Abstrak
Perubahan fasa dapat terjadi ketika terdapat perubahan temperatur dan tekanan. Air dapat berubah menjadi gas
ketika temperatur dinaikan dan tekanan diturunkan. Pada praktikum kali ini diselidiki tekanan uap air pada temperatur 35oC
sampai 53oC. Berdasarkan persamaan Clausius-Clapeyron, tekanan akan naik ketika temperatur turun dan hal ini sesuai
dengan percobaan yang kita lakukan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan labu 3 leher yang dihubungkan dengan
vakum, manometer, dan termometer. Pada praktikum didapat nilai rata-rata sebesar 3,56405 KJ dengan nilai KSR sebesar
91,3493915 % . Nilai KSR yang besar ini disebabkan keadaan lingkungan di sekitar tabung 3 leher dan kondisi pada setiap
katup pada tabung 3 leher yang tidak rapat sehingga membuat keadaan tabung tidak vakum.
dP H v
dT
P RT 2 ...............(5)
H v
P2 T2
1 1
P PdP R T
T1
2
dT
1 .....................(6)
P2 H v 1 1
ln
P1 R T2 T1
........(7)
Titik A pada kurva menunjukkan adanya Persamaan (8) disebut Persamaan Clausius
kesetimbangan antara fasa fasa padat, cair Clapeyron. Dengan menggunakan persamaan
dan gas. Titik ini disebut sebagai titik tripel. di atas, kalor penguapan atau sublimasi dapat
Untuk menyatakan keadaan titik tripel hanya dihitung dengan dua tekanan pada dua
dibutuhkan satu variabel saja yaitu temperatur temperatur yang berbeda1.
atau tekanan. Sehingga derajat kebebasan untuk
titik tripel adalah nol. Sistem demikian disebut
sebagai sistem invarian1.
H penguapan
S penguapan 88 J / K .mol
Tdidih (9)
III. Percobaan
Langkah-langkah percobaan yang
dilakukan adalah : 600 ml air demineralisasi
Analisa:
dipanaskan selama 10 menit, kemudian catat
temperatur setelah dipanaskan selama 10 menit Pada praktikum kali ini berjudul
tersebut. Setelah dipanaskan, kembalikan tekanan uap air dibawah 100C panas molar
temperatur air ke temperatur kamar yaitu 27oC penguapan. Dimana kita memanaskan air
dengan menggunakan es. Jika air sudah sampai mendidih dengan menggunkan hitter
kembali ke temperatur kamar, masukan air ke (pemanas). Kemudian kita dinginkan dengan
dalam labu tiga leher, panaskan air dengan menggunakan air es yang diletakkan di sekitar
menggunakan air blower, sebelum mencapai gelas ukur hingga temperatur air menjadi 30C.
suu 35oC selang pada vakum jangan sampai Hal ini dilakukan agar kandungan mineral
mengenai air. Temperatur 35oC merupakan titik dalam air hilang karena proses pemanasan dan
awal dimulainya pengukuran tekanan, setelah pendinginan air (dimeneralisasi). Setelah air
itu catat dan amati perubahan tekanan sampai berada pada suhu 30C kita masukka air
temperatur 85oC dengan rentang pengukuran tersebut pada tabung 3 leher sebanyak 250ml
5oC. Susunan alat percobaan dapat dilihat pada yang disediakan. Lalu kita memvakumkan
gambar 3. tabung tersebut menggunakan pompa vakum.
Setelah tabung tersebut dalam keadaan vakum
barulah kita siapkan statif untu penyangga
blower kemudian kita arahkan pada dinding
tabung. Hal ini dimaksudkan untuk menaikkan
suhu pada tabung 3 leher. Lalu kita amati dan
catat setiap kenaikan suhu 2C pada jurnal.
Dari praktikum yang telah dilakukan
dapat dianalisa bahwa data temperatur dan
Gambar 3. Susunan alat percobaan2 tekanan yang didapat sesuai dengan teori gas
ideal dan persamaan Clausius-Clapeyron, yang
IV. Data dan Analisis menyatakan bahwa antara tekanan dan
temperatur nilainya adalah berbanding terbalik.
Dari praktikum didapat data perubahan
tekanan dan temperatur: Pada tujuan praktikum panas molar
akan ditentukan nilainya dari 40oC hingga
85oC, namun pada saat praktikum hanya
didapat data 35C hingga 53oC, sehingga belum
diketahui nilai panas molar penguapan untuk
rentang 55oC 85oC, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu air blower yang
digunakan masih belum bekerja secara
maksimal untuk menaikkan temperatur dan
lingkungan sekitar alat praktikum yang
mempengaruhi seperti udara dari luar yang Jurusan Fisika. Fakultas MIPA.
menghambat proses penaikan temperatur. Universitas Padjadjaran.
Nilai panas molar yang didapat atau [3]. Sulistiati, Ainie, KR. 2010.
disebut panas molar percobaan nilainya Termodinamika. Yogyakarta. Graha
3,564051 kJ, sedangkan panas molar literatur Ilmu
atau nilai panas molar yang didapat dari grafik
(menggunakan at) nilainya adalah 428,66 kJ.
Perbedaan yang cukup besar ini bisa saja
disebabkan oleh pembacaan nilai tekanan atau
Pread yang digunakan untuk menghitung panas
molar dirasa kurang akurat, sebab jarum
penunjuk tekanan pada manometer tidak
menunjukan ke arah yang ada angkanya,
sehingga nilai tekanan yang didapat merupakan
hasil perkiraan.
Pada grafik semilogaritmik antara P da
1/T didapat hasil yang sesuai dengan grafik
yang ditunjukan oleh persamaan Clausius-
Clapeyron, berdasarkan rumus terlihat bahwa
antara tekanan dan suhu letaknya adalah
berbanding terbalik, hal ini disebabkan adanya
pengaruh ln, sebenarnya antara tekanan dan
suhu nilainya adalah berbanding lurus yang
juga sesuai dengan persamaan gas ideal.
V. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan
bahwa:
1. Dari percobaan kita ketahui bahwa pada
suhu 35C - 53C tekanan uap air
berbanding terbalik dengan temperatur.
2. Dari data perhitungan terlihat bahwa
persamaan Clausius Clapeyron
menggambarkan hubungan antara
tekanan dan temperatur uap air yaitu
berbanding terbalik.
3. Dari data perhitungan didapat nilai
panas molar rata-rata yaitu = 3,566405
KJ dengan nilai KSR 91,3493915 %
Daftar Pustaka
[1]. Tipler, P,A. 1998. Fisika untuk Sains
dan Teknik Jilid I. Jakarta. Erlangga.
[2]. Tim Dosen Pengampu 2016. Panduan
Praktikum Fisika Eksperimen IIB.