Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PERTEMUAN 1

MEREVIEW PEMBELAJARAN SEBELUMNYA MENGENAI


MICROTEACHING

OLEH:

Ade Syafrinaldo (14029001)

Dosen Pembina : Dra. Hj. Sri Elniati, M. A.

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2016
Tugas pertemuan 1 mereview pembelajaran sebelumnya

I. Pengertian mengenai profesi, guru, dan kompetensi


a. Pengertian profesi
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
atau keterampilan dari pelakunya.Dilain sisi PROFESI, adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian.
Profesi berasal dari bahasa latin Proffesio yang mempunyai dua
pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian
yang lebih luas menjadi kegiatan apa saja dan siapa saja untuk memperoleh
nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti
sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan
sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Jika dibandingkan dengan professional. Profesional adalah orang yang
menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau
keterampilan yang tinggi. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan atau
performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya. Professional
mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan tentang orang yang
menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam
mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya. Penyandangan dan penampilan
professional ini telah mendapat pengakuan, baik segara formal maupun
informal.

Kata profesional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafruddin


Nurdin, diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di
dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai prangkat dasar untuk di
implementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.

Definisi Profesional. Istilah " Profesional " diadaptasikan dari istilah


bahasa Inggris yaitu Profession yang berarti pekerjaan atau karir . Menurut
Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka ( Edisi Empat ) menafsirkan profesional
sebagai :
1. Yang terkait dengan ( bergiat dalam ) bidang profesi ( seperti hukum , medis ,
dan lain sebagainya ) Contoh : profesional ; ahli profesional .
2. berbasis ( membutuhkan dll ) kemampuan atau keterampilan yang khusus
untuk melaksanakannya , efisien ( teratur ) dan memperlihatkan keterampilan
tertentu . Contoh : setiap manajer atau eksekutif dalam satu - satu perusahaan
harus tahu mengurus secara profesional .
3. melibatkan pembayaran dilakukan sebagai mata pencarian , mendapatkan
pembayaran . Contoh : mereka harus mendapatkan bimbingan seorang pelatih
teknis yang profesional di bidangnya .
4. orang yg mengamalkan ( karena pengetahuan , keahlian , dan keterampilan )
sesuatu bidang profesi ; memprofesionalkan menjadikan bersifat atau kelas
profesional .

maka, PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau


pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu
keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup
dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal
yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu
luang.

b. Pengertian guru

Menurut Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan


dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang
dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. Pada bab XI tentang pendidik
dan tenaga kependidikan. Dijelaskan pada ayat 2 yakni pendidik merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran. Hasil motivasi berprestasi, melakukan bimbingan dan pelatihan
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi.

a) Arti umum
Guru adalah pendidik dan guru di sekolah-sekolah pendidikan anak
usia dini atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru seperti ini harus memiliki beberapa jenis kualifikasi
formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan
suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.
b) Arti khusus
Dalam agama Hindu, guru merupakan simbol bagi sebuah kuil
yang berisi pengetahuan dan juga pembagi ilmu. Seorang guru adalah
panduan spiritual atau kejiwaan siswa.
Dalam agama Buddha, guru adalah orang yang membimbing
murid-muridnya di jalan kebenaran. Guru siswa memandang gurunya
sebagai titisan Buddha atau Bodhisattva.
Dalam agama Sikh, guru memiliki arti yang sama seperti Hindu
dan Budha, namun posisinya lebih penting karena salah satu inti ajaran
agama Sikh adalah keyakinan dalam ajaran sepuluh guru Sikh. Hanya ada
sepuluh guru dalam agama Sikh. Guru pertama, Guru Nanak Dev adalah
pendiri agama ini.
Orang India, Cina, Mesir, menerima instruksi dari seorang guru
yang merupakan imam atau nabi. Oleh karena itu, seorang guru dan sangat
dihormati terkenal di masyarakat serta untuk mempertimbangkan guru
sebagai panduan untuk keselamatan dan dihormati bahkan lebih dari orang
tua mereka.

c. Pengetian kompetensi

Menurut UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas penjelasan pasal 35 (1):


Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standard nasional yang telah
disepakati

UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10) Kompetensi


adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan

Peraturan Pemerintah(PP) No. 23 Tahun 2004, tentang Badan Nasional


Sertifikasi Profesi (BNSP) menjelaskan tentang sertifikasi kompetensi kerja
sebagai suatu proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara
sistimatis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar
kompetensi kerja nasional Indonesia dan atau Internasional

Pengertian Competency Based Training (CBT) Sebuah pendekatan pada


pelatihan yang menekankan pada apa yang seorang individu dapat
mendemontrasikan: pengetahuannya, ketrampilan serta sikap profesional, di
tempat kerja, sesuai dengan standard Industri sebagai hasil dari training

Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kompetensi


adalah pernyataan tentang bagaimana sesorang dapat mendemontrasikan:
keterampilan, pengetahuan dan sikapnya di tempat kerja sesuai dengan standar
Industri atau sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh tempat kerja
(industri).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah sebuah pernyataan


terhadap apa yang seseorang harus lakukan ditempat kerja untuk menunjukan
pengetahuannya, keterampilannya dan sikap sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan, disamping itu juga harus mencakup lima dimensi dari kompetensi:

Task skills, artinya mampu melakukan tugas per tugas.


Task management skills artinya mampu mengelola beberapa tugas
yang berbeda dalam pekerjaan
Contingency management skills artinya tanggap terhadap adanya
kelainan dan kerusakan pada rutinitas kerja.
Environment skills/job role artinya mampu menghadapi tanggung
jawab dan harapan dari lingkungan kerja/ Beradaptasi
dengan lingkungan.
Transfer skills artinya Mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki
dalam setiap situasi yang berbeda (situasi yang baru/ tempat
Inti dari definisi kompetensi yang dipahami selama ini adalah mencakup
penguasaan terhadap 3 jenis kemampuan, yaitu: pengetahuan (knowledge,
science), keterampilan teknis (skill, teknologi) dan sikap perilaku (attitude).
Sekarang ini banyak buku yang mengulas kompetensi dilihat dari tiga aspek
kecerdasan manusia yang harus dikembangkan secara utuh dan seimbang,yaitu:
kecerdasan intelek/kecerdasan rasional (Intellectual Quotient/IQ), kecerdasan
emosional (Emotional Quotient/EQ) dan kecerdasan spiritual (Spiritual
Quotient/SQ) dengan SQ yang menjadi pondasinya.
Bila dikaitkan dengan definisi kompetensi yang selama ini telah dianut
maka kecerdasan IQ dapat dikaitkan dengan upaya penguasaan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) atau knowledge dan skill, kecerdasan EQ dan SQ
bisa dikaitkan dengan attitude, namun sebenarnya istilah attitude belum
banyak yang menjelaskannya dari sudut EQ dan SQ ini. EQ dapat diartikan
sebagai kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri dan membangun
jaringan/hubungan sosial dengan orang lain. SQ dikaitkan dengan kemampuan
seseorang untuk mengembangkan integritas pribadi, kejujuran dan memberi
makna kehidupan. Kemampuan SQ ini hanya bisa dikembangkan kalau seseorang
selalu ingat dan percaya kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
Dengan demikian kompetensi haruslah dimaknai kembali sebagai
pengembangan integritas pribadi yang dilandasi iman yang kuat sebagai
fondasinya(SQ), baru kemudian dapat membangun hubungan yang tulus/ikhlas
dengan sesama (EQ), dan akhirnya barulah penguasaan IPTEK melalui IQ bisa
bermanfaat untuk membangun bisnis yang etis dalam rangka mencapai tujuan
kemakmuran bersama bagi para stakeholders, tidak hanya untuk kepentingan ego
pribadi.
Attitude yang 5 Aspek/ Dimensi Kompetensi
Task skills yaitu mampu melakukan tugas per tugas.
Task management skills yaitu mampu mengelola beberapa tugas yang
berbeda dalam pekerjaan
Contingency management skills yaitu tanggap terhadap adanya kelainan
dan kerusakan pada rutinitas kerja.
Environment skills/job role yaitu mampu menghadapi tanggung jawab
dan harapan dari lingkungan kerja/ Beradaptasi dengan lingkungan.
Transfer skills yaitu Mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki
dalam setiap situasi yang berbeda (situasi yang baru/ tempat dilandasi SQ
dan EQ yang kuat berarti kemampuan untuk membangun komunikasi
yang santun, sikap melayani yang tulus, dan kesadaran untuk bekerja
dalam satu tim yang dilandasi oleh kejujuran dan kepentingan bersama

II. Peraturan pemerintah yang mengatur tentang guru dan kompetensi guru

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang guru dan dosen
menyatakan bahwa: Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Adapun keempat
standar kompetensi tersebut wajib dimiliki oleh seorang guru.

III. 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru


Terdiri atas :
1. Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan pemahaman terhadap peserta
didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Adapun kompetensi pedagogik meliputi: Mengenal anak
didiknya, menguasai teori-teori tentang pendidikan, bahan pelajaran, macam-
macam teknik dan metode pembelajaran, menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) serta mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian ialah kemampuan individu atau personal yang
mencerminkan kepribadian yang stabil, bijaksana, dewasa, berwibawa, dan dapat
menjadi teladan bagi peserta didiknya serta memiliki akhlak yang mulia.
Kompetensi kepribadian ini berkemampuan dalam mengaktualisasikan diri
sebagai pendidik yang disiplin, jujur, berwawasan luas, bertanggung jawab dan
dapat menjadi sumber inspirasi posirif bagi para peserta didiknya
3. Kompetensi Sosial ialah kemampuan guru dalam melakukan komunikasi baik
lisan, tulisan maupun perbuatan kepada peserta didik, tenaga-tenaga
kependidikan, wali murid, maupun masyarakat sekitar dengan cara yang efektif,
ramah atau santun dan sesuai dengan adat dan norma yang berlaku. Selain itu,
dalam kompetensi sosial ini, guru mampu bekerjasama dan beradaptasi dengan
keanekaragaman suku dan budaya di tempat melaksanakannya tugas.
4. Kompetensi Profesional merupakan kemampuan dalam penguasaan materi
pembalajaran secara mendalam dan luas. Tidak hanya penguasaan materi
pelajaran saja, namun juga penguasaan terhadap materi-materi kurikulum yang
berlaku, konsep dan struktur keilmuan, masalah-masalah pendidikan dan
wawasan yang memadai terhadap materi-materi yang bersangkutan

IV. Mengkaji tentang SKL, SI, S Proses dan S Penilaian


a. Standar Kompetensi Lulusan

Yang diatur oleh permendikbud no 20 tahun 2016, yang


didalamnya menjelaskan tentang :

1. SKL merupakan criteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan


yang mencakup dimensi sikap, dimensi pengetahuan, dan dimensi
keterampilan.
2. Tujuan SKL yaitu menjadi acuan utama dalam pengembangan Standar
isi, Standar proses, Standar penilaian, Standar pendidikan dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, Standar pengelolaan dan
standar pembiayaan.
3. Ruang lingkup SKL tentang kemampuan yang diharapkan setelah
menyelesaikan satuan pendidkan pada jenjang pendidikan dasar
ataupun menengah.
4. Posisi SKL sebagai monitoring dan evaluasi agar dapat mengetahui
ketercapaian antara SKL dan lulusan dari masing-masing Satuan
pendidikan dan kurikulum seta untuk evaluasi dimasa yang akan
datang.

b. Standar Isi
Yang diatur oleh permendikbud no 21 tahun 2016 yang
didalamnya menjelaskan tentang :
1. Tingakat kompetensi yang dikembangkan berdasarkan kriteria
tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi
Indonesia dan penguasaan kempetensi yang berjenjang
2. Kompetensi inti yang meliputi sikap spiritual, sikap social,
penetahuan dan keterampilan yang tujuan dan outputnya berbeda
di setiap satuan dan jenjang pendidikan.
3. Mengatur tentang muatan mata pelajaran disetiap satuan dan
jenjang pendidikan.

c. Standar Proses
Yang diatur oleh permendikbud no 22 tahun 2016 yang
didalamnya menjelaskan tentang :
1. Karakteristik pembelajaran yang sangat terkait dengan SKL dan
standar isi
2. Perencanaan pembelajaran yang meliputi desain pembelajaran
(silabus, penyusuan dan prinsip RPP),
3. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi syarat pelaksanaan
proses pembelajaran yang meliputi alokasi waktu, rombongan
belajar, buku teks, pengelolaan kelas dan laboratorium, dan
pelaksanaan pembelajaran yang terdiri atas kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup
4. Penilaian proses dan hasil pembelajaran dengam penilaian
otentik belajar secara utuh.
5. Pengawasan proses pembelajaran yang meliputi prinsip
pengawasan, system dan entitas, proses pengawasan dan tindak
lanjutnya

d. Standar Penilaian

Yang diatur oleh permendikbud no 23 tahun 2016 yang dialamnya


menjelaskan :

1. Ketentuan umum yang berisikan defenisi dari standar penilaian


pendidikan, penilaian, pembelajaran, ulangan, ujian
madrasah/sekolah dan kriteria ketuntasa nminimal (KKM)
2. Lingkup penilaian yang terdiri atas penilaian-penilaian baik itu
penilaian pendidikan pada satuan pendidikan, hasil belajar, sikap,
pengetahuan dan keterampilan
3. Tujuan penilaian dari 3 jenis yaitu oleh pendidik, satuan
pendidikan dan pemerintah
4. Prinsip penilaian yang terdiri atas sahih, objektif, adil, akuntabel,
terpadu, menyeluruh, sistematis, dan beracuan kriteria
5. Bentuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik berupa ulangan,
pengamatan, penugasan dan lain-lain, yang berguna untuk
mengukur, memperbaiki, dan menyusun laporan kemajuan hasil
belajar, serta pemanfaatan hasil belajar oleh pendidik itu sendiri,
DLL.
6. Mekanisme penilaian baik pendidk, satuan pendidikan ataupun
pemerintah
7. Prosedur penilaian (sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan tahapannya
8. Instrument penilaian yang juga dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan dan pemerintah sesuai dengan bentuk penilaiannya
V. Perbedaan antara profesi dengan professional

profesi profesional
a. Mengandalkan suatu keterampilan a. Orang yang tahu akan keahlian
atau keahlian khusus dan keterampilannya,
b. Dilaksanakan sebagai suatu b. Meluangkan seluruh waktunya
pekerjaan atau kegiatan utama untuk pekerjaan atau kegiatannya ,
(purna waktu) c. Hidup dari situ,
c. Dilaksanakan sebagai sumber d. Bangga akan pekerjaannya.
utama nafkah hidup.
d. Dilaksanakan dengan keterlibatan
pribadi yang mendalam

VI. Keterampilan Dasar Mengajar

Istilah mengajar sering digandengkan dengan belajar, sehingga sudah menjadi


satu kalimat majemuk kegiatan belajar mengajar (KBM), proses belajar mengajar
(PBM) dan untuk menyebutkan kedua istilah tersebut, saat ini disatukan dengan
pembelajaran. Dengan demikian jika disebut pembelajaran itu berarti
menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan 2 unsur yaitu belajar dan mengajar.

Mengajar merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh guru, dosen,
atau instruktur dalam mengatur dan mengelolah lingkungan belajar untuk mendorong
aktivitas belajar siswa atau pelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa atau pelajar merespon lingkungan belajar untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Fokus pembahasan dalam tulisan ini di arahkan pada unsur
mengajar, kalaupun ada unsur belajar dibahas semata hanya untuk mempertegas dan
memperjelas pembahasan mengajar itu sendiri.

Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang


sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara
deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari guru, dosen, atau instruktur kepada siswa. Merujuk pada pengertian
mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau
memindahkan. Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari
guru, dosen, atau instruktur kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan
tersebut bukan seperti seorang memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir
yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya
akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air
yang dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya.
Oleh karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya
adalah menyebarluaskan/memperkaya pengalaman belajar siswa sehingga dapat
mengembangkan potensi siswa secara maksimal.

Makna lain dari pengertian mengajar sebagai proses menyampaikan, selain


upaya menyebarluaskan dan memperkaya pengalaman belajar siswa ialah
menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menanamkan satu pohon
mangga, maka kemudian akan menghasilkan beberapa cabang dan ranting dan dari
situlah keluar mangga yang banyak. Dari ilustraasi tersebut bahwa mengajar sebagai
proses transfer adalah menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga
potensi berfikir (pengetahuan), sikap, keterampilan, kebiasaan dan kecakapan yang
dimiliki siswa akan berkembang secara optimal.

Perkembangan berikutnya pengertian mengajar, yang kini banyak dianut yaitu


suatu proses mengatur dan mengelola lingkungan belajar agar berinteraksi dengan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Inti pengertian mengajar (tradisonal
maupun kontemporer) keduanya sama yaitu untuk mengubah perilaku siswa, yakni
dimiliki dan terkembangkannya pengetahuan/wawasan berfikir, sikap, kebiasaan, dan
keterampilan/kecakapan atau yang lebih populer perubahan berkenaan dengan:
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perbedaanya terletak pada proses upaya
merubah tingkah laku tersebut. Pandangan lama melalui proses menyampaikan
(transfer) yang kadang-kadang sering diartikan sempit, hanya terbatas sebagai proses
menyampaikan atau memindahkan pengetahuan dan keterampilan saja, sedangkan
pada pengertian yang baru, bahwa perubahan perilaku tersebut dilakukan dengan cara
mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan siswa.

Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru,
dosen, atau instruktur, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan
(what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk membelajarkannya (how to
teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2, yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh setiap guru, dosen, atau instruktur, karena mengajar bukan sekedar
proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih
luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.

Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau


keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus
dimiliki oleh guru, dosen, atau instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar
secara efektif, efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar
berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar
dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau
instruktur dalam melakasanakan tugasnya.

Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar

1. Keterampilan Bertanya

Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses


komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari
keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas.

Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses


berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar di kalangan siswa. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan
pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan instruksional menjadi lebih efektif.
Selanjutnya dengan kemampuan mendengarkan guna dapat menarik simpati dan
empati di kalangan siswa sehingga kepercayaan siswa terhadap guru meningkat
yang pada akhirnya kualitas proses pembelajaran dapat lebih di tingkatkan.

Keterampilan bertanya dibedakan atas :

Keterampilan bertanya dasar : mempunyai beberapa komponen yang


perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan,
Ketrampilan bertanya lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang
mengutamakan usaha pengembangan kemampuan berfikir siswa.

Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan adalah:

a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok
bahasan.
b.Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
c. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
d.Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
f. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
g.Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
h.Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.

2. Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat


verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku
guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau
umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu
dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah
laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai
pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk
meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan
motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku
siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa
komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa
calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen itu adalah :

Penguatan verbal : diungkapkan dengan menggunakan kata-kata


pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
Dan penguatan non-verbal : terdiri dari penguatan berupa mimik dan
gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan
sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan,
penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh.
Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal,
yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari
penggunaan respons yang negatif.

3. Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi stimulus adalah memberikan respon yang bervariasi (berbeda atau


berganti-ganti). Melalui variasi stimulus ini dimaksudkan untuk menjaga agar
suasana pembelajaran selalu menarik, tidak membosankan, sehingga siswa selalu
menunjukkan sikap antusias, bergairah, penuh perhatian, dan selalu berpartisipasi
aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar
dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di
kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :

1. Variasi dalam pola interaksi pembelajaran.


2. Variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran.
3. Variasi penggunaan metode serta gaya mengajar.
4. Keterampilan Menjelaskan

Yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar menjelaskan dalam


pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu
bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh
atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang
terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri
utama kegiatan menjelaskan.

Pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam


kegiatan seoang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan
pembicaraan baik oleh tenaga pendidik sendiri, oleh tenaga pendidik dan peserta
didik, maupun antar peserta didik. Adapun terdapat komponen-komponen
keterampilan dasar mengajar menjelaskan adalah sebagai berikut:

1. Komponen merencanakan
2. Penyajian suatu penjelasan
3. Pemberian tekanan
4. Penggunaan balikkan

Tujuan Keterampilan Menjelaskan

1) Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari.


2) Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan masalah-
masalah.
3) Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat
pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4) Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses
penalaran, serta menggunakan bukti-bukti dalam pmecahan masalah.
5) Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami hukum,
dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha


atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prakondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada
apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif terhadap kegiatan belajar. Adapun tujuan membuka pelajaran antara lain,
yaitu :

1) menarik perhatian siswa;


2) menumbuhkan motivasi belajar siswa;
3) memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan
dilakukan.

Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan


oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Tujuan
kegiatan menutup pelajaran yaitu untuk memberikan gambaran yang menyeluruh
mengenai hasil belajar yang telah dikuasainya. Kegiatan-kegiatan dalam menutup
pelajaran misalnya : merangkum atau membuat garis besar permasalahan yang
dibahas, memberikan tindak lanjut, dan lain-lain.

6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan


sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.
Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan
berbahasa.

7. Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan


memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
(bersifat prefentif) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif
dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif keterampilan yang berkaitan
dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud
agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.

Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan


fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar
mencapai hasil yang baik. Tujuan khususnya adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-
kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa
untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Pengelolaan kelas tidak hanya berwujud pengaturan ruangan dan tempat


duduk,akan tetapi juga dalam bentuk interaksi yang baik dengan siswa, dan
penciptaan hubungan guru dan siswa, dan hubungan antara siswa yang baik.
Perwujudan pengelolaan kelas yang baik adalah terciptanya kondisi yang optimal
untuk proses belajar-mengajar yang efektif.

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan


Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar
antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
guru dan siswa dengan siswa.

Komponen keterampilan yang digunakan adalah :

keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi,


keterampilan mengorganisasi,
keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, dan
keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Pentingnya Keterampilan Dasar Mengajar Guru

Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1, guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sementara itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga professional setara
dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Karena sebagai tenaga profesional, maka seorang pendidik harus mempunyai


kompetensi tertentu disyaratkan. Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut UU seorang
pendidik harus mempunyai empat kompetensi, yaitu pedagogis, kepribadian, sosial, dan
professional. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang pendidik mengelola
pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik,
kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
efisien dengan peserta didik, sesama pendidik, teman sejawat, dan masyarakat sekitar,
sementara kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. Secara eksplisit empat kompetensi ini agaknya hanya
ditekankan bagi seorang guru, namun sebenarnya juga berlaku bagi seorang dosen.
Bahwa siapa pun yang akan menjadi tenaga pendidik, dosen ataupun guru, seharusnya
mempunyai empat kompetensi di atas.

Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan menyampaikan materi yang


dimiliki kepada peserta didik secara tepat. Untuk itu, pemahaman tentang konsep
pendidikan, belajar dan psikologi orang dewasa perlu dimiliki seorang tenaga pendidik.
Sebab, kita mungkin sering mendengar ada seorang tenaga pendidik yang sangat diakui
keilmuannya namun ketika mengajar di kelas sama sekali tidak dipahami oleh peserta
didik. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal ini, yaitu peserta didik yang di
bawah standar atau tenaga pendidik yang tidak memahami audiens. Dalam ilmu
pendidikan, kemungkinan yang kedua lebih menjadi penyebab utama. Bahwa seorang
tenaga pendidik seharusnya lebih mengenal peserta didik dan tahu cara bagaimana
menyampaikan materi secara tepat.

Bertolak dari kasus tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga pendidik dan calon
tenaga pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan di kelas
dapat dipahami oleh peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan mereka.
Kemampuan pedagogis yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan metode
pembelajaran, teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik mengevaluasi sampai
melakukan refleksi proses pembelajaran. Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa
mengajar adalah bukan sekedar proses penyampaian atau penerusan pengetahuan.
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan secara `integratif
sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilan-
keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu
wawasan. Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultan dipengarhi oleh
semua komponen belajar-mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin
dicapai, pesan yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar,
serta yang tidak pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi
seorang guru/dosen sebagai pendidik.

Kompetensi dasar mengajar dalam tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai


pengetahuan dasar pembelajaran yang perlu dipahami seorang tenaga pendidik. Sebagai
sebuah kemampuan minimal, maka seorang tenaga pendidik harus mampu melakukan
inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran. Terlebih bahwa jika yang dihadapi adalah
manusia dewasa yang sudah mempunyai pengetahuan dan kemandirian berpikir
meskipun masih perlu pendampingan dan mitra belajar. Untuk itu, semangat terus belajar
dan menambah wawasan tentang kependidikan harus dilakukan seorang tenaga pendidik,
apa pun pelajaran/matakuliah yang diampu dan apa pun latar belakang pendidikannya,
termasuk tenaga pendidik yang berlatar belakang kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai