Anda di halaman 1dari 3

Terapi nutrisi

1. Pengertian
Terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Jenis terapi
a. Oral feeding
b. Enteral nutrition
c. Parenteral nutrition
Startegi dalam menentukan jenis terapi

Pasien Anorexia

Fungsi Saluran
Pencernaan

Baik Terganggu Sebagian Tergagnggu


Seluruhnya

Nutrisi Enteral Nutrisi Parenteral

a. Oral feeding
Pemberian makan melalui oral adalah memasukkan nutrisi melalui mulut. Pasien perlu
didorong untuk makan, bukan hanya untuk mendapatkan nutrisi secara optimal, namun
pasien juga mendapatkan manfaat kepuasan fisik dan psikologis yang dihubungkan dengan
makan. Perawat harus membiarkan klien mengosongkan mulutnya setelah setiap sendokan,
berusaha menyelaraskan kecepatan pemberian makan dengan kesiapan mereka dan
seringkali menanyakan apakah terlalu cepat atau lambat. Perawat juga harus
memperbolehkan klien untuk menunjukan perintah tentang makanan pilihan klien yang
ingin dimakan, dan percakapan dengan topik selain makanan harus menjadi bagian integral
dalam proses. Perawat yang mempunyai tugas untuk memberikan makan pada beberapa
klien harus mendelegasikan tanggung jawab pemberian makan ke orang lain sehingga semua
klien dapat diberi makan tepat waktu dan terencana dengan baik.
1) Tujuan
a) Memperoleh nutrisi yang optimal
b) Memberikan kepuasan fisik dan psikologis yang dihubungkan dengan makan
c) Meningkatkan berat badan
d) Meningkatkan control diri dengan mampu melakukan aktivitas harian secara mandiri
2) Indikasi
a) Pasien yang dapat makan melalui oral
b) Pasien dengan ketidakmampuan yang membutuhkan bantuan sebagian atau total
untuk makan
b. Enteral nutrition
1) Definisi
Nutrisi enteral adalah semua makanan cair yang dimasukkan ke dalam tubuh lewat
saluran cerna, baik melalui mulut ataupun oral, selang nasogastric, maupun selang
melalui lubang stoma gaster atau stoma jejunum.
Tujuan atau indikasi pemberian nutrisi enteral adalah untuk suplementasi, untuk pasien
yang masih dapat makan dan minum tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan energi
dan protein, untuk pengobatan, dan digunakan untuk mencukupi seluruh kebutuhan zat
gizi bila pasien tidak dapat makan sama sekali.
2) Jenis makanan / Nutrisi Enteral
a) Makanan atau nutrisi enteral rumah sakit (blenderized) : makanan ini dibuat dari
beberapa bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri menggunakan blender.
Konsistensi larutan, kandungan zat gizi dan osmolaritas dapat berubah setiap kali
pembuatan dan dapat terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan melalui pipa
sonde yang agak besar, harganya relative murah.
Contoh :
i. Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu rendah
laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah)
ii. Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir,
maizena)
iii. Makanan cair tanpa susu (telur, kacang hijau, wortel, jeruk)
iv. Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendag purin untuk
penyakit gout, diet diabetes)
b) Makanan / nutrisi enteral formula komersial : formula komersial ini berupa bubuk
yang siap dicairkan atau berupa cairan yang dapat segera diberikan. Nilai gizinya
sesuai kebutuhan, konsistensi dan osmolaritasnya tetap, dan tidak mudah
terkontaminasi.
Contoh :
i. Polimerik : (mengandung protein untuk pasien dengan fungsi saluran
gastrointestinal normal atau hamper normal (pananteral, fresubin)
ii. Pradigesti : diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu
elementar yang mengandung asam amino dan lemak yang langsung diserap
usus untuk pasien dengan gangguan fungsis saluran gastrointestinal (peto
2000)
iii. Diet enteral khusus untuk sirosis (aminolebane EN, falkamin), diabetes
(diabetasol), gagal ginjal (nefrisol), tinggi protein (peptisol)
iv. Diet enteral tinggi serat (indovita)
3) Sistem Pemberian Nutrisi Enteral dan Alatnya
Nutrisi enteral dpat diberikan langsung melalui mulut (oral) atau melalui selang
makanan bila pasien tak dapat makan atau tidak boleh peroral. Selang makanan yang
ada yaitu :
a. Selang nasogastrik biasa yang terbuat dari plastic, karet dan polietilen. Selang ini
hanya tahan dipakai maksimal 7 hari.
b. Selang nasogastric yang terbuat dari polivini. Selang ini berukuran 7 french, kecil
sekali dapat mencegah terjadinya aspirasi pneumonia makanan dan tidak terlalu
mengganggu pernapasan atau kenyamanan pasien. Selang ini tahan dipakai
maksimal 14 hari.

Anda mungkin juga menyukai