Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I

PENENTUAN KADAR NaCl DENGAN TITRASI PENGENDAPAN


Tanggal Praktikum : Kamis, 13 Oktober 2016

Tanggal Pengumpulan : Kamis, 27 Oktober 2016

Disusun Oleh :

VINI YULIANTI

1157040065

KIMIA 3-B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
A. TUJUAN
B. PEMBAHASAN
Titrasi pengendapan (argentometri) dalam praktikum ini digunakan untuk menentukan kadar
NaCl atau kadar ion halide Cl- dalam larutannya. Titrasi ini didasarkan pada pembentukan
endapan yang sukar larut antara ion halide dengan ion perak (Ag+). Metode yang digunakan
pada percobaan penentuan kadar NaCl ini adalah metode Mohr dan metode Volhard.
1. Metode Mohr
a. Standarisasi AgNO3
Pada percobaan ini, analit dititrasi menggunakan larutan AgNO3. Oleh karena itu, larutan
AgNO3 ini harus distandarisasi terlebih dahulu sebelum digunakan dalam kerja analitis yang
memerlukan keakuratan. Praktikan menstandarisasi larutan AgNO3 dengan mentitrasinya
menggunakan larutan NaCl sebagai larutan baku primer yang telah diketahui konsentrasinya
secara tepat yaitu 0.1000 M. Pada titrasi standarisasi AgNO3 ini, indikator yang digunakan
adalah indikator kromat (K2CrO4), yang mana pada akhir titrasi kelebihan Ag+ dalam
larutan akan bereaksi dengan ion CrO4- membentuk endapan berwarna merah bata
berdasarkan reaksi :
Ag+(aq) + CrO42-(aq) Ag2CrO4(s) merah bata
Perlakuan yang dilakukan yaitu, sebanyak 10 ml larutan NaCl 0.1000 M yang merupakan
larutan tidak berwarna ditetesi dengan indikator kromat berwarna kuning, larutan yang
dihasilkan berwarna kuning. Kemudian proses titrasi dilakukan dengan penambahan larutan
AgNO3, selama proses titrasi berlangsung, terbentuk endapan berwarna kuning keruh, warna
kuning berasal dari indikator kromat, sedangkan keruhnya adalah endapan putih AgCl yang
dihasilkan berdasarkan reaksi :
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) endapan putih
Endapan berubah warna menjadi merah bata pada volume AgNO3 sebanyak 10.20 ml, 10.10
ml dan 10.10 ml dengan volume rata-rata 10.13 ml. hal ini mengindikasikan bahwa pada
volume tersebut, kelebihan Ag+ dalam larutan telah bereaksi dengan indikator kromat
sehingga terbentuk endapan merah bata yang berasal dari senyawa Ag2CrO4. Dari
perhitungan berdasarkan hasil pengamatan, didapat konsentrasi AgNO3 sebesar 0.0987 M
b. Penentuan Kadar NaCl
Penentuan kadar NaCl dalam sampel (larutan tidak berwarna) dilakukan dengan cara
mentitrasinya dengan larutan AgNO3 0.0987 M yang telah distandarisasi. Karena metode
yang digunakan adalah metode Mohr, maka indikator yang digunakan adalah indikator
kromat (K2CrO4). Selama proses titrasi berlangsung, terbentuk endapan berwarna kuning
keruh, warna kuning ini berasal dari indikator kromat, dan keruhnya adalah endapan putih.
Adanya endapan putih ini menandakan bahwa ion-ion Ag+ telah bereaksi dengan ion Cl-
membentuk endapan putih AgCl, reaksi yang berlangsung yaitu:
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) endapan putih
Pada akhir titrasi, endapan berubah warna menjadi merah bata pada volume AgNO3
sebanyak 15.40 ml, 15.30 ml, 15.30 ml dengan volume rata-rata 15.33 ml. endapan merah
bata ini berasal dari senyawa Ag2CrO4 yang dihasilkan karena kelebihan ion Ag+ bereaksi
dengan ion kromat (CrO42-), reaksi yang terjadi yaitu:
Ag+(aq) + CrO42-(aq) Ag2CrO4(s) merah bata
Dari hasil perhitungan berdasarkan hasil pengamatan, didapat kadar NaCl dalam sampel
sebesar 0.1513 M dengan kadar Cl- sebanyak 61.0109%.
2. Metode Volhard
a. Standarisasi KSCN
Pada standarisasi KSCN, dilakukan titrasi menggunakan larutan NaCl sebagai larutan baku
primer yang telah diketahui konsentrasinya secara tepat yaitu 0.1000 M. pada metode ini
dignakan indikator Fe3+ yang berasal dari senyawa FeCl3.6H2O, dimana pada akhir titrasi
kelebihan ion SCN- akan bereaksi dengan Fe3+ membentuk ion kompleks berwarna merah
yang larut berdasarkan reaksi:
Fe3+(aq) + SCN-(aq) FeSCN2+(aq) merah
Sebanyak 10 ml larutan NaCl 0.1000 M ditambahan 20 ml AgNO3, hasilnya terbentuk
endapan berwarna putih, endapan tersebut adalah AgCl. Kemudian campuran tadi
ditambahkan 2 ml nitrobenzena, penambahan ini dilakukan untuk melindungi AgCl dari
interaksi dengan tiosianat. Pada pengamatan titrasi, setelah mencapai titik equivalen yang
ditandai dengan adanya larutan berwarna merah dan endapan, maka proses titrasi
dihentikan, warna merah tersebut berasal dari ion komplek FeSCN2+. Larutan KSCN yang
digunakan sebanyak 10.60 ml dan 11.60 ml dengan volume rata-rata 11.10 ml. dari hasil
perhitungan, didapat konsentrasi KSCN sebesar 0.0900 M.
b. Penentuan Kadar Sampel NaCl
Dalam penentuan kadar NaCl dalam sampel dengan metode Volhard, titrasi dilakukan
menggunakan larutan KSCN 0.0900 M yang telah distandarisasi sebagai titran dan indikator
yang digunakan adalah Fe3+ dari senyawa FeCl3.6H2O. Perlakuan yang dilakukan antara
lain, sebanyak 5 ml larutan sampel NaCl tidak berwarna yang belum diketahui kadarnya,
ditambahkan sebanyak 10 ml AgNO3, penambahan tersebut menyebabkan terbentuknya
endapan putih yang merupakan endapan AgCl. Kemudian campuran tadi ditambahan 1 ml
nitrobenzena, larutan berubaha menjadi kuning namun terpisah dengan larutan lainnya
seperti minyak dalam air. Penambahan nitrobenzene ini dilakukan untuk melindungi AgCl
dari interaksi dengan tiosianat. Titrasi dihentikan pada volume KSCN sebanyak 4.80 ml,
4.70 ml dan 4.70 ml dengan volume rata-rata 4.73 ml, larutan berubah warna menjadi merah
yang menandakan bahwa kelebihan ion SCN- telah bereaksi dengan Fe3+ membentuk ion
komplek FeSCN2+ berwarna merah. Dari hasil perhitungan berdasarkan hasil pengamatan,
didapat kadar NaCl dalam sampel sebesar 0.0426 M dan dengan kadar Cl- sebanyak
8.1249%.
C. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai