Disusun Oleh :
NAMA : MIRNA
NPM : 13154011033
LAPORAN PENDAHULUAN
Hj. Cahaya, S.Si.T Suryati, S.S.T Eka Sintia Novita Dewi AMKeb
NIK.064.004.007 NIK.043.007.004 NIK : 138.012.012
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga pelaksanaan Pra Praktik Klinik
Kebidanan ( Pra PKK ) ini selesai tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK) ini,
yaitu kepada:
Harapan saya, semoga laporan itu bermanfaat bagi saya dan semua pihak
yang membacanya. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN ............................................................................. 50
B. SARAN ......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengalaman belajar merupakn hal yang sangat penting bagi
mahasiswa untuk mencapai suatu keberhasilan demi tujuan pendidikan
yang dapat diperoleh melalui pendidikan dikelas, di laboratorium maupun di
lapangan.
Untuk mencapai pengalaman belajar ada tatanan yang nyata dan
komprehensif sehingga peserta didik dapat lebih siap dan mandiri, maka
dilaksanakan praktik Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK) pada
mahasiswa D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Banjarmasin.
Selama menimba ilmu di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin,
pada tingkat pertama semester 1 mendapatkan mata kuliah KDPK yang
merupakan mata kuliah dasar di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin
sebagai bekal utama untuk terjun didunia medis. Untuk itu seluruh
mahasiswa Stikes Muhammadiyah Banjarmasin semester III diwajibkan
untuk mengikuti KDK di lahan puskesmas selama 8 minggu dimulai pada
tanggal 8 September 1 November 2014, dengan pembagian puskesmas (4
minggu di Puskesmas Kelayan Dalam dan 4 minggu di Puskesmas Cempaka
Besar).
Saya memilih kasus Alat Kontrasepsi Suntik 3 Bulan pada 2 minggu
pertama di Puskesmas Kelayan Dalam karena banyak mengeluhkan efek
samping dari Suntik 3 Bulan.
Setelah pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan salah satu
gangguannya adalah siklus haid yang tidak teratur, sehingga diperlukan
penjelasan penyebab terjadinya.
Saya memilih kasus Pemeriksaan Laboratorium untuk Kadar Protein
pada Ibu Hamil pada 2 minggu kedua di Puskesmas Kelayan Dalam karena
adanya ibu hamil yang mengalami positif protein. Sehingga diperlukan
penjelasan tentang bahayanya pre-eklamsi dan pentingnya pemeriksaan
kadar protein pada ibu hamil.
Saya memilih kasus Pemeriksaan Laboratorium untuk Kadar
Reduksi pada Ibu Hamil pada 2 minggu pertama di Puskesmas Cempaka
Besar karena adanya ibu hamil yang mengalami positif reduksi/ Diabetes
Melitus. Sehingga diperlukan penjelasan tentang bahayanya Diabetes
Melutus dan pentingnya pemeriksaan kadar reduksi pada ibu hamil.
Saya memilih kasus Perubahan Fisik dan Psikologis Ibu Hamil
Trimester III pada 2 minggu terakhir di Puskesmas Cempaka Besar karena
banyak sekali perubahan yang terjadi pada akhir kehamilannya yang
meliputi perubahan fisik dan psikologis. Serta di perlukannya penjelasan
yang lebih mendalam agar ibu dapat membedakan antara yang normal dan
tidak normal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan ini
mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan kasus normal pada
kehamilan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan ini
mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu hamil normal baik secara mandiri, kolaborasi, maupun rujukan.
C. Manfaat
1. Untuk Tenaga Kesehatan
Manfaat dilaksanakannya praktik Keterampilan Dasar Kebidanan
(KDK) untuk puskesmas, para karyawan dapat membagi ilmu serta
pengalaman mereka membimbing mahasiswa, sehingga mahasiswa
memiliki pengalaman untuk menghadapi dunia kerja nantinya. Selain itu
mahasiswa juga dapat memberikan masukkan dan sangat membantu
dilahan praktik.
2. Untuk Institusi
a. Dapat memberikan pembelajaran dan upaya menyiapkan tenaga
kesehatan yang profesional, berpotensi secara mandiri sesuai
dengan kompetensi yang telah ditentukan.
b. Memberikan bantuan kepada institusi dalam pelayanan kesehatan
di lapangan.
3. Untuk Mahasiswa
Manfaat dilaksanakannya praktik Keterampilan Dasar Kebidanan
(KDK) untuk mahasiswa dapat merasakan dan mendapatkan ilmu serta
pengalaman melakukkan Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK)
tersebut, meliputi pelayanan kebidanan terhadap pasien (masyarakat)
dan sistem pendokumentasian kebidanan. Sehingga mahasiswa
mempunyai pengalaman untuk terjun ke dunia lahan.
BAB II
MATERI/TINJAUAN PUSTAKA
DISUSUN OLEH :
NAMA : MIRNA
NPM : 1315401033
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra, artinya melawan dan
konsepsi, artinya pembuahan. Jadi, kontrasepsi berarti mencegah
bertemunya sperma dengan ovum, sehingga tidak terjadi pembuahan yang
mengakibatkan kehamilan.
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai
kekuatan pembangunan bangsa Indonesia, maka gerakan keluarga berencana
sekarang lebih memberikan kekuasaan kepada masyarakat untuk berperan
serta sesuai aspirasi, selera, kepuasaan dan kemandirian masyarakat dalam
berkeluarga berencana. (Irianto,2000).
Kontrasepsi atau konsepsi ( Conception Control) adalah cara untuk
mencegah terjainya konsepsi, alat, atau obat-obatan.
Hendaknya kontrasepsi memenuhi syarat-syarat seperti berikut :
1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
2. Lama kerjanya dapat diatur menuntut keinginan.
3. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
4. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama
5. Cara penggunaanya sederhana.
6. Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.
7. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
B. Metode Kontrasepsi
Pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi ,
yaitu :
1. Metode sederhana
a. Tanpa Alat/obat
1) Senggama terputus
2) Pantangan berkala
b. Dengan alat/obat
1) Kondom
2) Diafragma atau cup
3) Cream, yelly dan cairan berbusa
4) Tablet berbusa ( vaginal tablet )
2. Metode efektif
a. Pil KB
b. AKDR ( Alat kontrasepsi Dalam Rahim )
c. Suntik KB
d. Susuk KB
3. Metode mantap dengan cara Operasi ( Kontrasepsi Mantap )
a. Vasektomi : pada Pria
b. Tubektomi : pada Wanita
C. Pengertian Kontrasepsi Suntik Progesteron
Kontrasepsi suntikan adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi
hormon progesterone yang disuntikkan kedalam tubuh wanita secara periodik.
(Irianto,2000).
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan kedalam
tubuh dalam jangka waktu tertentu kemudian masuk kepembuluh darah
diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh berguna untuk mencegah
kemungkinan timbulnya kehamilan.
Progesteron (bahasa Inggris : progesterone, P4) merupakan hormone dari
golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan,
kehamilan dan embriogenesis. Progesterone bersama dengan estrogen
dihasilkan oleh kurpus luteum, yaitu sebuah kelenjar endoktrin yang
merupakan sisa dari folikel setelah terjadinya peristiwa ovulasi.
Progesterone berperan besar dalam perkembangan fetus. Pengaruh
progesterone pada reproduksi diantaranya adalah :
1. Mempertebal dinding endmetrium setelah terjadi ovulasi
2. Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi
saat tidak terjadi fertilisasi
3. Menghambat laktasi saat kehamilan
4. Mempersiapkan endometrium untuk implantasi zigot
Kontrasepsi hormonal suntikan adalah metode suntikan KB yang menjadi
bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya bertambah.
Tingginya peminat pemakai suntikan KB oleh karena aman, sederhana,
efektif, tidak timbul gangguan dan dapat dipakai pada pasca persalinan.
M. Kerugiannya
1. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
2. Harus kembli kesarana pelayanan.
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Dapat menyebabkan ketidak teraturan siklus haid
6. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular
seksual,hepatitis B, atau Infeksi HIV.
DAFTAR PUSTAKA
DISUSUN OLEH :
NAMA : MIRNA
NPM : 13154011033
A. Pengertian
Menyediakan dan mengirim bahan pemeriksaan laboratorium sesuai
dengan tindakan pemeriksaan yang akan dilakukkan terhadap pasien yang
bersangkutan.
Kegiatan ini merupakan upaya menyediakan berbagai bahan yang
diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium. Pengumpulan dan pemeriksaan
sampel laboratorium ini dilakukan pada setiap pasien baru atau pasien lama/
lain sesuai dengan kebutuhannya, baik rutin ataupun khusus.
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan
bahan atau specimen urine. Pengambilan urine sebagai bahan pemeriksaan
laboratorium sesuai dengan kebutuhan.
B. Tujuan
Pemeriksaan kadar protein dalam urine untuk menentukkan kadar
kerusakan glomerulus.
Pengumpulan dan pemeriksaan specimen laboratorium ini berguna
untuk mendapatkan sejumlah informasi yang diperlukkan untuk
menegakkan diagnosis, mengetahui perjalanan penyakit, secara sarana
untuk mengukur respons pasien terhadap terapi.
C. Manfaat
1. Pencegahan pendarahan
2. Pencegahan pre-eklamsi
3. Deteksi dini factor penyebab pre-eklamsi
4. Pencegahan eklamsi
D. Bahan Pemeriksaan
Urine, feses, darah, sputum, apusan tenggorok/hidung, apusan mata,
apusan genetalia, cairan otak, cairan lambung, cairan luka, hasil biopsy,
muntahan, dan lain-lain.
E. Langkah Pengumpulan spesimen
1. Persiapan Alat
a. Botol atau tabung pemeriksaan bertutup, kaca objek, bengkok
(nierbeleken), dan lain-lain, baik steril maupun tidak steril.
b. Macam macam reagens dan lain lain.
c. Kertas etiket .
d. Formulir pemeriksaan laboratorium .
e. Peralatan untuk mengambil bahan pemeriksaan
f. Tempat untuk menyimpan dan membawa bahan pemeriksaan ke
laboratorium.
g. Kapas alcohol dalam tempatnya
h. Buku ekspedisi pengiriman bahan pemeriksaan kelaboratorium.
2. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan mengenai tujuan pengumpulan specimen
berikut, cara pengumpulannya. Dalam hal ini, penjelasan yang diberikan
disesuaikan dengan specimen yang akan diambil.
3. Pelaksanaan
Semua bahan pemeriksaan setelah diambil, ditampung atau
dimassukkan kedalam tempatnya, masing-masing harus diberi etiket.
Formulir pemeriksaan diisi sesuai dengan kebutuhan. Selajutnya bahan
pemeriksaan dan formulir dikirimkan kelaboratorium dengan buku
ekspedisi.
F. Pengertian Protein
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C3H2O
dan N. protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan
untuk membangun struktur tubuh. Normal ekskresi protein biasanya tidak
melebihi 150 mg/24 jam atau 10mg/dl urine. Lebih dari 10mg/dl
didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut
proteinuria.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah
penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis,
nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, kerancunan
kehamilan (pre-elamsi,eklamsi), infeksi saluran kemih (urinary tract
infection ). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah bekerja
jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.
Untuk mengetahui adanya protein didalam urine dilakukan
pemeriksaan. Prinsip dari pemeriksaan ini terjadi endapan urine jika
direaksikan dengan asam sulfosalisila.
Tingginya kadar protein dalam urine ibu hamil dapat
mengidentifikasikan terjadinya pre-eklamsi. Pre-eklamsi ialah penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi ,edema dan proteinuria yang timbul karena
kehamilan penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester kedua kehamilan.
Penetapan kadar protein dalam urine biasanya dinyatakan
berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padatnya atau kasarnya
kekekruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka
menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting. Salah satu uji
protein urine yang cukup peka adalah melalui pemanasan urine dengan
asam asetat.
Ditemukanya protein urine merupakan tanda paling sering dijumpai
pada pre-eklamsi, penyakit ginjal, bahkan sering merupakan petunjuk dini
dari latent glomerulo nephitis, toxemia gravidarum ataupun diabetec
nephropathy. Selama kehamilan normal terdapat kenaikan hemodinamika
ginjal dan diikuti dengan tekanan venarenalis. Pembentukan urine dimulai
dalam glomerulus, apabila filtrasi glomerulus mengalami kebococran yang
hebat, molekul protein besar akan terbuang dlam urine sehingga
menyebabkan proteinurina. Pada pasien yang telah menderita penyakit
parenklim ginjal, factor kehamilan yang memasuki usia 20 minggu ini
mungkin akan memperberat kebocoran protein melalui urine.
Kandungan urine bergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari-
hari yang dikonsumsi oleh masing-masing individu. Individu normal
mempunyai pH antara 5 sampai 7. Warna urine adalah keemasan dianggap
berasal dari emas. Fungsi utama urine adalah untuk membuat zat sisa seperti
racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap
urine sebagai zat yang kotor.
G. Pemeriksaan Proteinuria
Untuk menguji adanya kekeruhan, periksalah tabung dengan cahaya
pantulan dan dengan latar belakang yang hitam. Cara penilaian uji protein
adalah sebagai berikut :
1. Cara pemanasan asam asetat.
a. Alat
1) Tabung reaksi
2) Penjepit tabung reaksi
3) Rak tabung
4) Pipet tetes
5) Corong
6) Pipet volume
7) Lampu spiritus/Bunsen
8) Beker glass
9) Spuit 3 cc
10) Korek api
b. Bahan
1) Asam asetat
2) Urin patologis.
2. Cara kerja
a. Isi urine normal pada tabung 1 dan urin patologis pada tabung
2 hingga dua pertiga tabung.
b. Kedua tabung dimiringkan, panaskan bagian atas urine
sampai mendidih.
c. Perhatikan apakah terjadi kekeruhan dibagian atas urin
tersebut dengan cara membandingkan dengan urine bagian
bawah.
d. \jika urne dalam tabung tidak terjadi kekeruhan maka hasilnya
negative.
e. Jika urine dalam urine terjadi kekeruhan maka tambahkan
asam asetat 6 % sebanyak 3-5 tetes.
f. Panaskan lagi sampai mendidih, jika urine kembali bening/
kekeruhan menghilang maka hasilnya negative. Jika
kekeruhan urin tetap ada, mka hasilnya positif.
g. Beri penilaian terhadap hasil pemeriksaan tersebut.
3. Cara menilai hasil
a. Negative ( bila tidak ada kekeruhan ).
b. Positif + ( ada kekeruhan sedikit tanpa butir butir ). Protein
0,01-0,05 %.
c. Positif ++ ( kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir
dalam kekeruhan tersebut : protein 0,005-0,2 % ) .
d. Positif +++ ( kekeruhan jelas dan berkeping keeping :
protein 0,2 0,5 % )
e. Positif ++++ ( sngat keruh dan kekeruhan berkeping
keeping besar : protein > 0,5 %.)
H. Prosedur yang lain.
Dengan dipstick.
1. Urin sewaktu
a. Kumpulkan specimen acak (random)/urin sewaktu
b. Celupkan strip reagen ( dipstick) kedalam urin.
c. Tunggu selama 60 detik, amati perubahan warna yang terjadi dan
cocokkan dengan bagan warna.
A. Pengertian
Tes glukosa urin adalah pemeriksaan pada sampel urine mengetahui
ada /tidaknya glukosa dalam urine. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan
penyaring dalam urinalisis.
Dalam keadaan normal urin disebabkan karena filtrate glomerolus
(urine primer) didalam filtrat ini terlalu banyak zat yang tidak berguna bagi
tubuh, misalnya glukosa, asam amino dan garam-garam. Kandungan
glukosa yang melebihi ambang batas (kadar gula darah lebih dari 160-180
mg/dl atau dapat 8,9 -10 mmol/1), sehingga glukosa yang tidak direabsorbsi
( penyerapan kembali ) akan keluar bersama dengan urine atau dapat
dikarenakan daya reabsorbsi tubulus yang menurun.
Diantara reagensia yang mengandung garam cupri untuk menyatakan
reduksi, reagen benedict lah yang terbaik. Akan tetapi yang ditentukan
adalah sifat reduksi suatu zat saja yang tidak selalu berarti glukosa. Jika
ingin memastikkan bahwa reduksi yang disebabkan oleh glukosa, dapat
dilakukan dengan test fenilhidrazine (C6H5NHNH2) larutan berminyak yang
beracun, dididihkan pada suhu 244oC. Untuk menyususn kristal-kristal
glukosazon yang mudah diindentifikasi atau dilakukan test terhadap glukosa
dengan reagen yang berisi glukosa-oxidasa.
B. Tujuan
Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik ada atau tidaknya
glukosa dalam urine.
C. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah dimana keadaan seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula darah. Ibu yang menderita diabetes melitus beresiko
tinggi , yaitu :
1. Bayi besar (giant baby).
2. Peningkatan resiko keguguran pada trimester pertama 0-13 minggu .
3. Cacat bawaan atau kelainan pada bayi.
4. Kematian fetus, tiba-tiba janin meninggal.
a. Klasifikasi
1) Diabetes melitus type 1 tergantung insulin
2) Diabetes melitus tidak tergantung insulin
3) Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pada ibu hamil
yang sebelumnya belum pernah mengalami diabetes melitus.
b. Tanda tanda diabetes melitus
1) Sering minum
2) Merasa ada peningkatan nafsu makan
3) Berat badan menurun
4) Sering merasa kesemutan
5) Apabila terjadi luka proses penyembuhan lama
6) Sering buang air kecil
c. Faktor penyebab diabetes melitus
1) Pola makan yang salah
2) Obesitas ( penimbunan lemak berlebih diseluruh tubuh )
3) Gaya hidup yang salah
4) Kurang olahraga
d. Penanganan Diabetes Melitus
1) Olahraga teratur, melakukan diet diabetes melitus 3J ( Jumlah
tepat, Jadwal tepat, Jenis tepat).
2) Makan secara teratur sesuai dengan porsi dan waktu makan yang
telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi.
3) Membatasi makanan yang bersumber bertepung seperti nasi,
lontong, ketan, jagung, ubi, sagu, mie, dan bihun. Dan makan-
makanan yang terbuat dari tepung lainnya.
4) Menghindari makanan yang mengandung gula seperti gula
pasir,gula jawa, gula-gula, coklat,dodol, seli, madu, sirup, dan
makanan yang lainnya mengandung gula.
5) Banyaklah makan makan buah-buahan dan sayur.
D. Pemeriksaan Glukosa Urine
Pemeriksaan kadar gula dalam urine dapat dilakukan dengan
memakai reagen Benedict, tablet khusus, dan pita test.
1. Metode benedict
a. Persiapan alat
1) Tempat pengumpulan urine
2) Tabung kimia yang bersih
3) Pipet obat
4) Lampu spiritus
5) Spuit 3 cc
6) Penjepit tabung reaksi
7) 1 pasang hand scone
8) Korek api
9) Pena dan buku catatan
10) Larutan disinfektan dalam waskom.
11) Reagen benedict.
b. Cara Kerja
1) Menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan yang akan
dilakukan.
2) Meminta pasien untuk BAK, urine yang dtampung adalah urine
mid sterm dimana aliran pertama dibuang dan aliran urine
selanjutnya ditampung dalam botol yang disediakan.
3) Mencuci tangan
4) Memakai sarung tangan
5) Memasukkan 2,5 cc Reagens kedalam tabung kimia dan
meneteskan urine 3-4 tetes, atau 5 cc reagen dan meneteskan 5-8
tetes urine.
6) Memanaskan tabung kimia tersebut diatas lampu spiritus selama
2 menit atau memasukkan tabung kimia tersebut kedalam air
mendidihselama 5 menit, kemudian kocok.
7) Mencatat hasil pemeriksaan
8) Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan
9) Melepaskan sarung tangan dilarutan disinfektan.
10) Mencuci tangan.
2. Metode klinik (memakai tablet)
a. Persiapan alat
1) Tablet khusus berbintik biru putih (tablet tes klinik)
2) Tempat penampungan urine
3) Tabung reaksi yang bersih
4) Pipet obat
5) Daftar perbandingan warna
6) Buku catatan dan pen.
b. Cara kerja
1) Menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan yang akan
dilakukan
2) Meminta pasien untuk BAK .
3) Setelah beberapa saat, pasien diminta berkemih kembali. Urine
yang keluar kemudian ditmpung dan diambil kurang lebih 5
tetes lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi.
4) Bersihkan pipet dan tambahkan air biasa sebanyak kurang lebih
10 tetes.
5) Masukkan 1 tablet tek klinik kedalam tabung.
6) Diamkan selam kurang lebih 5 detik sampai reaksi berhenti.
7) Keudian kocok tabung perlahan-lahan dan cocokkan warna pada
daftar warna.
8) Catat hasil tes pada buku atau kartu diabetes melitus.
3. Metode Pita
Cara ini hanya digunakan apabila pasien sedang mendapat
pengobatan dengan sefalotin atau sefaloksin ( antibiotik ).
a. Persiapan alat
1) Tempat penampungan urine
2) Pita tes
b. Cara kerja
1) Ambil urine ke II
2) Ambil pita secukupnya
3) Masukkan ujung pita kedalam urine dan tunggu 1 menit
4) Bandingkan pita tes yang direndam dalam urine dengan
daftar warna.
5) Catat hasilnya pada buku catatan .
A. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio
fetus didalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestani (
misalnya dalam kasus kembar atautriplet). Kehamilan manusia terjadi
selama 40 minggu antara waktu menstruasi dan kelahiran 6 minggu dari
pembuahan. Istilah medis untuk wanita hamilan adalah gravida
sedangkan manuasia didalamnya disebut embri(minggu-minggu awal) dan
kemudian janin (sampai kelahiran). Primigravida adalah seorang wanita
yang hamil untuk pertama kalinya sedangkan multigravida adalah wanita
yang sudah pernah hamil dua kali atau lebih (Bobak,2005).
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah padaseorang
wanita dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisikologis yang
meliputi fisik,psikologis dan sosial. ( Sulisyawati.2009).
Menurut federasi obstetri ginrkologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 mingguatau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatuberlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu
ke-13 hingga ke 27 minggu), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga ke-40) (Prawirahardjo,2011).
Kehamilan trimester III adalah umur kehamilan dari bulan 7-9 bulan
(Saifuddin,2009).
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia kehamilan 27-
40 minggu, masa ini merupakan suatu perubahan yang lebih berorientasi
pada realitas untuk menjadi orang tua yang menanti kelahiran anak dimana
kaitan dengan orang tua dan janin yang berkembang pada trimester ini
(Simkin,2007).
B. Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
Standar minimal asuhan anternatal 14T yaitu :
1. Timbang Barat Badan
Ukur berat badan dalam Kgtiap kali kunjungan. Kenaikan berat
badan Normal pada waktu hamil 0,5 Kg per minggu mulai trimester II.
2. Ukur Tekanan Darah
Tekanan Darah yang normal 110/80 140/90 mmHg bila melebihi
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Pre-Eklamsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri
4. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
5. Pemberian Imunisasi (Tetanus Toksoid)TT lengkap.
6. Pemeriksaan HB.
7. Pemeriksaan VDRL (Veneral Diasese Research Laboratory).
8. Perawatan payudara, senam payudara atau pijat tekan payudara.
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil.
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
11. Pemeriksaan Protein urine atas Indikasi.
12. Pemeriksaan Reduksi Urine atas Indikasi.
13. Pemberian terapy kapsul yodium untuk daerah endemis gondole.
14. Pemberian terapy anti malaria untuk daerah endemis gondole.
C. Peubahan Fisikdan Psikologis pada Trimester III
1. Perubahan Fisik
a. Uterus.
Pada trimester III uterus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri
dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan
tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih
lebar dan tipi,tampak batasyang nyata anatara bagian atas yang lebih
tebal dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas itu dikenal sebagai
lngkaran retraksi fisikologis dinding uterus, diatas lingkaran ini jauh
lebih tebal dari pada dinding SBR.
1) 28 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira tiga jari diatas pusat
atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xifodeus (25 cm).
2) 32 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira antara jarak pusat ke
prosesus xifodeus (27 cm).
3) 36 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prosesus
xifodeus (30 cm).
4) 40 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira 3 jari dibawah prosesus
xifodeus (33 cm).
Setelah minggu ke 28 kontraksi brakton hicks semakin jelas,
terutama pada wanita yang langsing. Umumnya akan hilang bila
wanita tersebut melakukan latihan fisik atauberjalan. Pada minggu-
minggu terakhir kehamilan kontraksi semakin kuat hingga sulit
dibedakan dari kontraksi untuk memulai persalinan.
b. Sistem Traktus Uranius.
Pada akhir kehamilan kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas
panggul. Keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi
menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan lanjut, pelvis ginjal kiri akibat pergeseran uterus
yang berat kekanan akibat terdapatkolon rektosigmoid disebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urine.
c. Sistem respirasi
Pada 32 minggu keatas, karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar kearah diagfragma sehingga diagfragma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan kebnayakan wanita hamil mengalami derajat
kesulitan bernapas.
d. Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 Kg, penambahan berat
badan mulai dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan 11-12 Kg.
e. Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan
puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hemotokrit
mencapai level terendah pada minggu 30-32 karena setelah 34 minggu
masa RBC terus meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan
RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil
lanjut mengeluh sesak napas dan pendek napas. Hal ini ditemukan
pada kehamilan meningkatkan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus.
Walaupun aliran darh uterus meningkat duapuluh kali lipat,ukuran
konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya lebih banyak oksigen
diambil dari darah uterus selama kehamilan lanjut. Pada kehamilan
cukup bulan yang normal,seper enam volume darah total ibu berada
didalam system pedarahan uterus. Kecepatan rata-rata aliran darah
uterus ialah 500ml/menit dan konsumsi rata-rata oksigen uterus gravid
ialah 25 ml/menit. Tekanan arteri maternal,kontraksi uterus dan posisi
maternal mempengaruhi aliran darah. Esterogen juga berperan dalam
mengatur aliran darah uterus.
f. System musculoskeletal
Esterogen dan progesterone member efek maksimal pada
relaksasi otot dan ligament pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini
digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya
menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran.
Ligament pada simpisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang karena
relaksasi sebagai efek dari esterogen. Simfisis pubis melebar sampai 4
mm pada usia kehamilan 32 minggu dan sakrokok sigenis tidak teraba,
diikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
Adanya sakit punggung dan ligament pada kehamilan tua
disebabkan oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran
uterus. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran
uterus kedepan karena tidak adanya otot abdomen.
2. Perubahan Psikologis
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian dengan
penuh kewaspadaan.
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Tidak akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat kelahiran,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan khawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Persaan mudah terluka (sensitif).
h. Lobido menurun.
D. Keluhan Ibu Hamil Trimester III
1. Sering buang air kecil
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil
disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin
sehingga kandungan kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi
berkemih meningkat karena kapasitas kandungan kemih berkurang.
2. Keputihan
Keputihan terjadi karena adanya peningkatan produksi lender dan
kelenjar endoservikal sebagai akibat peningkatan kadar esterogen.
3. Konstipasi atau sembelit
Konstipasi atau sembelit selama kehamilan terjadi karena
peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi karena
perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus menekan
daerah perut, dan penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena
tablet besi (iron) yang diberikan oleh dokter/bidan pada ibu hamil biasanya
menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga menyebabkan
warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu
dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena
pengaruh zat besi ini adalah normal.
4. Sesak nafas
Sesak nafas disebabkan peningkatan kadar progesterone yang
berpengaruh secara langsung pada pusat pernapasan untuk menurunkan
kadar karbon dioksida serta meningkatkan kadar oksigen, meningkatkan
aktifitas metabolic, meningkatkan kadar karbon dioksida serta uterus yang
membesar dan menekan pada diafragma.
5. Hemorrhoid
Hal ini sering terjadi karena konstipasi. Sama halnya dengan varises,
pembuluh darah vena didaerah anus juga membesar. Diperparah lagi
akibat tekanan kepala terhadap vena direktum (bagian dalam anus).
Konstipasi berkonstribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorrhoid
sehingga menimbulkan pendarahan. Pada kehamilan progesterone
menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar.
Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan tekanan spesifik
pada vena hemorrihoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan
menyebabkan kongesti pada vena pelvik.
6. Nyeri punggung bawah (Nyeri Punggung).
Nyeri punggung bawah (nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung
yang terjadi pada area lumbosakral. Nyri pinggang bawah biasanya akan
meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri
ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur
tubuhnya. Perubahan perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang
membesar.
7. Pusing
Pusing disebabkan karena pengumpalan darah didalam pembuluh
tungkai, yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output
kardiak serta tekanan darah dengan tegangan othostatis yang meningkat
serta dihubungkan dengan hipoglikimia. Sakit kepala pada kehamilan tua
dapat merupakan gejala pre-eklamsi berat.
8. Varises pada kaki atau vulva
Disebabkan karena kongesti dalam vena bagian bawah yang
meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus,
kerapuhan jaringan elastic yang diakibatkan oleh esterogen serta factor
usia dan lama berdiri.
E. Tanda-tanda bahaya Kehamilan
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantipasi dalam
kehamilan lanjut, yaitu :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat
3. Penglihatan kabur
4. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
5. Keluar cairan pervaginam
6. Nyeri perut yang hebat
7. Gerakan janin tidak terasa.
F. Tanda-tanda Pesalinan
Dengan penurunan hormone progesterone menjelang persalinan dapat
terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan tanda permukaan
persalinan,yaitu :
1. Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida
minggu ke-36 dpat menimbulkan sesak dibagian bawah, diatas simfisis
pubis dan sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung kencing
tertekan kepala.
2. Perut menjadi lebih lebar karena fundus uteri turun.
3. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim
dan tertekannya pleksus frankenhouse yang terletak disekitar serviks (Tanda
Persalinan palsu).
4. Terjadinya pelunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim.
5. Terjadinya pengeluran lender, dimana lender penutup serviks dilepaskan.
S : Nama : Ny. H
Umur : 30 thn
HPHT : 6-1-2014
UK : 37 minggu
O : TB : 154 cm
Lila : 26 cm
BB sebelumnya : 53 kg
BB sesudah : 61 kg
TD : 100/70 mmHg
R : 21x/m
S : 36,5 oC
N : 81x/m
Abdoment :
L1 : TFU teraba 3 jari dibawah prx, teraba bagian lunak dan tidak melinting.
L2 : Teraba bagian keras dan memanjang disebelah kanan ibu, teraba bagian
5/5.
TFU : 29 cm
HB : 12,4 gr%
Albumin : positif 1
Reduksi : negative
A : G2P0A1 hamil 37 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, dengan pre-eklamsi
ringan.
- Perdarahan pervaginam
- Penglihatan kabur
DISUSUN OLEH :
NAMA : MIRNA
NPM : 13154011033
E. Pengertian
Tes glukosa urin adalah pemeriksaan pada sampel urine mengetahui
ada /tidaknya glukosa dalam urine. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan
penyaring dalam urinalisis.
Dalam keadaan normal urin disebabkan karena filtrate glomerolus
(urine primer) didalam filtrat ini terlalu banyak zat yang tidak berguna bagi
tubuh, misalnya glukosa, asam amino dan garam-garam. Kandungan
glukosa yang melebihi ambang batas (kadar gula darah lebih dari 160-180
mg/dl atau dapat 8,9 -10 mmol/1), sehingga glukosa yang tidak direabsorbsi
( penyerapan kembali ) akan keluar bersama dengan urine atau dapat
dikarenakan daya reabsorbsi tubulus yang menurun.
Diantara reagensia yang mengandung garam cupri untuk menyatakan
reduksi, reagen benedict lah yang terbaik. Akan tetapi yang ditentukan
adalah sifat reduksi suatu zat saja yang tidak selalu berarti glukosa. Jika
ingin memastikkan bahwa reduksi yang disebabkan oleh glukosa, dapat
dilakukan dengan test fenilhidrazine (C6H5NHNH2) larutan berminyak yang
beracun, dididihkan pada suhu 244oC. Untuk menyususn kristal-kristal
glukosazon yang mudah diindentifikasi atau dilakukan test terhadap glukosa
dengan reagen yang berisi glukosa-oxidasa.
F. Tujuan
Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik ada atau tidaknya
glukosa dalam urine.
G. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah dimana keadaan seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula darah. Ibu yang menderita diabetes melitus beresiko
tinggi , yaitu :
5. Bayi besar (giant baby).
6. Peningkatan resiko keguguran pada trimester pertama 0-13 minggu .
7. Cacat bawaan atau kelainan pada bayi.
8. Kematian fetus, tiba-tiba janin meninggal.
e. Klasifikasi
4) Diabetes melitus type 1 tergantung insulin
5) Diabetes melitus tidak tergantung insulin
6) Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pada ibu hamil
yang sebelumnya belum pernah mengalami diabetes melitus.
f. Tanda tanda diabetes melitus
7) Sering minum
8) Merasa ada peningkatan nafsu makan
9) Berat badan menurun
10) Sering merasa kesemutan
11) Apabila terjadi luka proses penyembuhan lama
12) Sering buang air kecil
g. Faktor penyebab diabetes melitus
5) Pola makan yang salah
6) Obesitas ( penimbunan lemak berlebih diseluruh tubuh )
7) Gaya hidup yang salah
8) Kurang olahraga
h. Penanganan Diabetes Melitus
6) Olahraga teratur, melakukan diet diabetes melitus 3J ( Jumlah
tepat, Jadwal tepat, Jenis tepat).
7) Makan secara teratur sesuai dengan porsi dan waktu makan yang
telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi.
8) Membatasi makanan yang bersumber bertepung seperti nasi,
lontong, ketan, jagung, ubi, sagu, mie, dan bihun. Dan makan-
makanan yang terbuat dari tepung lainnya.
9) Menghindari makanan yang mengandung gula seperti gula
pasir,gula jawa, gula-gula, coklat,dodol, seli, madu, sirup, dan
makanan yang lainnya mengandung gula.
10) Banyaklah makan makan buah-buahan dan sayur.
H. Pemeriksaan Glukosa Urine
Pemeriksaan kadar gula dalam urine dapat dilakukan dengan
memakai reagen Benedict, tablet khusus, dan pita test.
4. Metode benedict
c. Persiapan alat
12) Tempat pengumpulan urine
13) Tabung kimia yang bersih
14) Pipet obat
15) Lampu spiritus
16) Spuit 3 cc
17) Penjepit tabung reaksi
18) 1 pasang hand scone
19) Korek api
20) Pena dan buku catatan
21) Larutan disinfektan dalam waskom.
22) Reagen benedict.
d. Cara Kerja
11) Menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan yang akan
dilakukan.
12) Meminta pasien untuk BAK, urine yang dtampung adalah urine
mid sterm dimana aliran pertama dibuang dan aliran urine
selanjutnya ditampung dalam botol yang disediakan.
13) Mencuci tangan
14) Memakai sarung tangan
15) Memasukkan 2,5 cc Reagens kedalam tabung kimia dan
meneteskan urine 3-4 tetes, atau 5 cc reagen dan meneteskan 5-8
tetes urine.
16) Memanaskan tabung kimia tersebut diatas lampu spiritus selama
2 menit atau memasukkan tabung kimia tersebut kedalam air
mendidihselama 5 menit, kemudian kocok.
17) Mencatat hasil pemeriksaan
18) Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan
19) Melepaskan sarung tangan dilarutan disinfektan.
20) Mencuci tangan.
5. Metode klinik (memakai tablet)
c. Persiapan alat
7) Tablet khusus berbintik biru putih (tablet tes klinik)
8) Tempat penampungan urine
9) Tabung reaksi yang bersih
10) Pipet obat
11) Daftar perbandingan warna
12) Buku catatan dan pen.
d. Cara kerja
9) Menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan yang akan
dilakukan
10) Meminta pasien untuk BAK .
11) Setelah beberapa saat, pasien diminta berkemih kembali. Urine
yang keluar kemudian ditmpung dan diambil kurang lebih 5
tetes lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi.
12) Bersihkan pipet dan tambahkan air biasa sebanyak kurang lebih
10 tetes.
13) Masukkan 1 tablet tek klinik kedalam tabung.
14) Diamkan selam kurang lebih 5 detik sampai reaksi berhenti.
15) Keudian kocok tabung perlahan-lahan dan cocokkan warna pada
daftar warna.
16) Catat hasil tes pada buku atau kartu diabetes melitus.
6. Metode Pita
Cara ini hanya digunakan apabila pasien sedang mendapat
pengobatan dengan sefalotin atau sefaloksin ( antibiotik ).
c. Persiapan alat
3) Tempat penampungan urine
4) Pita tes
d. Cara kerja
6) Ambil urine ke II
7) Ambil pita secukupnya
8) Masukkan ujung pita kedalam urine dan tunggu 1 menit
9) Bandingkan pita tes yang direndam dalam urine dengan
daftar warna.
10) Catat hasilnya pada buku catatan .
S : Nama : Ny. M
Umur : 22 thn
HPHT : 9-1-2014
UK : 39 minggu
O : TB : 157 cm
Lila : 25 cm
BB sebelumnya : 60 kg
BB sesudah : 69 kg
TD : 120/90 mmHg
R : 20x/m
S : 36,5 oC
N : 80x/m
Abdoment :
L1 : TFU teraba 3 jari dibawah prx, teraba bagian lunak dan tidak melinting.
L2 : Teraba bagian keras dan memanjang disebelah kanan ibu, teraba bagian
bagian yang kecil disebelah kiri abdoment ibu.
TFU : 32 cm
HB : 11,0 gr%
Albumin : negatif
Reduksi : positif 1
A : G2P0A1 hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, dengan diabetes
melitus getasional.
- Perdarahan pervaginam
- Penglihatan kabur
DISUSUN OLEH :
NAMA : MIRNA
NPM : 13154011033
I. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio
fetus didalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestani (
misalnya dalam kasus kembar atautriplet). Kehamilan manusia terjadi
selama 40 minggu antara waktu menstruasi dan kelahiran 6 minggu dari
pembuahan. Istilah medis untuk wanita hamilan adalah gravida
sedangkan manuasia didalamnya disebut embri(minggu-minggu awal) dan
kemudian janin (sampai kelahiran). Primigravida adalah seorang wanita
yang hamil untuk pertama kalinya sedangkan multigravida adalah wanita
yang sudah pernah hamil dua kali atau lebih (Bobak,2005).
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah padaseorang
wanita dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisikologis yang
meliputi fisik,psikologis dan sosial. ( Sulisyawati.2009).
Menurut federasi obstetri ginrkologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 mingguatau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatuberlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu
ke-13 hingga ke 27 minggu), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga ke-40) (Prawirahardjo,2011).
Kehamilan trimester III adalah umur kehamilan dari bulan 7-9 bulan
(Saifuddin,2009).
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia kehamilan 27-
40 minggu, masa ini merupakan suatu perubahan yang lebih berorientasi
pada realitas untuk menjadi orang tua yang menanti kelahiran anak dimana
kaitan dengan orang tua dan janin yang berkembang pada trimester ini
(Simkin,2007).
J. Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
Standar minimal asuhan anternatal 14T yaitu :
15. Timbang Barat Badan
Ukur berat badan dalam Kgtiap kali kunjungan. Kenaikan berat
badan Normal pada waktu hamil 0,5 Kg per minggu mulai trimester II.
16. Ukur Tekanan Darah
Tekanan Darah yang normal 110/80 140/90 mmHg bila melebihi
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Pre-Eklamsi.
17. Ukur Tinggi Fundus Uteri
18. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
19. Pemberian Imunisasi (Tetanus Toksoid)TT lengkap.
20. Pemeriksaan HB.
21. Pemeriksaan VDRL (Veneral Diasese Research Laboratory).
22. Perawatan payudara, senam payudara atau pijat tekan payudara.
23. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil.
24. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
25. Pemeriksaan Protein urine atas Indikasi.
26. Pemeriksaan Reduksi Urine atas Indikasi.
27. Pemberian terapy kapsul yodium untuk daerah endemis gondole.
28. Pemberian terapy anti malaria untuk daerah endemis gondole.
K. Peubahan Fisikdan Psikologis pada Trimester III
3. Perubahan Fisik
g. Uterus.
Pada trimester III uterus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri
dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan
tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih
lebar dan tipi,tampak batasyang nyata anatara bagian atas yang lebih
tebal dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas itu dikenal sebagai
lngkaran retraksi fisikologis dinding uterus, diatas lingkaran ini jauh
lebih tebal dari pada dinding SBR.
5) 28 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira tiga jari diatas pusat
atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xifodeus (25 cm).
6) 32 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira antara jarak pusat ke
prosesus xifodeus (27 cm).
7) 36 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prosesus
xifodeus (30 cm).
8) 40 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira 3 jari dibawah prosesus
xifodeus (33 cm).
Setelah minggu ke 28 kontraksi brakton hicks semakin jelas,
terutama pada wanita yang langsing. Umumnya akan hilang bila
wanita tersebut melakukan latihan fisik atauberjalan. Pada minggu-
minggu terakhir kehamilan kontraksi semakin kuat hingga sulit
dibedakan dari kontraksi untuk memulai persalinan.
h. Sistem Traktus Uranius.
Pada akhir kehamilan kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas
panggul. Keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi
menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan lanjut, pelvis ginjal kiri akibat pergeseran uterus
yang berat kekanan akibat terdapatkolon rektosigmoid disebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urine.
i. Sistem respirasi
Pada 32 minggu keatas, karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar kearah diagfragma sehingga diagfragma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan kebnayakan wanita hamil mengalami derajat
kesulitan bernapas.
j. Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 Kg, penambahan berat
badan mulai dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan 11-12 Kg.
k. Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan
puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hemotokrit
mencapai level terendah pada minggu 30-32 karena setelah 34 minggu
masa RBC terus meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan
RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil
lanjut mengeluh sesak napas dan pendek napas. Hal ini ditemukan
pada kehamilan meningkatkan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus.
Walaupun aliran darh uterus meningkat duapuluh kali lipat,ukuran
konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya lebih banyak oksigen
diambil dari darah uterus selama kehamilan lanjut. Pada kehamilan
cukup bulan yang normal,seper enam volume darah total ibu berada
didalam system pedarahan uterus. Kecepatan rata-rata aliran darah
uterus ialah 500ml/menit dan konsumsi rata-rata oksigen uterus gravid
ialah 25 ml/menit. Tekanan arteri maternal,kontraksi uterus dan posisi
maternal mempengaruhi aliran darah. Esterogen juga berperan dalam
mengatur aliran darah uterus.
l. System musculoskeletal
Esterogen dan progesterone member efek maksimal pada
relaksasi otot dan ligament pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini
digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya
menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran.
Ligament pada simpisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang karena
relaksasi sebagai efek dari esterogen. Simfisis pubis melebar sampai 4
mm pada usia kehamilan 32 minggu dan sakrokok sigenis tidak teraba,
diikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
Adanya sakit punggung dan ligament pada kehamilan tua
disebabkan oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran
uterus. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran
uterus kedepan karena tidak adanya otot abdomen.
4. Perubahan Psikologis
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian dengan
penuh kewaspadaan.
i. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik.
j. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
k. Tidak akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat kelahiran,
khawatir akan keselamatannya.
l. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan khawatirannya.
m. Merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya.
n. Merasa kehilangan perhatian
o. Persaan mudah terluka (sensitif).
p. Lobido menurun.
L. Keluhan Ibu Hamil Trimester III
9. Sering buang air kecil
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil
disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin
sehingga kandungan kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi
berkemih meningkat karena kapasitas kandungan kemih berkurang.
10. Keputihan
Keputihan terjadi karena adanya peningkatan produksi lender dan
kelenjar endoservikal sebagai akibat peningkatan kadar esterogen.
11. Konstipasi atau sembelit
Konstipasi atau sembelit selama kehamilan terjadi karena
peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi karena
perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus menekan
daerah perut, dan penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena
tablet besi (iron) yang diberikan oleh dokter/bidan pada ibu hamil biasanya
menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga menyebabkan
warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu
dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena
pengaruh zat besi ini adalah normal.
12. Sesak nafas
Sesak nafas disebabkan peningkatan kadar progesterone yang
berpengaruh secara langsung pada pusat pernapasan untuk menurunkan
kadar karbon dioksida serta meningkatkan kadar oksigen, meningkatkan
aktifitas metabolic, meningkatkan kadar karbon dioksida serta uterus yang
membesar dan menekan pada diafragma.
13. Hemorrhoid
Hal ini sering terjadi karena konstipasi. Sama halnya dengan varises,
pembuluh darah vena didaerah anus juga membesar. Diperparah lagi
akibat tekanan kepala terhadap vena direktum (bagian dalam anus).
Konstipasi berkonstribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorrhoid
sehingga menimbulkan pendarahan. Pada kehamilan progesterone
menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar.
Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan tekanan spesifik
pada vena hemorrihoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan
menyebabkan kongesti pada vena pelvik.
14. Nyeri punggung bawah (Nyeri Punggung).
Nyeri punggung bawah (nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung
yang terjadi pada area lumbosakral. Nyri pinggang bawah biasanya akan
meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri
ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur
tubuhnya. Perubahan perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang
membesar.
15. Pusing
Pusing disebabkan karena pengumpalan darah didalam pembuluh
tungkai, yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output
kardiak serta tekanan darah dengan tegangan othostatis yang meningkat
serta dihubungkan dengan hipoglikimia. Sakit kepala pada kehamilan tua
dapat merupakan gejala pre-eklamsi berat.
16. Varises pada kaki atau vulva
Disebabkan karena kongesti dalam vena bagian bawah yang
meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus,
kerapuhan jaringan elastic yang diakibatkan oleh esterogen serta factor
usia dan lama berdiri.
M. Tanda-tanda bahaya Kehamilan
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantipasi dalam
kehamilan lanjut, yaitu :
8. Perdarahan pervaginam
9. Sakit kepala yang hebat
10. Penglihatan kabur
11. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
12. Keluar cairan pervaginam
13. Nyeri perut yang hebat
14. Gerakan janin tidak terasa.
N. Tanda-tanda Pesalinan
Dengan penurunan hormone progesterone menjelang persalinan dapat
terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan tanda permukaan
persalinan,yaitu :
6. Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida
minggu ke-36 dpat menimbulkan sesak dibagian bawah, diatas simfisis
pubis dan sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung kencing
tertekan kepala.
7. Perut menjadi lebih lebar karena fundus uteri turun.
8. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim
dan tertekannya pleksus frankenhouse yang terletak disekitar serviks (Tanda
Persalinan palsu).
9. Terjadinya pelunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim.
10. Terjadinya pengeluran lender, dimana lender penutup serviks dilepaskan.
S : Nama : Ny. Y
Umur : 27 thn
HPHT : 10-2-2014
21-10-2014
10-02-2014 -
11+(8x4 1/3)
11+(32+2+2/3)
11+(34+5 hari)
= 36 minggu 2 hari
TP : HPHT + (+7 +9 +0 )
10-2-2014
+7 +9 +0
17-11-2014
O : TB : 155 cm
Lila : 27 cm
BB sebelumnya : 59 kg
BB sesudah : 68 kg
TD : 120/80 mmHg
R : 20x/m
S : 36,3 oC
N : 80x/m
Abdoment :
L1 : TFU teraba 3 jari dibawah prx, teraba bagian lunak dan tidak melinting.
L2 : Teraba bagian keras dan memanjang disebelah kanan ibu, teraba bagian
5/5.
TFU : 28 cm
HB : 12,0 gr%
Albumin : negatif
Reduksi : negatif
A : G1P0A0 hamil 36 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, dengan fisiologis
- Perdarahan pervaginam
- Penglihatan kabur
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi suntikan 3 bulan atau progesteron adalah mencegah
terjadinya kehamilan dengan cara disuntik intramuskular yang berdaya kerja
3 bulan dan tidak mengganggu produksi ASI. Mekanisme kerjanya adalah
menghalangi FSH dan LH, mengentalkan lendir serviks, terjadinya perubahan
peristaltik tuba fallopi dan mengubah endometrium yang mengakibatkan
tidak sempurnanya implantasi hasil konsepsi.
Pemeriksaan kadar protein dalam urine untuk menentukkan kadar
kerusakan glomerulus. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah penyakit
ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis
lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, kerancunan kehamilan (pre-
elamsi,eklamsi), infeksi saluran kemih (urinary tract infection ). Proteinuria
juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah bekerja jasmani, urine yang
pekat atau stress karena emosi.
Tes glukosa urin adalah pemeriksaan pada sampel urine mengetahui
ada /tidaknya glukosa dalam urine. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan
penyaring dalam urinalisis. Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik
ada atau tidaknya glukosa dalam urine.
Diabetes melitus adalah dimana keadaan seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula darah. Ibu yang menderita diabetes melitus beresiko
tinggi , yaitu : Bayi besar (giant baby), Peningkatan resiko keguguran pada
trimester pertama 0-13 minggu, Cacat bawaan atau kelainan pada bayi dan
Kematian fetus, tiba-tiba janin meninggal.
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia kehamilan 28-
40 minggu. Ada beberapa perubahan yang terjadi terhadap ibu hamil pada
trimester III, baik fisik maupun psikologis, yaitu : perubahan Uterus, sistem
traktus uranius, sistem respirasi, kenaikan berat badan, sirkulasi darah, dan
sistem muskuloskeletal.
B. SARAN
1. Untuk Tempat Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan
Diharapkan untuk puskesmas khususnya para kariawan dapat
lebih meningkatkan lagi pelayanan kebidanan, khususnya para bidan
harusnya selalu mengingatkan kepada ibu hamil untuk segera konsultasi
ke Bidan atau tenaga kesehatan lainnya apabila ada keluhan atau
ketidaknyamanan yang dialami selama kehamilan. Tidak hanya ibu
hamil tetapi pelayanan lainnya seperti imunisasi,KB dan ibu Nifas atau
menyusui. Serta bidan mampu mendeteksi sedini mungkin komplikasi
yang bisa terjadi pada kehamilan.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan ibu hamil selalu memeriksakan kehamilannya di
pelayanan kesehatan secara rutin atau jika ada keluhan. Dan setelah
melahirkan, maka membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA