= 0,65%
2.266.189
Current ratio tahun 2014 = x 100%
3.807.545
= 0,59%
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan
terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu
tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana
menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba
perusahaan.
b. Quick Ratio (Rasio Cepat) adalah membandingkan antara aktiva lancar
dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar.
Quick Ratio = x 100 %
2.581.774 553.364
Quick Ratio tahun 2015 = x 100%
3.957.441
= 0,51%
2.266.189 628.857
Quick Ratio tahun 2014 = x 100%
3.262.054
= 0,50%
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva
lancar yang paling likuid dan mampu menutupi hutang lancar. Semakin
besar quick ratio maka semakin baik pula perusahaan pula kondisi
perusahaan. Namun apabila quick ratio memiliki perbandingan 1:1 atau
100% perusahaan tersebut dianggap kurang baik.
c. Cash Ratio (Rasio Kas) adalah rasio yang menunjukkan posisi kas
yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki
dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.
Cash Ratio = x 100%
2.581.774
Cash Ratio tahun 2015 = x 100%
30.000
= 86,059%
2.266.189
Cash Ratio tahun 2013 = x 100%
495.990
= 4,56%
Rasio ini menunjukan kemampuan kas untuk menutupi hutang lancar.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
semua kewajiban. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk melunasi seluruh kewajiban (utang) yang ada dengan
menggunakan seluruh asset (aktiva) yang dimiliki.
Untuk laporan keuangan diatas perhitungan solvabilitasnya saya
menggunakan Debt to Equity Ratio dan debt to capital Assets
a. Total Debt to Equity Ratio adalah menggambarkan sampai
sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang
kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga
sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang.
Debt to Equity Ratio = x100%
()
3.957.441
Total debt Equity Ratio tahun 2015 = x 100%
8.449.857
= 0,46%
3.807.545
Total debt Equity Ratio tahun 2014 = 8.581.969 x100%
=0,44%
b. Total Assets to Total Debt Ratio (Debt Ratio) perbandingan
antara total hutang dengan total aktiva.
Total debt to capital assets = x 100%
8.871.708
Total debt to capital assets 2014 = 17.321.565 x 100%
= 0,51%
8.617.335
Total debt to capital assets 2013 = x100%
17.199.304
= 0,50%
3. Rasio Rentabilitas
Rasio Rentabilitas adalah menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata
lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Cara penilaian rentabilitas, yaitu
a. Gross Profit Margin adalah mencerminkan atau menggambarkan
laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan.
Gross Profit Margin = x 100%
2.139.445
Total Gross Profit Margin 2015 = 9.239.022 x 100%
= 0,23%
2.776.265
Total Gross Profit margin 2014 = 9.483.612 x 100%
= 0,29 %
175.127
Total Net Profit Margin 2015 = 9.239.022 x 100%
= 0,018%
659.867
Total Net Profit Margin 2014 = x100%
9.483.612
= 0,069%
350.418
Total Rentabilitas Ekonomi tahun 2015 = 17.321.565 x 100%
= 0,020%
928.746
Total Rentabilitas Ekonomi tahun 2014 = 17.199.304 x 100%
= 0,053%
Return On Investment = x 100%
175.127
Total Return On Investment tahun 2015 = 17.321.565 x 100%
= 0,010%
659.867
Total Return On Investment tahun 2014 = 17.199.304 x100%
= 0,038%
175.127
Total Return On Equity tahun 2014 = 8.449.857 x 100%
= 0,020%
659.867
Total Return On Equity tahun 2013 = 8.581.969 x 100%
=0,076%
1. Struktur Perusahaan
a. Presiden Direktur
Gary Schutz
Diangkat pada bulan Oktober 2014 sebagai Presiden Direktur dan
CEO Holcim Indonesia. Gary Schutz berpengalaman selama lebih dari 20
tahun bersama Holcim, sebelumnya menjabat sebagai CEO Holcim
Vietnam. Beliau menjabat berbagai posisi di pabrik semen dan manajemen
proyek dari 1994 hingga 2002, lalu menjadi Plant Manager di Hon Chong
hingga 2005 dan menjabat Technical Director hingga 2009. Sebelum
bergabung dengan Holcim, beliau menjabat sebagai manajemen senior
bersama Siemen AG dan Peyer AG. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik
Mesin dari University of Applied Science di Rapperswil, Swiss, dan MBA
dari University of South Australia.
b. Finance Director
Kent Carson
Diangkat pada bulan Mei 2014 sebagai Finance Director, Kent
Carson selama 17 tahun mempunyai peran kepemimpinan dengan
perusahaan multinasional, termasuk Holcim, dan pengalaman dalam
manajemen rantai pasokan, teknologi informasi, manajemen perubahan
serta keuangan. Sebelumnya menjabat sebagai CFO dan SVP Finance di
Holcim Kanada, mengatur proyek merjer Holcim yang mengakuisisi
perusahaan di Kanada dan Amerika Serikat, termasuk integrasi sistem TI,
layanan pendukung dan tenaga kerja. Sebagai Direktur N.A. Business
Services beliau pertama kali mendirikan Pusat Layanan Holcim di
Amerika Utara.
c. Director of Commercial
Jan Kunigk
Menjabat sebagai Director of Commercial sejak bulan Januari
2013. Jan Kunigk bertanggung jawab atas semua kegiatan penjualan dan
pemasaran, dan menjalankan program manajemen perubahan dan
transformasi untuk mengubah pola pikir dan struktur organisasi dari yang
semula berorientasi pada produk menjadi fokus pada pelanggan dan
memiliki perangkat yang efektif dan mampu menangani persoalan dengan
segera.
d. Director of Ready-mixed Concrete
Derek Williamson
Derek menduduki jabatan Director of Ready-mixed Concrete,
Aggregates and Construction Solutions sejak bulan Mei 2008, dan
bertanggung jawab atas 3 entitas anak PT Holcim Indonesia Tbk, yaitu PT
Holcim Beton, PT Readymixed Indonesia dan PT Pendawa Lestari
Perkasa. Selama 17 tahun beliau bekerja di industri bahan bangunan di
Australia, Thailand dan Indonesia. Sebelum masuk Holcim Indonesia pada
tahun 2006, beliau memegang sejumlah posisi penting di berbagai
perusahaan multinasional seperti Pioneer Concrete, Hanson plc dan Boral
Concrete. Di Boral, Thailand, beliau ditunjuk menjadi Sales Director.
Beliau meraih gelar pascasarjana Manajemen Tambang dari University of
Leeds, inggris.
e. Director of Supply Chain
Mochammad Fazri Yulianto
Menjabat sebagai Director of Supply Chain, sejak Juni 2006
dengan tanggung jawab mengelola unit operasi rantai pasokan dan logistik
di pasar . Beliau mulai bekerja di Holcim Indonesia pada tahun 2003, dan
menjabat sebagai Corporate Procurement Manager sebelum ditunjuk
menjadi Direktur. Sebelum bergabung dengan Holcim Indonesia, beliau
bekerja di PT Kimberley Lever Indonesia sebagai Assistant Procurement
Manager dan memegang jabatan terkait operasional rantai pasokan di
beberapa perusahaan. Beliau adalah sarjana Teknik Kimia dari Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta.
f. Human Resources Director
Wiwik Wahyuni
Diangkat menjadi Human Resources Director pada bulan Oktober
2014. Wiwik Wahyuni berpengalaman lebih dari 15 tahun di bidang
manajemen sumber daya manusia, dan sangat ahli serta berpengalaman
mengembangkan strategi perubahan budaya dan transformasi organisasi.
Beliau cakap menyusun dan menangani perusahaan multinasional kelas
dunia dalam berbagai program pengembangan karyawan, manajemen,
produktivitas dan remunerasi serta merekrut dan mempertahankan
personil. Sebelum bergabung dengan Holcim, beliau adalah HR Director
Campbells Arnotts Indonesia.
g. Direktur Independen dan Sekretaris Perusahaan
Farida Helianti Sastrosatomo
Diangkat pada bulan Oktober 2014 sebagai Direktur Independen
dan Sekretaris Perusahaan. Karir beliau selama 17 tahun sebagai penasihat
perusahaan untuk sejumlah perusahaan terkemuka. Pengalamannya yang
luas dalam merjer perusahaan, akuisisi, restrukturisasi utang dan hukum
perusahaan. Sebelum bergabung dengan Holcim beliau menjabat sebagai
Direktur Legal PT Carrefour Indonesia sejak tahun 2007. Sebelumnya
menjabat sebagai Resource Director dengan perusahaan investasi PT
Maxima Integra Investama dalam bidang pembangkit listrik, di PT
(Persero) Danareksa, bank investasi pemerintah, termasuk Executive
Director, selama 10 tahun mengelola beberapa departemen dan anak
perusahaan, sebagai Sekretaris Perusahaan dan Legal Head. Beliau pernah
bekerja dengan American Express Bank Ltd selama 5 tahun sebagai
General Counsel. Helianti Sastrosatomo meraih gelar Sarjana Hukum dari
Universitas Indonesia.
h. Manufacturing Director
Lilik Unggul Raharjo
Lilik ditunjuk sebagai Manufacturing Director perusahaan pada
bulan Juli 2009 setelah sebelumnya bekerja sebagai Plant Manager Cilacap
mulai tahun 2006 sampai dengan 2009. Lilik memegang beberapa jabatan
manajemen produksi dan teknis sejak bergabung dengan Holcim pada
tahun 1991. Sebelum itu ia bekerja untuk Badan Tenaga Atom Nasional
dan di bagian litbang di perusahaan produsen keramik. Lilik adalah sarjana
Teknik Kimia dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
2. Struktur Modal
a. Arti Modal Perusahaan
Modal adalah sejumlah dana yang menjadi dasar untuk mendirikan
suatu perusahaan, perusahaan menggunakan dana ini untuk mengembangkan
usaha yang telah dijalankan perusahaan untuk membuat usaha tersebut.
3. Strategi Perusahaan
a. Price of Holcim Indonesia
Dari segi harga yang ditawarkan, produk dari PT. Holcim Indonesia
Tbk cenderung lebih mahal bila dibandingkan dengan produk lain sejenis.
Pihak PT. Holcim Indonesia Tbk mengklaim bahwasanya penetapan harga ini
mempertimbangkan kualitas produk yang akan ditawarkan. Dimana menurut
pihak PT. Holcim Indonesia Tbk teknologi produk semen serta kualitas yang
mereka tawarkan lebih baik dari produk lain yang sejenis.
4. Manajemen Aset