1
STEP 1
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Hamil eterm
Kehamilan yang sudah cukup bulan untuk melahirkan dengan masa gestasi
37-42 minggu (259 294 hari) dengan berat badan lahir 2500 4000
gram, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Sekarang Hamil Aterm
sudah lebih dirinci jadi 4 kategori:
Early Term (pekan 37 38)
Full Term (pekan 39 40)
Late Term (pekan 41)
Post Term (pekan 42 dan seterusnya)
(Saifuddin, 2002)
2. Persalinan
Proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup (kehamilan
cukup bulan sekitar 37-42 minggu) dari dalam uterus melalui vagina
kedunia luar, atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan
alat dan tidak melukai ibu yang berlangsung selama sekitar 18 24 jam
dengan letak janin di belakang kepala.
(Wiknjosastro, 2000)
3. Golongan darah
Pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada ati tidaknya
zat antigen warisan pada permukaan membrane sel darah merah, untuk
fenotip eritrosit yang didefinisikan menjadi beberapa struktur antigen di
bawah control alel.
(Daniels and Bromilow, 2009)
4. Perkembangan
Suatu perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme,
dari ia lahir sampai ia meninggal,serta perubahan dalam bentuk dan dalam
integrasi dari bagian jasmani kedalam bagian-bagian fungsional.
(Desmita, 2010)
5. Genetika
Ilmu yang mempelajari tentang gen dan pewarisannya.
(Dorland, 2005)
6. DNA (Deokyribo Nucleid Acid)
Materi genetika yang membawa informasi yang dapat diturunkan, dimana
memiliki polimer heliks ganda yang terdiri dari nukleotida (basa nitrogen,
gula pentosa/deoksiribosa, fosfat).
(Hill, 2014)
2
STEP 2
IDENTIFIKASI MASALAH
3
3. Mengapa dilakukan pemeriksaan golongan darah ?
4. Apakah ada pemeriksaan penunjang selain golongan darah ? bagaimana
keunggulanya dibandingkan golongan darah ?
STEP 3
BRAINSTORMING
1. Interpretasi data
4
Apabila ibu bergolongan darah A dan anaknya O, maka
kemungkinan ayahnya adalah A
5
Sebaliknya, gen tipe A dan B menghasilkan aglutinogen yang kuat
pada sel.
Gen dari orang tua dapat menentukan inheritance patterns of blood
groups dari keturunannya. Penggolongan darah ABO didasarkan oleh
suatu antigen berupa molekul protein yang melekat permukaan sel
darah merah yang disebut dengan Aglutinogen. Ada dua macam
aglutinogen A dan B, masing-masing dibentuk oleh enzim yang
berbeda dan dikodekan dengan alel ganda dari gen. Orang ber-
aglutinogen B berarti golongan darah B, sedangkan yang ber-
aglutinogen A berarti bergolongan darah A. Ada 3 macam Alel IA, IB
dan alel resesif IO.
IBU AYAH
O A B AB
O O O,A O,B A,B
A O,A O,A O,A,B,AB A,B,AB
B O,B O,A,B,AB O,B A,B,AB
AB A,B A,B,AB A,B,AB A,B,AB
(Guyton, 2014)
6
GOLONGAN ANTIGEN ALEL DALAM GENOTIP
DARAH DALAM KROMOSOM
(FENOTIP) ERITROSIT
O - i Ii
A A IA IA IA / IAi
B B IB IB IB / IB i
AB A& B IA & I B IA IB
Interaksi antara alel-alel IA ,IB dan i menyebabkan terjadinya 4
fenotip (golongan darah) A,B,AB dan O.
(Suryo, 2010)
4. Pemeriksaan penunjang
7
d. Karakterisasi
Untuk melihat pola pitanya.
e. Typing
Memperoleh tipe DNA. PRC akan membaca data DNA dan
menampilkan dalam bentuk angka dan gambar DNA.
f. Mencocokan tipe DNA
(Butler, 2009)
Prosedur tes DNA juga dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Kecocokan dengan ibu (maternitas) DNA mitokondria yang secara
keseluruhan diperoleh dari ibu dibandingkan dengan DNA
mitokondria ibu kandung, nenek, atau saudara kandung.
b. Kecocokan dengan ayah (paternitas)
Ayah mewariskan kromosom Y untuk anak laki-laki
Anak laki-laki
Bandingkan DNA pada kromosom dari anak dengan ayah
kandung atau saudara kandung pihak ayah.
Anak perempuan
Bandingkan DNA pada kromosom somatic dari anak dengan
ayah kandung atau saudara kandung pihak ayah.
(Suryo, 2010)
8
STEP 4
ANALISIS MASALAH
Pewarisan gen
tunggal kromosom Mononuclear
mitokondria
Hukum Mendel I
Hukum Mendel
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
10
STEP 6
BELAJAR MANDIRI
11
STEP 7
REPORTING
Autosomal dominan
Sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom. Dijumpai pada
laki laki dan perempuan yang bersifat dominan.
Polidaktili
Suatu kelainan yang diwariskan oleh gen autosomal dominan P,
sehingga orang mempunyai tambahan jari pada satu atau dua tangan
12
dan / atau pada kakinya. Orang normal adalah homozigot resesif pp.
Pada induvidu heterozigot Pp derajat ekspresi gen dominan itu dapat
berbeda-beda, sehingga lokasi tambahan jari dapat bervariasi. Bila
seseorang lakilaki polidaktili heterozigot menikah denagn orang
perempuan normal, maka dalam keturunan kemungkinan timbulnya
polidaktili ialah 50%.
Kemampuan mengecap phenylthiocarbamide
Bagi sementara orang zat ini terasa pahit, sehingga mereka disebut
pengecap (taster). Orang ini tidak merasakan apa apa sehingga
mereka disebut buta kecap (non-taster). Kemampuan untuk mengecap
PTC adalah herediter (keturunan) yang diturunkan oleh gen dominan
autosom yaitu T, sehingga seseorang taster kemungkinan memiliki
genotype TT atau Tt, sedangkan non taster adalah tt.
Warna rambut hitam
Warna rambut hitam disebabkan oleh adanya pigmen melanin. Jika
pigmen melanin terdapat dalam jumlah banyak sekali, maka rambut
berwarna hitam sampai coklat tua. Melanin dalam jumlah sedikit
menyebabkan rambut berwarna putih atau blond hair. Orang albino
tidak mampu membuat pigmen melanin karena terjadinya suatu blok
atau halangan metabolism sehingga zat tirosintidak dapat diubah
menjadi melanin. Rambut hitam dan cokelat tua ditentukan oleh gen
dominan B, sehingga orang yang memilikinya mempunyai genotype
BB, orang berambut putih mempunyai genotype bb, sedangkan orang
albino mempunyai genotipe aa.
Anonychia
Suatu kelainan bahwa kuku dari beberapa jari tangan dan atau kaki
tidak ada atau tidak baik tumbuhnya. Kuku biasanya sama sekali absen
pada jari telunjuk dan jari tengah. Juga kadang kadang dari ibu jari.
Penyebabnya adalah gen dominan An pada autosom kita yang
mempunyai jari normal dengan kuku tentunya mempunyai genotip
anan.
Autosomal resesif
13
Kedua orang tua Nampak normal, meskipun mereka itu sebenernya
pembawa (carirer) gen resesif yang dimaksud berarti bahwa mereka itu
masing masing heterozigot.
Mata biru
Warna mata timbul sebagai hasil pantulan cahaya dari granula
melanin yang terdapat dalam ini. Orang yang memiliki genotip bb
hanya mampu membentuk sedikit melanin, sehingga matanya
berwarna biru. Orang yang homozigotik dominan BB mampu
membentuk melanin dalam jumlah besar sehingga matanya berawarna
cokelat tua sampai hitam.
Cystic Fibrosis (CP)
Penyakit ini ditandai dengan adanya kelainan dalam metabolism
protein sehingga mengakibatkan kerusakan/ kemunduran pada
beberapa orangan seperti pancreas, infeksi pernafasan kronik dan paru
paru. Penyakit ini timbul pada induvidu yang homozigot resesif.
Penyakit ini timbul pada induvidu yang homozigot resesif. Penyakit ini
ditentukan oleh gen resesif cf, sehingga penderita memiliki genotipe
cfcf.
X linked resesif
X linked dominan
14
normal, maka semua anak perempuannya bergigi cokelat, sedangkan
semua anak laki laki gigi normal.
Y linked
15
penuh berdiri sendiri. Kodominansi lain sama sekali dengan
dominansi yang tidak penuh. Contohnya adalah Golongan darah
sistem MN.
B. Mitokondrial
Mitokondria memiliki sifat genetic sendiri yang disebut DNA
mitokondria (mtDNA) yang terletak pada matrik semi cair di bagian dalam
mitokondria. Satu mitokondria dapat mengandung puluhan mtDNA.
Sistem genetic mitokonrdia mirip dengan bakteri yaitu berupa molekul
sirkuler seperti plasmid atau kromosom bakteri, sehingga tahan terhadap
eksonuklease. Kesamaan adalah terdapat sedikit DNA yang tidak menjadi
protein dan gen biasanya dipaketkan secara padat dalam suatu kromosom
dengan sedikit intron. Hal ini berbeda sekali dengan DNA inti sel eukariot
yang tersebar dalam kromosom dan memiliki banyak intron.
Tiga hal pokok yang mendasari perbedaan antara system genetic inti
dengan system genetic mitokondria yaitu tingkat polimorfisme yang tinggi
yang ditunjukkan dengan laju mutasi yang tinggi bila dibandingkan
dengan laju mutasi yang terjadi pada DNA inti, pola pewarisannya yang
spesifik yaitu melalui garis keturunan Ibu tanpa disertai dengam adanya
rekombinasi mtDNA dari garis keturunan ayah, memiliki sistem kode
genetik yang berbeda dengan sistem kode genetic DNA inti (kode genetic
universal) (Anderson et al, 1981 dan Lewin et al, 1997).
DNA mitokondria bersifat unik berbeda dengan DNA inti karena
mtDNA diwariskan melalui garis keturunan ibu, Sel telur memiliki kopi
mtDNA yang tinggi ( 100.000) ementara sel sperma memiliki jumlah
kopi yang rendah (100-150) (Chen et al, 1995 dan Mafredi et al, 1997).
Pada saat terjadi pembuahan pada sel telyr, bagian ekor sperma
dilepaskan sehingga hanya sedikit/ hamper tidak ada mtDNA yang masuk
ke dalam sel telur. Karena tidak terjadi rekombinasi maka mtDNA bersifat
haploid, diturunkan dari ibu ke seluruh turunannya.
DNA mitokondria juga bersifat unik dan berbeda dengan DNA inti
karena memiliki laju mutasi yang tinggi. Tingginya laju mutasi mtDNA
disebabkan oleh enzim DNA polymerase yang digunakan dalam proses
replikasi mtDNA sehingga tidak dapat mengoreksi kesalahan-kesalahan
selama proses replikasi (Watson et al, 1997). Selain itu, mtDNA tidak
16
memiliki protein pelindung seperti histon dan terletak berdekatan dengan
membrane dalam mitorondria, tempat berlangsungnya reaksi fosforilasi
oksidatif yang menghasilkan radikal bebas ebagai produk samping.
(Richter, 1998).
P BB x bb
(Bulat,homozigot) (Berkerut,homozigot)
F1 Bb
(Bulat,heterozigot)
17
F1 x F2 Bb x Bb
(Bulat,heterozigot) (Bulat,heterozigot)
secara meisosis
B b
B BB Bb
(Bulat) (Bulat)
B Bb Bb
(Bulat) (Keriput)
18
B. Hukum Mendel II The Law of Independent Assortment of Genes
Semua keterangan di muka hanya membicarakan persilangan dua
individu yang memiliki satu beda sifat saja. Dalam praktek dua individu
dapat mempunyai beda sifat lebih dari satu, misalnya beda mengenai
bentuk dan warna biji kapri. Hasil persilangannya (F1) dinamakan
dihibrid.
Mula mula tanaman kapri yang bijinya berkerut hijau (bbkk)
disilangkan dengan tanaman yang bijinya bulat kuning homozigotik
(BBKK). Semua tanaman F1 (dihibrid) adalah seragam, yaitu berbiji bulat
kuning (BbKk). Persilangan tanaman F1 x F1 menghasilkan keturunan F2
yang memperlihatkan 16 kombinasi terdiri dari 4 macam fenotip ialah
berbiji bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning, dan berkerut hijau.
Mendel dapat mengambil kesimpulan bahwa anggota dari
sepasang gen memisah secara bebas (tidak saling mempengaruhi) ketika
berlangsung mieosis selama pembentukan gamet-gamet. Prinsip ini
dirumuskan sebagai Hukum Mendel II yang berbunyi The Law of
Independent Assortment of Genes ( Hukum pengelompokan gen secara
bebas), pada dihibrid BbKk misalnya :
Gen B mengelompok dengan gen K gamet BK
Gen B mengelompok dengan gen k gamet Bk
Gen b mengelompok dengan gen K gamet bK
Gen b mengelompok dengan gen k gamet bk
19
(Suryo, 2010)
20
Independent Assortment
Ketika pembentukan gamet, pasangan unit factor yang berpisah
dikelompokkan dan tidak mempengaruhi unit factor lain. Misalnya
gen penentu warna rambut hitam atau abu-abu tidak akan
mempengaruhi gen penentu ukuran tubuh besar atau kecil.
21
(Cumming, 2012)
3. Variasi manusia dalam genotip dan fenotip
Genotip adalah suatu susunan genetik suatu individu (jadi sesuatu yang
tidak dapat diamati). Genotip suatu individu diberi simbol dengan huruf
double, karena individu umumnya diploid. Akan terjadi alel dengan
homozigot dan/atau heterozigot. Variasi dari genotip tergantung dari jumlah
alelnya. Sedangkan pada fenotip, adalah suatu karakter (sifat) yang dapat
diamati dari bentuk, ukuran, warna, golongan darah dan sebagainya
tergantung dari genotipnya. Variasi dari fenotip ini dapat dikarenakan karena
lingkungan. Pada masa reproduksi dan terjadinya mutasi pada suatu individu
menyebabkan terjadinya variasi pada fenotip.
(Suryo, 2010)
4. Peranan rekayasa genetika dalam menunjang praktek kedokteran
a. Sebagai alat penelitian frekuensi generasi DNA dan RNA.
Teknologi rekombinasi DNA menjadi alat penelitian yang esensial
pada genetika molekul modern. Contohnya: tahun 1980-an ditemukan
teknologi PRC (polymerase Chain Reaction) yaitu memperbanyak DNA
dalam tabung reaksi. PRC juga digunakan untuk keanekaragaman genetika
mikrologi tanpa harus melakukan multivasi dahulu. Hal ini digunkana
untuk mempermudah diagnosis.
b. Pembuatan antibodi monoklonal dan poliklonal
22
Dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen pengendali
hormon ke dalam plasmid bakteri (yang tumbuh dengan metode
fermentasi).
d. Pengembangan antibiotik. Melalui penyempurnaan produk, modifikasi in
vivo, antibiotik hibrida.
e. Diagnosis penyakit genetika
Dokter biasanya mengenali individu yang tertimpa penyakit
genetika sebelum disadari dan cara mengenali heteroigot (carier) mereka
menunjukkan gejala awalnya.
(Suryo, 2008)
23
6. Pengertian bahwa genetika dan biologi molekuler mempunyai implikasi
terhadap etika, hukum , dan social
Munculnya teknologi rekayasa genetika dan biologi molekuler memberi
dampak yang sangat luas terhadap etika, hokum dan social. Contohnya produk-
produk organisme hasil rekyasa genetik (Genetic Modified Organism/ GMO).
Di daerah Eropa dan Asia distribusi GMO sangat diawasi dan selalu diberi
label khusus.
Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat mengetahui mana produk yang
alami dan direkayasa genetik, sebagaimana adanya kemungkinan produk
rekayasa genetik dapat berbahay bagi tubuh (dapat menyebabkan mutasi).
Ada juga yang disebut dengan Human Genome Project, yaitu suatu proyek
internasional yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan seluruh
gen dan DNA yang ada pada manusia. Namun proyek ini menimbulkan
problem social dan etika dikarenakan DNA tersebut mengandung informasi
privasi dari individu. Akhirnya dibentuklah Ethical, Legal, Social Implication
Program (ELSI) yang bertugas untuk menjaga privasi dan kerahasiaan dari
informasi tersebut serta menghindari terjadinya penyalahgunaan informasi
tersebut untuk diskriminasi.
(Cumming, 2012)
Apabila mengacu pada instrumen HAM internasional maka praktek
penerapan bioteknologi rekayasa genetika dalam bidang medis di Indonesia,
adalah telah sesuai dengan kaidah-kaidah yang diatur didalam instrumen
HAM internasional tersebut. Hukum HAM di Indonesia mengatur penerapan
bioteknologi rekayasa genetika dibidang medis adalah, sebagai berikut:
a. Hak kebebasan yang mutlak diperlukan untuk melakukan penelitian
ilmiah, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menikmati
manfaat, khususnya dalam penerapan bioteknologi rekayasa genetika
dalam bidang medis harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebagai
paradigma pembangunan ilmu dan teknologi, yaitu pengembangan IPTEK
sebagai hasil budaya manusia Indonesia didasarkan pada moral ketuhanan
dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh sebab itu maka penggunaan
sel punca apapun jenisnya tidak etis untuk melakukan klonasi reproduktif
karena dianggap mendikte individu baru oleh individu sebelumnya
sehingga mengganggu martabat mulia manusia sebagai ciptaan Tuhan.
24
b. Hak untuk menentukan mendapat atau menolak tindakan medis dalam
penelitian dan penerapan bioteknologi rekayasa genetika dalam bidang
medis, dijamin melalui adanya informed consent maupun reserved
informed consent sebagai rambu-rambu yang harus ditaati oleh setiap
peneliti. Penelitian/riset yang menggunakan manusia sebagai subyek
penelitian harus mendapatkan Ethical Clearance dari Komisi Etik Badan
Litbangkes. Dan Terhadap pertimbangan-pertimbangan aspek bioetika
dalam penelitian dan pengembangan maupun penerapan bioteknologi yang
berbasis biologi molekuler dan teknologi rekayasa genetika seperti:
transgenic experiment, cloning, stem cell experiment, dan lain-lain yang
menyentuh martabat dan harkat hidup organisme (khususnya manusia),
diserahkan kepada Komisi Bioetika Nasional.
c. Dalam negara hukum Pancasila, hak untuk menentukan nasib sendiri
adalah hak kebebabasan individu yang tidak bersifat mutlak tetapi harus
diselaraskan dengan tanggung jawab sosial, didalam kebebasan itu harus
melekat tanggung jawab terhadap kepentingan umum dan kepentingan
bersama. Oleh karena itu dalam melaksanakan hak tersebut harus
mempertimbangkan tumbuhnya rasa tanggung jawab terhadap
kemanusiaan di tengah suasana kebebasan meneliti dan memanfaatkan
kemajuan ilmu dan teknologi.
d. Hak reproduksi untuk melanjutkan keturunan dijamin namun harus
dilakukan berdasarkan undang-undang yaitu dilakukan dalam suatu
perkawinan yang sah atas persetujuan bersama berlandaskan pada ajaran
agama, serta dilaksanakan sebagai bagian dari kesehatan keluarga dalam
rangka untuk menciptakan keluarga yang sehat dan harmonis. Oleh karena
itu, anak (keturunan) haruslah terlahir dari perkawinan yang sah. Bagi
keluarga yang mengalami kesulitan dalam hal reproduksinya maka mereka
dapat memanfaatkan bioteknologi rekayasa genetika dalam bidang medis
berupa penerapan inseminasi buatan sebagai upaya terakhir dengan
memperhatikan norma-norma yaitu bahwa hasil pembuahan sperma dan
ovum berasal dari suami istri yang bersangkutan, ditanam dalam rahim
istri darimana ovum berasal, kemudian dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu serta dilakukan pada
25
sarana kesehatan tertentu yang telah ditetapkan dalam hal penyelenggaraan
Teknologi Reproduksi Buatan :
Dilarang menghasilkan embrio manusia semata-mata untuk penelitian.
Dilarang melakukan penelitian atau eksperimentasi terhadap atau
menggunakan embrio, ovarium dan atau spermatozoa tanpa izin
khusus dari siapa sel telur atau spermatozoa itu diperoleh.
Dilarang melakukan fertilisasi trans-spesies kecuali apabila fertilisasi
trans-spesies itu diakui sebagai cara untuk mengatasi atau
mendiagnosis infertilitas pada manusia.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kasus pada skenario ini, dapat disimpulkan bahwa kemungkinan
ayah biologis dari anak tersebut adalah laki-laki dengan golongan darah A.
Hal ini dikarenakan golongan darah A memiliki alel I a Ia, Ia Io. Golongan darah
orang tua akan diwariskan orang tua kepada anaknya karena golongan darah
adalah antigen warisan pada permukaan membrane sel darah merah yang
didefinisikan menjadi beberapa struktur antigen di bawah control alel. Untuk
mengetahui siapa ayah biologisnya, selain dengan tes golongan darah juga
dapat digunakan tes DNA. Tes DNA merupakan pengambilan sedikit bagian
dari tubuh dibandingkan dengan orang lain.
26
B. Saran
Mahasiswa diharapkan lebih aktif lagi dalam diskusi pada tutorial
sesi 1 dan sesi 2 sehingga semua leraning objek dapat dicapai dengan
maksimal. Mahasiswa diharapkan lebih mendalami setiap materi yang akan
dibahas pada tutorial sehingga diskusi atas persoalan tersebut dapat terarah
dan terjawab dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
27
Dorland, W.A New man. 2012. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 31. Jakarta:
EGC.
Hill, R. (2014). Guide To DNA Testing. New York : Atrax LLC Publishing.
L.G. Saraswati dkk, Hak Asasi Manusia, Teori, Hukum, Kasus., Filsafat UI
Press, Jakarta, 2006
Lewis, Ricki. 2014. Human Genetics: Concepts and Application. New York: Mc
Graw Hill
Lewin, Kurt. 1997. Resolving social Conflicts and Field Theory in Social Science.
New York: Harper and Row.
Suryo, Ir. 2008. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
28