OLEH:
JURUSAN MATEMATIKA
b. Pengertian guru
a) Arti umum
Guru adalah pendidik dan guru di sekolah-sekolah pendidikan anak
usia dini atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru seperti ini harus memiliki beberapa jenis kualifikasi
formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan
suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.
b) Arti khusus
Dalam agama Hindu, guru merupakan simbol bagi sebuah kuil
yang berisi pengetahuan dan juga pembagi ilmu. Seorang guru adalah
panduan spiritual atau kejiwaan siswa.
Dalam agama Buddha, guru adalah orang yang membimbing
murid-muridnya di jalan kebenaran. Guru siswa memandang gurunya
sebagai titisan Buddha atau Bodhisattva.
Dalam agama Sikh, guru memiliki arti yang sama seperti Hindu
dan Budha, namun posisinya lebih penting karena salah satu inti ajaran
agama Sikh adalah keyakinan dalam ajaran sepuluh guru Sikh. Hanya ada
sepuluh guru dalam agama Sikh. Guru pertama, Guru Nanak Dev adalah
pendiri agama ini.
Orang India, Cina, Mesir, menerima instruksi dari seorang guru
yang merupakan imam atau nabi. Oleh karena itu, seorang guru dan sangat
dihormati terkenal di masyarakat serta untuk mempertimbangkan guru
sebagai panduan untuk keselamatan dan dihormati bahkan lebih dari orang
tua mereka.
c. Pengetian kompetensi
II. Peraturan pemerintah yang mengatur tentang guru dan kompetensi guru
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang guru dan dosen
menyatakan bahwa: Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Adapun keempat
standar kompetensi tersebut wajib dimiliki oleh seorang guru.
b. Standar Isi
Yang diatur oleh permendikbud no 21 tahun 2016 yang
didalamnya menjelaskan tentang :
1. Tingakat kompetensi yang dikembangkan berdasarkan kriteria
tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi
Indonesia dan penguasaan kempetensi yang berjenjang
2. Kompetensi inti yang meliputi sikap spiritual, sikap social,
penetahuan dan keterampilan yang tujuan dan outputnya berbeda
di setiap satuan dan jenjang pendidikan.
3. Mengatur tentang muatan mata pelajaran disetiap satuan dan
jenjang pendidikan.
c. Standar Proses
Yang diatur oleh permendikbud no 22 tahun 2016 yang
didalamnya menjelaskan tentang :
1. Karakteristik pembelajaran yang sangat terkait dengan SKL dan
standar isi
2. Perencanaan pembelajaran yang meliputi desain pembelajaran
(silabus, penyusuan dan prinsip RPP),
3. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi syarat pelaksanaan
proses pembelajaran yang meliputi alokasi waktu, rombongan
belajar, buku teks, pengelolaan kelas dan laboratorium, dan
pelaksanaan pembelajaran yang terdiri atas kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup
4. Penilaian proses dan hasil pembelajaran dengam penilaian
otentik belajar secara utuh.
5. Pengawasan proses pembelajaran yang meliputi prinsip
pengawasan, system dan entitas, proses pengawasan dan tindak
lanjutnya
d. Standar Penilaian
profesi profesional
a. Mengandalkan suatu keterampilan a. Orang yang tahu akan keahlian
atau keahlian khusus dan keterampilannya,
b. Dilaksanakan sebagai suatu b. Meluangkan seluruh waktunya
pekerjaan atau kegiatan utama untuk pekerjaan atau kegiatannya ,
(purna waktu) c. Hidup dari situ,
c. Dilaksanakan sebagai sumber d. Bangga akan pekerjaannya.
utama nafkah hidup.
d. Dilaksanakan dengan keterlibatan
pribadi yang mendalam
Mengajar merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh guru, dosen,
atau instruktur dalam mengatur dan mengelolah lingkungan belajar untuk mendorong
aktivitas belajar siswa atau pelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa atau pelajar merespon lingkungan belajar untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Fokus pembahasan dalam tulisan ini di arahkan pada unsur
mengajar, kalaupun ada unsur belajar dibahas semata hanya untuk mempertegas dan
memperjelas pembahasan mengajar itu sendiri.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru,
dosen, atau instruktur, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan
(what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk membelajarkannya (how to
teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2, yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh setiap guru, dosen, atau instruktur, karena mengajar bukan sekedar
proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih
luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.
1. Keterampilan Bertanya
a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok
bahasan.
b.Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
c. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
d.Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
f. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
g.Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
h.Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
1. Komponen merencanakan
2. Penyajian suatu penjelasan
3. Pemberian tekanan
4. Penggunaan balikkan
Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1, guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sementara itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga professional setara
dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Bertolak dari kasus tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga pendidik dan calon
tenaga pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan di kelas
dapat dipahami oleh peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan mereka.
Kemampuan pedagogis yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan metode
pembelajaran, teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik mengevaluasi sampai
melakukan refleksi proses pembelajaran. Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa
mengajar adalah bukan sekedar proses penyampaian atau penerusan pengetahuan.
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan secara `integratif
sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilan-
keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu
wawasan. Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultan dipengarhi oleh
semua komponen belajar-mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin
dicapai, pesan yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar,
serta yang tidak pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi
seorang guru/dosen sebagai pendidik.