I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.N
Jeniskelamin : Perempuan
Umur : 57 tahun
Pekerjaan : IR
Agama : Islam
Sukubangsa : Bugis
II. ANAMNESIS
1. KeluhanUtama
2. Anamnesis Terpimpin
ulu hati dirasakan tembus kebelakang, ada mual, tidak ada muntah,
nafsu makan kurang, kulit tampak kuning, ada gatal- gatal pada kulit,
turin berwarna gelap, tidak ada tinja berwarna pucat, tidak ada nyeri
tulang, tidak ada batuk, tidak ada sesak, tidak ada demam.
tidak ada, riwayat HT tidak ada, asam urat tidak ada, riwayat alergi
tidak ada, Riwayat keluarga menderita penyakit yang sama tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS
3. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum
- Kesadaran :Komposmentis
- KeadaanGizi : Baik
BB : 40 kg
TB : 150 cm
Tanda Vital
- Pernafasan : 20 kali/menit
Kepala
- Ikterus : Ada
Leher
- JVP : R + 1 cmH2O
Thoraks
- Auskultasi : BP : Vesikular
BT : Rh -/- , Wh -/-
- Inspeksi :Cembung
- Perkusi : Timpani
Ekstremitas
HEMATOLOGI
METABOLISME KARBOHIDRAT
FAAL HATI
-sludge dalam GB
IV. RESUME
parepare dengan keluhan nyeri perut kanan atas menjalar ke ulu hati dirasakan
Keluhaan disertai mata tampak ikterus. BAB dan BAK normal. Tidak memiliki
RBC : 3.87x106/ul, HB : 10.6 g/dl, PLT : 275x103/ul, GDS : 107 mg/dl, SGOT :
Pada pemeriksaan fisisk di temukan hepar teraba 3 jari dibawah costa, tepi
3x1.
Farmakologi:
- Ceftazidime 1gr/IV
- Curcuma 3x1
- Cetirizine 1x1
V. PROGNOSA
S : 36,7oC
GDS
BP : Vesikuler
SGOT/SGPT
BT: Rh-/-, Wh -/-
Abd : peristaltik (+) kesan
Bilirubin I,II
normal
Ext : hangat
S : 36,57oC
BP : Vesikuler
Ext : hangat
SGOT :103 UI
USG abdomen
intrahepatic
A : icterus kolestasis
Ranitidin 2x1
O : T : 130/70 mmHg
Ceftirizine 2x1
N : 72 x/i
BP : Vesikuler
normal
Ext : hangat
A : icterus kolestasis
Ranitidin 2x1
O : T : 100/70 mmHg
N : 78 x/i
Ceftirizine 2x1
P : 20x/i
S : 36oC
Urso deoxi 3x1
BP : Vesikuler
normal
tungkai
A: - Ikterus kolestasis
N : 78 x/i
P : 20x/i
S : 36oC
BP : Vesikuler
normal
tungkai
A: - Ikterus kolestasis
Nyeri perut kanan atas dapat disebabkan karena adanya kelainan pada
organ hepar (abses hepar, hepatoma, sirosis hepatis) maupun saluran empedu
berwarna kuning.
- Tinja tampak pucat karena bilirubin dalam usus, tinja juga bisa
Berdasarkan hasil USG abdomen dilatasi duct biliaris D/S tidak tampak
sol, Apabila terlihat pelebaran duktus biliaris intra dan ekstrahepatik, maka ini
dapat dikategorikan obstruksi letak rendah (distal). Pada dilatasi ringan dari
duktus biliaris, maka kita akan melihat duktus biliaris kanan berdilatasi dan
hepatoseluler dengan kerusakan sel parenkim hati akibat hepatitis virus atau
Penatalaksanaan
batu atau reseksi tumor. Upaya untuk menghilangkan sumbatan dapat dengan
yang terhambat dapat dialirkan. Drainase dapat dilakukan keluar tubuh misalnya
DEFINISI
Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera, atau jaringan lainnya akibat
penyakit hati atau kelainan fungsi hati, saluran empedu, dan penyakit darah. Bila
kadar bilirubin darah meningkat melebihi 2mg% maka ikterus akan terlihat. Ia
(conjugated). Ikterus secara lokasi masalahnya terbagi kepada tiga yaitu ikterus
daripada jumlah tersebut, sebanyak 68% adalah intrahepatik dan 32% adalah
ektrahepatik. Dan dari sejumlah kasus ektrahepatik pula, sebanyak 72-86% adalah
metabolisme).
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau
lebih 25% berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh
dengan fungsi sangat kompleks yang menempati sebagian besar kuadran kanan
atas abdomen. Batas atas hati berada sejajar dengan ruangan interkostal V kanan
dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri. Permukaan
posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari
system porta hepatis. Omentum minor terdapat mulai dari system porta yang
mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus koledokus. System porta
terletak didepan vena kava dan dibalik kandung empedu. Permukaan anterior
falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali lobus
kiri. Hati terbagi 8 segmen dengan fungsi yang berbeda. Pada dasarnya, garis
cantlie yang terdapat mulai dari vena kava sampai kandung empedu telah
membagi hati menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan
berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun
ETIOLOGI
merupakan pengaruh dari berbagai faktor antaranya adalah kecemasan ibu hamil
intrahepatik adalah hepatitis, keracunan obat, penyakit hati karena alkohol dan
lainnya yang relatif lebih jarang adalah striktur jinak (operasi terdahulu) pada
PATOGENESIS
sistem monosit- makrofag. Massa hidup rata rata eritrosit 120 hari. Setiap hari
tapi berasal dari destruksi sel eritrosit matur dari sumsum tulang ( hematopoiesis
mula dipisahkan dari heme, setelah itu heme diubah menjadi beliverdin. Bilirubin
bilirubin di dalam hati berlangsung dalam tiga langkah : ambilan, konjugasi, dan
ekskresi. Ambilan oleh sel hati memerlukan dua protein hati, yaitu yang diberi
Bilirubin terkonjugasi tidak larut dalam lemak, tetapi larut dalam air dan dapat
bilirubin hati adalah transpor bilirubin terkonjugasi melalui membran sel ke dalam
empedu melalui suatu proses aktif. Bilirubin tak terkonjugasi tidak diekskresikan
yang disebut sterkobilin atau urobilnogen. Zat zat ini yang menyebabkan feses
menyebabkan bilirubin terkonjugasi yang larut dalam air tidak dapat keluar,
peredaran darah. Dari pembuluh darah, bilirubin akan diekskresikan oleh ginjal
sehingga kadar bilirubin dalam urin akan meningkat. Sebaliknya, disebabkan
berkurangnya kuantitas bilirubin yang lolos ke usus, maka tinja akan berwarna
dempul akibat tiada / berkurangnya stercobilin. Akibat dari penimbunan ini juga,
kulit dan sklera akan berwarna kuning kehijauan. Kulit akan terasa gatal.
Dari aspek lokasinya, ikterus obstruktif dapat dibagi menjadi dua yaitu
intrahepatik bila penyumbatan terjadi antara sel hati dan duktus koledokus; serta
Ikterus obstruktif itu sendiri adalah ikterus yang disebabkan oleh obstruksi
kondisi ini akan menyebabkan perubahan patologi di hepatosit dan ampula vateri.
hepatoseluler dengan kerusakan sel parenkim hati akibat hepatitis virus atau
berbagai jenis sirosis. Pada penyakit ini, pembengkakan dan disorganisasi sel
dan gangguan herediter Dubin Jhonson serta sindrom Rotor (jarang terjadi).
Pada kedaan ini terjadi gangguan transfer bilirubin melalui membran hepatosit
yang menyebabkan terjadinya retensi bilirubin dalam sel, obat yang sering
juga dengan karsinoma ampula vateri. Penyebab yang lebih jarang adalah
ikterus pasca perada ngan atau setelah operasi, dan pembesaran kelenjar limfe
berbagai hormon.
komponen empedu (yang paling penting bilirubin, garam empedu, dan lipid) di
sistemik. Feses biasanya menjadi pucat karena kurangnya bilirubin yang mencapai
mengakibatkan steatorrhea dan defisiensi vitamin larut lemak (A, D, K); defisiensi
osteomalasia.
esterifikasi kolesterol juga punya andil); level trigliserida sebagian besar tidak
terpengaruh.
Jaundice, urin pekat, feses pucat dan pruritus general merupakan ciri jaundice
obstruktif. Riwayat demam, kolik bilier, dan jaundice intermiten mungkin diduga
empedu yang teraba membesar pada pasien jaundice juga diduga sebuah
1. Anamnesis
berwarna kuning.
- Air kemih berwarna gelap akibat hiperbilirubinemia.
- Tinja tampak pucat karena bilirubin dalam usus, tinja juga bisa
dalam usus.
2. Pemeriksaan Fisis
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Perkusi
d. Palpasi
3. Pemeriksaan lainnya
a. Laboratorium (Hematologi)
mendadak meningkat 10 kali nilai normal dan menurun dengan cepat begitu
mg/dL, alkali fosfatase meningkat 10 kali nilai normal, namun transamin tetap
normal.
namun penanda tersebut tidak spesifik dan mungkin saja meningkat pada
b. Pencitraan
2. USG
terjadi sumbatan daerah duktus biliaris yang paling sering adalah bagian
distal, maka akan terlihat duktus biliaris komunis melebar dengan cepat yang
Untuk membedakan obstruksi letak tinggi atau letak rendah dengan mudah
dapat dibedakan karena pada obstruksi letak tinggi atau intrahepatal tidak
duktus biliaris intra dan ekstrahepatik, maka ini dapat dikategorikan obstruksi
letak rendah (distal). Pada dilatasi ringan dari duktus biliaris, maka kita akan
melihat duktus biliaris kanan berdilatasi dan duktus biliaris daerah perifer
3. CT Scan
striktur duktus biliaris benigna atau maligna. EUS juga bisa digunakan untuk
duktus pankreas. Hal ini terutama berguna pada pasien dengan kontraindikasi
E. Penatalaksanaan Ikterus
batu atau reseksi tumor. Upaya untuk menghilangkan sumbatan dapat dengan
yang terhambat dapat dialirkan. Drainase dapat dilakukan keluar tubuh misalnya
1. Sulaiman, Ali. Pendekatan Klinis pada Pasien Ikterus. Dalam : Aru W Sudoyo
et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : Penerbitan
4. Lindseth, NG. 2006. Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas. Dalam
Jakarta: EGC
6. Crawford JM.. Liver and Biliary Tract. Dalam : Kumar, Vinay et al. Robbins
and Cotran: Pathologic Basis of Disease, 7th ed. Saunders Elsevier, USA.
2005. H. 206
IKTERUS KOLESTASIS
DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
MAKASSAR
2016