Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TENTANG RABIES

OLEH :
I GUSTI NGURAH PUTU JAYA ANTARA
P07120012075

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2013

I. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui bersama masyarakat Bali memiliki suatu kebiasaan memelihara
anjing ataupun kucing, yang sebenarnya memiliki suatu resiko yang cukup fatal bagi
kehidupan terutama dalam bidang kesehatan yakni berkaitan dengan penularan penyakit
Rabies.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Bali, kasus Rabies di bali memang telah
mengalami penurunan. Berdasarkan data yang ada, sepanjang 2011, di mana jumlah korban
meninggal sebanyak 26 orang, turun drastis sejak tahun 2010 sebanyak 83 orang. Angka itu
setidaknya sudah kembali seperti saat dua tahun pertama Rabies menyerang Bali, di mana
korban meninggal pada 2009 sebanyak 22 orang dan tahun 2008 hanya 4 orang. Begitu juga
angka gigitan anjing, telah menurun pada 2011 sebanyak 50.628 kasus dibandingkan tahun
2010 mencapai 67.021 kasus. Sementara tahun 2009, tercatat 21.806 kasus gigitan. Sutedja
mengakui masih banyak korban gigitan anjing yang belum memperoleh vaksin.
Pada 2011 dari 50.628 warga yang digigit anjing, hanya 47.827 yang mendapat VAR.
Sementara tahun 2010, tercatat 9.586 dari 67.021 warga digigit anjing tidak memperoleh vaksin
dan pada 2009 ada 3.181 warga yang tidak mendapat vaksin dari 21.806 orang yang digigit
anjing.
Hasil pemantauan petugas lapangan, menunjukkan saat ini tinggal empat desa yang
masih masuk dalam kategori desa penularan Rabies di Bali, terdiri atas 2 desa di Jembrana, 1
desa di Bangli,dan 1 desa lagi di Kabupaten Klungkung. Padahal hingga akhir November 2011,
kasus Rabies masih menyebar di 239 desa dari 722 desa yang ada di Bali.
Meskipun angka KLB Rabies sudah mengalami penurunan, namun kita sebagai
masyarakat harus tetap waspada untuk mencegah maupun penanganan kasus Rabies. Maka
perlu diadakannya penyuluhan kesehatan tentang Rabies di Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen
Kabupaten Karangasem, Bali, agar nantinya masyarakat lebih sigap jika terjadi kasus Rabies
ini.

II. TUJUAN
A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran dapat memahami dan mampu
melaksanakan penanggulangan Rabies.
B. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu :
1. Menjelaskan pengertian Rabies dengan tepat.
2. Menguraikan penyebab penularan dan hewan-hewan yang berpotensi menularkan Rabies.
3. Menguraikan ciri seekor hewan yang terinfeksi virus Rabies serta tanda dan gejala seseorang
yang dicurigai terinfeksi virus Rabies dengan tepat.
4. Menjelaskan cara pencegahan penularan Rabies dengan tepat.
5. Demonstrasi cara penanganan pertama jika tergigit hewan yang dicurigai terinfeksi Rabies
dengan benar.
III. MATERI
Adapun materi yang akan disajikan meliputi :
A. Pengertian Rabies
B. Penyebab dan hewan perantara Rabies
C. Ciri hewan yang terinfeksi Rabies serta tanda gejala seseorang yang dicurigai terinfeksi Rabies
D. Pencegahan penularan penyakit Rabies
E. Penanganan dan mendemonstrasikan cara menangani gigitan anjing Rabies
IV. METODE
Adapun metode yang digunakan dalam Penyuluhan tentang Pencegahan dan Penanganan
Rabies ini antar lain :
A. Ceramah
B. Tanya jawab
C. Demonstrasi

V. ALAT, MEDIA, dan SUMBER


A. Alat dan Media

1. Meja
2. Kursi
3. LCD
4. Layar
5. Microphone
6. Laptop
7. Sound system

B. Media
1. Slide
2. Leaflet
3. Print out
4. Lembar balik

C. Sumber
Anonim. (2012). Bali, Nias dan Maluku Tenggara Barat terjadi KLB Rabies (online)
(www.depkes.go.id diakses tanggal 11 September 2013 Pukul 13.45 Wita)
Anonim. (2011). Mengenal Penyakit Rabies dan Metode Pencegahannya (online)
(www.berbagaihal.com diakses tanggal 11 September 2013 Pukul 13.55 Wita)
Anonim. (2012). Kasus Rabies di Bali mulai menurun (online) (www.indosurflife.comdiakses tanggal
September 2013 Pukul 14.02 Wita)
Anonim. (2011). Apa Ciri-Ciri Hewan yang Terkena Rabies (online)
(www.lampung.tribunnews.com diakses tanggal 11 September 2013 Pukul 14.22 Wita)

VI. SASARAN
Adapun sasaran dalam penyuluhan ini ialah warga Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen
Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem, Bali

VII. WAKTU
Hari / Tanggal : Minggu, 27 Oktober 2013
Pukul : 08.00 WITA s/d selesai
Durasi : 30 menit

VIII. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di Bale Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen Kecamatan
Sidemen Kabupaten Karangasem, Bali

Setting Tempat
Slide Penyuluh

Audien Audien

Audien Audien Audien

IX. RENCANA EVALUASI


A. Struktur
1. Persiapan media dan alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan semua lengkap atau dalam
kondidi baik dan bisa digunakan saat ceramah dan tanya jawab.
Media :

1. Meja
2. Kursi
3. LCD
4. Layar
5. Microphone
6. Laptop
7. Sound system
Media
1. Slide
2. Leaflet
3. Print out
4. Lembar balik

2. Persiapan Materi
Materi yang disiapkan dalam bentuk makalah, dan ditulis dalam bentuk slide dan leaflet untuk
mempermudah dalam penyampaiannya.
3. Undangan / peserta penyuluhan
Para warga di Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen Kecamatan Sidemen Kabupaten
Karangasem, Bali.

B. Proses Penyuluhan
1. Kehadiran minimal 80% mengingat pentingnya pemahaman terhadap Rabies dikalangan
masyarakat
2. Minimal 60% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan
3. Didalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan peserta
4. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
5. Minimal 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan
C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka Pendek
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, peserta :
a. Minimal 60% dapat menjelaskan pengertian Rabies dengan benar
b. Minimal 50% dapat menyebutkan penyebab dan hewan-hewan yang berpotensi menularkan
Rabies dengan benar
c. Minimal 50% dapat menjelaskan ciri seekor hewan yang terinfeksi virus Rabies serta tanda
dan gejala seseorang yang dicurigai terinfeksi virus Rabies dengan tepat
d. Minimal 50% dapat menjelaskan cara pencegahan penularan Rabies dengan tepat
e. Minimal 50% dapat mendemonstrasikan cara penanganan pertama jika tergigit hewan yang
dicurigai terinfeksi Rabies dengan benar.
2. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai Rabies dan cara penananganan jika
terkena gigitan hewan yang terinfeksi virus Rabies sehingga meningkatkan taraf hidup
masyarakat menjadi lebih tanggap dan siaga terhadap bahaya Rabies.

Lampiran 1

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN RABIES


DI BALE BANJAR DINAS TEBOLA DESA SIDEMEN KECAMATAN
SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM, BALI
TANGGAL 27 OKTOBER 2013
A. PENGERTIAN RABIES
Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan peradangan
otak dan medulla spinalis. Penyakit Rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila
merupakan salah satu penyakit zoonosa (penyakit hewan yang dapat menular ke manusia) dan
penyakit hewan menular yang akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan
berdarah panas serta manusia yang disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit Rabies menular
pada manusia melalui gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur
hewan penderita Rabies. Hewan utama sebagai penyebar/penular Rabies adalah anjing, oleh
karenanya perhatian utama dalam upaya pemberantasan penyakit Rabies adalah terhadap
hewan tersebut. Penyakit Rabies disebabkan oleh virus lyssa dari family rhabdo-viride.
Penyakit Rabies bisa menular dari hewan ke hewan dan dari hewan ke manusia
melalui:
D. Luka gigitan hewan penderita Rabies
E. Luka yang terkena air liur penderita Rabies

B. PENYEBAB PENYAKIT RABIES


Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus
Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas
negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan
sebagai perantara penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah
terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1 tahun. Masa
inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala atau tempat yang tertutup
celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak tempat.
Pada 20% penderita, Rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai bawah yang
menjalar ke seluruh tubuh. Tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan periode yang pendek
dari depresi mental, keresahan, tidak enak badan dan demam. Keresahan akan meningkat
menjadi kegembiraan yang tak terkendali dan penderita akan mengeluarkan air liur.
Kejang otot tenggorokan dan pita suara bisa terasa sakit luar biasa. Kejang ini terjadi
akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernafasan. Angin
sepoi-sepoi dan mencoba untuk minum air bisa menyebabkan kekejangan ini. Oleh karena itu
penderita Rabies tidak dapat minum. Karena hal inilah, maka penyakit ini kadang-kadang juga
disebut hidrofobia (takut air).
Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang
diketahui dapat menjadi perantara Rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung
(Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing
di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat Rabies
yang masih tinggi. Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa 7berupa hewan lain atau
manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit
yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang
belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf
ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.
Selain itu, Rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar virus
Rabies tetapi ini sangat jarang terjadi. Dua pekerja laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini
setelah mereka terekspos udara yang mengandung virus Rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan
dua kasus Rabies terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di
mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena
tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.

C. CIRI-CIRI HEWAN YANG TERINFEKSI RABIES


Hewan yang terinfeksi bisa mengalami Rabies ganas ataupun Rabies jinak. Pada Rabies
ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam
barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati.
Pada Rabies jinak, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan
total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta
menunjukkan kegalakan.
Secara umum, hewan yang terinfeksi Rabies akan mengalami 3 tahapan, yaitu :
1. Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat
menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku
(tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari. Setelah fase Prodormal
dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase Paralisa.
2. Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di
sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi
keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran, selanjutnya masuk ke fase
Paralisa.
3. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan
berakhir dengan kematian.
Sedangkan pada manusia yang terinfeksi Rabies akan mengalami 4 stadium sakit, yaitu :
1. Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas,
menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf
anoreksia, pusing dan pening, dan lain sebagainya.
2. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada
daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar,
hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
3. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-
kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia),
ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat
adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang
terjadi pada penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha
menelan air.
4. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita
memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke
bawah yang progresif.
D. PENCEGAHAN PENULARAN RABIES
Adapun cara-cara untuk mencegah penularan Rabies antara lain:
1. Vaksin Anti Rabies (VAR), agar tubuh lebih kebal terhadap penyakit Rabies
2. Jadilah pemelihara hewan yang baik
3. Selalu ingat untuk memvaksinasi hewan peliharaan seperti anjing, kucing dan kera. Tindakan
ini tidak hanya melindungi hewan anda dari penyakit Rabies tetapi juga melindungi diri anda
sendiri dan keluarga anda.
4. Jaga selalu kebersihan hewan peliharaan
5. Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan hewan atau binatang
liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh hewan liar, segera ke dokter hewan untuk
diperiksa keadaannya.
6. Hubungi dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar yang mencurigakan
di lingkungan tempat tinggal anda.
7. Hindari kontak dengan hewan liar yang tidak jelas asal usulnya.
8. Cegah kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.
9. Jika anda bepergian ke daerah yang terjangkit Rabies, segeralah ke pusat pelayanan kesehatan
terdekat untuk mendapatkan vaksinasi Rabies.
E. PENANGANAN PERTAMA JIKA TERGIGIT HEWAN RABIES
Bila terinfeksi Rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati, namun
harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila
gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian
biasanya terjadi beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama. Jika terjadi kasus gigitan oleh
hewan yang diduga terinfeksi Rabies atau berpotensi Rabies (anjing, sigung, rakun, rubah,
kelelawar) segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama
10-15 menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum
diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus.
Lampiran 2

Pertanyaan :
1. Apakah pengertian dari Rabies ?
2. Apa yang menyebabkan penyakit Rabies ?
3. Bagaimana ciri-ciri hewan dan manusia yang terinfeksi Rabies ?
4. Bagaiman pencegahan terhadap penularan penyakit Rabies ?
5. Bagaimana penanganan pertama untuk korban yang tergigit hewan yang Rabies ?

Jawaban :
1. Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan peradangan otak
dan medulla spinalis. Penyakit Rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila
merupakan salah satu penyakit zoonosa (penyakit hewan yang dapat menular ke manusia) dan
penyakit hewan menular yang akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan
berdarah panas serta manusia yang disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit Rabies menular
pada manusia melalui gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur
hewan penderita Rabies. Hewan utama sebagai penyebar/penular Rabies adalah anjing.
2. Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus
Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas
negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan
sebagai perantara penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah
terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1 tahun. Masa
inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala atau tempat yang tertutup
celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak tempat.
3. Secara umum, hewan yang terinfeksi Rabies akan mengalami 3 tahapan, yaitu :
a. Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat menjadi lebih
agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung
selama 1-3 hari. Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase
Paralisa.
b. Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan
memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan
tubuh gemetaran, selanjutnya masuk ke fase Paralisa.
c. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan
kematian.
Sedangkan pada manusia yang terinfeksi Rabies akan mengalami 4 stadium sakit, yaitu :
a. Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas,
menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf
anoreksia, pusing dan pening, dan lain sebagainya.
b. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada
daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar,
hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
c. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-
kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia),
ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat
adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang
terjadi pada penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha
menelan air.
d. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita
memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke
bawah yang progresif.
4. Cara Pencegahan penularan penyakit Rabies yaitu :
a. Vaksin Anti Rabies (VAR), agar tubuh lebih kebal terhadap penyakit Rabies
b. Jadilah pemelihara hewan yang baik
c. Selalu ingat untuk memvaksinasi hewan peliharaan seperti anjing, kucing dan kera. Tindakan
ini tidak hanya melindungi hewan anda dari penyakit Rabies tetapi juga melindungi diri anda
sendiri dan keluarga anda.
d. Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan hewan atau binatang
liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh hewan liar, segera ke dokter hewan untuk
diperiksa keadaannya.
e. Jaga selalu kebersihan hewan peliharaan
f. Hubungi dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar yang mencurigakan
di lingkungan tempat tinggal anda.
g. Hindari kontak dengan hewan liar yang tidak jelas asal usulnya.
h. Nikmati hewan liar seperti rakun, serigala dari tempat yang jauh. Jangan coba coba memberi
mereka makan ataupun membelai mereka.
i. Cegah kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.
j. Jika anda bepergian ke daerah yang terjangkit Rabies, segeralah ke pusat pelayanan kesehatan
terdekat untuk mendapatkan vaksinasi Rabies.
5. Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan
menimbulkan gejala. Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi Rabies atau
berpotensi Rabies (anjing, rubah, kelelawar) segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak
lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. BAHASAN

1. Topik : Penyakit Menular

2. Sub topik : Penyakit Rabies

3. Sasaran : Mahasiswa Akper tingkat I

4. Waktu : 45 Menit

5. Hari /Tanggal : Jumat, 06 Januari 2006

6. Tempat : Kampus Akper Depkes Bandung

7. Penyuluh : Pepi HP

B. TUJUAN

1. Tujuan instruksional umum :

Setelah dilakukan pendidikan diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang cara


penanggulangan penyakit Rabies.

2. Tujuan instruksional khusus :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit, mahasiswa dapat :


a. Menjelaskan pengertian penyakit rabies
b. Menyebutkan kembali penyebab rabies
c. Menyebutkan tanda penyakit rabies
d. Menyebutkan kembali bahaya rabies
e. Menjelaskan kembali bagaimana cara penaggulangan penyakit rabies
C. MATERI :

a. Pengertian penyakit rabies

b. Penyebab rabies

c. Tanda-tanda penyakit rabies

d. Bahaya rabies

e. Cara penanggulangan rabies

D. METODE dan MEDIA

1. Metode : Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab

2. Media : Power Point

E. TABEL KEGIATAN :
Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan
Penyuluh Sasaran

1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam


mengucapkan salam kepada
sasaran

2. Menyampaikan topik dan


tujuan Penkes kepada sasaran
2. Mendengarkan penyuluh
5 Menit Pembukaan menyampaikan topik dan
tujuan
3. Kontrak waktu untuk
kesepakatan pelaksanaan 3. Menyetujui kesepakatan
Penkes dengan sasaran waktu pelaksanaan Penkes

1. Mengkaji ulang pengetahuan 1. Menyampaikan


sasaran tentang materi pengetahuannya tentang
30 Menit Kegiatan Inti penyuluhan materi penyuluhan

2. Mendengarkan penyuluh
menyampaikan materi
2. Menjelaskan materi
penyuluhan kepada sasaran
dengan menggunakan lembar 3. Memperhatikan penyuluh
balik dan leaflet selama demonstrasi

3. Mendemonstrasikan penyakit4. menanyakan hal hal yang


rabies tidak dimengerti dari
materi penyuluhan

4. Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk
menanyakan hal hal yang
belum dimengerti dari materi
yang dijelaskan penyuluh

1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab pertanyaan


kepada sasaran tentang materi yang diajukan penyuluh
yang sudah disampaikan
penyuluh

2. Menyimpulkan materi 2. Mendengarkan


Evaluasi / penyuluhan yang telah penyampaian kesimpulan
10 Menit
Penutup disampaikan kepada sasaran

3. Menutup acara dengan


3. Mendengarkan penyuluh
mengucapkan salam serta
menutup acara dan
terimakasih kepada sasaran
menjawab salam

F. EVALUASI :
- Perencanaan Evaluasi

Tanggal Sasaran Indikator Alat Bentuk Soal

06 Januari Mahasiswa1. Pengertian 1


2006 Akper Rabies.
Tingkat I
2. Penyebab
1
Rabies
Post Test Formatif
3. Tanda Rabies
lisan lisan 1
4. Bahaya Rabies

5. Pencegah
Rabies 1
1

Jumlah 5

Lampiran soal :

1. Jelaskan pengertian rabies ?

2. Sebutkan penyebab rabies ?

3. Sebutkan 4 dari 8 tanda-tanda rabies ?

4. Apa bahaya rabies ?

5. Bagaimana cara penanggulangan rabies?

MATERI PENYULUHAN PENYAKIT RABIES

1. Pengertian penyakit rabies

Rabies adalah penyakit menular khas pada hewan tertentu khususnya anjing dan srigala yang
disebabkan oleh virus dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan hewan yang tertular (Kamus
Kedokteran : 295)

2. Penyebab rabies

Penyebab rabies yaitu virus rabies (Rhabdo virus) yang terdapat pada hewan seperti anjing, srigala
dan kucing terutama pada air liur hewan tersebut.

3. Tanda penyakit rabies

a. Demam

b. Mual dan nyeri tenggorokan selama beberapa hari

c. Hiperaktivitas tonus otot dan aktivitas simpatik

d. Rasa haus yang berlebihan


e. Hidrofobia

f. Apnea

g. Sianosis

h. Takikardia

4. Akibat penyakit rabies

Bahaya rabies yang paling penting adalah lumpuh dan dapat menyebabkan kematian

5. Penanggulangan penyakit rabies

a. Hindari gigitan binatang yang terkena rabies (Anjing)

- Lidah menjulur dengan air liur yang terus menetes

- Terlihat galak/beringas.

- Mata binatang terlihat merah

b. Pemberian vaksin pada binatang pemeliharaan

Sumber

Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM Jilid I Edisi ketiga FKUI 1996

Dr. Med Ahmad Ramali, K.St. Pamoentjak. KAMUS KEDOKTERAN. Djambatan 2000

Diposkan oleh Kapevi Hatake di 8:47 PM

Anda mungkin juga menyukai