Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan
politik ketika negara Indonesia didirikan dan hingga sekarang di era
globalisasi negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada Pancasila
sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara tentulah pancasila harus menjadi
acuan negara dalam menghadapi tantangan global dunia yang terus
berkembang.
Di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting untuk
menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Karena dengan adanya
globalisasi batasan antar negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai
kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat. Hal ini dapat
memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Jika kita
dapat menyaring dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak
globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena
dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa serta
negara di dunia. Namun, jika kita tidak dapat menyaring dengan baik hal-hal
negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi
kebudayaan Indonesia. Dari faktor tersebutlah di butuhkan peranan
Pancasila sebagai dasar dan pedoman negara dalam menghadapi tantangan
global yang terus meningkat diera globalisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana ideologi Pancasila dalam perspektif global?
2. Bagaimana peran dan dampak globalisasi bagi bangsa?

1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui ideologi Pancasila dalam perspektif global
2. Mengetahui peran dan dampak globalisasi bagi bangsa

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila sebagai Ideologi


1. Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata idea berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita, dan logos berarti ilmu. Kata idea sendiri
berasal dari Bahasa Yunani eidos yang artinya bentuk. Selanjutnya ada
kata idein yang artinya melihat. Dengan demikian, secara harfiah
ideologi berarti imu pengertian dasar, cita-cita yang bersifat tetap yang
harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus
merupakan dasar, pandangan, atau paham ( Hidayat, 2001;Kaelan, 2005)
Berbagai pengertian tentang ideologi dikemukakan para pakar :
1. Anthony Downs (1957 dalam Hidayat, 2001) memberi pengertian
ideologi sebagai seperangkat asumsi dasar baik normatif maupun
empiris mengenai sifat dan tujuan manusia atau masyarakat agar dapat
dipakai untuk mendorong serta mengembangkan teori politik.
2. Poespowardojo (1992) berpendapat ideologi sebagai kompleksitas
pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi
seseorang ( masyarakat ), untuk memahami jagat raya dan bumi
seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
3. Thompson (1984) menjelaskan ideologi adalah seperangkat gagasan
atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisasi
menjadi suatu sistem yang teratur.
4. Horton & Hunt (1984) menjelaskan ideologi adalah suatu sistem
gagasan yang menyetujui seperangkat norma.
5. Newman (1973) menyatakan ideologi sebagai seperangkat gagasan
yang menjelaskan atau melegalisasikan tatanan sosial, struktur
kekuasaan, atau cara hidup dilihat dari segi tujuan, kepentingan atau
status sosial dari kelompok atau kolektivitas di mana ideologi itu
muncul.
6. Mubyarto (1992) memberi pengertian ideologi adalah sejumlah
doktrin, kepercayaan, dan simbol kelompok masyarakat atau suatu

3
bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman kerja atau perjuangan
untuk mencapai tujuan masyarakat bangsa.
7. Tjokroamidjojo (1992) yang menyitir pendapat Shill, menyatakan
bahwa ideologi adalah keharusan untuk melaksanakan dalam sikap,
perilaku, dan perbuatan penganutnya, yang diusahakan diundangkan
secara legal dan dihubungkan dengan suatu bahan kelembagaan untuk
merealisasikan pola kepercayaan tersebut.
2. Karakteristik Ideologi
Hidayat (2001); Kaelan (2005), menyatakan ideologi sebagai
pandangan masyarakat memiliki karakteristik :
a. Ideologi sering muncul dan berkembang dalam situasi kritis
b. Ideologi memiliki jangkauan yang luas, beragam, dan terprogram
c. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan
d. Ideologi memiliki pola pemikiran yang sistematis
e. Ideologi cenderung eksklusif, absolute, dan universal
f. Ideologi memliki sifat empiris dan normative
g. Ideologi dapat dioperasionalkan dan didokumentasikan
konseptualisasinya
h. Ideologi biasanya terjadi dalam gerakan politik
3. Fungsi Ideologi
Hidayat (2001) menjelaskan fungsi ideologi bagi manusia adalah :
a. Sebagai pedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa untuk
berpikir, melangkah, dan bertindak
b. Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi
individu, masyarakat, dan bangsa untuk mencapai tujuan
c. Sebagai upaya menghadapi berbagai persoalan masyarakat dan
bangsa di segala aspek kehidupan.
Cahyono & Al Hakim (1982), menjelaskan fungsi ideologi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah :
a. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan
masnusia secara individual
b. Membantu manusia dalam upaya untuk melibatkan diri di berbagai
sektor kehidupan masyarakat

4
c. Memberikan wawasan umum mengenai eksistensi manusia,
masyarakat, dan berbagai institusi yang ada dalam masyarakat
d. Melengkapi struktur kognitif manusia
e. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan untuk
mengarahkan berbagai pertimbangan dan tindakan manusia, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
f. Sebagai sarana untuk mengendalikan konflik ( fungsi integratif )
g. Sebagai lensa dan cermin untuk individu untuk melihat dunia dan
dirinya, serta sebagai jendela agar orang lain bisa melihat dirinya
h. Sebagai kekuatan dinamis dalam kehidupan individu atau kolektif
Sementara itu, Poespowardojo (1992) menyatakan bahwa ideologi
memiliki fungsi
a. Struktur kognitif ialah keseluruhan pengetahuan yang merupakan
landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia serta kejadian
alam sekitarnya
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan
makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia
c. Norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk
melangkah dan bertindak
d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya
e. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang
untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan
f. Pendidikan bagi orang atau masyarakat untuk memahami,
menghayati serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan
orientasi dan norma yang terkandung di dalamnya
4. Kedudukan Pancasila dan Fungsi Pancasila dalam Kehidupan
NKRI
Pancasila menempati dua kedudukan utama, yaitu sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa. Sebagai dasar negara, Pancasila
dijadikan dasar atau landasan dalam mendirikan bangunan NKRI
sedangkan sebagai pandangan hidup bangsa (way of life), Pancasila
memberikan tuntunan pada seluruh bangsa Indonesia dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari.

5
Di samping dua kedudukan utama Pancasila di atas, juga terdapat
fungsi Pancasila, yaitu :
a. Sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Pancasila merupakan sikap mental, tingkah laku, dan amal
perbuatan bangsa Indonesia yang bersifat khas, berbeda dengan
kepribadian bangsa lain.
b. Pancasila sebagai jiwa dan moral bangsa Indonesia
Pancasila merupakan jiwanya bangsa Indonesia.
c. Pancasila sebagai perjanjian luhur
Pancasila merupakan hasil perjanjian dari wakil rakyat yang
mengesahkan perjanjian itu.
d. Sebagai falsafah yang mempersatukan bangsa Indonesia
Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan
bangsa Indonesia
e. Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa Indonesia
Pancasila merupakan prinsip yang mengantarkan bangsa Indonesia
dalam mengejar cita nasionalnya.
5. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Ideologi berkaitan dengan tertib nasional dan tertib politik yang
berupaya secara sadar sistematis mengubah dan memperhatikan tertib
masyarakat. Ideologi negara dan ideologi bangsa dapatlah dikatakan
sebagai suatu pemikiran mendalam, diyakini kebenarannya oleh suatu
bangsa pendukungnya dalam mempersatukan gerak langkah kelompok,
golongan, dan partai untuk menyatukan diri, menyerasikan diri secara
berdaya guna dalam kehidupan politik, tingkah laku politik, tujuan
politik suatu negara dalam upaya mewujudkan tujuan nasional
berdasarkan kepentingan nasional suatu bangsa atau negara.
Pancasila sebagai ideologi nasional memiliki kekuatan mengikat
dan berlaku bagi segenap bangsa Indonesia serta kekuatan sosial
politik yang ada di NKRI. Pancasila sebagai filsafat negara , filsafat
bangsa, dan ideologi nasional mengatasi paham perseorangan,
golongan, suku bangsa, dan keyakinan agama. Dengan Pancasila
sebagai ideologi nasional, pada hakekatnya berupaya meletakkan

6
secara proporsional bahwa kepentingan bangsa dan negara harus
ditempatkan pada kedudukan utama atas kepentingan apapun.
Dardji Darmodiharjo (1986) mengatakan bahwa tujuan Pancasila
sebagai ideologi adalah :
a. Memperkuat kepribadian bangsa Indonesia agar terhindar dari
ancaman dan gangguan kepribadian dan ideologi lain
b. Mengembangkan demokrasi berdasarkan pada Pancasila,
persatuan, dan kesatuan bangsa
c. Memantapkan pengembangan dan penerusan jiwa, semangat, dan
nilai 1945 kepada generasi muda
d. Memantapkan ketahanan nasional
e. Meningkatkan kemampuan dalam mewujudkan kesejahteraan
nasional
Kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa, termaktub di dalam
pembukaan
UUD 1945 adalah dasar negara dari NKRI yang harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan bernegara. Dengan demikian, makna Pancasila
sebagai ideologi bangsa adalah sebagai keseluruhan pandangan, cita,
keyakinan, dan nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu
diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
6. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Menurut Kaelan (2005), perbedaan ideologi terbuka dan tertutup
sebagai berikut :
IDEOLOGI TERBUKA IDEOLOGI TERTUTUP
Nilai dan cita-cita tidak dipaksakan Bukan merupakan cita-cita yang
dari luar sudah hidup dalam masyarakat
Nilai dan cita-cita digali dari Merupakan cita-cita satu
kekayaan rokhani, moral, dan kelompok orang yang
budaya masyarakat sendiri mendasari suatu program untuk
mengubah dan memperbarui
masyarakat
Hasil musyarawah dan konsensus Dibenarkan atas nama ideologi

7
masyarakat masyarakat harus berkorban
Milik seluruh rakyat, oleh karena Kepercayaan dan kesetiaan
itu sekaligus sebagai kepribadian ideologis yang kaku
masyarakat
Isinya tidak operasional, menjadi Bukan merupakan nilai dan
operasional bila diwujudkan dalam cita-cita
konstitusi
Bersifat dinamis dan reformis Terdiri atas tuntunan konkrit
dan operasional yang diajukan
secara mutlak
Adanya ketaatan yang mutlak,
bahkan kadang dengan
menggunakan kekuatan dan
kekuasan

Nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka


adalah:
a. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila Pancasila. Nilai dasar ini
merupakan esensi dari sila Pancasila yang bersifat universal,
sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan
serta nilai yang baik dan benar.
b. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan, strategi,
sasaran serta lembaga pelaksanaannya.
c. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai instrumental dalam
suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
7. Kaji Banding Kepribadian Bangsa Indonesia dengan Bangsa Lain
Hal yang perlu diperhatikan dalam mencermati nilai bangsa lain
adalah perlunya kesadaran bahwa kehidupan itu sifatnya utuh dan tidak
terpecah-pecah. Tidak ada suatu bangsa yang hanya memiliki nilai
bermakna positif tanpa memiliki nilai negatif, begitu pula sebaliknya.
Sifat positif dan negatif dalam kehidupan manusia merupakan satu
kesatuan yang utuh dan kodrati.

8
Beberapa nilai yang dapat dikategorikan positif untuk kehidupan
manusia dan kemanusiaan dari bangsa Indonesia dibandingkan bangsa
barat, yaitu :

Kepribadian Indonesia Kepribadian Barat


Kehidupan kolektif Berpikir logis dan rasional
Gotong royong Berpikir dan bertindak sistematis
Mementingkan diskusi tentang Hubungan antar manusia
kebatinan dan mementingkan berdasarkan asas guna
mistik
Orang Indonesia memang tidak Organisatoris
suka berusaha dengan sengaja,
dengan gigih dan tekun agar dapat
mencapai suatu tujuan material,
tetapi hal ini tidak berarti bahwa
mereka tidak mementingkan
materi
Adat sopan santun dalam Orang Amerika bersikap ramah
kebudayaan di Indonesia pada secara spontan dan tidak hanya
umumnya memang menyaratkan secara lahiriah saja
sifat ramah
Dalam kebudayaan Asia pada Individualisme
umumnya, khususnya di
Indonesia, sifat individualisme
memang kecil sekali
Memiliki daya kreatifitas (ukil) Mengagungkan kebebasan
yang tinggi
Supel Sangat menhargai dan
menghormati Hak Asasi
Manusia
Mengagungkan nilai
kemanusiaan

9
8. Pancasila sebagai paradigma Pembangunan Nasional
Pancasila harus melandasi seluruh gerak pembangunan
nasional, yang meliputi seluruh bidang kehidupan politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan. Setiap negara membutuhkan
pembangunan untuk melakukan perubahan sosial menuju ke suatu
tujuan yang ditentukan dan disepakati bersama (Wijaya, 2001).
Pembangunan nasional harus berlandaskan kepada ideologi
bangsa. Oleh karena itu, pembangunan nasional di Indonesia harus
berdasarkan pada nilai yang terkandung dalam Pancasila. Tahapan
pembangunan nasional yaitu, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, maupun pengawasan serta evaluasi hasil pembangunan,
kesemuanya harus terinspirasi, terpedomani, serta terstandardisasi
terhadap nilai Pancasila dalam mewujudkan tujuan NKRI sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Pembangunan nasional di Indonesia saat ini masih dikatakan belum
mencapai tujuan nasional. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan di
dalam memahami, menafsirkan, dan melaksanakan Pancasila dengan
cara dilepaskan, diredusir dari nilai yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 sedemikian rupa sehingga Pancasila disalahgunakan untuk
tujuan yang justru yang bertentangan dengan Pancasila itu sendiri.
9. Pancasila dan Pengetahuan IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi di manapun tempatnya dan kapan
pun terjadinya tidak mungkin dapat berkembang atau dikembangkan
secara optimal, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, bilamana
tanpa disadari pada situasi yang kondusif secara kultural maupun
struktural (Wibisono, 2001)
Pancasila dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan
memberi ruang yang seluas-luasnya untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Permasalahannya di dalam upaya mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi hendaknya tidak melupakan implementasi
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
10
Posisi pancasila sebagai paradigma dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi terletak pada dasar dan arah penerapannya,
yaitu pada aspek ontologis, epistomologis, dan aksiologis.
Bagaimanapun tingginya ilmu pengetahuan dan teknologi, bila tidak
diimbangi dengan nilai moral yang bersumber pada nilai budaya
masyarakat maka ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut menjadi
mandul (Wibisono, 2001).
Dengan demikian Pancasila harus dipahami sebagai satu kesatuan
organis, di mana masing-masing sila saling menjiwai sila yang lain.
Pemahaman mengenai Pancasila juga harus diletakkan dalam satu
kesatuan integratif dengan pokok pikiran yang digariskan dalam
Pembukaan UUD 1945. Menempatkan Pancasila sebagai paradigma
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diawali
dengan pemahaman secara utuh mendasar oleh bangsa Indonesia
disertai niat serta sikap tidak meragukan lagi akan kebenaran
Pancasila.

11
B. Globalisasi
1. Pengertian Globalisasi
Menurut J.A. Scholte (dalam Gunaryadi,2005) menyimpulkan setidaknya
ada lima kategori pengertian globalisasi yang umum ditemukan dalam
literature.
Globalisasi Sebagai Internasionalisasi
1. Globalisasi dipandang sekedar sebuah kata sifat untuk
menggambarkan hubungan antar-batas dari berbagai Negara.
2. Globalisasi sebagai liberalisasi
3. Globalisasi sebagai universalisasi
4. Globalisasi sebagai westernisasi atau modernisasi
5. Globalisasi sebagai penghapusan bata territorial
2. Mengapa Materi Globalisasi Perlu Dipelajari
Globalisasi memiliki arti penting bagi Indonesia dengan alas an
karena menghadirkan beberapa manfaat sebagai berikut.

a. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang produktif,


efektif, dan inovatif.
b. Meningkatkan kerja sama antar bangsa.
c. Memacu penyelesaian isu yang ada secara terbuka.
d. Memperkenalkan budaya Indonesia dan pariwisata nasional kepada
bangsa lain.
e. Meningkatkan kerjasama dalam bidang pertahanan dan keamanan.
3. Faktor Pendukung Globalisasi
Beberapa factor yang mendukung globalisasi antara sebagai berikut.
a. Pendukung utama arus globalisasi adalah negara maju, kapitalisasi,
Negara Barat, didukung dengan keperkasaan teknologi, ketersediaan
dana, dan kelengkapan jaringan media informasi.
b. Factor ketidaksamaan kepemilikan dalam sumber daya manusia dan
sumber daya alam mendorong masyarakat atau bangsa untuk
mengintensifkan hubungan demi terpenuhinya kebutuhan.
c. Factor teknologi transportasi dan komunikasi yang semakin canggih
sehingga kejadia disuatu tempat akan berpengaruh pada tempat lain

12
menjaga eksistensi suatu bangsa perlu mengembangkan sarana
diplomatic disamping kerjasama dibidang militer.
d. Tidak kalah pentingnya dalam percaturan hubungan internasional
dewasa ini telah berkembang isu global seperti demokratisasi, HAM,
lingkungan hidup, masalah terorisme, narkoba dan lain-lain dapat
mempercepat globalisasi.
4. Dampak Globalisasi Bagi Kehidupan Bermasyarakat Dan Bernegara
a. Dampak positif globalisasi bagi Indonesia
1. Semangat kompetitif
Dampak globalisasi adalah memacu persaingan (kompetitif).
Untuk mengikuti arus globalisasi suatu Negara bangsa dituntut
mampu bersaing didunia internasional agar tetap elsis sebagai
suatu Negara bangsa yang terintegrasi karena kunsi utama dari
globalisasi adalah liberalisasi.
2. Kemudahan dan kenyamanan hidup
Globalisasi yang seiring dengan kemajuan bidang informasi,
komunikasi dan transportasi telah member kemudahan dan
kenyamanan hidup masyarakat atau bangsa Indonesia.
3. Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan
Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan akan meningkat tidak
saja intern bangsa, namun sudah bersifat universal. Informasi
mengenai keprihatinan dan penderitaan sejumlah manusia di suatu
negara, memotivasi pemerintah di Negara lain untuk ikut
membantu meringankan penderitaan yang dirasakan sesamanya.
4. Kesadaran dalam kebersamaan
Sikap perilaku toleransi serta solidaritas antar bangsa selanjutnya
berkembang menjadi kesadaran dalam kebersamaan untuk
mengatasi berbagai masalah, dimana ancaman dan bencana bagi
keselamatan dunia sebagai satu-satunya planet tempat tinggal bagi
umat manusia merupakan ancaman bersama.
5. Menumbuhkan sikap terbuka
Globalisasi berdampak tumbuhnya sikap terbuka manusia maupun
bangsa. Sikap terbuka ini untuk mengenal dan menghormati
perbedaan, kelebihan, kekurangan dalam kehidupan manusia
13
sebagai individu maupun bangsa yang hidup di wilayah/negara
lain. Kemampuan menghargai perbedaan tersebut akan mendorong
manusia/bangsa berusaha sama untuk belajar dan membelajarkan,
sikap terbuka disertai dengan kemauan untuk berdialog secara
mendalam untuk mencegah persoalan bersama akan menciptakan
pencerahan (enlightment) bagi mereka.
6. Globalisasi memberi tawaran baru
Globalisasi menawarkan banyak kesempatan yang belum pernah
ada sebelumnya.
7. Terbukanya mobilitas social
Kemajuan transportasi mendorong mobilitas social yang semakin
terbuka, dimana jarak tidak lagi menjadi permasalahan. Dengan
alat transportasi modern jarak ber mil-mil dapat ditempuh dalam
tempo singkat.
b. Dampak negatif globalisasi bagi Indonesia
1. Pergeseran nilai
Globalisasi sering kali cenderung mengintrodusir sesuatu yang
baru, baik bersifat materiil maupun non materiil yang bersifat asing
dalam tempo yang sangat cepat. Akibatnya disatu pihak terlihat
adanya manusia sebagai individu atau kelompok (masyarakat dan
bangsa) yang belum siap menerima, mengadaptasi, mengadopsi,
dan menyerapnya. Dipihak lain sesuatu yang baru (apakah nilai,
teknologi, budaya, dan sebagainya) dari asing tersebut tidak secara
otomatis dapat diintegrasikan ke dalam kondisi
individu/masyarakat/bangsa yang menerimanya. Dalam kondisi
yang demikian terjadi kegoncangan budaya sekaligus
ketertinggalan budaya (cultural lag), keresahan dan dilemma
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Perentangan nilai
Dampak negative berikutnya adalah masuknya nilai-nilai baru dan
asing yang tidak sejalan atau bahkan bertentangan dengan nilai-
nilai luhur dari pandangan hidup (way of life) masyarakat/bangsa.
Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari kepribadian yang
berdasarkan budaya masyarakat/bangsa lain atau nilai-nilai yang
14
bersumber dari ilmu dan teknologi baru yang masuk melalui
komunikasi dan transportasi yang semakin canggih.
3. Perubahan gaya hidup (life style)
Piliang, (1998) menegaskan terdapat delapan perkembangan dan
perubahan gaya hidup masyarakat/bangsa Indonesia sebagai
dampak globalisasi, yakni:
a) Ekonomi menjadi panglima. Kehidupan sosial dan kultural
dibentuk dan ditentukan arahnya oleh paradigma ekonomi.
b) Kemajuan pesat dibidang sains dan teknologi telah
mengondisikan orang hidup didalam penjara elektronika dan
penjara rumah.
c) Rasa ketidakamanan, keresahan dan ketakutan menghantui dari
setiap penjuru.
d) Tempo perubahan yang semakin tinggi dan kompleksitas
ekonomi, industri, dan teknologi menyebabkan tekanan waktu
dan tempo kehidupan semakin tinggi.
e) Dengan kejayaannya orang membutuhkan media untuk
menunjukkan kelas, status, prestise, dan massa menonton gaya
hidup mereka.
f) Industri-industri yang dikondisikan oleh tuntutan ideology dan
logika komoditi menciptakan kondisi kea rah orientasi pada
gaya hidup ini dengan memanfaatkan setiap aspirasi konsumen.
g) Media cetak dan elektronika berperan besar dalam menawarkan
dan menaturalisasikan beraneka ragam pilihan gaya hidup.
4. Berkurangnya kedaulatan Negara
Globalisasi memang menculkan kekhawatiran yang luas bahwa
kedaulatan suatu Negara (bangsa) digerogoti. Pemerintah kini
harus mengakui dan bekerja disuatu lingkungan dimana sebagian
besar penyelesaian masalah harus dirumuskan dengan
memperhatikan dunia global.
5. Dimanakah kita bisa mempelajari demokrasi?
Begitu kita masuk ke tempat-tempat apa saja, komunitas,
events, rekreasi, pertunjukan seni, disana pasti ada fenomena
globalisasi.
15
6. Strategi mempelajari materi globalisasi
a. Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia.
1) Telekomunikasi
Bukti nyata teknologi telekomunikasi dapat dilihat dari
penggunaan telecofference dalam peradilan, disamping
penggunaan telegraf, dan telepon untuk keperluan
komunikasi.
2) Komunikasi
Penggunaan handphone,internet, satelit untuk memudahkan
mengakses informasi sudah bukan menjadi barang baru.
3) Transportasi
Terbukti dengan penggantian alat transportasi tradisional
dengan berbagai jenis alat transportasi modern.
4) Makan dan Minum
Makanan dari luar negeri yang masuk ke Indonesia saat ini
menjadi makanan favorit yang bahkan menggantikan
makanan konvensional yang salama ini telah dikonsumsi.
5) Benda-benda elektronika
Benda semacam ini dapat ditemukan hamper setiap sudut
rumah masyarakat.
6) Dibidang kerja ekonomi antar Negara
Globalisasi menuntut kelompok kerjasama ekonomi antar
negara untuk mencapai efisiensi dan keunggulan kompetitif
menuju kesejahteraan bersama seperti AFTA, APEC, dan
WTO.
b. Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi
terhadap bangsa dan Negara Indonesia
Fenomema globallisasi telah melanda dunia dengan jelas.
Namun kenyataan menunjukkan bahawa globalisasi itu
cenderung berlangsung sepihak, yakni menyebarnya pengaruh
Negara maju dan modern atau Negara industry ke Negara
berkembang, dengan intensitas yang tinggi. Pengaruh
sebaliknya yakni dari negar berkembang ke Negara maju atau
16
negar industry, ternyata sangat sedikit sekali bahkan hamper
tidak ada.
Kondisi globalisasi seperti itu berarti Negara
berkembanglah yang akan memikul beban terberat dari akibat
globalisasi apabila tidak mampu mengendalikannya. Sebab
untuk dapat mengikuti arus globalisasi, suatu Negara bangsa
ditantang untuk mampu bersaing di dunia internasional agar
tetap eksis.
Cara mengendalikan dampak negative globalisasi yang
dapat dilakukan untuk menghadapi dampak utamanya negative
adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan
Upaya pendidikan harus sampai pada terwujudnya
warga Negara dengan kepribadian yang didalamnya
terintegrasi norma atau nilai berdasarkan pandangan hidup
bangsanya. Pengendalian ini diharapkan agar setiap
individu menjadi warga Negara yang berkualitas, dalam arti
harus menjadi penghayat dan pengamal terbaik norma atau
nilai yang menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Pendidikan dianggap sebagai lembaga yang
menyiapkan tenaga kerja terampil, professional, dan siap
pakai bagi salah satu segmen industry. Pendidikan harus
dapat langsung dikaitkan dengan dunia kerja pada sector
ekonomi formal.
2. Cara Regulative
Masyarakat tidak sepenuhnya memiliki kesadaran
untuk membatasi diri, dan kemampuan untu mengendalikan
diri dalam menghadapi dampak negative globalisasi, maka
pemerintah harus berusaha menjalankan perannya secara
sunguh-sungguh dan ketat untuk mengatur dengan
mengeluarkan peraturan (regulasi). Petugas pemerintah
hendaknya menyadari pentingnya melakukan pengawasan
dan tindakan keras, menghindari kerja sama dengan pihak
17
pelaku yang memanfaatkan teknologi canggih untuk
merusak generasi muda. Petugas yang terlibat sepatutnya
juga diberikan tindakan dan hukuman yang keras.
3. Pengendalian Social
Pengendalian social mutlak diperlukan. Dengan
prinsip Lebih Baik Mencegah Daripada Harus
Memperbaiki Atau Menyembuhkan Pengaruh Buruk
Globalisasi Terhadap Generasi Muda. Untuk itu
pengawasan social memerlukan keterpaduan agar
kegiatannya berlangsung sinergis. Semua pihak harus
melaksanakanyya secara konsekuen, agar tujuannya
mencegah pengaruh buruk globalisasi benar terwujud
secara efektif dan efisien.
4. Memperkokoh Nilai Lokal
Globalisasi dapat dihadapi melalui penguatan nilai
local. Naisbitt dalam bukunya Global Paradox (1994)
mengungkapkan, Think Locally, Act Globally (Berpikir
secara local, berbuatlah secara global). Ungkapan ini
menunjukkan kepada kita bahwa di era globalisasi, nilai
dan tradisi local harus tetap dipertahankan. Selain itu nilai
budaya local yang dituduh sebagai penghambatan
globalisasi sebenarnya mempunyai kekuatan yang bisa
dijadikan dasar atau acuan pengendalian nilai global.
5. Pemantapan Nilai Religious Dan Agama
Globalisasi akan membawa bangsa Indonesia untuk
memasuki suatu peradaban yang lebih tingggi, maka
diperlukan suatu usaha yang sistematis dan terancana,
terutama dalam mempelajari ide tersembunyi dari gagasan
religiusnya.
6. Pemantapan Identitas Nasional, Integrasi Nasional Dan
Wawasan Kebangsaan
Di era globalisasi identitas nasional, integrasi
nasional dan wawasan kebangsaan harus semakin
dimantapkan. Dengan tujuan agar loyalitas ganda sebagai
18
warga bangsa dan warga dunia terwujud secara
proporsional. Sikap kokoh akan kecintaan dan rasa hormat
pada keluarga, daerah dan negaranya akan berbanding
secara proporsional dengan sikap kecintaan untuk
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Ideologi Negara adalah cita-cita Negara atau cita-cita yang
menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk
seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan. Pancasila sebagai
iedologi bersifat reformatif dan dinamis serta berasal dari dalam
masyarakat, oleh karena itu bersifat terbuka. Pancasila dalah nilai
dasar yang menjadi karakter khas dan dimiliki oleh bangsa
Indonesia.
2. Globalisasi adalah suatu proses terintegrasinya berbagai unit
kehidupan Negara/bangsa menjadi sebuah unit kehidupan global,
yang berlangsung secara terus-menerus dalam berbagai bentuk dan
dimensinya. Globalisasi selain mempengaruhi kehidupan manusia
juga mempengaruhi kehidupan berbangsa dan berbegara, misalnya
dalam berinteraksi dengan Negara lai, pelayanan public, pola
pengambilan keputusan dalam Negara, termasuk sistem
pemerintahan.
3.2 Saran
1. Ideologi negara yang merupakan kharakter khas suatu bangsa harus
menjadi acuan dalam menghadapi berbagai persoalan, khususnya
globalisasi.
2. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengahadapi arus
globalisasi adalah melakukan filter/penyaringan terhadap berbagai
informasi yang masuk.

20
21

Anda mungkin juga menyukai