Anda di halaman 1dari 33

Tinjauan Pustaka

Mekanisme & Struktur Sistem Digestivus


Christian Abimanyu T.P / D3 102010226
n3xia_hug3n@hotmail.com

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No.6

Juli 2011

Pendahuluan

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar


menjadi lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi
molekul yang sederhana. Ukuran molekul yang kecil ini memungkinkan darah dan cairan
getah bening mengangkut menuju sel-sel yang memerlukan. Proses pencernaan makanan
meliputi pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi.

Pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi
lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu pencernaan mekanik
seperti gigi, lambung, usus. Gerakan gigi seri memotong makanan, gigi taring merobek
makanan, gigi geraham mengunyah makanan serta lambung dan usus melakukan gerakan
meremas makanan Pada pencernaan mekanik umumnya tidak mengubah susunan molekul
bahan makanan yang dicerna. Pencernaan mekanik menjadi lebih mudah karena adanya
saliva (air ludah) dan getah lambung. Pencernaan mekanik dibantu oleh gerakan saluran
pencernaan seperti gerakan peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular).
Gerakan-gerakan ini memungkinkan makanan di dorong, kemudian diremas dan dicampur
dengan enzim pencernaan (pengadukan).

Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu.
Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan

1
makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil.
Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe)
mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan. Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja
pada substrat tertentu, memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu
enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam
tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya.

Struktur Makroskopik

Anatomi sistem pencernaan / disgestive dimulai dari bagian yang paling atas yaitu cavum
oris ,esofagus sampai akhir usus (anus). Lalu pada bagian batang sistem pencernaan kita
mulai dari esofagus, lambung, usus halus / intestunem tenue (duodenum, yeyunum dan
ileum), Intestinum crassum (kolon) yang terdiri atas sekum, apendiks, dan kolon ascendens,
transversum serta descendens, lalu kolon sigmoideum dan rectum.

Cavum oris

Rongga mulut atau cavum oris dapat dibagi menjadi vestibulum oris dan rongga
mulut yang sebenarnya (cavum oris proprium), yang bersama-sama membentuk rongga
mulut dalam arti yang seluas-luasnya. Vestibulum terletak antara pipi dan bibir pada satu
pihak dan gigi geligi. Bila rahang tertutup dan gigi geligi lengkap, tidak ada hubungan antara
vestibulum dan kavum oris proprium. Bila mulut terbuka, batas posteriornya, fauses yang
dibentuk oleh lengkung posteriornya palatum mulai terlihat. Uvula, lengkung anterior
palatum , tonsila palatine, dan frenulum bibir.1,2

Vestibulum oris

Penampang median melalui vestibulum dan rongga mulut bibir, palatum durum dan
palatum mole, lingua, faring, radix lingua, pintu masuk dalam laring, dasar mulut ( M.
mylohyoideus, M.Genihyoidius, M.Digastricus)

2
Bibir dan pipi mebentuk dinding luar vestribulum yang sangat elastic, sebuah
lempeng otot (M.Buccinatorius, dan M.orbicularis oris) yang pada beberapa tempat melekat
erat pada kulit wajah.

Bibir / labium oris , terletak di sudut mulut kanan kiri saling berhubungan pada
angulus oris, terdapat juga alur / sulcus pada labium oris. Pertama yaitu sulcus nasolabialis
yaitu alur di antara sudut bibir atas dengan dengan hidung (nasus), Sulcus mentolabialis :
alur diantara bibir bawah dengan dagu (mentum), philtrum yang merupakan lekuk diatas
pertengahan bibir atas.

Pipi / bucca terletak pada daerah di antara angulus oris sampai tepi depan
m.masseter. Dibawah kulit ditemukan jaringan lemak;diantaranya terdapat suatu gumpalan
lemak besar (Bichat) yang bagian depannya terletak pada m.buccinator dan meluas ke
belakang, menyusup diantara m.buccinator dan m.masseter, dan mencapai tepi depan
m.temporalis.2

Cavum oris proprium

Rongga mulut dalam arti yang lebih sempit terletak di belakang gigi-geligi dan
meluas sampai istmus faucium yang berada di belakang lidah .

Dasar otot rongga mulut dibentuk oleh m.milohyoideus, yang berjalan dari linea
milohioidea mandibula ke rafe medial dan os hyoid. Di atas dasar mulut dekat bidang
tengah terletak mm.genihyoideus, kelenjar sublingual terletak pada tiap sisi diantara otot-
otot ini dan mandibula. M.genihyoideus yang berpasangan berasal dari atas dasar mulut
pada pusat bagian dalam mandibula, otot-otot ini membentuk bagian terbesar badan lidah.
Perut depan m.digastrikus membentang dibawah dasar mulut, pada kedua sisi dari daerah
kornu minus os hyoid sampai fossa digastrika mandibula. Pada tiap sisi, kelenjar
submandibular terletak diantara otot dan mandibula.

Atap rongga mulut dibentuk oleh palatum durum dan palatum mole. Rongga mulut
sebagian besar terisi oleh lidah. Berikut batas-batasn cavum oris proprium, depan dan
samping : arcus dentalis dengan processus alveolarisnya, pada bagian atas berbatasan
dengan palatum durum et mole, pada bagian bawah berbatasan dengan diafragma oris. 1,2

3
Esofagus

Esofagus adalah suatu pipa muscular sepanjang kira-kira 25cm yang merupakan
lanjutan pharynx dan mulai di tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6, dan
berakhir di cardia ventriculi setinggi vertebra T10-11.Dibagi menjadi pars cervicalis, pars
thoracalis dan pars abdominalis.2

Traktus gastrointestinalis

Gaster

Gaster secara umum terdapat tiga bagian umum yakni fundus, korpus dan
pylorus.Pertama dimulai dari gaster, terdapat incisura pada kurvatura minor, pada
sambungan antara korpus dan antrum pilori disebut incisura angularis. Lalu terdapat
sfingter pilori yang mengendalikan pengosongan isi lambung ke duodenum, lalu terdapat
orifisium kardia yang merupakan tempat masuknya isi esofagus keg aster. Sfingter kardia
bekerja mencegah reflex isi lambung ke esofagus. Omentum minus melekat ke kurvatura
minor dan omentum mayus melekat pada kurvatura mayor. Kedua omentum ini membawa
darah dan limfe ke gaster. Lalu bila kita lihat pada bagian dalamnya / mukosa gaster
terdapat rugae-rugae berupa lipatan-lipatan sering disebut sebagai plica gastricae yang
berfungsi mensekresi asam lambung / HCl.

Gaster mendapat pasokan darah secara ekslusif dari cabang-cabang aksis seliaka.
Drainase vena lambung mengalir ke sistem portal. Persarafan dari gaster berasal dari
trunkus vagal anterior dan posterior berasal dari pleksus oesofagus. Cabang-cabang
hepatica dari n.vagus anterior berjalan ke hepar. Cabang seliaka dari n.vagus posterior
berjalan ke ganglion seliaka dimana cabang ini kemudian mempersarafi usus ke bagian
bawah sampai kolon transversum distal. Trunkus vagal anterior dan posterior berjalan ke
bawah sepanjang kurvatura minor sebagai saraf latarjet anterior dan posterior dimana
terjadi percabangan terminal yang mempersarafi lambung. N.vagus membawa saraf motoris
dan sekretoris ke lambung. Saraf sekretoris mempersarafi bagian yang mensekresi asam
lambung-korpus.3

4
Duodenum

Duodenum merupakan bagian teratas intestinum tenue dan mempunyai


penggantungnya bernama mesentrium. Panjangnya sekitar 25cm dan berliku-liku di sekitar
caput pankreas. Fungsi utamanya adalah absorpsi produk-produk pencernaan. Walaupun
ukurannya relatif pendek, area permukaannya sangat diperluas karena mukosanya yang
berlipat-lipat dengan vili yang hanya terlihat secara makroskopik. Dengan pengecualian
2.5cm pertama, yang seharusnya dilapisi peritoneum. Secara umum dibagi dalam empat
bagian :

Bagian pertama (5 cm)


Bagian kedua (7.5cm)-bagian ini menurun di sekeliling caput pankreas. Di bagian
dalam, pada potongan tengah, bisa ditemukan penonjolan kecil di aspek postero
medial mukosa papilla duodenalis. Struktur ini merupakan tempat masuknya
duktus biliaris komunis dan duktus pancreaticus utama (Wirsungi). Sfingter oddi
menjaga tempat masuk ini. Duktus pankreatikus tambahan (Santorini) yang
berukuran lebih kecil masuk ke duodenum sedikit diatas papilla.
Bagian ketiga (10 cm) bagian ini di sebelah anterior dilewati oleh pangkal
mesentrium dan pembuluh a.mesentrika superior.
Bagian keempat (2.5cm) - bagian ini berakhir sebagai sambungan duodenojejunal.
Ujung bawah duodenum ditandai lipatan peritoneal yang meregang dari sambungan
ke kruris dextra diafragma yang melapisi ligamentum suspensorium Treitz. Bagian
terminal dari V.mesentrika inferior terletak di sebelah sambungan duodenojejunal
dan berfungsi sebagai penanda.

Pasokan darah duodenum berasal dari Aa.Pankreatikoduodenalis superior dan inferior


memasok darah ke duodenum dan berjalan diantara duodenum dan kaput pankreas. Arteri
superior berasal dari aksis seliaka dan arteri inferior dari a.mesentrika superior.

Selain duodenum, 2/5 proksimal usus halus merupakan jejunum sedangkan 3/5 distal
sisanya merupakan ileum. Lingkaran-lingkaran jejunum cenderung mengisi region
umbilikalis sedangkan ileum mengisi bagian bawah abdomen dan pelvis. Perbedaan dari
duodenum dan jejunum adalah, pada jejunum kelenjar getah beningnya soliter sedangkan
pada ileum kelenjar getah beningnya ada yang soliter maupun berkelompok ( agregat /

5
plaque peyeri). Tidak hanya itu, perbedaan dari duodenum dan ileum dapat kita lihat pada
vasa recta dan arcadenya. Pada jejunum diameternya lebih tebal dari ileum, memiliki vasa
recta yang panjang dan arcade satu tingkat sedangkan pada ileum yang berdiameter lebih
kecil dari jejunum memiliki vasa recta yang pendek dan arcades yang bertingkat sampai tiga
tingkat.

Pembuluh darah mesentrika superior berjalan sepanjang bagian ketiga duodenum dan
memasuki pangkal mesentrium serta berjalan ke arah region iliaka dextra di dinding
posterior abdomen. Cabang-cabang jejunal dan ileal terpisah dan beranastomosis kembali
dalam mesentrium sehingga membentuk gang beratap (arcade). Pembuluh arteri ujung
(vasa recta) keluar dari arcades dan memasok darah ke dinding intestinum . pasokan darah
jejunum terdiri dari beberapa arcades dan sedikit cabang terminal sedangkan pembuluh
pada ileum memiliki banyak arcades dan memiliki lebih banyak cabang terminal berupa
arteri ujung yang melewati dinding intestinum.2,3

Coecum dan Kolon

Pada orang dewasa, panjang usus besar sekitar 1,5 m. Sekum, kolon asendens, transversum,
desendens dan sigmoid memiliki gambaran karakteristik yang sama. Semuanya memiliki:

Epiploika apendiks: merupakan ekor peritoneal yang mengandung lemak yang


berada di seluruh permukaan sekum dan kolon.
Teniae koli: merupakan tiga pita datar yang merupakan selubung muskulus
longitudinalis usus besar yang memadat. Perjalanannya dari pangkal apendiks
menuju sembungan rekto-sigmoid.
Sakulasi: karena teniae lebih pendek dari usus, kolon tampak mengalami sakulasi
(berkantung-kantung). Sakulasi ini tidak hanya terlihat saat operasi tapi juga secara
radiografik. Pada foto polos abdomen, kolon, yang tampak radiotranslusen karena
ada udara di dalamnya, memiliki prosesus yang mirip rak yang sebagian menonjol ke
dalam lumen.

Kolon transversum dan sigmopid masing-masing melekat pada dinding posterior abdomen
melalui mesokolon dan seluruhnya tertutupi peritoneum. Sebaliknya, kolon asendens dan

6
desendens dalam keadaan normal melekat ke dinding posterior abdomen dan hanya
ditutupi peritoneum di bagian anteriornya.

Apendiks

Apendiks memiliki panjang yang bervariasi namun pada orang dewasa sekitar 5-15 cm.
Pangkal apendiks keluar dari aspek posteromedial sekum; akan tetapi, arah apendiks itu
sendiri sangat bervariasi. Pada sebagian besar orang apendiks terletak pada posisi retrosekal
namun sering juga ditemukan posisi lain. Apendiks memiliki gambaran karakteristik berikut:

Memiliki mesenterium kecil yang menurun di belakang ileum terminalis. Satu-


satunya pasokan darah apendiks, arteri apendikularis, berjalan dalam mesenterium.
Pada kasus apendisitis, akhirnya terjadi trombosis arteri apendikularis. Bila terjadi
hal ini, komplikasi gangren dan perforasi apendiks tidak terelakkan.
Apendiks memiliki lumen yang relatif lebar pada bayi dan perlahan-lahan menyempit
dengan bertambahnya usia, seringkali menghilang pada manula.
Tenia koli sekum mencapai pangkal apendiks.
Lipatan treves tak berdarah (lipatan ileosekal) adalah nama yang diberikan pada
refleksi peritoneal kecil yang berjalan dari ileum terminal anterior ke apendiks.
Walaupun namanya demikian struktur ini avaskular.

Rektum

Panjang rektum sekitar 10-15 cm. Rektum berawal di depan vertebra sakralis ke-3
sebagai lanjutan dari kolon sigmoid dan mengikuti lengkungan sakrum ke arah
anterior. Di depan koksigis rektum tiba-tiba berbelok ke belakang dan menjadi
kanalis analis.
Mukosa rektum memiliki tiga lipatan horizontal yang menonjol ke lumen disebut
katup Houston.
Rektum memiliki sedikit haustrasi. Teniae koli menyebar ke seluruh rektum untuk
membentuk pita anterior dan posterior.
Rektum sedikit berdilatasi di ujung bawahnya yaitu ampula, dan di lateral didukung
oleh m. levator ani.

7
Peritoneum menutupi dua pertiga atas rektum di anterior namun hanya sepertiga
atas di lateral. Pada wanita peritoneum memantil ke depan menuju uterus dan
membentuk kavum rekto-uterina. Rektum dipisahkan dari struktur anterior oleh
lembaran fasia yang kuat yaitu fasia rektovesikalis.

Kanalis analis

Sambungan anorektal menggantung pada komponen puborektalis dari m. levator ani yang
menariknya ke depan. Panjang kanalis sekitar 4 cm dan membentuk sudut postero-inferior.
Pada perkembangannya titik tengah kanalis analis ditandai oleh linea dentata. Ini adalah
tempat di mana proktodeum bertemu endoderm. Implikasi perkembangan ini ditunjukan
oleh karakteristik kanalis analis berikut ini:

Epitel di setengah bagian atas kanalis analis adalah epitel kolumnar. Sebaliknya epitel
di setengah bagian bawah adalah epitel gepeng. Mukosa bagian atas kanalis
membentuk kolumna vertikalis (morgagni). Pada basis kolumna terdapat lipatan
yang mirip-katup. Tempat di mana katup ini berada disebut linea dentata.
Pasokan darah kanalis analis bagian atas berasal dari a. Rektalis superior sedangkan
kanalis analis bagian bawah dari a. Rektalis inferior. Seperti disebutkan sebelumnya,
drainase vena sesuai dengan pasokan darah dan merupakan tempat anastomosis
porto-sistemik.
Bagian atas kanalis analis tidak sensitif terhadap nyeri karena hanya memiliki
persarafan otonom. Kanalis analis bagian bawah sensitif terhadap nyeri karena
memiliki inervasi somatik (n. rektalis inferior).
Limfatik dari kanalis bagian atas mengalir ke atas sepanjang pembuluh darah rektalis
superior menuju kelenjar getah benih iliaka interna sedangkan limfe dari kanalis
analis bagian bawah mengalir ke kelenjar getah bening inguinalis.

Hepar

Hepar terutama mengisi hipokondrium kanan namun lobus kiri mencapai


epigastrium. Permukaan atasnya yang berkubah berbatasan dengan difragma dan

8
batas bawahnya mengikuti kontur margin kosta kanan. Bila terjadi pembesaran
hepar batas bawah bisa teraba di bawah margin kosta.
Secara anatomis hepar terdiri dari lobus kanan yang besar, dan lobus kiri yang lebih
kceil. Keduanya dipisahkan di antero-superior oleh ligamentim venosum dan
ligamentum teres. Pada klasifikasi anatomis, lobus kanan terdiri dari lobus kaudatus
dan kuadratus. Akan tetapi, secara fungsional lobus kaudatus dan sebagian besar
lobus kuadratus merupakan bagian dari lobus kiri karena mendapat darah dari a.
Hepatika sinistra dan aliran empedunya menuju duktus hepatika sinistra. Oleh
karenanya, klasifikasi fungsional hepar menyatakan bahwa batas antara lobus kanan
dan kiri terletak pada bidang vertikal yang berjalan ke posterior dari kandung
empedu menuju v. Kava inferior.
Bila permukaan postero-inferior hepar dilihat dari belakang terlihat bentuk huruf H
yang terdiri dari sulkus dan fossa. Batas-batas huruf H ini adalah:
Kaki anterior kanan : fossa kandung empedu.
Kaki posterior kanan : sulkus untuk v. Kava inferior.
Kaki anterior kiri : fisura yang berisi ligamentum venosum.
Kaki horizontal : porta hepatis. Lobus kaudatus dan kuadratus hepar adalah
daerah yang terletak di atas dan di bawah batang horizontal H.
Porta hepatis adalah hilus hepar. Struktur ini merupakan tempat berjalannya v.
Porta; cabang-cabang a. Hepatika dan duktus hepatika. Porta dilapisi oleh lapisan
peritoneum ganda dan omentum minus, yang melekat erat ke ligamentum venosum
pada fisuranya.
Hepar dilapisi peritoneum kecuali pada bagian area telanjang.
Hepar terdiri dari banyak unit fungsional-lobulus. Cabang-cabang v.porta dan a.
Hepatika melalui sinusoid yang melintasi lobulus. V. Sentralis akhirnya bergabung
dengan vv. Hepatika dekstra, sinistra, dan sentralis yang mengalirkan darah dari
daerah hepar di sekitarnya kembali ke v. Kava inferior. Kanalis porta juga mendapat
percabangan dari duktus hepatika yang mengalirkan empedu dari lobulus ke bawah
ke cabang bilier di mana empedu bisa dikonsentrasikan dalam kandung empedu dan
akhirnya dikeluarkan ke duodenum.

9
Kandung empedu

Kandung empedu terletak melekat pada permukaan bawah hepar di bidang transpilorik
pada sambungan lobus kanan dan kuadratus. Duodenum dan kolon transversim terletak di
belakangnya. Kandung empedu berfungsi sebagai reservoar empedu di mana terjadi
konsentrasi. Biasanya di dalamnya terisi empedu sekitar 50 mL yang dikeluarkan melalui
duktus sistikus kemudian melalui duktus biliaris komunis ke duodenum sebagai respons dari
kontraksi kandung empedu yang diinduksi oleh hormon usus.

Struktur: kandung empedu terdiri dari fundus, korpus, dan kolum.


Pasokan darah: pasokan darah kandung empedu berasal dari dua sumber: a. Sistikus
yang biasanya, namun tidak selalu, merupakan suatu cabang dari a. Hepatika
dekstra, dan cabang-cabang kecil aa. Hepatika yang melalui fosa di mana terletak
kandung empedu.

Pankreas

Pankreas memiliki: kaput, kolum, korpus dan kauda. Pankreas merupakan organ
retroperitoneal yang terletak kira-kira sepanjang bidang transpilorik. Kaput terikat di lateral
oleh dudodenum yang melengkung dan kauda memanjang ke hilus lien pada ligamentum
lienorenale. Pembuluh darah mesenterika superior lewat di belakang pankreas, kemudian di
anterior, di atas prosesus unsinata dan bagian ketiga duodenum menuju pangkal
mesenterium usus halus. V. Kava inferior, aorta, pleksus seliaka, ginjal kiri, serta kelenjar
adrenal sinistra merupakan batas posterior pankreas. Selain itu, v. Porta terbentuk di
belakang kolum pankreas dari gabungan v. Lienalis dan v. Mesenterika superior. Kantung
minor dan lambung adalah batas anterior pankreas.

Struktur: duktus pankreatikus utama berjalan sepanjang kelenjar, akhirnya


mengalirkan sekresi pankreas ke ampula vateri, bersama dengan duktur biliaris
komunis, dan kemudian menuju bagian kedua duodenum. Duktus aksesorius
mengalirkan sekresi pankreas dari prosesus unsinata pankreas, memiliki pintu agak
di proksimal ampula ke bagian kedua duodenum.

10
Pasokan darah: kaput pankreas mendapat pasokan darah dari aa.
Pankreatikduodenalis superior dan inferior. A. Lienalis berjalan di sepanjang batas
atas korpus pankreas yang menerima darah darinya melalui cabang besar a.
Pankreatika magna dan banyak cabang-cabang kecil.
Fungsi: pankreas merupakan struktur berlobulus yang memiliki fungsi eksokrin dan
endokrin. Kelenjar eksokrin mengeluarkan cairan pankreas menuju duktus
pankreatikus, dan akhirnya ke duodenum. Sekresi ini penting untuk pencernaan dan
absoprsi protein, lemak dan karbohidrat. Endokrin pankreas bertanggung jawab
untuk produksi serta sekresi glukagon dan insulin, yang terjadi dalam sel-sel khusus
di pulau langerhans.

Limpa

Limpa berukuran kira-kira sebesar kepalan tangan dan terletak tepat di bawah
hemidiafragma kiri yang, selain pleura, memisahkannya dari kosta ke-9, ke-10, dan ke-11.

Perlekatan peritoneal: kapsula lienalis adalah struktur fibrosa dengan peritoneum


melekat di permukaannya. Ligamentum gastrolienale dan lienorenale melekatkan
limpa ke lambung dan ginjal. Ligamentum gastrolienale membawa pembuluh darah
gastrika brevis dan gastroepiploika sinistra ke fundus dan kurvatura mayor lambung,
dan ligamentum lienorenale membawah pembuluh darah lienalis dan kauda
pankreas ke arah ginjal kiri.
Pasokan darah: dari a. Lienalis ke hilus lien. Drainase vena ke v. Lienalis, kemudian
menuju v. Porta.
Struktur: limpa merupakan organ retikulo-endotelial yang sangat vaskular. Limpa
terdiri atas kapsul tipis dari mana trabekula berjalan menuju folikel lienalis. Dalam
limpa terdapat pusat imunologis, yaitu folikel limfoid yang tersebar di seluruh
sinusoid yang sangat vaskular.

11
Struktur Mikroskopis

Bibir

Bagian pusat bibit terdiri atas serat-serat otot rangka, yaitu m. Orbikularis oris. Kulit bibir
dilapisi epidermis, terdiri atas epitel berlapis gepeng bertanduk di bawah epidermis terdapat
dermis dengan kelenjar sebasea, folikel rambut, dan kelenjar keringat, yang semuanya
merupakan turunan epidermis. Dermis juga mengandung m. Erektor pili dan berkas
neurovaskular pada tepi bibir.

Mukosa bibir terdapat epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Sel-sel permukaan,
tanpa mengalami pertandukan, dilepas atau terkikis sedikit demi sedikit ke dalam mulut. Di
bawah epitel mukosa, terdapat lamina propria jaringan ikat yang merupakan padanan
dermis dari epidermis. Di dalam submukosa terdapat kelenjar labialis yang turbuloasinar
yang sebagian besar terdiri atas mukosa dan sedikit serosa berbentuk bulan sabit. Sekretnya
membasahi mukosa mulut dan saluran keluarnya yang kecil bermuara di dalam rongga
mulut.

Lidah

Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur dan ditutupi bangunan berupa tonjolan-
tonjolan yang disebut papila yang berindentasi pada jaringan ikat lamina propria. 4 jenis
papila lidah, yaitu papila filiformis, dungiformis, sirkumvalata, dan foliata. 1

Papila Sirkumvalata

Epitel lidah, epitel lingual, dan yang melapisi papila sirkumvalata adalah epitel berlapis
gepeng. Jaringan ikat di bawahnya yaitu lamina propria, memperlihatkan banyak papila
sekunder yang menonjol ke dalam epitel berlapis gepeng papila itu. Alir dalam mengelilingi
dasar setiap papila sirkumvalata.

Terdapat banayak kuncup kecap lonjong pada epitel permukaan lateral papila sirkumvalata
dan pada dinding luar alur. Di lamina propria bagian dalam dan pusat lidah, terdapat banyak

12
kelenjar serosa tubuloasinar, yang duktus ekskretoriusnya bermuara pada dasar alur
sirkular di sekitar papila sirkumvalata. Produk sekresinya berfungsi sebagai pelarut bagi
substansi pemicu-rasa. 1

Papila Filiformis dan Fungiformis

Epitel permukaannya ditutupi epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Pada papila fungiformis,
terdapat banyak kuncup kecap yang terdapat pada epitel permukaan dorsal lidah. Pusat
jaringan ikat di bawahnya, yaitu lamona propria, menonjol ke dalam epitel permukaan
papila fungiformis membentuk banyak tonjolan. Di sekitar papila fungiformis ini, terdapat
papila filiformis tipis yang ujung kerucutnya ditutupi epitel berlapis gepeng yang mengalami
keratinasi parsial.1

Kuncup Kecap

Kuncup kecap sebenarnya terpendam di dalam dan mencakup seluruh tebal epitel berlapis
lidah papila sirkumvalata. Kuncup kecap dapat dibedakan dengan epitel berlapis sekitarnya
melalui bentuk selnya yang memanjang dan tersusuna agak lurus terhadap permukaan
epitel.Terdapat beberapa jenis sel pada kuncup kecap. Sel sustenkular panjang dengan
sitoplasma lebih gelap, dan inti langsing gelap. Sel gustatori ato pengecap tampak pucat
dengan sitoplasma lebih terang dan inti lebih lonjong dan pucat. Jenis sel ketiga, sel basal
terdapat pada tepi kuncup kecap di dekat membran basal. 1

Gigi Kering

Dentin mengelilingi rongga pulpa dan perluasannya yaitu kanal radiks. Semasa hidup,
rongga pulpa dan kanal radiks terisi jaringan ikat halus yang mengandung fibroblas, histosit,
odontoblas, pembuluh darah, dan saraf. Dentin menampakkan tubuli dentis pararel
berombak. Dentin muda terdapat di perifer gigi; dentin sekunder terdapat di sepanjang
rongga pulpa, tempat dibentuk seumur hidup oleh odontoblas. Di bagian korona dentis gigi

13
kering dan tautan dentin dengan email, terdapat banyak rongga tidak teratur berisi udara
yang tampak hitam. Rongga ini disebut spasium interglobulare, yang semasa hidup terisi
dentin yang tidak mengapur secara sempurna. Daerah serupa namun lebih kecil dan lebih
padat, terdapat di bagian radiks, di dekat batas dentin-sementum, dan membentuk lapisan
granular. 1

Gigi Berkembang

Sebuah gigi desidua yang berkembang nampak terpendam di dalam sebuah kantung, yaitu
alveoli dentis pada tulang rahang. Selapis jaringan ikat mengelilingi gigi yang berkembang itu
membentuk lapisan kompak di sekitar gigi, yaitu sakus dentis. Di dalam sakus, terdapat
organ email yang terbungkus. Organ ini terdiri atas epitel email luar, retikulum stelata pulpa
email, stratum intermedius, dan ameloblas. Semua struktur ini berkembang dari
pertumbuhan ke bawah epitel gusi. Ameloblas menghasilkan email di sekitar dentin. Email
tampak sebagai pita sempit material merah muda terpulas gelap.

Pulpa dentis berasal dari jaringan ikat primitif dan membentuk bagian pusat gigi yang
berkembang. Pembuluh darah dan saraf terjulur ke dalam dan menyarafi pulpa dentis dari
bawah. Sel-sel mesenkim di dalam papila dentis berkembang menjadi odontoblas dan
membentuk tepi luar pulpa dentis. Odontoblas menyekresi predentin, yaitu dentin yang
belum mengapur. Setelah predentin mengapur, predentin membentuk selapis dentin yang
bersebelahan dengan email. 1

Kelenjar Parotis

Kelenjar liur parotis adalah kelenjar serosa besar, digolongkan sebagai kelenjar tubulosinar
kompleks. Kelenjar parotis dikelilingi oleh simpai jaringan ikat yang mempercabangkan
banyak septa yang membagi kelenjar ini dalam beberapa lobus dan lobulus. Di dalam septa
jaringan ikat antar lobuli, terdapat arteriol kecil, venul, duktus ekskretorius interlobular dan
banyak sel lemak.1

14
Kelenjar Submandibular

Seperti kelenjar liur parotis, kelenjar submandibular juga merupakan kelenjar tubuloasinar
kompleks, tetapi kelenjar submandibular adalah kelenjar campuran, terutama terdiri atas
asini serosa. Asini serosa dan mukosa membedakan submandibular dari kelenjar parotis
merupakan yang serosa murni.1

Kelenjar Sublingual

Kelenjar sublingual adalah sebuah kelenjar campuran tubuloasinar. Kelenjar ini mirip
kelenjar submandibular karena terdiri atas asini serosa dan mukosa. Sebagian besar asini
sekretorisnya adalah mukosa dan asini mukosa yang ditutupi semiluna serosa. asini serosa
murni jarang terlihat, namun komposisi kelenjar ini bervariasi. Asini serosa sering terlihat,
sementara pada sediaan kelenjar sublingual mungkin tidak terlihat. 1

Esofagus

Mukosa terdiri atas epitel berlapis gepeng tanpa tanduk; dibawahnya terdapat selapis tipis
jaringan ikat, yaitu lamina propria; dan selapis serat-serat otot polos memanjang, yaitu
muskularis mukosa yang terpotong melintang atau oblik. Papila jaringan ikat di dalam
lamina propria melekukkan permukaan bawah epitel. Lamina propria mengandung
pembuluh darah kecil, jaringan limfatik difus, dan limfonodus kecil.

Submukosa adalah lapisan luas jaringan ikat tak teratur, padat, sering mengandung sel-sel
lemak. Kelenjar esofageal propria terdapat di submukosa dengan interval di sepanjang
esofagus. Kelenjar ini adalah kelenjar mukosa tubulosinar dan duktus ekskretorius yang
berjalan menembus muskularis mukosa dan lamina propria dan bermuara ke dalam lumen
esofagus. Epitel duktus menyatu dengan epitel berlapis gepeng permukaan esofagus.

15
Muskularis eksterna esofagus sangat bervariasi pada spesies berbeda. Pada manusia, 1/3
bagian atas esofagus terutama terdiri atas otot rangka. 1/3 bagian tengah terdiri atas otot
polos dan otot rangka; 1/3 bagian bawah hanya dibentuk oleh otot polos. 1

Gaster

Lambung adalah perluasan organ berongga yang terletak di antara esofagus dan usus halus.
Pada taut esofagus-gaster, terdapat transisi mendadak dari epitel berlapis gepeng esofagus
menjadi epitel silindris tunggal gaster. Pada permukaan luminal gaster, terlihat banyak
pembukaan kecil yang disebut foveola gastrika. Lubang ini dibentuk oleh epitel luminal yang
berinvaginasi ke lamina propria jaringan ikat mukosa di bawahnya. Kelenjar gaster tubular
terletak di bawah dan secara langsung bermuara ke lubang gaster untuk mengalirkan isinya
ke lumen gaster. Lubang gaster meluas melalui lamina propria ke mukosa muskularis.

Submukosa jaringan ikat padat yang terdapat di bawah mukosa gaster mengandung banyak
pembuluh darah dan saraf gaster. Dinding muskular tebal gaster, yaitu muskularis eksterna,
terdiri atas 3 lapisan, selain 2 lapisan normal terlihat pada esofagus dan usus halus. Lapisan
luar gaster ditutupi oleh serosa atau peritoneum viseral. 1

Kelenjar Gaster

Kardia dan pilorus terletak pada ujung gaster yang berlawanan. Kardia mengelilingi pintu
masuk esofagus ke dalam gaster. Pilorus adalah daerah yang paling bawah pada gaster dan
berakhir di atas batas duodenum usus halus. Di karida, foveola gastrika tampak dangkal,
sedangkan di pilorus pit tampak dalam. Namun kelenjar gaster pada kedua daerah ini
mempunyai gambaran histologi yang sama dan selnya terutama menyekresi mukus.
Sebaliknya, kelenjar gaster pada fundus dan korpus lambung terdiri atas tiga jenis sel mayor.

Sel leher mukosa terletak di daerah atas kelenjar gaster di dekat pit gaster. Sel parietal
adalah sel poligonal besar dengan sitoplasma eosinofilik jelas terutama terletak di
pertengahan atas kelenjar gaster dan diperas di antara sel lain. Sel chief terutama terletak di
daerah bawah kelenjar gaster dan merupakan sel kuboid basofilik.1

16
Usus halus

Terbagi menjadi 3 bagian, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Mukosa usus halus
menampakan struktur khusus untuk memperluas permukaan absorpsinya. Terdapat plika
sirkularis, vili intestinal, dan mikrovili. Plika sirkularis adalah lipatan atau peninggian mukosa
permanen, berjalan berpilin dan terjulur ke dalam lumen usus.

Vili intestinalis adalah tonjolan permanen mirip jari pada lamina propia mukosa yang juga
terjulur ke dalam lumen. Vili ditutupi epitel selapis silindris dan lebih banyak terdapat di
bagian proksimal usus halus. Mikrovili adalah juluran sitoplasma yang menutupi apex sel
sel absorptive usus.

Permukaan mukosa usus halus mengandung banyak jenis sel. Kebanyakan sel dalam epitel
usus adalah sel absorptive silindris tinggi dengan mikrovili jelas yang ditutupi selubung
glikokaliks tebal. Di antara sel absorptive silindris ini terdapat sel sel goblet yang makin ke
distal usus halus makin banyak di jumpai.

Di dalam usus halus juga banyak terdapat kelenjar intestinal/Kripti Lieberkhun. Kelenjar
kelenjar ini terletak di mukosa usus dan bermuara ke dalam lumen usus pada dasar vili.
Pada dasar kelenjar intestinal terdapat sel sel paneth yang di tandai dengan granul
easinofilik di sitoplasma. Pada ileum terdapat banyak agregat limfonoduli yang berhimpit di
sebut plak Peyer. Usus halus di bagi menjadi beberapa lapisan, yaitu tunika mukosa, tunika
muskularis mukosa, tunika sub mukosa dan tunika muskularis.1

Usus besar

Sel sel goblet di usus besar jauh lebih banyak daripada sel goblet di usus halus. Sel goblet
ini juga bertambah dari bagian sekum ke kolon sigmoid. Usus besar tidak memiliki plika
sirkularis maupun vili intestinales, dan kelenjar intestinal terletak lebih dalam daripada usus
halus. Kelenjar intestinal usus besar juga tidak memiliki sel peneth, namun memiliki
berbagai sel enteroendokrin. Usus besar ini erdiri dari tunika mukosa yang terdiri dari epitel
selapis silindris, kelenjar intestinal, lamina propia dan muskularis mukosa.

17
Lapisan submukosa terletak Idi bawah lapisan mukosa, mengandung sel dan serat jaringan
ikat berbagai pembuluh darah dan saraf. Kemudian terdapat lapisan muskularis yang terdiri
dari otot polos. Pada liang anus, terdapat lapisan otot sirkular muskularis eksterna
bertambah tebal di bagian atas liang anus dan membentuk sfingter ani interna. Di bagian
bawah liang anus sfingter ini dig anti oleh otot rangka, yaitu sfingter ani externa. Di luar
sfingter ini terdapat muskulus levator ani.1

Hepar

Produk pencernaan yang di serap harus melalui kapiler kapiler hepar yang di sebut
sinusoid, setelah di antar vena porta hepatica sebelum produk pencernaan itu dapat
memasuki sirkulasi umum. Hepar terdiri atas satuan heksagonal di sebut lobules hati. Di
pusat setiap lobules terdapat sebuah vena sentral yang dikelilingi lempeng lempeng sel
hati, yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial. Jaringan ikat di sini membentuk triad porta,
tempat cabang arteri hepatica, cabang vena porta dan cabang duktus biliaris. Sinusoid hepar
adalah saluran darah yang berliku liku dan melebar dengan diameter tidak teratur dilapisi
sel endotel bertingkat tidak utuh yang dipisahkan dari hepatosit di bawahnya oleh ruang
perisinusoidal.

Hepatosit menyekresi empedu ke dalam saluran saluran halus di sebut kanalikuli biliaris.
Duktus biliaris kemudian menhadi duktus hepatikus yang lebih besar yang membawa
empedu keluar dari hepar.di dalam lobules hati, empedu mengalir di dalam kanalikuli biliaris
ke duktus biliaris pada daerah porta, dan darah dalam sinusoid mengalir ke vena sentral,
sehingga darah dan ampedu tidak bercampur.1

Kandung empedu

Merupakan organ berongga kecil yang melekat pada permukaan bawah hepar. Empedu
keluar dari kandung empedu melalui duktus sistikus dan memasuki duodenum melalui
duktus koledokus, kandung empedu bukan merupakan kelenjar karena hanya menampung

18
dan memekatkan empedu yang kemudian di curahkan menuju ke saluran pencernaan
setelah perangsangan hormonal.1

Pankreas eksokrin

Pancreas mengandung sel sel eksokrin dan endokrin. Sebagian besar pancreas adalah
kelenjar eksokrin tubuloasiner kompleks. Unit sekresi eksokrin adalah sel sel asinar
berbentuk pyramid berisi granul sekresi, yang merupakan prekusor enzim pencernaan
pancreas yang di sekresikan ke dalam diktus ekskretorius dalam bentuk tidak aktif. Asini
sekretoris di bagi dalam lobuli dan digabungkan oleh jaringan ikat longgar. Duktus
ekskretorius pada pancreas eksokrin berawal dari pusat setiap asini sebagai sel sentroasinar
yang terpulas pucat, dan berlanjut sebagai duktus interkalaris pendek. Duktus pendek ini
bergabung menjadi duktus intralobular di dalam jaringan ikat yang pada gilirannya
bergabung membentuk duktus interlobular yang lebih besar, dan bermuara ke duktus
pankreatikus utama.1

Fisiologis

Pencernaan

Pencernaan zat makanan utama merupakan proses teratur yang melibatkan kerja sejumlah
besar enzim pencernaan. Enzim kelenjar saliva dan kelenjar lingualis mencerna karbohidrat
dan lemak; enzim lambung mencerna protein dan lemak; dan enzim yang berasal dari
bagian eksokrin pankreas mencerna karbohidrat, protein, lemak, DNA, dan RNA. Enzim-
enzim lainnya yang melengkapi proses pencernaan ditemukan di membran luminal dan
sitoplasma sel dinding usus halus. Kerja berbagai enzim tersebut dibantu oleh asam
hidroklorida yang disekresi lambung dan empedu yang disekresi oleh hepar.

Karbohidrat
Di mulut, zat tepung dicerna oleh -amilase saliva. Namun, pH optimal enzim ini
adalah 6,7 sehingga kerjanya dihambat oleh getah lambung yang bersifat asam yang keluar
pada saat makanan masuk ke lambung. Di usus halus, -amilase saliva dan pankreas juga

19
bekerja pada polisakarida di dalam makanan. Baik -amilase saliva maupun pankreas
menghidrolisis ikatan 1:4, tetapi mempertahankan ikatan 1:6, ikatan 1:4 terminal, dan
ikatan 1:4 di dekat titik-titik percabangan. Akibatnya, hasil akhir pencernaan -amilase
adalah oligosakarida:maltosa, maltotriosa, beberapa polimer yang sedikit lebih besar
dengan glukosa pada ikatan 1:4 , dan dekstrin-, yaitu polimer glukosa yang mengandung
sekitar 8 molekul glukosa dengan ikatan 1:6.

Berbagai oligosakaridase yang bertanggung jawab pada pencernaan derivat zat


tepung lebih lanjut berada di bagian luar brush border, yaitu pada membran mikrovili usus
halus. Sebagian dari enzim ini memiliki lebih dari satu substrat. -dekstrinase, yang juga
dikenal sebagai isomaltase, terutama berperan pada hidrolisis ikatan 1:6. Bersana naltase
dan sukrase, enzim ini juga menguraikan maltotriosa dan maltosa. Sukrase dan -
dekstrinase disintesis sebagai rantai glikoprotein tunggal yang dimasukkan ke membran
brush border. Rantai tersebut kemudian dihidrolisis oleh protease pankreas menjadi subunit
dan isomaltase. Sukrase menghidrolisis sukrosa menjadi 1 molekul glukosa dan 1 molekul
fruktosa. Selain itu, terdapat 2 disakaridase di brush border. Laktase, yang menghidrolisis
trehalosa, yakni suatu dimer glukosa dengan ikatan 1:1, menjadi 2 molekul glukosa. 2

Protein
Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, tempat pepsin menguraikan
beberapa ikatan peptida. Seperti banyak enzim lain yang berperan mencerna protein,
pepsin disekresi dalam prekursor inaktif dan diaktifkan di dalam saluran cerna. Prekursor
pepsin disebut pepsinogen dan diaktifkan oleh asam hidroklorida lambung. Mukosa
lambung manusia mengandung sejumlah pepsinogen yang saling berhubungan, yang dapat
dibagi menjadi 2 kelompok yang berbeda secara histomunokimia, yakni pepsinogen I dan
pepsinogen II. Pepsinogen I hanya ditemukan di daerah yang menyekresi asam, sedangkan
pepsinogen II juga ditemukan di daerah pilorus. Sekresi asam secara maksimal berkorelasi
dengan kadar pepsinogen I.

Pepsin menghidrolisis ikatan antara asam amino aromatik seperti fenilalanin atau
tirosin dan asam amino kedua sehingga hasil pencernaan pepsin adalah polipeptida dengan
berbagai ukuran. Gelatinase yang mencairkan gelatin juga ditemukan di lambung. Kimosin,

20
yakni enzim lambung penggumpal susu yang juga disebut renin, ditemukan dalam
lambung hewan muda, tetapi mungkin tidak dijumpai pada manusia.

Karena pH optimum untuk pepsin adalah 1,6-3,2, kerja enzim ini terhenti bila isi
lambung bercampur dengan getah pankreas yang alkalis di duodenum dan jejunum. pH isi
usus halus di bagian superior duodenum adalah 2-4, tetapi pada bagian lain-lainnya adalah
sekitar 6,5.

Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambung dicerna


lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari pankreas dan mukosa usus
halus. Tripsin, kimotripsin, dan elastase bekerja pada ikatan peptida interior di molekul-
molekul peptida dan disebut endopeptidase. Karboksipeptidase pankreas merupakan
eksopeptidase yang menghidrolisis asam amino di ujung karboksil dan amino polipeptida.
Beberapa asam amino bebas dilepaskan di dalam lumen usus halus, tetapi asam amino
lainnya dilepaskan pada permukaan sel oleh aminopeptidase, karboksipeptidase,
endopeptidase, dan dipeptidase di brush border sel mukosa. Beberapa dipeptida dan
tripeptida diangkut secara aktif ke dalam sel usus halus dan dihidrolisis oleh peptidase
intrasel, dan asam-asam aminonya memasuki aliran darah. Jadi, pencernaan akhir asam
amino terjadi di 3 tempat: lumen usus halus, brush border, dan sitoplasma sel mukosa. 2

Lipid
Enzim lipase lidah disekresi oleh kelenjar ebner di permukaan dorsal lidah, dan
lambung juga mensekresi lipase. Lipase lambung tidak begitu penting kecuali pada
insufisiensi pankreas, tetapi lipase lidah menjadi aktif di lambung dan dapat mencerna
sebanyak 30% trigliserida makanan.

Kebanyakan pencernaan lemak berawal di duodenum, yang melibatkan salah satu


enzim terpenting, yakni lipase pankreas. Enzim ini menghidrolisis ikatan -1 dan -3 trigliserida
dengan relatif mudah, tetapi bekerja pada ikatan-2 dengan kecepatan yang sangat rendah
sehingga hasil utama kerjanya adalah asam lemak bebas dan 2-monogliserida. Enzim ini
bekerja pada lemak yang telah diemulsikan. Aktivitas enzim ini difasilitasi bila heliks
amfipatik yang menutupi sisi aktifnya yang menyerupai suatu penutup dibengkokan ke

21
belakang. Kolipase, protein dengan berat molekul sekitar 11.000, juga disekresi dalam getah
pankreas, dan jika molekul ini mengikat ranah terminal COOH lipase pankreas, tutup
tersebut menjadi lebih mudah dibuka. Kolipase disekresi dalam bentuk prekursor inaktif dan
diaktifkan di lumen usus galus oleh tripsin.

Lemak relatif bersifat tak-larut, yang membatasi kemampuannya untuk menembus


lapisan statis dan mencapai permukaan sel mukosa. Namun, lemak diemulsifikasi dengan
halus di usus halus oleh efek deterjen dari garam empedu, lesitin, dan monogliserida. Bila
konsentrasi garam empedu di usus halus tinggi, seperti setelah kandung empedu
berkontraksi, lipid dan garam empedu berinteraksi spontan membentuk misel. Agregat ini
mengikat lipid, tetapi umumnya mengandung asam lemak, mono gliserida, dan kolestrol di
pusat hidrofobiknya, meskipun konsentrasi lipidnya bervariasi. Pembentukan misel
selanjutnya melarutkan lipid dan menyebabkan terbentuknya mekanisme transpor lipid ke
enterosit. Jadi, misel bergerak ke konsentrasi yang lebih rendah melalui lapisan statis ke
brush border sel mukosa. Lipid berdifusi keluar dari misel, dan terbentuk suatu larutan cair
jenuh lipid yang berkontak dengan brush border sel mukosa. 2

Peristaltis

Peristaltis merupakan respon refleks yang timbul bila dinding saluran cerna teregang
oleh isis lumen, dan hal ini terjadi di semua bagian saluran cerna mulai dari esofagus sampai
rektum. Regangan menimbulkan kontraksi di belakang area perangsangan dan daerah
relaksasi di depannya. Gelombang kontraksi kemudian bergerak dalam arah oral kaudal, dan
mendorong isi lumen maju dengan kecepatan berkisar dari 2-25 cm/detik. Aktivitas
peristaltik dapat meningkat atau menurun melalui input autonom ke saluran cerna, tetapi
kejadiannya tidak bergantung pada persarafan ekstrinsik. Ternyata pergerakan maju isi usus
tidak dihambat oleh pengangkatan atau penyambungan kembali suatu segmen usus pada
tempat asalnya dan dihambat oleh pengangkatan dan penyambungan kembali suatu
segmen usus pada tempat asalnya dan dihambat hanya bila segmen tersebut dibalik
sebelum dijahit kembali ke tempat asalnya. Peristaltis merupakan contoh yang baik
mengenai aktivitas sistem persarafan usus yang terintegrasi. Peregangan lokal tampaknya
menyebabkan pelepasan serotonin, yang mengaktifkan neuron sensorik yang mengaktifkan

22
pleksus mienterikus. Neuron kolinergik yang berjalan dalam arah retrograd di pleksus ini
mengaktifkan neuron yang melepaskan substansi P dan asetilkolin sehingga kontraksi otot
polos terjadi. Pada saat yang sama, neuron kolinergik yang berjalan dalam arah anterograd
mengaktifkan neuron yang mengeluarkan NO, VIP, dan ATP sehingga terjadi relaksasi di
bagian depan rangsangan.2

Aktifitas Listrik Dasar & Pengaturan Motilitas

Kecuali di esofagus dan bagian proksimal lambung, otot polos saluran pencernaan
memiliki fluktuasi potensial membran yang spontan dan ritmik sebesar -65mV sampai -
45mV. Irama listrik dasar (basic electrical rhytm, BER) ini dipicu oleh sel interstisial Cajal,
yaitu pemacu mesenkimal stelata dengan gambaran mirip otot polos, yang menjulurkan
prosesus panjang bercabang ke dalam otot polos usus. Di lambung dan usus halus, sel-sel ini
terletak di lapisan otot polos sirkular luar dekat pleksus mienterikus; di kolon, sel-sel ini
berada di perbatasan submukosa lapisan otot sirkular. Di lambung dan usus halus, terdapat
gradien penurun frekuensi pemacu, dan seperti di jantung pemacu dengan frekuensi
tertinggi biasanya mendominasi. BER itu sendiri jarang menyebabkan kontraksi otot, tetapi
spike potensials yang tumpang tindih dengan bagian depolarisasi dari gelombang BER
menyebabkan peningkatan tegangan otot. Bagian depolarisasi dari masing-masing spike
terjadi karena adanya influks Ca2+, dan bagian repolarisasi disebabkan oleh efluks K+. Banyak
polipeptida dan neurotransmiter mempengaruhi BER. Contohnya, asetilkolin meningkatkan
jumlah spike dan tegangan otot polos, sedangkan epinefrin mengurangi jumlah spike dan
tegangan otot. Kecepatan BER adalah sekitar 4/menit di lambung. Di duodenum
kecepatannya menjadi sekitar 12/menit dan turun menjadi 8/menit di ileum distal. Di kolon,
kecepatan BER meningkat dari sekitar 9/menit di sekum sampai sekitar 16/menit di sigmoid.
Fungsi BER adalah mengoordinasikan peristaltis dan aktivitas motorik lain; kontraksi hanya
terjadi selama bagian depolarisasi gelombang. Contohnya, setelah vagotomi atau
pemotongan dinding lambung dilakukan, peristaltis di lambung menjadi tidak teratur dan
kacau.4

23
Pengunyahan

Pengunyahan memecahkan partikel makanan besar dan mencampur makanan


dengan sekret kelenjar liur. Pembasahan dan homogenisasi ini membantu proses menelan
dan pencernaan selanjutnya. Partikel makanan besar dapat dicerna, namun menyebabkan
kontraksi otot esofagus yang terasa kuat dan sering menyakitkan. Partikel yang kecil
cenderung menyebar apabila tidak ada air liur dan juga menyebabkan proses menelan sulit
karena partikel-partikel tersebut tidak membentuk bolus. Jumlah pengunyahan yang
optimal bergantung pada makanan, tetapi biasanya berkisar dari 20-25. Penderita tak
bergigi biasanya dibatasi untuk memakan makanan lunak dan sukar memakan makanan
kering.4

Menelan

Menelan (deglutition) adalah suatu respons refleks yang dicetuskan oleh impuls
aferen di nervus trigeminus, glosofaringeus, dan vagus. Impuls-impuls ini terintegrasi di
nukleus traktus solitarius dan nukleus ambigus. Serabut-serabut eferen berjalan ke otot
faring dan lidah melalui nervus trigeminus, fasialis, dan hipoglosssus. Menelan diawali
dengan kerja volunter, yakni mengumpulkan isi mulut di lidah dan mendorongnya ke
belakang menuju faring. Hal ini mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi involunter
pada otot faring yang mendorong makanan ke dalam esofagus. Inhibisi pernapasan dan
penutupan glotis merupakan bagian dari respons refleks ini. terjadi suatu kontraksi
peristaltik berbentuk cincin dari otot esofagus di belakang makanan, yang kemudian
menyapu makanan menuruni esofagus dengan kecepatan sekitar 4 cm/detik. Jika manusia
berada pada posisi tegak, cairan dan makanan setengah padat umumnya jatoh oleh gaya
tarik bumi ke esofagus bawah, yang mendahului gelombang peristaltik. Menelan sulit atau
tidak mungkin dilakukan jika mulut terbuka, seperti yang dialami para pasien yang
merasakan akumulasi saliva saat diperiksa oleh dokter gigi. Seorang dewasa normal sering
menelan selama makan, tetapi proses menelan terus berlanjut di antara waktu makan.
Jumlah total menelan per hari adalah sekitar 600 : 200 saat makan dan minum, 350 saat
terjaga tanpa makan, dan 50 saat tidur.4

24
Pencernaan di lambung

Makanan disimpan dalam lambung; tercampur dengan asam, mukus dan pepsin; dan
dikeluarkan ke dalam duodenum dengan kecepatan yang stabil dan terkendali.

Sel kelenjar lambung menyekresikan sekitar 2500 mL getah lambung setiap hari.
Getah lambung ini mengandung bermacam-macam zat. Asam hidroklorida yang
disekresikan oleh kelenjar di korpus lambung membunuh sebagian besar bakteri yang
masuk, menghasilkan pH yang diperlukan pepsin untuk mencerna protein, serta
merangsang aliran empedu.4

Sawar mukosa

Konsentrasi asam dalam getah lambung cukup pekat untuk dapat menimbulkan
kerusakan jaringan. Pada keadaan normal, tidak terjadi kerusakan karena adanya sawar
mukosa yang dibentuk oleh mukus dan HCO3-. Mukus yang disekresikan oleh sel leher
kelenjar lambung dan sel mukosa permukaan, terdiri atas glikoprotein yang disebut musin
dan membentuk suatu gel fleksibel yang melapisi mukosa. Sel mukosa permukaan juga
menyekresikan HCO3-. Sebagian besar HCO3- terperangkap dalam gel mukus sehingga
terbentuk suatu gradien pH yang memiliki rentang pH 1,0 2,0 di sisi luminal sampai 6,0
7,0 di permukaan sel epitel. HCL yang disekresikan oleh sel parietal di kelenjar lambung
melintasi sawar ini dalam kanal berbentuk jari, dengan menyisakan lapisan gel lain yang
utuh.

Mukus dan HCO3- yang disekresikan oleh sel mukosa juga berperan penting dalam
melindungi lambung dari kerusakan ketika getah lambung yang sangat asam disekresikan ke
dalamnya. Prostaglandin merangsang sekresi mukus. Sekresi HCO3- juga dirangsang oleh
prostaglandin dan oleh refleks setempat.4

Motilitas & Pengosongan Lambung

Apabila makanan masuk ke lambung, fundus dan bagian atas korpus akan melemas dan
mengakomodasi makanan dengan sedikit peningkatan takanan. Peristaltis kemudian dimulai
di bagian bawah korpus, yang mencampur dengan menghaluskan makanan serta

25
memungkinkan makanan dalam bentuk setengah cair mengalir sedikit demi sedikit melalui
pilorus dan memasuki duodenum.

Relaksasi reseptif diperantari oleh nervus vagus dan dipicu oleh pergerakan faring dan
esofagus. Gelombang peristaltis yang diatur oleh SEB lambung segera timbul dan menyapu
ke arah pilorus. Kontraksi lambung distal yang ditimbulkan oleh setiap gelombang kadang-
kadang disebut sistol antrum dan dapat berlangsung sampai 10 detik. Gelombang-
gelombang ini timbul tiga sampai empat kali setiap menit.1

Pada pengaturan pengosongan lambung, antrum, pilorus dan duodenum bagian atas
tampaknya berfungsi sebagai suatu kesatuan. Kontraksi antrum diikuti oleh kontraksi
berurutan daerah pilorus dan duodenum. Di antrum, kontraksi parsial di depan isi lambung
yang sedang bergerak maju akan mencegah masuknya massa padat di duodenum, dan isi
lambung akan dicampur dan dihancurkan. Isi lambung yang lebih cair dialirkan sedikit demi
sedikit ke dalam usus halus. Secara normal, regurgitasi dari duodenum tidak terjadi karena
kontraksi segmen pilorus cenderung menetap sedikit lebih lama daripada kontraksi
duodenum. Pencegahan regurgitasi ini juga disebabkan oleh stimulasi CCk dan sekretin pada
sfingter pilorus.4

Pencernaan usus halus

Sekresi usus halus tidak mengandung satu pun enzim pencernaan. Setiap hari
kelenjar kelenjar eksokrin mengeluarkan sekitar 1,5 liter larutan garam dan mukus cair
(sukus enterikus) ke dalam lumen. Sekresi mukus ini menghasilkan proteksi dan lubrikasi.
Selain itu, sekresi encer ini menghasilkan banyak H2O untuk ikut serta dalam pencernaan
makanan serta enzimatik.

Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim enzim pankreas.
Pencernaan yang terjadi di usus terutama adalah pencernaan lemak yang dilakukan oleh
sekresi empedu. Selain itu juga terjadi pencernaan karbohidrat dan protein lanjutan dari
pencernaan pada lambung.

Semua produk pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein serta sebagian besar
elektrolit, vitamin, dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Hanya
penyerapan kalsium dan besi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Penyerapan

26
sebagian besar terjadi di duodenum dan jejunum, sangat sedikit di ileum. Hal ini
dikarenakan sebagian besar penyerapan sudah selesai sebelum isi usus sampai ke ileum.
Selama proses penyerapan, bahan bahan yang telah dicerna akan masuk ke dalam kapiler
atau lakteal tersebut. Hasil nutrien yang telah diserap segera disalurkan ke hati untuk
diolah.5-6

Sisa dari hasil penyerapan yang terdapat pada usus halus akan masuk ke usus besar
melalui katup iliosekum. Katup ini akan mudah terbukan apabila isi usus halus terdorong ke
sekum, namun tertutup saat kimus berusaha kembali ke ileum. Dalam keadaan normal,
kolon menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap harinya. Motilitas utama usus
besar adalah untuk menyimpan bahan ini sebelum defekasi. Umumnya kontraksi usus besar
berlangsung lambat dan tidak propulsif, sesuai fungsi kolon sebagai tempat absorbsi dan
penyimpanan. Metoda motilitas utama yang digunakan usus besar adalah kontraksi haustra
yang dimulai oleh ritmisitas otonom sel sel otot polos kolon. Kontraksi kontraksi ini akan
menyebabkan usus besar membentuk haustra, serupa dengan segmentasi di usus halus,
tetapi berlangsung jauh lebih jarang. Gerakan hautra bersifat nonpropulsif. Karena gerakan
olon tersebut lambat, bakteri memiliki cukup waktu untuk tumbuh dan menumpuk di usus
besar. Tiga sampai empat kali sehari umumnya setelah makan, terjadi peningkatan nyata
motilitas yaitu kontraksi simultan segmen segmen besar di kolon ascendens dan
transversus, sehingga dalam beberapa detik feses terdorong sepertiga sampai tiga perempat
dari panjang kolon. Kontraksi kontraksi masif yaitu gerakan massa mendorong isi kolon ke
bagian distal usus besar untuk disimpan sampai defekasi. Sewaktu makanan masuk ke
lambung, terjadi gerakan massa di kolon terutama disebabkan refleks gastrokolon yang
diperantai hormon gastrin dan saraf otonom ekstrinsik. Sewaktu gerakan massa di kolon
mendorong isis kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan rektum yang kemudian
merangsang reseptor regang di dinding rektum dan memicu rekfleks defekasi. Refleks ini
disebabkan sfingter ani internus melemas dan rektum serta kolon sigmoid berkontraksi kuat.
Apabila sfingter ani eksternus meleas juga, maka terjadi defekasi.

Usus besar tidak mensekresikan enzim pencernaan apapun. Hal hal tersebut tidak
dibutuhkan karena pencernaaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon
terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3) yang fungsinya untuk proteksi. Larutan tersebut

27
terdiri dari mukus yang berfungsi untuk lubrikasi untuk memudahkan fese lewat dan HCO 3-
yang menetralkan asam asam iritan yang dihasilkan fermentasi lokal bakteri.

Di dalam usus tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim pencernaan.
Bakteri kolon mampu mencerna sebagian selulosa untuk kepentingan metabolisme mereka
sendiri. Penyerapan di usus besar adalah penyerapan garam dan H2O, Na merupakan ion
yang paling aktif diserap, Cl diserap secara pasif fan H2O mengikuti secara osmosis. Bakteri
dalam kolon mampu mensintesis vitamin yang dapat diserap oleh kolon dengan jumlah yang
sangat sedikit, kecuali vitamin K. Dari penyerapan garam dan H2O maka akan terbentuk
feses padat.5,6

Intoleransi Laktosa

Intolerasi laktosa ditimbulkan oleh defisiensi laktase, yaitu suatu disakaridase yang
spesifik ntuk pencernaan laktosa, atau gula susu. Sebagian besar anak berusia kurang dari
empat tahun memiliki laktase yang adekuat, tetapi hal ini dapat berkurang secara bertahap,
sehingga pada banyak orang dewasa aktivitas laktase lenyap atau minimal. Apabila individu
dengan defisiensi laktase mengkonsumsi susu atau produk susu, laktosa yang tidak tercerna
akan tetap berada di dalam lumen dan menimbulkan beberapa konsekuensi. Pertama,
penimbunan laktosa yang tidak tercerna menciptakan suatu gradien osmotik yang menarik
H20 ke dalam lumen usus. Kedua, bakteri yang berada di usus besar memiliki kemampuan
untuk menguraikan laktosa, sehingga bakteri dengan senang hati memanfaatkan laktosa
sebagai sumber energi dan menghasilkan sejumlah besar CO2 dan metana dalam prosesnya.
Peregangan usus halus oleh cairan gas menimbulkan rasa nyeri (kejang) dan diare. Gejala
yang timbul dapat bervariasi dari perasaan tidak enak di abdomen yang ringan sampai diare
berat yang menyebabkan dehidrasi, bergantung pada tingkat defisiensi laktase dan jumlah
laktosa yang masuk.5

Enzim Pencernaan
Enzim pada mulut

Dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan jalan dikunyah
menjadi ukuran yang lebih kecil. Makin lama mengunyah makin baik, sebab proses
28
penghancuran lebih efektif. Apabila makanan menjadi semakin kecil ukurangnya, maka luas
permukaan bertambah. Selama penghancuran mekanis ini berlangsung, kelenjar yang ada di
sekitar mulut mengeluarkan carian yang disebut saliva. Saliva adalah cairan yang lebih
kental daripada air biasa.Tiap hari sekitar 1-1.5 liter liter saliva yang dikeluarkan oleh
kelenjar saliva. Saliva terdiri atas 99,24% air dan 0,58% terdiri atas ion-ion Ca++, Mg++, Na+, K+,
PO43-, HCO3-, SO42- dan zat-zar organic seperti musin dan enzim amylase atau ptyalin. Musin
suatu glikoprotein dikeluarkan oleh oleh kelenjar sublingual dan kelenjar submandibular,
sedangkan ptyalin dikeluarkan oleh kelenjar parotid.

Enzim ptialin dalam saliva adalah suatu enzim amylase yang berfungsi untuk
memecah molekul amilum menjadi maltose dengan proses hidrolisis. Proses ini berjalan
baik apabila makanan dikunyah halus. Enzim ptyalin bekerja secara optimal pada pH 6.8.
Enzim ptyalin mulai tidak aktif pada pH 4,0 karena setelah makanan ditelan dan masuk
lambung, proses hidrolisis oleh enzim ptyalin tidak berjalan lebih lama lagi. Di dalam
lambung enzim ini hanya bertahan 15-30 menit, karena cairan dalam lambung bersifat asam,
yaitu mempunyai Ph antara 1,6-2,6.2

Enzim pada lambung

Pada lambung terdapat cairan yang berfungsi terutama untuk pencernaan protein,
yaitu pemecahan molekul protein dengan cara hidrolisis. Cairan lambung terdiri atas 99.4%
air dan sisanya terdiri atas zat anorganik maupun zat organic. Zat organic yang ada dalam
cairan lambung adalah HCl, NaCl, KCL, dan fosfat, sedangkan zat organic yang terdapat yang
terdapat dalam cairan tersebut adalah enzim peptin, rennin, lipase. Cairan lambung
dihasilkan oleh dua macam kelenjar yang mempunyai sel-sel sekresi yang disebut sel utama
dan sel parietal. Berikut cairan lambung baik zat organic maupun anorganik : 2

Asam HCl

Asam ini dihasilkan oleh sel-sel parietal. Proses pembentukan asam Hcl oleh sel
parietal diawali oleh reaksi pembentukan asam karbonat dari CO2 dan H2O dengan
enzim karbonat anhidrase. H2CO3. Yang terbentuk dalam sel parietal melepaskan ion
H+ keluar, sedangkan ion HCO3- mengalami perpindahan menggantikan ion Cl-

29
dalam plasma. Ion Cl- dikeluarkan dari dalam sel parietal dan dengan adanya ion +
maka terbentuk asam HCl dalam lambung

Pepsin
Pepsin adalah suatu enzim yang berguna untuk memecah protein menjadi lebih kecil
yaitu pepton dan proteosa. Enzim ini dihasilkan oleh sel utama lambung dalam
bentuk pepsinogen, yaitu calon enzim yang belum aktif. Nama umum untuk calon
enzim tersebut adalah zimogen. Pepsinogen ini diubah kemudian menjadi pepsin
yang aktif dengan adanya asam HCl, sedangkan pepsin yang terjadi dapat menjadi
katalis dalam reaksi perubahan pepsinogen menjadi pepsin
Lipase
Enzim ini merupakan katalisis pada reaksi pemecahan molekul lipid dengan cara
hidrolisis. Enzim lipase bekerja secara optimal pada pH antara 5,5 sampai 7,5 dan
dengan demikian dalam lambung tidak bekerja secara efektif dan optimal. Namun
lipase tahan terhadap lingkungan yang bersifat asam dan dapat juga melangsungkan
reaksi hidrolisis terhadap molekul triasil gliserol atau trigliserida yang mengandung
asam lemak pendek atau sedang.
Renin
Enzim ini berasal dari prorenin , yaitu suatu zimogen yang dengan suasana asam
berubah menjadi rennin. Renin sangat penting dalam pencernaan makanan pada
bayi, karena dapat mengubah kasein yang terdapat dalam susu menjadi parakasein
dengan bantuan ion Ca++. Dengan proses perubahan ini maka protein susu yang
sudah ada dalam lambung bayi tidak keluar terlalu cepat dan parakasein dapat
dihidrolisis lebih lanjut dan digunakan sebagai makanan bagi bayi. Dalam lambung
orang dewasa tidak terdapat renin.

Enzim pada pankreas.

Pankreas memproduksi dan mengeluarkan carian pankreas ke dalam duodenum oleh


adanya rangsangan hormon. Hormone ini adalah suatu senyawa yang dihasilkan jaringan
tertentu dan beredar dalam tubuh melalui peredaran darah.Hormon yang dibentuk di dalam
duodenum adalah Sekretin, yang merangsang timbulnya carian pankreas yang encer dan
berkadar bikarbonat tinggi dan mengandung enzim sedikit. Pankreozimin, yang merangsang

30
timbulnya cairan pankreas yang kental dan berkadar bikarbonat rendah serta mengandung
banyak enzim. Kolesistokinin , yang mempengaruhi kantung empedu untuk berkontraksi
sehingga dapat mengeluarkan cairan dari dalamnya, dibentuk dalam sel usus. Enterokinin,
yang merangsang terbentuknya cairan usus. Pada pankreas juga terdapat zat organic dan zat
anorganik, sekarang kita akan membahas zat yang organic. Zat organic yang terdapat pada
pankreas yakni protein dan beberapa enzim.

Enzim tersebut adalah : Tripsin, adalah suatu enzim pemecah protein atau proteosa,
yang dihasilkan oleh sel-sel pankreas dalam bentuk molekul tripsinogen yang tidak aktif.
Tripsinogen dikatifkan oleh enterokinase suatu enzim yang dikeluarkan oleh usus dan juga
dengan bantuan ion Ca++ sebagai katalis. Tripsin dapat bekerja dengan baik dalam hidrolisis
protein pada pH antara 8,0 sampai 9,0. Protein yang telah didenaturasikan terlebih dahulu
akan lebih mudah dipecah oleh tripsin.

Kimotripsin, suatu enzim yang berfungsi sebagai katalisis dalam proses hidrolisis
protein. Enzi mini dihasilkan oleh pankreas dalam bentuk kimotripsinogen. Kimotripsinogen
diubah menjadi kimotripsin oleh adanya tripsin. Kimotripsin mempunyai daya
mengendapkan protein susu lebih besar daripada tripsin dan juga dapat menghidrolisis
protein seperti tripsin.

Peptidase. hasil hidrolisis protein, pepton, protease oleh enzim tripsin dan
kimotripsin adalah polipeptida. Polipeptida ini kemudian dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim-
enzim peptidase berikut ini :

Karboksi peptidase, yaitu enzim yang memecah ikatan peptide pada ujung molekul
yang mempunyai gugus karboksilat
Aminopeptidase, yaitu enzim yang memecah ikatan peptide pada ujung molekul
yang mempunyai gugus amina.

Lipase. Lipase dalam cairan pankreas berfungsi sebagai katalisis dalam proses hidrolisis
lemak menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol, dan diasilgliserol. Lipase ini bekerja
lebih baik pada substrat yang mengandung asam lemak panjang, mempunyai bobot molekul
yang besar dan mempunyai banyak ikatan rangkap, seperti trigliserida, sehingga trigliserida
yang paling mudah dihidrolisis dibandingkan monogliserida dan digliserida.

31
Amilase. Amylase yang terdapat dalam cairan pankreas ini sama dengan amylase dalam
saliva, yaitu berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum, dekstrin, dan glikogen
menjadi maltose. Enzim ini mempunyai pH optimum 6,9 dapat bekerja pada pH 6,5 sampai
7,2 dan sebagai activator diperlukan ion Cl-.

Nukleodepolimerase. Enzim ini berfungsi untuk memecah nukleat menjadi


mononukleotida. Ada dua macam nukelodeplimerase yaitu robonuklease dan
deoksiribonukleonase yang masing-masing berfungsi untuk memecah RNA dan DNA. Enzim
ini bekerja optimal pada pH = 7.2

Enzim pada usus

Cairan pada usus dihasilkan oleh kelenjar burner dan lieberkuhn dengan pengaruh
enterokinin.2 Cairan usus mengandung enzim-enzim yang penting dalam proses pencernaan
makanan sebagai berikut : 2

Karbohidrase, yaitu enzim pemecah karbohidrat dibawah ini.


o Maltase : Maltosa Glukosa
o Sukrase : Sukrosa glukosa + fruktosa
o Laktase : laktosa glukosa + galaktosa
Peptidase, yaitu enzim-enzim pemecah ikatan peptida
Nukleotidase, berfungsi memecah nukleotida menjadi nukelosida dan asam
fosfat.
Nukleosidase, memecah nukleosida menjadi basa purin atau basa pirimidin
dan ribose atau deoksiribosa.
Enterokinase, yang berfungsi mengatifkan tripsinogen menjadi tripsin.
Diproduksi oleh sel duodenum.
Fosfatase, enzim yang memisahkan gugus fosfat dari senyawa fosfat organic,
misalnya heksosafosfat, gliserofosfat dan nukleotida.
Fosfolipatase, enzim yang memecah fosfatase menjadi gliserol, asam lemak,
asam fosfat dan kolin.

32
Daftar Pustaka

1. Verralis, Sylvia, 2002, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC
2. Pearce, 2003, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia
3. Gibson, 2005, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC
4. Watson, R., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, edisi 10, Jakarta, EGC
5. Lutjen, et all, 2001, Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia, edisi 2,
EGC, Jakarta
6. Anderson, 2002, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher
Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC

33

Anda mungkin juga menyukai