komputer. Tide gauge terdiri dari dua jenis yaitu :
Floating tide gauge (self registering)
Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang dapat diketahui melalui
pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). Pengamatan pasut dengan
alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.

Pressure tide gauge (self registering)


Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan floating tide gauge, namun perubahan naik-
turunnya air laut direkam melalui perubahan tekanan pada dasar laut yang dihubungkan dengan
alat pencatat (recording unit). Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu berada di bawah
permukaan air laut tersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk pengamatan pasang surut.

3.Satelit.
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3.
Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang
yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub, dan
mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global. Prinsip Dasar Satelit Altimetri
adalah satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa
radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang
dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar)
kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima
kembali oleh satelit.
Prinsip penentuan perubahan kedudukan muka laut dengan teknik altimetri yaitu pada
dasarnyasatelit altimetri bertugas mengukur jarak vertikal dari satelit ke permukaan laut. Karena
tinggi satelitdi atas permukaan ellipsoid referensi diketahui maka tinggi muka laut (Sea Surface
Height atau SSH) saat pengukuran dapat ditentukan sebagai selisih antara tinggi satelit dengan
jarak vertikal. Variasi muka laut periode pendek harus dihilangkan sehingga fenomena kenaikan
muka laut dapat terlihat melalui analisis deret waktu (time series analysis). Analisis deret waktu
dilakukan karena kita akan melihat variasi temporal periode panjang dan fenomena sekularnya
(http://gdl.geoph.itb.ac.id)

7. Pasang Surut di Perairan Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh dua lautan yaitu Samudera Indonesia
dan Samudera Pasifik serta posisinya yang berada di garis katulistiwa sehingga kondisi pasang
surut, angin, gelombang, dan arus laut cukup besar. Hasil pengukuran tinggi pasang surut di
wilayah lautIndonesia menunjukkan beberapa wilayah lepas laut pesisir daerah Indonesia memiliki
pasang surut cukup tinggi. Gambar 15 memperlihatkan peta pasang surut wilayah lautan
Indonesia. Dari gambar tersebut tampak beberapa wilayah lepas laut pesisir Indonesia yang
memiliki pasang surut cukup tinggi antara lain wilayah laut di timur Riau, laut dan muara sungai
antara Sumatera Selatan dan Bangka, laut dan selat di sekitar pulau Madura, pesisir Kalimantan
Timur, dan muara sungai di selatan pulau Papua (muara sungai Digul) (Sumotarto, 2003).

Keadaan pasang surut di perairan Nusantara ditentukan oleh penjalaran pasang surut dari Samudra
Pasifik dan Hindia serta morfologi pantai dan batimeri perairan yang kompleks dimana terdapat
banyak selat, palung dan laut yang dangkal dan laut dalam. Keadaan perairan tersebut
membentuk pola pasang surut yang beragam. Di Selat Malaka pasang surut setengah harian
(semidiurnal) mendominasi tipe pasut di daerah tersebut. Berdasarkan pengamatan pasang surut
di Kabil, Pulau Batam diperoleh bilangan Formzhal sebesar 0,69 sehingga pasang surut di Pulau
Batam dan Selat Malaka pada umumnya adalah pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang
menonjol. Pasang surut harian (diurnal) terdapat di Selat Karimata dan Laut Jawa. Berdasarkan
pengamatan pasut di Tanjung Priok diperoleh bilangan Formzhal sebesar 3,80. Jadi tipe pasut di
Teluk Jakarta dan lautJawa pada umumnya adalah pasut bertipe tunggal. Tunggang pasang surut
di perairan Indonesia bervariasi antara 1 sampai dengan 6 meter. Di Laut Jawa umumnya
tunggang pasang surut antara 1 1,5 m kecuali di Selat madura yang mencapai 3 meter. Tunggang
pasang surut 6 meter di jumpai di Papua (Diposaptono, 2007).

DAFTAR PUSTAKA

Defant, A. 1958. Ebb And Flow. The Tides of Earth, Air, and Water. The University of Michigan Press, Michigan.
Diposaptono, S. 2007. Karakteristik Laut Pada Kota Pantai. Direktorat Bina Pesisir, Direktorat Jendral Urusan Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Dronkers, J. J. 1964. Tidal Computations in rivers and coastal waters. North-Holland Publishing Company. Amsterdam
Gross, M. G.1990. Oceanography ; A View of Earth Prentice Hall, Inc. Englewood Cliff. New Jersey
King, C. A. M. 1966. An Introduction to Oceanography. McGraw Hill Book Company, Inc. New York. San Francisco.
Mac Millan, C. D. H. 1966. Tides. American Elsevier Publishing Company, Inc., New York
Miharja, D. K., S. Hadi, dan M. Ali, 1994. Pasang Surut Laut. Kursus Intensive Oseanografi bagi perwira TNI AL. Lembaga Pengabdian
masyarakat dan jurusan Geofisika dan Meteorologi. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Pariwono, J.I. 1989. Gaya Penggerak Pasang Surut. Dalam Pasang Surut. Ed. Ongkosongo, O.S.R. dan Suyarso. P3O-LIPI. Jakarta. Hal. 13-
23
Pickard, G. L. 1993. Descriptive Physical Oceanography. Pergamon Press. Oxford.
Pond dan Pickard, 1978. Introductory to Dynamic Oceanography. Pergamon Press, Oxford Priyana, 1994. Studi pola Arus Pasang Surut di
Teluk Labuhantereng Lombok. Nusa Tenggara Barat. Skripsi. Skripsi. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas
PerikanandanKelautan.Institut Pertanian Bogor
Wyrtki, K. 1961. Phyical Oceanography of the South East Asian Waters. Naga Report Vol. 2 Scripps, Institute Oceanography, California.
Bernawis, Lamona I. 2000. Temperature and Pressure Responses on El-Nino 1997 and La-Nina 1998 in Lombok Strait. Proc. The JSPS-DGHE
International Symposium on Fisheries Science in Tropical Area.
Gross,M.G.1990.Oceanography : A View of Earth. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliff. New Jersey.
Pond, S dan G.L Pickard. 1983. Introductory dynamical Oceanography. Second edition. Pergamon Press. New York.
Bishop, J.M. 1984. Aplied Oceanography. John Willey and Sons, Inc. New York. 252 p.
Gross, M. 1990. Oceanography sixth edition. New Jersey : Prentice-Hall.Inc.
Supangat A., dan Susanna, 2003. Pengantar Oseanografi, Pusat Riset wilayah Laut dan Sumberdaya Non-Hayati, BRPKP-DKP. ISBN.No. 979-
97572-4-1
US Research project, NSF and Oregon State University
http://www.answers.com/topic/ekman-spira

Anda mungkin juga menyukai