Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Nama : Finna Fernanda Hapsari
NIM : B1A015122
Rombongan : VII
Kelompok :2
Asisten : Estri Jayanti
Darah merupakan jaringan yang mengisi hampir separuh dari tubuh. Darah
adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah
cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu
sel darah. Volume darah secara keseluruhan merupakan 1/12 berat badan. Darah
mempunyai fungsi bekerja sebagai sistem transpor (sirkulasi) dari tubuh,
mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan
untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan dan menyingkirkan
karbondioksida dan hasil buangan lain (Pearce, 1989).
Pada dasarnya sel-sel darah dapat dibagi atas tiga unsur yaitu eritrosit,
leukosit dan trombosit. Diantara tipe tersebut, sel-sel darah merah merupakan
yang paling banyak jumlahnya (Raharjo, 1980). Leukosit memiliki bentuk khas,
nukleus, sitoplasma dan organel dan semuanya bersifat mampu bergerak pada
keadaan tertentu (Dellman & Brown, 1989).
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih.
Jika dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula
spesifik (granulosit) mempunyai bentuk inti yang bervariasi dan yang tidak
memiliki granula (agranulosit) inti berbentuk bulat atau bentuk ginjal. Leukosit
mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap
zat-zat asing (Hayati, 2015). Leukosit (sel darah putih) dihasilkan oleh thymus,
lien dan sumsum tulang belakang. Leukosit bersirkulasi di dalam tubuh melalui
pembuluh limfe dan pembuluh darah, sehingga sistem imun bekerja
terkoordinasi baik memonitor tubuh dari kuman maupun substansi lain yang bisa
menyebabkan permasalahan dalam tubuh. Leukosit dalam tubuh hewan yang
sehat beredar dalam keadaan pasif dan diam di pembuluh darah. Jika terjadi
peradangan leukosit akan ditransfer ke daerah yang terjadi peradangan. Pada
daerah peradangan leukosit akan sepenuhnya diaktifkan dan menunjukan fungi
efektor mereka. Langkah pertama dalam aktivasi leukosit dengan cara Adhesi
leukosit darah perifer untuk inflamasi diaktifkan oleh sel endotel (Gao et al.,
2006 dalam Bua, 2016).
1.2 Tujuan
2.1 Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sampel darah
probandous, methanol absolut, alkohol 70%, tisu, pewarna Giemza 7%, dan air.
Alat yang digunakan adalah mikroskop, jarum lanset, gelas objek, dan gelas
beker 250 ml.
3.1 Hasil
Dellman, D. C., dan Brown, M. E. 1989. Buku Teks Histology Veteriner I. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Hayati, I. 2015. Gambaran Hitung Jenis Leukosit Siswa Kelas 1-3 SDN 03 Kayu
Manis Selupu Rejang Yang Terinfeksi Cacing Nematoda Usus. Jurnal
Gradien.
Nussler, A. K., U. A. Wittel, and H. G. Beger. 1998. Leukocytes, The Janus Cells in
Inflamatory Disease. Journal Aquatic.
Raharjo, A. 1980. Gambaran Darah Ikan Mas (Cyprinus caprio) yang Terinfeksi Koi
Herpes Virus. Bogor: Institut Pertanian Bogor.