REFORMASI PENDIDIKAN
PROFESI DAN PENERAPANNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN PROFESI
Reformasi Pendidikan 1
Sementara itu, ikatan sarjana pendidikan indonesia(ISPI) menyimpulkan ciri ciri
profesi adalah sebagai berikut:
Profesi ini sendiri secara umum sering dikaitan pada kependidikan dalam
UU No.2/2009, tentang sisdiknas maupun daLam UU No. 20/2003, tentang
sisdiknas tidak dikenal istilah profesi kependidikan. Kata profesi dalam kedua
undang undang itu dikenal untuk suatu gelar berasamaan dengan gelar akademik
dan vokasi. Dalam Undang-Undang tersebut menggunakan dua istilah sebagia
pengganti kata profesi yaitu pendidik atau tenaga kependidikan. Perihal pendidik
dan kependidikan diatur dalam bab XI UU No. 20/2003, tentang sisdiknas. Pasal
39 menyatakan bahwa:
Reformasi Pendidikan 2
kepada masyarakat , terutama bagi pendidik perguruan tinggi. Pada
penjelasannya disebutkan bahwa tenaga kependidikan meliputi pengelolaan
satuan pendidikan, penilik, pamong belajar, pengawas, penelitian,
pengembangan, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.
Perihal pendidik, yaitu guru dan dosen, secara yuridis diakui sebagai
pekerjaan atau profesi yang profesional dalam UU No.14/2005, tentang Guru dan
Dosen. Pada bab 1 pasal 1 di nyatakan bahwa:
Sudah jelas bahwa ada identitas pfofesi yang melekat pada pekerjaan atau
profesi di dunia keguruan dan ilmu pendidikan. Dan terkait dengan definisi
profesioanl disinggung dalam UU No.14/2005, tentang guru dan dosen,
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakuakn oleh seseorang yang
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran
dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (pasal 1 ayat 4).
Reformasi Pendidikan 3
Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun
dengan cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangan
kedewasaannya.
3. Ki Hajar Dewantara
Mendidik adalah menentukan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya.
a. Pengembangan pribadi
b. Pengembangan warga negara
Reformasi Pendidikan 4
c. Pengembangan kebudayaan
d. Pengembangan bangsa
Reformasi Pendidikan 5
Perbandingan tentang pendidikan dari Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang sisdiknas dengan Undang Undang
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas pada bab 1 di
ketentuan umum.
Reformasi Pendidikan 6
10. Sumber daya pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan
pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prasarana yang
tersedia atau diadakan dan didayagunakan oleh keluarga, masyarakat, peserta
didik dan pemerintahan, baik sendiri-sendiri mupun bersamaan.
11. Warga negara adalah warga negara republik indonesia
12. Materi adalah materi yang bertanggung jawab atas bidang pendidikan
nasional.
Reformasi Pendidikan 7
7. Jalur pendidikan adalah wahana yang di lalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yanag sesuai
dengan tujuan pendidikan.
8. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembagan peserta didik, tujuan yang akan di capai, dan
kemampuan yang dikembangkan.
9. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan
pendidikan suatu satuan pendidikan.
10. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
11. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
12. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di alur pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
13. Pendidikan infomal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
14. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan
kepada anak sejak lahir dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan. Pendidikan untuk mebantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
15. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpusat dari
pendidik dan pembelajaranya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, infomasi, dan media lain.
16. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelengaraan pendidikan
berdasarkan keikhlasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi
masyarakat sebagai perwujudkan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
17. Standar nasioanal pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan diseluruh wilayah hukum negara kesatuan Republik Indonesia.
Reformasi Pendidikan 8
18. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus di ikuti oleh
warga negara indonesia atas tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara di gunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
20. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
21. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan
mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan.
2. Ruang lingkup profesi kependidikan
1. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan Taman Kanak
Kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA) atau Taman Kanak Kanak Luar
Biasa (TKLB) atau bentuk lain sederajat yang berlatar belakang S1 atau DIV
kependidikan untuk TK atau RA atau TKLB atau bentuk lain yang sederajat
adalah 18 sampai 20 satuan kredit semester.
2. Beban belajar untuk menjadi guru satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD)atau
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar Laur Biasa (SDLB) atau
Reformasi Pendidikan 9
bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang S1 atau DIV kependidikan
untuk SD atau MI atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat adalah 18
sampai dengan 20 satuan kredit semester.
3. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK atau RA atau
TKLB atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang S1 atau DIV
kependidikan selain untuk TK atau RA atau TKLB atau bentuk lain yang
sederajat adalah 36 sampai 40 satuan kredit semester.
4. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SD atau MI atau
SDLB dan bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang S1 atau DIV
kependidikan untuk SD atau MI atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat
adalah 36 sampai dengan 40 satuan kredit semester.
5. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK atau RA atau
TKLB atau bentuk lain yang sederajat pada satuan pendidikan SD atau MI
atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang sarjana
psikologi adalah 36 sampai dengan 40 satuan kredit semester.
6. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB) atau bentuk lain yan sederajat dan satuan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) atau
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) atau Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain
yang sederajat, baik yang berlatar belakang S1 dan DIV non kependidikan
adalah 36 sampai dengan 40 satuan kredit semester.
Beban belajar diatur dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum oleh
perguruan tinggi penyelenggara pendidikan profesi yang mengacu pada standar
nasional pendidikan. Muatan belajar pendidikan profesi pendidikan meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Bobot muatan belajar disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan dengan latar belakang pendidikan sbb:
Reformasi Pendidikan 10
1. Untuk lulusan program setara satu S1 atau DIV kependidikan dititik beratkan
pada penguatan kompetensi profesioanal.
2. Untuk lulusan program S1 atau DIV kependidikan dititik beratkan pada
pengembangan kompetensi pedagogik.
1. Guru
UU NO. 202003, tentang sisdiknas ; UU NO 20/2005 tentang guru dan dosen;
PP No 74/2008 tentang guru, mendefinisikan guru sebagai pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesi guru
dikukuhkan sebagai jabatan fungsional berdasarkan keputusan presiden No.
87/1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil (PNS), dan
peraturan menteri negara pemberdayaan aparatur negara dan reformasi birokrasi
No. 16/2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Pengertian
fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, dan wewenag untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, meniali, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang undangan yang
diduduki oleh PNS.
2. DOSEN
UU No. 20/2003 tentang sisdiknas; UU No. 14/2005 tentang guru dan dosen;
PP No. 37/2009 tentang dosen, mendefinisikan dosen sebagai pendidik
profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Profesi dosen
dikukuhkan sebagai jabatan berdasarkan keputusan presiden No. 87/1999, tentang
rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil (PNS), dan keputusan menteri
Reformasi Pendidikan 11
negara koordinator bidang pengawasan pembangunan dan pendayagunaan
aparatur negara (MENKOWASBANGPAN) No. 38/KEP/MK. WASPAN/8/1999
tentang jabatan fungsional dan angka kreditnya, yang kemudian disempurnakan
melalui peraturan Men-PAN No. PER/60/M. PAN/6/2005. Dosen berkedudukan
sebagai pejabat fungsional dengan tugas utama mengajar pada perguruan tinggi.
Reformasi Pendidikan 12
membetulkan, menyempurnakan dengan membuat sesuatu yang salah menjadi
benar. Reformasi berimplikasi pada merubah sesuatu, menghilangkan yang tidak
sempurna menjadi lebih sempurna seperti melalui perubahan kebijakan
institusional. Sedangkan pendidikan adalah pengetahuan tentang mendidik.
Sehingga reformasi pendidikan merupakan upaya perubahan dalam lingkup
pendidikan. Reformasi pendidikan dapat diibaratkan sebagai pohon yang terdiri
dari empat bagian yaitu akar, batang, cabang, dan daunnya. Akar reformasi yang
merupakan landasan filosofi yang tidak bersumber dari cara hidup masyarakat.
Sebagai akarnya reformasi pendidikan adalah masalah setralisasi, disentralisasi,
masalah pemerataan mutu dan siklus politik pemerintahan setempat. Sebagai
batangnya adalah berupa mandat dari pemerintah dan standar standarnya tentang
struktur dan tujuannya. Cabang-cabang refomasi pendidikan adalah managemen
lokal, pemberdayaan guru, perhatian pada daerah setempat. Sedangkan daun daun
informasi pendidikan adalah keterlibatan orang tua peserta didik dan keterlibatan
masyarakat untuk menenetukan misi sekolah yang dapat di terima dan berniali
bagi masyarakat setempat. Berdasarkan perumpamaan tersebut dapat diketahui
bahwa dalam menjalankan reformasi pendidikan di indonesia harus dilaksanakan
secara bersama dengan melibatkan semua aspek dimulai dari pihak keluarga,
masyarakat, sekolah, serta pemerintahan yang saling berkesinambungan
menjalankan reformasi pendidikan yang ada sesuai dengan tujuan awal
dibentuknya reformasi pendidikan di indonesia.
4. Ruang lingkup reformasi pendidikan
Reformasi Pendidikan 13
2. Pembenahan Tata-laksana
Reformasi Pendidikan 14
Quotient (IQ) tetapi juga kecerdasan secara majemuk, yakni Multiple 3
Intelligences :
1. Emotional Intelligences (EI)
2. Spiritual Intelligence (SI)
3. Adversity Qoutient (AQ)
Reformasi Pendidikan 15
lain. Beradasarakan persoalan yang melanda dunia pendidikan tersebut, reformasi
pendidikan saat ini dituntut untuk dapat mamapu memperbaiki permasalahan
tersebut degan membentuk peserta didik menjadi sumber daya manusia yang
bermutu dan berdedikasi tinggi sehingga tidak semakin memperburuk kondisi
pendidikan Indonesia. Selain itu, dapat menciptakan sumber daya manusia yang
kreativ yang merupakan proses untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari
elemen yang ada dengan menyusun kembali elemen tersebut. Dalam menciptakan
sumber daya pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas di butuhkan sumber daya pendidik. Ada dua metafora yang
menggambarkan tentang pentingnya pengembangan sumber daya pendidik, yang
pertama pendidik diibaratkan sebagai air, sumber air tersebut harus terus menerus
bertambah agar sungai dapat mengalirkan air terus menerus dan agar sungai tidak
kering, dengan perumpamaan tersebut pendidik harus lebih banyak menambah
ilmu pengetahuannya dengan informasi yang baru dan yang berkembang. Yeng
kedua yaitu, jabatan pendidik diumpamakan dengan sebatang pohon buah buahan.
Pohon itu tidak akan berbuah lebat dan bermutu tinggi jika tidak menyerap zat zat
makanan yang berfungsi bagi pertumbuhan pohon buah tersebut. Begitu juga
dengan tenaga pendidik yang perlu bertumbuh dan berkembang. Baik
pertumbuhan pribadi (personal growth) maupun pertumbuhan profesi
(proffesional growth), itulah sebabnya para tenaga pendidik harus terus menerus
belajar, membaca informasi yang terbaru serta mengembangkan ide-ide kreatif,
agar dapat menjadi tenaga pendidik yang berkualitas dan dapat menciptakan
proses belajar mengajar yang sesuai dengan sistem pendidikan yang ada, dan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sesuai dengan era
globalisasi saat ini. Dan jika sudah berkualitas maka sangat mudah bagi bangsa
Indonesia untuk menjadi negara yang maju.
Reformasi Pendidikan 16
pengertian kurikulum itu sendiri, maka bisa dikatakan bahwa kurikulum
merupakan alat yang sagat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan.
Kurikulum ibarat jantung pendidikan, jika jantung itu berfungsi baik maka
keseluruhan badan pun akan berfungsi dengan baik pula. Tanpa kurikulum yang
sesuai dan tepat, maka tujuan dan sasaran dari pendidikan sebagus apapun akan
tetap sulit untuk dicapai.
Adapun kurikulum itu bersifat dinamis. Kurikulum tidak bisa bersifat stagnan
karena kurikulum itu sendiri terkait erat dengan perubahan dan perkermbangan
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta tidak
terlepas dari pengaruh global, perkermbagan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta seni dan budaya, kurikulum akan terus menerus mengalami perubahan agar
suatu kurikulum mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah tanpa
dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di
masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam sejarah pendidikan Indonesia sudah beberapa kali mengalami
perubahan dan perbaikan kurikulum. Perubahan kurikulum tersebut didasari pada
kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi menuntut perlunya
perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk
mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan
perubahan.
Reformasi Pendidikan 17
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran dengan merinci silabus
setiap mata pelajaran. Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap
pelajaran haus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari.
Pokok pokok pikiran yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik
untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran pada program
pancawhardana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keprigelan, dan jasmani.
Reformasi Pendidikan 18
evaluasi. Pada kurikulum 1975 guru dibuat sibuk dengan berbagai catatan
kegiatan belajar mengajar.
7. Tahun 1994 dan 1999 kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
Reformasi Pendidikan 19
kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol pada kurikulum ini adalah lebih
kontrukstif sehingga guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi siswa
berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), Standar kompetensi lulusan
(SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran
untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional.
Dalam metode pembelajaran inkuiri ini , peserta didik diharapkan untuk lebih
inovatif. menurut Dyer dkk, dalam membentuk keterampilan inovatif meliputi :
1. Observasi
2. Bertanya
3. Melakukan percobaan
4. Membangun jaringan
Reformasi Pendidikan 20
daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan
dunia kerja, perkembagan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika
perkembangan global, dan persatuan nasional dan nilai nilai kebangsaan.
Reformasi Pendidikan 21
DAFTAR PUSTAKA
Rineka cipta.
Kanisius
Reformasi Pendidikan 22