File Jdi PDF
File Jdi PDF
id
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh:
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh:
ERMIS VERA IRAMUTYN
I 0106065
Persetujuan:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
ERMIS VERA IRAMUTYN
I 0106065
Mengetahui, Mengesahkan,
a.n. Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan
Universitas Sebelas Maret Teknik Sipil
Pembantu Dekan I
commit to user
Ir. Noegroho Djarwanti, MT. Ir. Bambang Santosa, MT
NIP. 19561112 198403 2 007 NIP. 19590823 198601 1 001
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
[11: ]
Dan apabila dikatakan : Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Alloh akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.(Al-Mujadilah : 11)
] .
[
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Alloh akan
mudahkan baginya, dengan hal itu jalan menuju surga.(Al-Imam Muslim)
[ ]
Barang siapa yang Alloh inginkan kebaikan padanya, maka Dia akan memahamkannya
dalam agama dan sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan belajar(Al-Imam Al-
Bukhori)
PERSEMBAHAN
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12. Mas Topo, matur nuwuun Mas Topo sampun mengijinkan saya
memakai data rahasia proyek.. ;-).... Kalau gak ketemu Mas Topo
mungkin sekarang skripsinyaaa beluum selesai..
13. Teman-teman se-Sipil 06, Woooooooooooy bro n sista, 4 tahun
kebersamaan kita, tak kan begitu saja kulupakan!!! ;-)
14. Mas Busur n Mas Tri Haryadi, makasiiih sudah mau bantu cari data
proyek... tapi ngapunten gak jadi saya pakai mas... lha terlalu
banyak...ehehehehe...;-P
15. Mas Valentino Radit, makasiiiiiiiih maaas sudah mau direpotin nunut
ngeprint kalo printku lagi mutunk...weweewewew... ;-)
16. Kompi, Leppi n printi ku, meskipuuun kalian kadang ngadat ngadat
gak tau aturan, waktu dan tempat...tapi makasiiiiiiiih yaaa berkat
kalian skripsiku berwujud buku... muach...muach..muuaccch...
17. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu...terima kasiiih doa, dukungan dan bala bantuannyaaa...
ehehehe...
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu
proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian
yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil
pekerjaan. Oleh karena itu usaha untuk mengoptimasikan waktu dan biaya sangat
penting dalam perencanaan suatu proyek. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mengoptimasi waktu dan biaya yaitu dengan metode crash.
Crashing adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik dengan cara
melakukan pengujian dengan mempercepat semua kegiatan dalam suatu proyek
yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Pada penelitian ini,
optimasi waktu dan biaya dilakukan dengan menggunakan program Microsoft
Project 2007. Dengan menginputkan data hasil penelitian ke dalam program,
maka Microsoft Project ini akan melakukan kalkulasi secara otomatis sesuai
dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini sehingga
perhitungan akan lebih cepat dan akurat.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Time and cost highly affect the successfulness and failure of a project. The
parameter of project successfulness is usually viewed from the short completion
time and minimum cost without abandoning the quality of work product. For that
reason the attempt of optimizing time and cost is very important in planning a
project. One of way used for optimizing time and cost is cras method.
The result of data analysis in the Project of Structure and Building Maintenance of
Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta hospital shows that the acceleration
conducted results in the decreased indirect cost and the decrease in the projects
total expense. From the result of calculation, it is obtained that the optimum
project completion time is 49 days (57 calendar days) with total expense of
project of Rp. 501,269,374.29. Meanwhile, the normal completion time is 74 days
(70 calendar days) with total expense of project of Rp. 516,188,297.49. So that,
there is a decrease in duration of 25 days and there is cost saving of Rp.
14,918,923.20
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas nikmat,
rahmat dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Crash . Skripsi yang penulis
susun merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana teknik pada jurusan
teknik sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan
yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
Skripsi, yaitu kepada:
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11. Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan skripsi hingga
selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kesalahan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis terima. Meskipun
demikian, semoga Skripsi ini mampu menjadi tambahan kekayaan ilmu dan
wacana bagi penulis pada khususnya dan bagi keluarga besar Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret pada umumnya serta pihak lain yang membutuhkan.
Penyusun
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN iv
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.2.1. Proyek 5
2.2.2. Network Planning 7
2.2.2.1 Penyusunan Diagram Network CPM 8
2.2.2.2 Kegiatan Semu (Dummy Activity) 9
2.2.2.3 Peristiwa Paling Awal dan
Peristiwa Paling Akhir 11
2.2.2.4 Float Total, Float Bebas dan
Float Interferen 13
2.2.2.5 Jalur Kritis 14
2.3 Optimasi Waktu dan Biaya 15
2.3.1 Pengelolaan Waktu/ Jadwal 15
2.3.2 Mempercepat Pelaksanaan Proyek 16
2.3.3 Produktivitas 19
2.3.4 Analisa Time Cost Trade Off 20
2.3.5 Biaya Langsung dan Tidak Langsung 23
2.3.6 Ringkasan Prosedur Memepersingkat Waktu 25
2.3.6 Microsoft Project 2007 26
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
Dua serangkaian ungkapan asing doing the right things (efficient) dan doing
things right (effective) merupakan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan.
Pada era globalisasi, persaingan antar penyedia jasa khususnya jasa konstruksi
sangat ketat, maka hanya mereka yang bekerja dengan pedoman di atas yang akan
memenangkan persaingan dan merebut pasaran, dan selanjutnya akan meraih
keuntungan yang besar.
Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu
proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian
yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil
pekerjaan. Oleh karena itu usaha untuk mengoptimasikan waktu dan biaya sangat
penting dalam perencanaan suatu proyek.
Biaya dan waktu pelaksanaan proyek yang optimal penting untuk diketahui dalam
perencanaan proyek konstruksi. Hal yang harus dilakukan dalam optimasi biaya
dan waktu adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-
kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek. Metode yang dipakai untuk
mencari biaya dan waktu yang optimal adalah metode crash, dengan cara
mempercepat durasi kegiatan-kegiatan yang terletak pada jalur kritis yang
mempunyai cost slope terendah, kemudian menghitung perubahan biaya proyek
yang terjadi karena percepatan. Cara ini dilakukan terus-menerus hingga jaringan
kerja yang ada jalur kritisnya mencapai kondisi jenuh, yang artinya pada lintasan
kritis sudah tidak mungkin lagi dilakukan pengurangan waktu pelaksanaan (titik
optimal).
Penelitian ini membahas optimasi biaya dan waktu pada proyek konstruksi dengan
metode crash. Dalam hal ini kemudian dilakukan perbandingan antara waktu dan
commit to user
biaya proyek sebelum dan sesudah crashing.
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
Agar penelitian ini memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, maka penulis
menyimpulkan rumusan masalah antara lain :
1. Berapa durasi (waktu) optimum pelaksanaan proyek
2. Berapa besar selisih perbandingan waktu dan biaya proyek sebelum dan
sesudah crashing?
Agar penelitian ini lebih mengarah pada latar belakang dan pemasalahan yang
telah dirumuskan maka penulis membuat batasan-batasan masalah guna
membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain :
1. Pengambilan data berasal dari Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
2. Hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah Senin-
Minggu, dengan jam kerja berkisar 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat
pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan
selama 4 jam
3. Perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya) Penawaran.
4. Pengoptimasian waktu dan biaya dengan metode crash dan dilakukan pada
pekerjaan yang sedang berlangsung selama penelitian.
5. Diagram network CPM (Critical Path Method)
6. Perhitungan crash duration pada penelitian ini menggunakan alternatif yaitu
penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan jumlah tenaga kerja pada
lintasan kritis diagram network.
7. Diasumsikan kondisi lingkungan proyek dan cuaca selama pelaksanaan
proyek mendukung (cuaca baik : tidak hujan).
8. Penggunaa Microsoft Project dalam melakukan pengujian crash.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
BAB 2
STUDI PUSTAKA
Aryo Andri Nugroho, 2007 melakukan penelitian dengan mengambil data time
shedule dari PT Munica Pratama Group yang menangani pembangunan gedung
Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang. Dari data dapat dihitung
lintasan kritisnya dengan menggunakan metode PERT-CPM dan program Excel
melalui tahap-tahap penyelesaiannya yaitu menyusun rencana kegiatan, menyusun
network, menentukan perhitungan maju dan mundur, menentukan perhitungan
kelonggaran waktu dan pada Program Excel tahap-tahap penyelesaiannya yaitu
menyusun rencana kegiatan, menyusun network, menyusun model matematika
dan mengaplikasikan model matematika tersebut ke dalam program Excel. Hasil
perhitungan penjadwalan proyek pembangunan Gedung Stasiun Karantina Ikan
Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan Metode PERT-CPM dan Excel
membutuhkan waktu 144 hari dengan biaya Rp.606.360.753,00 sedangkan
perhitungan yang dilakukan PT Munica Pratama Group membutuhkan waktu 150
hari dengan biaya Rp.616.634.000,00 sehingga dapat menghemat waktu 6 hari
dan biaya sebesar Rp.10.273.247,00.
Selain itu, Dewa Ketut Sudarsana, 2008 mendapatkan waktu optimum pelaksanaan
proyek selama 316 dari durasi normal 360 hari dengan biaya minimal sebesar
Rp.13.358.425.131,28 yang artinya lebih kecil 0.55 % dari biaya proyek sesuai
kontrak.
Sedangkan, menurut Feriati Damika, 2009 proyek dengan durasi normal 321 hari
dapat dipercepat selama 17 hari. Biaya percepatan yang diperlukan sebesar Rp.
3.889.834,00 dan biaya total proyek sebesar Rp. 6.449.443.060,43. Jika jadwal
operasional dipercepat 17 hari pendapatan tambahan yang diperoleh sebesar Rp.
61.604.089,15, yang berarti lebih besar dibanding biaya percepatan yang
dibutuhkan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
2.2.1 Proyek
Proyek adalah kegiatan sekali lewat dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk
mencapai hasil akhir yang telah ditentukan. Menurut Iman Soeharto, 1996: Proyek
mempunyai ciri pokok sebagai berikut:
1. Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable) tertentu berupa produk akhir
atau hasil kerja akhir.
2. Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal
serta kriteria mutu.
3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik
awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas.
4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
Proyek mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi.
1. Bersifat unik
Keunikan dari proyek konstruksi adalah : tidak pernah terjadi rangkaian
kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah
proyek yang sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu terlibat grup
pekerja yang berbeda-beda.
3. Organisasi
Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat
sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan,
kepribadian yang bervariasi, dan ketidakpastian. Langkah awal yang harus
dilakukan adalah menyusun visi menjadi satu tujuan yang telah ditetapkan
oleh organisasi. (Wulfram I. Ervianto; 2002:9)
Dalam proses mencapai tujuan ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya
(anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal
tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering
diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan diatas disebut tiga kendala
(triple constrain) yaitu:
1. Anggaran
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak boleh melebihi anggaran.
Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal
pengerjaan bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan dalam total
proyek, tetapi dpecah atas komponen-komponennya atau perperiode tertentu
yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian,
penyelesaian bagian-bagian proyek harus memenuhi sasaran anggaran per
periode.
2. Jadwal
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang
telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya
tidak boleh melewati batas waktu tyang telah ditentukan.
3. Mutu
Produk atau hasil kegiatan harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang
dipersyaratkan. Jadi, memnuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi
tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Biaya
Waktu Mutu
Ketiga batasan pada Gambar 2.1 bersifat tarik-menarik. Artinya, jika ingin
meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka
umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat
pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan
biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu dan jadwal.
Agar sasaran proyek dapat dicapai maka sangatlah penting untuk menyusun
jadwal masing-masing parameter tersebut dengan baik dan teliti. Penyusunan
jadwal proyek dapat dilakukan dengan network planning untuk memudahkan
pemantauan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Critical Path Method adalah metode yang berorientasi pada waktu yang mengarah
pada penentuan jadwal dan estimasi waktunya bersifat deterministic atau pasti.
CPM dapat dipakai untuk mengontrol koordinasi berbagai kegiatan dalam suatu
pekerjaan sehingga proyek dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang tepat dan
dapat membantu perusahaan dalam mengadakan perencanaan dan pengendalian
proyek dengan waktu dan biaya yang lebih efisien.
commit todigambarkan
Dalam jaringan kerja jenis ini, kegiatan user sebagai anak panah yang
menghubungkan dua lingkaran yang mewakili dua peristiwa (event), yaitu
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
peristiwa I dan peristiwa j. Nama dan durasi kegiatan ditulis di atas dan di bawah
anak panah. Ekor anak panah (titik i) sebagai awal kegiatan dan ujung panah (titik
j) sebagai akhir kegiatan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 2.2.
kegiatan
Even (node) Even (node)
I J Berikutnya
terdahulu
durasi
Kegiatan semu ini merupakan kegiatan yang sebetulnya tidak ada atau fiktif,
sehingga tidak memerlukan durasi (durasi = 0). Kegiatan ini digambarkan sebagai
garis terputus dan diperlukan jika :
Dua kegiatan atau lebih didahului oleh satu atau lebih kegiatan yang sama,
maka dummy diperlukan untuk menghubungkan kegiatan-kegiatan tersebut.
A C
Dummy
B D
commit
Gambar 2.3 menerangkan bahwa to user
kegiatan C didahului oleh kegiatan A dan B,
sedangkan kegiatan B juga merupakan kegiatan yang mendahului D. Maka
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
Dua atau lebih kegiatan didahului dan diikuti oleh kegiatan yang sama, maka
dummy dibutuhkan untuk menghubungkan kedua kegiatan tersebut. Terlihat
pada Gambar 2.4, kegiatan B dan C didahului dan diikuti oleh kegiatan yang
sama, yaitu kegiatan A dan D.
A B D
A1 A2 A3
B1 B2 B3
C1 C2 C3
commit to user
Gambar 2.5 Diagram Tangga (ladder diagram)
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Peristiwa paling awal (EET-Earliest Event Time) atau watu mulai tercepat adalah
saat paling awal atau saat tercepat suatu peristiwa mungkin terjadi, dan tidak
mungkin terjadi sebelumnya. Manfaat ditetapkannya saat paling awal (EET) suatu
peristiwa adalah untuk mengetahui saat paling awal mulai melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang berasal dari peristiwa yang bersangkutan. Sedangkan peristiwa
paling akhir (LET-Latest Event Time) atau waktu paling akhir adalah saat paling
akhir suatu peristiwa dapat terjadi, dan tidak mungkin terjadi sesudahnya. Manfaat
ditetapkannya saat paling akhir (LET) suatu peristiwa adalah untuk mengetahui
saat paling akhir atau paling lambat mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
berasal dari peristiwa yang bersangkutan. Hubungan kedua peristiwa tersebut
dapat dilihat pada Gambar 2.6.
EET i
Kegiatan A EET j
i j
LET i dij LETj
EETi = (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event i
LETi = (Latest Event Time) waktu mulai paling lambat dari event i
Dij = durasi untuk melaksanakan kegiatan antara event I dan event j
EETj = (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event j
commit
LETj = (Latest Event Time) waktu mulaitopaling
user lambat dari event j
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
a. Hitungan Maju
Perhitungan maju untuk mengitung Earliest Event Time (EET)
Dimana :
EETi = (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event i
Dij = durasi untuk melaksanakan kegiatan antara event I dan event j
EETj = (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event j
b. Hitungan Mundur
Dimana :
LETi = (Latest Event Time) waktu mulai paling lambat dari event i
Dij = durasi untuk melaksanakan kegiatan antara event I dan event j
LETj = (Latest Event Time) waktu mulai paling lambat dari event j
Kegiatan kegiatan yang memiliki nilai float total tertentu (tidak sama dengan
nol), maka pelaksanaan kegiatan tersebut dalam jalur yang bersangkutan dapat
ditunda atau diperpanjang sampai batas tertentu, yaitu sampai float total sama
dengan nol, tanpa mempengaruhi selesainya jadwal proyek secara
keseluruhan. Dengan kata lain, kegiatan tersebut dapat ditunda
pelaksanaannya sebesar nilai float tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang mempunyai nilai float total sama dengan nol, berarti
kegiatan tersebut tidak boleh ditunda pelaksanaannya atau terlambat sama
sekali. Penundaan kegiatan yang mempunyai nilai float total sama dengan nol,
commit
akan menyebabkan keterlambatan to user
pada waktu penyelesaian proyek. Kegiatan
inilah yang disebut kegiatan kritis.
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
Arti dari float interferen adalah bila suatu kegiatan menggunakan sebagian
dari IF (sisa waktu sebagai akibat selisih float total dan float bebas) sehingga
kegiatan nonkritis berikutnya pada jalur tersebut perlu dijadwalkan lagi
(digeser) meskipun tidak samapi mempengaruhi penyelesaian proyek secara
keseluruhan.
Lintasan adalah jalan yang dilintasi atau dilalui (Tim penyusun KBBI,1996:597).
Kritis adalah keadaan yang paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu usaha
(Tim penyusun KBBI,1996:531). Lintasan kritis yaitu jalur atau jalan yang
dilintasi atau dilalui yang paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu
pekerjaan. Dengan kata lain lintasan kritis adalah lintasan yang paling
menentukan penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Yamit (2000: 301) menyatakan "Jalur Kritis adalah jalur yang memiliki waktu
terpanjang dari semua jalur yang dimulai dari peristiwa awal hingga peristiwa
yang terakhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada
tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya
sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu
pengerjaannya.
Waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran utama proyek. Keterlambatan
akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian, misalnya, penambahan biaya,
kehilangan kesempatan produk memasuki pasaran, dan lain-lain. Pengelolaan
waktu meliputi perencanaan, penyusunan, dan pengendalian jadwal. Salah satu
teknik yang spesifik untuk maksud tersebut adalah mengelola float atau slack pada
jaringan kerja, serta konsep cadangan waktu atau estimasi durasi yang
diperkenalkan. (PMBOK , 2004 : 2 )
Diketahui tiga buah estimasi durasi setiap kegiatan dalam metode PERT,
sedangkan dalam metode CPM dan PDM hanya diperoleh satu estimasi durasi.
Ketiga estimasi durasi tersebut adalah :
Karena terdapat tiga buah waktu dalam setiap kegiatannya, maka diperlukan
komputasi untuk mendapatkan durasi efektif dari setiap kegiatan (te). Formula
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Jadi tujuan utama dari program mempercepat waktu adalah memperpendek jadwal
penyelesaian kegiatan atau proyek dengan kenaikan biaya yang minimal. Untuk
mempercepat umur suatu proyek diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Telah ada diagram jaringan kerja yang tepat.
2. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan.
3. Berdasarkan ketentuan diatas, dihitung saat paling awal (Eealiest Event Time)
dan saat paling lambat (Latest Event Time) semua peristiwa.
4. Ditentukan pada umur rencana proyek (UREN)
Untuk tujuan mempersingkat waktu, dimulai dengan menentukan titik awal, yaitu
titik yang menujukkan waktu dan biaya normal proyek. Titik ini dihasilkan dari
menjumlahkan biaya normal masing-masing kegiatan komponen proyek,
sedangkan waktu penyelesaian proyek normal dihitung dengan metode CPM. Dari
titik awal tersebut kemudian dilakukan langkah-langkah mempersingkat waktu
dengan pertama-tama terhadap kegiatan kritis. Pada setiap langkah, tambahan
biaya untuk memperpendek waktu terlihat pada slope biaya kegiatan yang
dipercepat. Dengan menambahkan biaya tersebut, maka pada setiap langkah akan
dihasilkan jumlah biaya proyek yang baru sesuai dengan kurun waktunya. Hal ini
ditunjukan dengan titik-titik yang memperlihatkan hubungan baru antara waktu
dan biaya, seperti terlihat pada gambar 2.7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
Bila langkah mempersingkat waktu diteruskan, akan menghasilkan titik titik baru
yang jika dihubungkan berbentuk garis-garis putus yang melengkung ke atas
(cekung), yang akhirnya langkah tersebut sampai pada titik proyek dipersingkat
(TPD) atau project crash-point. Titik ini merupakan batas maksimum waktu
proyek dapat dipersingkat. Pada TPD ini mungkin masih terdapat beberapa
kegiatan komponen proyek yang belum dipersingkat waktunya, dan bila ingin
dipersingkat juga (berarti mempersingkat waktu semua kegiatan proyek yang
secara teknis dapat dipersingkat), maka akan menaikan total biaya proyek tanpa
adanya pengurangan waktu. Titik tersebut dinamakan titik dipersingkat total
(TDT) atau all crash-point.
Menurut Wulfram I. Ervianto (2004: 56) terdapat berbagai cara untuk mereduksi
durasi dari suatu proyek, yaitu :
a. Dengan mengadakan shift pekerjaan.
b. Dengan memperpanjang waktu kerja (lembur)
c. Dengan menggunakan alat bantu yang lebih produktif.
d. Menambah jumlah pekerja.
e. Dengan menggunakan material yang dapat lebih cepat pemasangannya.
f. Menggunakan metode konstruksi lain yang lebih cepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
2.3.3 Produktivitas
Proyek konstruksi perlu menggunakan tenaga kerja seefisien mungkin, maka dari
itu suatu proyek konstruksi sangat bergantung pada kinerja dari para pekerjanya.
Mengenai pengukuran produktifitas secara umum dapat digambarkan sebagai
berikut.
btRbt
Produktifitas pekerja = (m3/jam)
egebgs
Pada dasarnya produktivitas dari tenaga kerja dapat naik, jika tenaga kerja
tersebut mampu menguasai tugas/pekerjaan yang telah diterimanya. Apabila
seseorang atau sekelompok orang yang terorganisir melakukan pekerjaan yang
identik berulang-ulang, maka dapat akan terjadi suatu penurunan produktivitas.
Adapun nilai penurunan produktifitas khususnya untuk kerja lembur dapat dilihat
pada gambar grafik 2.1.
Indeks Produktifitas
Proyek Besar
1,4
1,3
1,2
1,1
lembur
1 2 3 4
commit to user
Grafik 2.1 Indikasi Menurunnya Produktivitas Karena Kerja Lembur
(Sumber : Iman Soeharto, 1997)
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
embur
d. Crash Durasi =
gedbs: ,g:,h rsbd, g,s
Time cost trade off adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik
dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang
dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Selanjutnya melakukan
kompresi dimulai pada lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah.
Kompresi terus dilakukan sampai lintasan kritis mempunyai aktivitas - aktivitas
yang telah jenuh seluruhnya (tidak mungkin dikompres lagi). Dengan
dipercepatnya durasi suatu proyek maka pasti akan terjadi perubahan biaya dan
waktu. Terdapat dua nilai waktu yang akan ditunjukkan tiap aktifitas dalam suatu
jaringan kerja saat terjadi percepatan yaitu :
Adapun hubungan antara biaya proyek dengan waktu yang diperlukan dapat
dilihat pada grafik 2.2
Grafik 2.2 Hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk satu kegiatan
Hubungan antara waktu dan biaya digambarkan seperti pada Grafik 2.1. Titik A
menunjukkan titik normal, sedangkan B adalah titik dipersingkat. Garis yang
menghubungkan titik A dengan commit
B disebut kurva waktu-biaya. Pada umumnya
to user
garis ini dapat dianggap sebagai garis lurus, bila tidak (misalnya cekung) maka
diadakan perhitungan persegmen yang terdiri dari beberapa garis lurus.
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
Dengan menggunakan variable waktu dan biaya pada saat normal maupun
dipercepat, maka didapatkan pertambahan biaya untuk mempercepat suatu
aktifitas per satuan waktu yang disebut cost slope. Menggambarkan titik-titik dari
suatu kegiatan yang dihubungkan oleh segmen-segmen garis yang dapat berfungsi
untuk menganalisis kegiatan apa masih layak untuk diadakan crashing. Cara yang
digunakan adalah meninjau slope (kemiringan) dari masing-masing segment garis
yang dapat memberikan identifikasi mengenai pengaruh biaya terhadap
pengurangan waktu penyelesaian suatu proyek. Cost slope adalah perbandingan
antara pertambahan biaya dengan percepatan waktu penyelesaian proyek.
:, ,d:Rrgs:h),t :, ,hegu,m
...............................(2.7)
,tb hegu,m ,tb d:Rrgs:h),t
Contoh analisa Time Cost Trade Off dapat dilihat berdasarkan Tabel 2.1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
120
B
C D E
20
40 30 50
F
60
0
Gambar 2.8 Network Diagram Kegiatan Proyek
Dari 6 kegiatan tersebut dapat dihitung cost slope masing-masing kegiatan sebagai
berikut:
SA = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 14.000 Rp. 12.000 / 120 100 = Rp 100/hari.
SB = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 2.800 Rp. 1.800 / 20 15 = Rp 200/hari.
SC = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 22.000 Rp. 16.000 / 40 30 = Rp 600/hari.
SD = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 2.000 Rp. 1.400 / 30 20 = Rp 60/hari.
SE = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 4.800 Rp. 3.600 / 50 40 = Rp 120/hari.
SF = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 18.000 Rp. 13.500 / 60 45 = Rp 300/hari.
Normal Cost pekerjaan tersebut adalah = Rp. 12.000 + Rp. 1.800 + Rp. 16.000 +
Rp. 1.400 + Rp. 3.600 + Rp. 3.600
= Rp. 48.300
Normal Duration pekerjaan tersebut = 20 + 40 + 30 + 50 = 140 hari
Jika diharuskan untuk mempercepat durasi dari kegiatan tersebut maka dilakukan
pada kegiatan yang berada dalam jalur kritis dengan cost slope yang terkecil, yaitu
SD = Rp. 60/hari, dengan waktu percepatan maksimal 10 hari ( 30 hari 20 hari ).
Secara umum biaya konstruksi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : biaya
langsung dan tidak langsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
Biaya lain-lain biasanya relatif kecil. Tetapi bila jumlahya cukup berarti harus
dirinci agar memudahkan untuk proses pengendalian.
Jadi total biaya adalah jumlah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung.
Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak
dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya makin lama
proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tidak langsung yang
diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek
yang terkendali. Hubungan ketiga macam biaya tersebut dapat dilihat pada Grafik
2.3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Jumlahkan biaya langsung dan tidak langsung untuk mencari biaya total
sebelum kurun waktu yang diinginkan.
Periksa pada grafik biaya total untuk mencapai waktu optimal, yaitu kurun
waktu penyelesaian proyek dengan biaya terendah. (Iman Soeharto, 1995 :
219-220)
Microsoft Project 2007 adalah sebuah aplikasi untuk mengelola suatu proyek.
Microsoft project merupakan sistem perencanaaan yang dapat membantu dalam
menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan.
Microsoft project juga mampu membantu melakukan pencatatan dan pemantauan
terhadap penggunaan sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya
manusia maupun yang berupa peralatan. Yang dikerjakan oleh microsoft project
antara lain: mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor, mencatat jam
kerja para pegawai, jam lembur dan menghitung pengeluaran sehubungan dengan
ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek,
serta membantu mengontrol penggunaan tenaga kerja pada beberapa pekerjaan
untuk menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tanga kerja)
(Adi Kusrianto, 2008).
Microsoft Project 2007 memiliki beberapa macam tampilan layar, namun sebagai
default setiap kali membuka file baru, yang akan ditampilkan adalah Gantt Chart
View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar 2.9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
1. Task
Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang
berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.
2. Duration
Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan.
3. Start
Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan.
4. Finish
Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan
diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama
pekerjaan (duration)
5. Predecessor
Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan
pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar
pekerjaan, yaitu:
a. FS (Finish to Start)
Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai, dapat
dilihat pada Gambar 2.10.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
b. FF (Finish to Finish)
Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan
lain. dapat dilihat pada Gambar 2.11.
c. SS (Start to Start)
Suatu pekerjaan harus simulai bersamaan dengan pekerjaan lain dapat
dilihat pada Gambar 2.12.
d. SF (Start to Finish)
Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai dapat
dilihat pada Gambar 2.13.
6. Resources
Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft
Project disebut dengan resources.
7. Baseline
Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui
commit to user
dan ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
8. Gantt Chart
Gantt chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project
yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing
pekerjaan beserta durasinya.
9. Tracking
Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada perencanaan
yang telah dibuat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang
sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan.
Data yang diperlukan adalah data sekunder yantu data yang diperoleh dari instansi
yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabel-
variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya
pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.
1. Variabel Waktu
Data yang mempengaruhi variable waktu dapat diperoleh dari kontraktor
pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk variabel
waktu adalah :
a. Data cumulative progresss (kurva S), meliputi :
commit to user
Jenis kegiatan.
Prosentase kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
Durasi kegiatan
b. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek
2. Variabel Biaya
Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor
pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain:
a. Daftar rencana anggaran biaya (RAB) Penawaran, meliputi :
Jumlah biaya normal
Durasi normal
b. Daftar daftar harga bahan dan upah.
c. Laporan harian jumlah tenaga kerja berdasarkan laporan pengawas
d. Gambar rencana proyek
Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project 2007. Dengan
menginputkan data yang terkait untuk analisis ke dalam program, maka microsoft
project ini nantinya akan melakukan kalkulasi secara otomatis sesuai dengan
rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
termasuk harga per satuan sumber daya per hari untuk tenaga kerja
dan per satuan untuk material pada kolom Std Rate. Untuk upah
lembur tenaga kerja per jamnya diisikan pada kolom Ovt. Rate.
b. Menugaskan resources untuk masing-masing sub task.
Meletakkan pointer pada sub task yang akan diisi resourcesnya.
Klik dua kali. Pada Task Information kemudian dipilih resources-
nya.
c. Mengisikan jumlah sumber daya pada baris Actual Work.
d. Mengisikan persentase penyelesaian pekerjaan
5. Memasukkan biaya tak langsung proyek
Memasukkan biaya tak langsung pada Resources Sheet dan
menugaskannya pada summary task Proyek Pemeliharaan Gedung Dan
Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Kemudian mengisi Act. Work pada Task Usage.
Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dan dengan urutan yang
jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
Tahap 1 : Persiapan
Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk
memperdalam Ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian
menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data.
Tahap 7 : Kesimpulan
Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah
dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada
gambar 3.1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
Mulai
Persiapan teori
mencari literature yang berkaitan dan mempelajarinya
Percepatan durasi
Tidak
Waktu dan biaya
optimal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
A
Ya
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
BAB 4
Proyek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah Proyek Pemeliharaan Gedung
dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, dengan :
Nilai Kontrak : Rp. 570.000.000,-
Waktu Pelaksanaan : 90 Hari Kalender
Tanggal Pekerjaan dimulai : 16 September 2010
Tanggal Pekerjaan selesai : 14 Desember 2010
Pada bab ini pula akan dijabarkan secara terperinci mengenai Optimalisasi waktu
dan biaya proyek dengan metode crash pada Proyek Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan program
Microsoft Project 2007. Analisis data dilakukan dengan menginputkan data secara
langsung ke dalam program Microsoft Project 2007, yang meliputi dua tahap
yaitu:
1. Menyusun rencana jadwal dan biaya proyek (baseline)
2. Optimalisasi dengan (actual overtime work)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
5. Menyusun kalender kerja untuk menentukan hari kerja dan jam kerja.
Pada proyek ini hari kerja dalam seminggu adalah 7 hari. Sedangkan pada
Microsoft Project 2007 secara default adalah 5 hari kerja dalam seminggu.
Untuk mengubahnya maka dilakukan dengan cara:
a. Memilih menu Tools > Change Working Time.
b. Klik tab Work Weeks > Details.
c. Pada select day(s), Pilih Sunday > Set day(s) to these specific working
times.
d. Mengisi From: 08.00 To 12.00 dan From: 13.00 To 17.00.
e. Untuk hari Sabtu, maka dilakukan pengubahan yang sama seperti pada
hari minggu.
commit to user
Gambar 4.3. Menyusun Kalender Kerja
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
Hasil input biaya proyek dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini.
b. Klik Gantt chart > mengisikan task dengan nama Biaya Tidak Langsung
dibawah summary task > Block task yang berada di bawah task biaya
tidak langsung > klik kanan (indent) > letakkan pointer pada task biaya
tidak langsung > Assign Resources (Alt+F10) > pilih Biaya tidak
langsung > unit (1).
Secara otomatis Microsoft Project akan mengakumulasikan besar biaya
tidak langsung selama 74 hari dan akan berkurang otomatis saat durasi
proyek berkurang karena crashing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
1. Membagi layar Microsoft Project menjadi dua (atas dan bawah) untuk
memasukkan data crash perencanaan. Layar atas berupa Gantt Chart View
dan layar bawah dengan Task Usage, lalu klik View > Table:Cost.
2. Menambahkan baris pada bagian kanan Task Usage dengan menekan mouse
kanan, pilih Detail Styles. Masukkan Actual Work <Show>, Actual
Overtime Work <Show>, Actual Cost <Show>, OK.
Gambar 4.8. Gantt Chart View (atas) dan Task Usage (bawah).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
4. Memasukkan jam lembur resources work pada baris actual overtime work.
Cara pengisian :
Pekerjaan Bongkaran Keramik Kamar Mandi task 98 dalam
perhitungan dapat diselesaikan selama 57 jam yang berarti pekerjaan
dikerjakan dalam 4 hari dengan lembur 17 jam. Durasi 4 hari telah
dimasukkan dalam Duration pada langkah 5. Langkah 6 hanya memasukkan
jam lembur selama 17 jam pada baris Actual Overtime Work dengan
menuliskan 4,25 hours/hari dan secara otomatis microsoft project menghitung
dalam bentuk days.
Jam lembur hanya untuk resources work (pekerja, tukang, kepala tukang dan
mandor).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
4.2 Pembahasan
Percepatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: menambah sumber
daya berkualitas, penambahan waktu kerja (lembur), mengatur kembali jadwal
yang terlambat maupun saling tukar tenaga kerja yang memiliki keahlian yang
sama. Namun, pada penelitian ini hanya akan dilakukan percepatan dengan
metode penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan sumber daya. Dalam
metode inipun harus diperhatikan beberapa hal antara lain :
Berdasarkan bagan balok (gantt chart) pada Microsoft Project dapat dilihat
lintasan kritis. Pada penelian ini dilakukan crash sebanyak 3 kali hingga lintasan
kritis telah jenuh. Pekerjaan yang di subkontraktor seperti pekerjaan atap dan baja,
dan pekerjaan almunium tidak dilakukan percepatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
Berikut ini akan diuraikan tahap-tahap percepatan pada jadwal rencana proyek
Pada kondisi normal waktu pelaksanaan proyek adalah 74 hari kerja (90 hari
kalender) dan terdapat beberapa jalur kritis yang terlihat dalam gantt chart
microsoft project. Lintasan kritis itu antara lain task 4, 58, 60, 62, 72, 73, 74, 97,
98, 9, 107, 108, 109, 110, 112, 113, 114, 115, 118. Kompresi diutamakan terlebih
dahulu dengan penambahan jam kerja atau lembur, akan tetapi terdapat beberapa
pekerjaan yang tidak dapat dilakukan lembur dikarenakan volume pekerjaan yang
terlalu besar sedangkan alokasi tenaga kerja terbatas. Untuk itu, pekerjaan seperti
Pasangan Batu Bata dan Pembersihan dan Pembuangan harus dilakukan
penambahan tenaga kerja. Uraian pekerjaan kondisi normal yang berada pada
lintasan kritis terangkum dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2
Durasi
No.
No Uraian Pekerjaan
Task Normal Crash
( hari ) ( hari )
1 4 Galian tanah 2 1
2 58 Galian tanah 3 2
3 60 Urugan pasir bawah footplat 1 0,63
4 62 Pasangan batu kali 1 : 3 : 10 5 3
6 73 Beton pondasi portal 3 1
7 74 Beton portal 25 x 30 cm 6 2
8 97 Bongkaran keramik KM 8 5
9 98 Bongkaran bak mandi 8 4
10 99 Pembersihan dan pembuangan 6 4
11 107 Bongkaran keramik ( KM ) 8 5
12 108 Bongkaran bak mandi 6 4
13 109 Bongkaran lantai keramik 30/30 cm 13 6
15 112 Pasangan keramik lantai 25x25 cm ( KM ) 12 6
16 113 Pasangan keramik dinding 25x33 cm ( KM ) 12 9
17 114 Pasangan list dinding keramik 5x25 cm ( KM ) 6 3
18 115 commit
Pasangan floor drain to user
stenlist 3 2
19 118 Pasang kran Sun Ei 3 1
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Besar biaya tidak langsung sebesar 2% ( besaran diambil dari data proyek ) yang
di-indent dalam biaya langsung awal proyek dapat diketahui yaitu,
Biaya Langsung = Biaya Total 11
= 5 6. 88. 9795 11
.5 6. 88. 9795
= Rp. 505.864.531,90
Biaya Tidak Langsung = 11
= 11
. 5 6. 88. 9795 . .363.639 3
:, , :d, ,h)sbh)
Biaya Tidak Langsung/hari =
bg,s:
. .363.693 3
= 74
= Rp. 139.510,35
Contoh perhitungan perubahan biaya akibat crashing pada penambahan jam kerja.
1) Pekerjaan Galian Tanah ( task 4 )
Nd = 2 hari
Volume = 1,5 m3
SDM = Pekerja = 1 orang, Koef. Pekerja = 0,75
Mandor = 0,02 orang, Koef. Mandor = 0,025
Biaya 1 hari kerja, ( data sesuai analisa harga satuan proyek )
Pekerja (P1) = Rp. 20.090,00 ( 2% x harga awal pekerja)
Tukang (T1) = Rp. 30.380,00 ( 2% x harga awal tukang )
Mandor (M1) = Rp. 30.380,00 ( 2% x harga awal mandor )
K.tukang (K.T1) = Rp. 34.790,00 ( 2% x harga awal K.tukang )
Biaya lembur 1 jam kerja, ( commit to user
data sesuai proyek )
Pekerja (P2) = Rp. 4.000,00/jam
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
1 4 Galian tanah 2 1 1,5 m3 1 0,75 0 0 0,02 0,025 0 0 1,333 0,17 Rp 23.716,00 Rp - Rp 23.716,00 0,15 10 2 Rp 43.697,60 Rp 19.981,60 Rp 43.697,60
2 58 Galian tanah 3 2 10,5 m3 3 0,75 0 0 0,09 0,025 0 0 4,000 0,50 Rp 166.712,70 Rp - Rp 166.712,70 0,46 23 5 Rp 189.383,40 Rp 22.670,70 Rp 189.383,40
3 60 Urugan pasir bawah footplat 1 0,63 1,75 m3 1 0,3 0 0 0,02 0,01 0 0 3,333 0,42 Rp 126.709,10 Rp 115.453,80 Rp 11.255,30 0,38 5 0 Rp 13.039,49 Rp 1.784,19 Rp 128.493,29
4 62 Pasangan batu kali 1 : 3 : 10 5 3 8,4 m3 2 1,5 1 0,6 0,13 0,075 0,1 0 3,000 0,38 Rp 2.780.211,00 Rp 2.338.035,00 Rp 442.176,00 0,34 25 1 Rp 247.540,20 Rp (97.317,90) Rp 2.585.575,20
5 72 Pasangan batu bata 1 : 5 3 1 8,575 m2 0 0 0 0 0 0 0 0 - 0,00 Rp - Rp - Rp - 0,00 0 0 Rp - Rp - Rp -
6 73 Beton pondasi portal 3 1 0,572 m3 1 5,3 3 0,875 0,03 0,265 0,03 0 3,617 0,45 Rp 1.335.631,71 Rp 1.223.870,09 Rp 111.761,62 0,41 1 0 Rp 113.185,10 Rp 711,74 Rp 1.337.055,19
7 74 Beton portal 25 x 30 cm 6 2 1,08 m3 1 6 3 0,992 0,05 0,293 0,05 0 3,191 0,40 Rp 3.817.563,54 Rp 3.569.779,99 Rp 247.783,55 0,36 3 0 Rp 228.977,00 Rp (4.701,64) Rp 3.798.756,99
8 97 Bongkaran keramik KM 8 5 193,8 m2 6 0,2 0 0 1 0,05 0 0 30,000 3,75 Rp 1.528.800,00 Rp - Rp 1.528.800,00 3,41 57 17 Rp 1.290.100,00 Rp (79.566,67) Rp 1.290.100,00
9 98 Bongkaran bak mandi 8 4 15 bh 2 0,667 0 0 0,13 0,05 0 0 2,999 0,37 Rp 221.480,00 Rp - Rp 221.480,00 0,34 44 12 Rp 284.217,60 Rp 15.684,40 Rp 284.217,60
10 99 Pembersihan dan pembuangan 6 4 208,8 m2 4 0,1 0 0 1 0,05 0 0 40,000 5,00 Rp 487.246,20 Rp - Rp 487.246,20 4,55 46 14 Rp 771.960,00 Rp 142.356,90 Rp 771.960,00
11 107 Bongkaran keramik ( KM ) 8 5 193,8 m2 6 0,2 0 0 1 0,05 0 0 30,000 3,75 Rp 1.528.800,00 Rp - Rp 1.528.800,00 3,41 57 17 Rp 1.290.100,00 Rp (79.566,67) Rp 1.290.100,00
12 108 Bongkaran bak mandi 6 4 15 bh 2 0,667 0 0 1 0,05 0 0 2,999 0,37 Rp 196.245,00 Rp - Rp 196.245,00 0,34 44 12 Rp 468.240,00 Rp 135.997,50 Rp 468.240,00
13 109 Bongkaran lantai keramik 30/30 cm 13 6 628,75 m2 10 0,125 0 0 1 0,05 0 0 80,000 10,00 Rp 5.083.443,75 Rp - Rp 5.083.443,75 9,10 69 21 Rp 2.385.180,00 Rp (385.466,25) Rp 2.385.180,00
14 110 Pembersihan dan pembuangan 6 6 1046,35 m2 0 0 0 0 0 0 0 0 - 0,00 Rp - Rp - Rp - 0,00 0 0 Rp - Rp - Rp -
15 112 Pasangan keramik lantai 25x25 cm ( KM ) 12 6 45 m2 2 0,62 1 0,35 0,11 0,03 0,13 0,035 6,083 0,76 Rp 4.130.944,90 Rp 2.996.727,30 Rp 1.134.217,60 0,69 65 17 Rp 701.832,00 Rp (72.064,27) Rp 3.698.559,30
16 113 Pasangan keramik dinding 25x33 cm ( KM ) 12 9 186 m2 5 0,6 3 0,45 0,47 0,03 0,69 0,045 15,000 1,88 Rp 19.889.032,38 Rp 14.638.560,47 Rp 5.250.471,91 1,71 109 37 Rp 3.536.468,30 Rp (571.334,54) Rp 18.175.028,77
17 114 Pasangan list dinding keramik 5x25 cm ( KM ) 6 3 93 m2 2 0,09 5 0,45 0,69 0,045 0,69 0,45 33,333 4,17 Rp 3.502.717,96 Rp 1.787.811,35 Rp 1.714.906,61 3,79 25 1 Rp 748.456,90 Rp (322.149,90) Rp 2.536.268,25
18 115 Pasangan floor drain stenlist 3 2 15 bh 1 0,01 1 0,1 0,025 0,005 0,05 0,05 10,000 1,25 Rp 582.815,80 Rp 526.260,00 Rp 56.555,80 1,14 13 5 Rp 148.375,50 Rp 91.819,70 Rp 674.635,50
19 118 Pasang kran Sun Ei 3 1 15 bh 1 0,01 1 0,1 0,025 0,005 0,05 0,01 10,000 1,25 Rp 507.845,80 Rp 451.290,00 Rp 56.555,80 1,14 13 5 Rp 95.406,50 Rp 19.425,35 Rp 546.696,50
Catatan : Besaran slope dalam kurung berarti pekerjaan bernilai positif atau mendapatkan keuntungan dari perlakuan crashing, ini
dimungkinkan terjadi karena pada perencanaan awal proyek produktivitas tenaga kerja kurang maksimal.
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada Kompresi tahap 1 dihasilkan beberapa lintasan kritis baru tetapi tidak semua
pekerjaan dapat dilakukan percepatan karena telah jenuh seperti pekerjaan pada
task 6, 7, 10, 13, dan task 38. Pekerjaan yang di subkontraktor juga tidak dapat
dilakukan percepatan. Pekerjaan yang bisa dilakukan percepatan untuk tahap
selanjutnya yaitu task 16, 36, 40, 41, dan task 42. Uraian pekerjaan dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
Durasi
No.
No Uraian Pekerjaan Ket
Task Normal Crash
( hari ) (hari)
1 6 Urugan tanah kembali 1 1 jenuh
2 7 Urugan pasir bawah footplat 1 1 jenuh
3 10 Beton Foot plat 50x50 cm, campuran 1 : 2 : 3 2 2 jenuh
4 13 Rabat beton 1 : 3 : 5 ( bawah foot plat ) 1 1 jenuh
5 16 Plesteran 1 : 3 3 1 crash
6 36 Galian tanah 6 3 crash
7 38 Urugan pasir bawah footplat 1 0 jenuh
8 40 Beton footplat 50x50 cm, campuran 1 : 2 : 3 4 2 crash
Beton kaki kolom 20x20 cm, Campuran 1 : 2 :
9 41 4 2 crash
3
10 42 Rabat beton 1 : 3 : 5 ( bawah footplat ) 2 1 crash
11 47 Kolom besi pipa Gip 4", medium A 18 18 subkon
commit to user
12 48 Plat plendes 25x25 cm, tebal 8 mm 12 12 subkon
13 51 Pasang galvalum gelombang cramp cruv, tebal 17 17 subkon
52
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
0.4 mm
Buat alur galvalum gelombang cramp cruv,
14 52 17 17 subkon
tebal 0.4 mm
15 53 Pasang talang galvalum,tebal 0.4 mm 6 6 subkon
Pasang besi wiremes Dia 6 mm, kotak ukuran
16 54 6 6 subkon
15x15 cm
Kompresi yang dilakukan pada tahap 2 dengan data hasil kompresi tahap
sebelumnya, didapatkan waktu penyelesaian yaitu 50,88 hari kerja (59 hari
kalender) dengan total biaya yang diperlukan sebesar Rp. 509.229.385,07 yang
artinya lebih rendah Rp. 434.122,00 dari percepatan tahap 1. Pada kompresi tahap
2 muncul kembali beberapa lintasan kritis baru akan tetapi tidak semua pekerjaan
dapat dipercepat dikarenakan pekerjaan telah jenuh dan telah di subkontraktorkan.
Pekerjaan yang berada pada lintasan kritis yang dapat dilakukan percepatan untuk
tahap selanjutnya antara lain Pek.Pasang Granito, Pek. Cat Tembok
(Mowilek), Pek. Cat kusein, Pintu Dan Jendela (Duco).
Durasi
No.
No Uraian Pekerjaan Ket
Task Normal Crash
( hari ) ( hari )
Ring balok 12/15 cm, campuran 1 : 2 :
1 76 3 0 Jenuh
3
2 77 Plesteran 1 : 3 3 0 Jenuh
3 78 Plesteran 1 : 5 3 0 Jenuh
4 79 Pasang granitto 5 2 Crash
5 87 Kusen alluminium Silver 4 " (PJ.1 ) 6 0 Subkon
Pasang daun pintu alluminium ukuran
6 88 6 0 Subkon
90x210 cm. (PJ.1 )
7 90 Kusen alluminium Silver 4 " (J.1 ) 6 0 Subkon
Pasang daun jendela alluminium
8 91 6 0 Subkon
ukuran 1.10x102 cm (J.1 )
9 121 Cat tembok ( Mowilek ) 18 10 Crash
commit to user
10 123 Cat kusen, pintu,jendela ( Duco ) 11 5 Crash
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
Durasi
No.
No Uraian Pekerjaan keterangan
Task Normal Crashing
( hari ) ( hari )
1 117 Pasangan keramik lantai 40x40 cm 24 14 crash
2 118 Pasangan keramik list 10x40 cm 12 9 crash
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing
Tabel 4.8 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing
Tabel 4.9 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari keempat tahap crash yang telah dilakukan dapat dilihat besarnya biaya yang
harus dikeluarkan untuk melakukan kerja lembur maupun penambahan tenaga
kerja. Selain itu, dari pengolahan dengan Microsoft Project dengan menginputkan
data kebutuhan lembur dan penambahan tenaga kerja berdasarkan tabulasi
percepatan tahap 1 hingga tahap 4 diperoleh perubahan jumlah biaya total dan
pengurangan besarnya biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh proyek.
Nominal perubahan biaya dapat dilihat pada lampiran Microsoft Project. Fluktuasi
Biaya total proyek ditampilkan dalam Tabel 4.10.
Nd Cd Nc Cc
No Tahap Keuntungan
(Hari) (Hari) (Rupiah) (Rupiah)
1 Kondisi Normal 74 74 Rp516.188.297,49 Rp516.188.297,49 Rp -
2 Percepatan Tahap 1 74 54 Rp516.188.297,49 Rp509.663.507,04 Rp 6.524.790,45
3 Percepatan Tahap 2 54 50,88 Rp509.663.507,04 Rp509.229.385,07 Rp 434.121,97
4 Percepatan Tahap 3 50,88 50 Rp509.229.385,07 Rp506.448.363,48 Rp 2.781.021,58
5 Percepatan Tahap 4 50 49 Rp506.448.363,48 Rp501.269.374,29 Rp 5.178.989,19
Total Rp14.918.923,20
Dari Tabel 4.10 terlihat bahwa percepatan pada tahap 1 mengalami penurunan
biaya proyek yang cukup besar karena pada tahap ini alokasi perencanaan awal
tenaga kerja pada proyek kurang maksimal. Sedangkan, pada tahap 2 penurunan
biaya proyek kecil, ini disebabkan beberapa task yang berada pada lintasan kritis
merupakan pekerjaan yang disubkontraktor dan beberapa telah jenuh. Penurunan
biaya yang besar terjadi lagi pada percepatan tahap 4 karena pada tahap ini dua
pekerjaan yang dipercepat merupakan pekerjaan yang berbiaya tinggi serta
memiliki durasi panjang . Penurunan biaya hingga percepatan tahap 4 ini
mencapai Rp.14.918.923,20.
57
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
Nd Cd Nc Cc
No Tahap Keuntungan
(Hari) (Hari) (Rupiah) (Rupiah)
1 Kondisi Normal 74 74 Rp 10.323.765,90 Rp 10.323.765,90 Rp -
2 Percepatan Tahap 1 74 54 Rp 10.323.765,90 Rp 7.533.558,90 Rp 2.790.207,00
3 Percepatan Tahap 2 54 50,88 Rp 7.533.558,90 Rp 7.098.286,61 Rp 435.272,29
4 Percepatan Tahap 3 50,88 50 Rp 7.098.286,61 Rp 6.975.517,50 Rp 122.769,11
5 Percepatan Tahap 4 50 49 Rp 6.975.517,50 Rp 6.836.007,15 Rp 139.510,35
Total Rp 3.487.758,75
Besarnya biaya tidak langsung pada proyek perhari adalah Rp. 139.510,35 yang
didapat dari 2% dari biaya total proyek yang dibagi normal durasi awal proyek.
Pada percepatan tahap 1 hingga tahap 4 didapat penurunan biaya tidak langsung
proyek sebesar Rp. 3.487.758,75. Microsoft Project hanya dapat menampilkan
besarnya biaya total dan biaya tidak langsung, sedangkan besarnya biaya langsung
diperoleh dengan perhitungan di luar Microsoft Project. Besarnya biaya langsung
yang dikeluarkan proyek dapat diketahui dengan mengurangkan biaya total
proyek dengan biaya tidak langsung setiap tahapnya.
Berdasarkan ketiga tabel biaya tersebut maka dapat dibuat grafik hubungan antara
waktu dan biaya pengerjaan proyek. Hubungan ketiga macam biaya tersebut dapat
dilihat pada Grafik 4.1
Rp520,000,000.00
Rp451,000,000.00
Rp515,000,000.00
Rp401,000,000.00
Rp510,000,000.00
Rp351,000,000.00
Rp505,000,000.00
Rp301,000,000.00
Rp151,000,000.00
Rp490,000,000.00
Rp101,000,000.00
Rp485,000,000.00
Rp51,000,000.00
Rp1,000,000.00 Rp480,000,000.00
01/01/1900
02/01/1900
49 03/01/1900
50 04/01/1900
50,805/01/1900
54 74
Grafik 4.1 Grafik Hubungan Antara Waktu dan Biaya Pengerjaan Proyek
Pada Grafik 4.1 menunjukkan fluktuasi biaya seiring dengan berkurangnya durasi
pelaksanaan proyek. Grafik biaya langsung tidak melengkung disebabkan
kompresi berhenti pada percepatan tahap 4 dimana semua pekerjaan telah
disubkontraktor sehingga tidak dapat dilakukan crashing. Untuk itu titik optimal
ditentukan pada durasi ke 49 dengan biaya paling rendah.
Berdasarkan data yang diperoleh dengan durasi optimum 49 hari kerja, maka
dapat diketahui keuntungan yang diperoleh kontraktor serta pengeluaran biaya
total proyek yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
Jadi pengeluran biaya proyek dengan durasi 49 hari kerja yaitu sebesar
Rp.449.650.544,50 dengan keuntungan yang didapat sebesar Rp.66.537.752,94.
Data hasil penelitian ini dianggap valid dengan asumsi kondisi lingkungan proyek
dan cuaca selama pelaksanaan proyek mendukung (misal, cuaca baik : tidak
hujan, tidak terjadi gempa, dll).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Dari optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pemeliharaan
Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi
normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat
diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010.
2. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu
49 hari dengan biaya total proyek sebesar Rp. 501.269.374,29 (belum
termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74
hari kerja ( 90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp. 516.188.297,49.
Jadi, terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya
sebesar Rp. 14.918.923,20
5.2 Saran
commit to user