BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(IPA) merupakan salah satu cabang pokok ilmu pengetahuan yang didalamnya
terdapat berbagai cabang keilmuan, antara lain ilmu fisika, biologi, dan ilmu
kimia. Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang harus dikuasai siswa di
menjelaskan bahwa, ilmu kimia adalah ilmu pemahaman dan rekayasa materi.
Rekayasa yaitu mengubah suatu materi menjadi materi yang lain. Untuk dapat
melakukan rekayasa tersebut, para ahli perlu memahami ilmu kimia, yaitu
Konsep dalam ilmu kimia dapat ditinjau dari dua aspek yaitu konsep
atau hasil eksperimen, seperti konsep tentang wujud zat padat dan zat cair.
2
Konsep mikroskopis adalah konsep yang ditetapkan oleh para pakar dan
digunakan untuk menjelaskan suatu objek seperti atom, ion, molekul, orbital
atau peristiwa abstrak seperti konsep asam lemah dan garamnya pada materi
suatu konsep dengan utuh, kita harus mengenal konsep tersebut baik dari
Berdasarkan dari hasil wawancara guru dan siswa yang telah peneliti
lakukan di SMAN 1 pringgasela bahwa, salah satu materi yang dianggap sulit
oleh siswa adalah materi larutan penyangga, karena materi larutan penyangga
awal yang telah peneliti lakukan yaitu, ketuntasan klasikal yang diperoleh
masih dibawah 50 % dengan nilai KKM 70. Adapun ketuntasan klasikal yang
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa, nilai hasil belajar kognitif
siswa pada pelajaran kimia masih rendah, disebabkan karena 1) siswa kurang
guru lebih banyak menggunakan metode yang tidak sesuai dengan materi
pelajaran seperti metode ceramah dan diskusi yang menjadikan guru sebagai
pengukuran hasil belajar kimia siswa hanya mengukur aspek kognitif saja,
yang menantang dan mendorong siswa secara aktif untuk memahami konsep-
konsep kimia tanpa mengabaikan hakekat IPA itu sendiri yaitu sebagai produk
Sejalan dengan itu Muhammad Nur dalam Buanarinda dan Rusli (2014)
proses dan sikap ilmiah siswa sendiri. Menurut Syaiful Prayogi, dkk (2014)
dan bahan.
pemahan konsep yang kuat, karena sebagian besar konsepnya bersifat abtarak
proses sains dan hasil belajar siswa yaitu dengan memilih model serta
pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa untuk lebih aktif dan
kritis dalam belajar. Salah satu model pembelajaran yang diperlukan atau
5
potensi intelektual siswa, hal ini dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer
konvensional.
hasil belajar siswa SMAN 1 pringgasela. Hal ini sesuai dengan hasil
partisipasi dalam pelajaran social lebih baik dari pada metode pembelajaran
tradisional.
Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Larutan
Penyangga.
B. Rumusan Masalah
penyangga ?
7
C. Tujuan Penelitian
larutan penyangga.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
larutan penyangga.
2. Manfaat Praktis
a. Sekolah
b. Guru
sekolah.
c. Siswa
d. Peneliti
E. Variabel Penelitian
(Sugiyono, 2010).
F. Lingkup Penelitian
1. Lokasi penelitian
Timur.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah keterampilan proses sains dan hasil belajar
3. Subjek Penelitian
digunakan, maka dibawah ini dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam
1. Inkuiri Terbimbing
2. Pendekatan Kontekstual
mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
kehidupan nyata.
keterampilan proses sains. Itu karena kimia merupakan salah satu ilmu sains.
peniruan terhadap apa yang biasa dilakukan oleh para ilmuan Haryono dalam
4. Hasil Belajar
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Jadi, hasil belajar adalah
dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Ada beberapa
5. Larutan penyangga
meski ditambah sedikit asam, basa, maupun aquades. Hal tersebut dapat diuji
dari larutan penyangga dan bukan penyangga, karena sifatnya yang dapat
sehari-hari.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
Inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat
merupakan suatu teknik atau cara yang dugunakan guru untuk mengajar
diri.
belajar. Kegiatan belajar disini ilah kegiatan mental intelektual dan social
b. Tingkatan-tingkatan Inkuiri
Bonnstetter (2000) seperti yang dikutip oleh Retno Dwi Suyanti (2010)
hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. 3) Jenis yang ke tiga ialah
2010).
1) Kelebihan
tersebut.
2) Kekurangan
untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta-
fakta yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru. Adapun sintak
yang lainnya.
menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang
kontekstual.
23
10) Laporan kepada orangtua bukan hanya rapor, tetpi hasil karya siswa,
2012).
1) Konstruktivisme (Constructivism)
dimilikinya.
2) Menemukan (Inquiry)
3) Bertanya (Questioning)
diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar yang
diperoleh dari Sharing antar siswa, antar kelompok, dan siswa yang
ada komunikasi dua arah, dua kelompok, atau lebih yang terlibat
5) Pemodelan (Modeling)
6) Refleksi (Reflection)
2013).
5. Hasil Belajar
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Jadi, hasil belajar adalah
tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain
yang melekat pada diri peserta didik yaitu : 1) ranah proses berfikir (cognitive
(psykomotor domain).
1) Kognitif
sampai jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah :
konkrit.
2) Aspek Psikomotor
yaitu :
tinggi.
6. Larutan Penyangga
tersebut ditambahkan sejumlah kecil asam atau basa, Darah manusia adalah
salah satu contoh larutan penyangga yang pH-nya bertahan sekitar 7,4.
(Buffer). Contoh lain larutan yang bersifat larutan penyangga adalah air laut.
Jika dibandingkan dengan air murni, maka penambahan 0.1 mL HCl 1 M (10-4
mol HCL) kedalam air murni dan air laut yang mempunyai volume yang sama
yakni 100 mL, pH air murni berubah pH-nya 4 satuan pH yakni dari 7
Contoh :
CH3COO-)
CH3COOH CH3COO- + H+
[3 ][ + ]
Ka = [3 ]
[ ]
[H+] = Ka [3 ]
3
pKa = -log Ka
[]
-log [H+] = -log Ka log [ ]
[ ]
pH = pKa + log []
Contoh :
kesetimbangannya yaitu :
[4 + ][ ]
Kb = [3 ]
[ ]
[OH-] = Kb [ 3+]
4
[]
-log [OH-] = -log Kb log [ ]
[]
pOH = pKb + log [ ]
atau
pOH = pKb + log
[]
pH = 14 - pKb + log [ ]
34
hidup berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena itu cairan tubunh harus
yang sudah meneliti tentang hal yang sama yaitu tentang model inkuiri
Tabel 2.3 Daftar Penelitian Yang Relevan Terkait dengan Judul Penelitian
Yang Diangkat
No Peneliti Hasil Penelitian
1 M. Ahyar Rosidi (2008) Dengan menggunakan model inkuiri
terbimbing dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa serta siswa aktif
dalam proses pembelajaran.
2 Laila Turrahma (2010) Dengan menggunkan metode inkuiri
terbimbing dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa.
3 Anggun Nopitasari, Meti Terdapat perbedaan pemahaman konsep
Indrowati (2012) dan kinerja ilmiah antara siswa yang
dibelajarkan dengan model inkuiri
terbimbing dengan pembelajaran langsung.
4 Ibrahim (2013) Penerapan pendekatan kontekstual dapan
mneingkatkan hasil belajar pendidikan
kewarganegaraan siswa kelas IV SD.
5 Bakke MM dan Igharo Siswa yang dibelajarkan dengan inkuiri
OK (2013) terbimbing lebih baik pencapaian dalam
materi logika dari pada siswa yang
dibelajarkan dengan metode konvensional.
35
C. Kerangka Berfikir
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yang mempelajari tentang susunan, sifat, perubahan materi, serta energi
yang menyertai perubahan tersebut. Berdasarkan dari hasil wawancara guru dan
siswa yang telah peneliti lakukan di SMAN 1 pringgasela bahwa materi yang
kompleks sehingga sulit untuk dipahami oleh siswa. Selain itu berdasarkan dari
hasil observasi nilai MID semester ganjil siswa kelas XI SMAN 1 pringgasela
masih rendah. Hal itu disebabkan karena siswa kurang memahami konsep,
kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, selain itu rendahnya hasil
proses dan hasil belajar siswa yaitu yang dengan memilih model pembelajaran
yang menekankan keaktifan pada diri siswa. Adapun salah satu model
hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dengan
pendekatan kontekstual.
36
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang, kajian teori, dan kerangka berfikir maka,
siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
ada termasuk variabel bebas dan variabel terikat, sudah ditentukan oleh
2. Desain Penelitian
pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Adapun desain penelitian ini dapat
Keterangan :
Populasi
Cluster random
sampling
Sampel
Data
Analisis Data
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Bila jumlah
populasi kurang dari 100, maka populasi tersebut sekaligus sebagai sampel
(Arikunto, 2006). Oleh karena kedua sampel berhak untuk dijadikan kelas
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah.
Instrumen dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu instrumen perlakuan
1. Instrumen Perlakuan
a. Silabus
kontrol disusun berdasarkan model yang biasa diterapkan oleh guru yaitu
2. Instrumen Pengukuran
penelitian ini adalah lembar observasi. Ada dua jenis lembar observasi
sains dalam bentuk check List (). Alat tersebut berisikan serangkaian
memberi tanda check list () pada daftar kejadian. Alat ini dapat
instrumen KPS. Pada tahap ini instrumen validasi yang telah disusun oleh
43
peneliti diperikasa oleh ahli. Tahap ini bertujuan untuk menilai apakah
item yang ada dalam instrument telah sesuai dengan aspek isi dan aspek
kebahasaan.
= 100 %
Keterangan :
P = Persentase kelayakan
X = Jumlah skor total yang diperoleh
Xi = Jumlah total skor maksimal
Adapun kriteria kelayakan intrumen keterampilan proses sains
b. Instrumen Tes.
penelitian ini tes disusun dari materi pembelajaran yang telah diajarkan
tidaknya suatu tes, maka perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu, yaitu
uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.
45
a. Uji validitas
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data
bantuan program SPSS versi 13.0 for windows. Soal dikatakan valid
program SPSS versi 13.0 for windows, dari soal yang awalnya
b. Uji Reliabilitas
uji reliabelitas alpha cronbachs dengan program SPSS versi 13.0 for
bantuan program SPSS versi 13.0 for window, didaptkan nilai alpha
sebesar 0.729 oleh karena nilai alpha lebih besar dari taraf
makin kecil tingkat kesukaran maka makin sukar soal tersebut. Dan
berikut:
TK =
47
Keterangan:
TK = Tingkat Kesukaran
n = banyak siswa.
sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini kriteria kesukaran
soal.
kesukaran soal.
DP = PA - PB
Keterangan :
DP = Daya pembeda
PA =
PB =
soal yang baik atau yang diterima bila memiliki daya pembeda soal
pembeda soal.
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun
tes obyektif pada materi larutan penyangga yang sudah dibahas sebelumnya
sebagai berikut :
51
= 100 %
Keterangan :
i = Skor total
menganalisis hasil dari data untuk penilaian Keterampilan Proses Sains. Hal-
hal yang perlu diteliti pada keterampilan proses ini ialah hal-hal mengenai
melainkan berbentuk data. Data itu berupa sangat baik, baik, cukup baik, dan
= 100 (Chaerunisyah S, 2013).
kategori. Kategori keterampilan proses sains dapat dilihat pada tabel berikut :
Dalam penelitian ini data yang dianalisis adalah hasil belajar siswa.
Tekhnik analisis data yang digunakan adalah uji-t. Sebelum melakukan uji
a. Uji Normalitas
versi 13.0 for windows. Data dikatakan normal jika taraf signifikansi yang
diperoleh lebih besar dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan yakni
= 0,05.
53
b. Uji Homogenitas
diperoleh lebih besar dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan yakni
= 0,05.
c. Uji Hipotesis
2007). Berdasarkan hal tersebut diatas maka hipotesis dalam penelitian ini
yaitu:
penyangga.
larutan penyangga.
lebih kecil dari taraf signifikasni yang telah ditetapkan yakni =0,05.
55
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 orang dan kelas XI IPA 2
sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 30 orang. Fokus penelitian yang
siswa pada materi larutan penyangga. Data kemampuan awal siswa diuji
keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Dimana kemampuan awal
yang diperoleh sekaligus dapat menentukan kelas mana yang akan dijadikan
awal siswa dalam hal ini, peneliti mengambil nilai keterampilan proses sains
pada submateri kekuatan asam dan data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai
56
MID siswa semester ganjil kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 tahun pelajaran
proses sains antara kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 apakah bersifat homgen
SPSS versi 13.0 for windows. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada
tabel 4.1.
.139 1 55 .711
XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 sebesar 0.711, oleh karena nilai signifikansi
yang diperoleh lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan
b. Hasil Belajar
mengetahui sebaran data kemampuan awal hasil belajar yang dimiliki oleh
dan uji beda (uji-t) dengan berbantuan program SPSS Versi 13.0 for
windows.
1) Uji Normalitas
kelas lebih besar dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan yakni
2) Uji Homogenitas
.155 1 58 .695
kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 sebesar 0,695, oleh karena nilai
signifikansi yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikasi yang telah
siswa antara kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2. Uji beda dapat
besar dari 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan
kelas kontrol dipilih secara acak dengan sistem undian, dimana kelas XI
lebih baik dari pada siswa yang diajarkan dengan model konvensional.
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil analisis data yang menunjukkan
61
kriteria baik sedangkan kelas kontrol cukup baik lebih lanjut dapat dilihat
Data hasil belajar tersebut diperoleh dari nilai hasil post-tes pada
instrument penelitian berupa tes objektif yang terdiri dari 14 soal yang
sudah diuji validitas, reliabelitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal
pengujian hipotesis terlebih dahulu perlu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas.
1) Uji Normalitas
kelas lebih besar dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan yakni
2) Uji Homogenitas
diperoleh lebih kecil dari taraf signifikasi yang telah ditetapkan yakni
3) Uji Hipotesis
dengan bantuan program SPSS versi 13.0 for windows. Hasilnya dapat
Hasil Equal
Belajar variances 5.197 .027 2.440 52 .018 8.170 3.348 1.452 14.889
assumed
Equal
variances
2.413 45.872 .020 8.170 3.385 1.355 14.985
not
assumed
ajukan diterima atau ditolak dapat dilihat pada kolom sig. Oleh karena nilai
signifikasi yang diperoleh lebih kecil dari taraf signifikansi yang telah
ditetapkan yakni = 0.05, dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan
B. Pembahasan
terhadap mata pelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan proses dan hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam memilih model yang
65
sesuai dengan materi pelajaran dan kondisi siswa akan sangat mempengaruhi
dengan pendekatan kontekstual sebesar 80.1% dengan kategori baik. Hal ini
sains yang diperoleh oleh kelas kontrol disebabkan karena, metode yang
yang tidak berpusat pada siswa sehingga keterampilan proses sains siswa
proses sains siswa yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
15
18
15 20
9
15
10
7
4 10
5 1
5
0 0
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Series1 Series1
Berdasarkan dari gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa, siswa yang
dengan siswa pada kelas kontrol, dan sebaliknya siswa yang mendapat skor
cukup baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2.
80
75
70
65
Eksperime Kontrol
n
KPS 80.1 70.6
Hasil analisis data untuk hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen
rata-rata sebesar 63,62. Tingginya nilai rata-rata yang diperoleh oleh kelas
68
lebih tertanam dipikiran dan dapat lebih diingat oleh siswa. Hasil penelitian
menggunkan rumus uji-t berbantuan program SPSS versi 13.0 for windows,
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
metode konvensional. Hal ini terbukti dari peresentasi yang diperoleh dari
kontekstual terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga. Hal
ini terbukti dari hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan rata-rata sebesar
71,79 sedangkan kelas konrol sebesar 63,62. Selain itu dengan menggunakan
analisis statistik dapat diperoleh taraf signifikansi yang lebih kecil dari taraf
B. Saran
karakteristik dari materi yang akan diajarkan, dan jika ingin melakukan
70
3. Selama penelitian ada beberapa masalah yang tidak dapat dikontrol oleh
belum siap menerima pelajaran dan mengumpulkan tugas tidak tepat pada