Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN PRAKTIK KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN (KDK)

DI PUSKESMAS KELAYAN DALAM DAN CEMPAKA BESAR

Disusun Oleh :

NAMA : MIRNA

NPM : 13154011033

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2014/2015


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

Telah diterima dan disetujui oleh Pembimbing Prodi D-III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

Tahun Ajaran 2014/2015

Pada tanggal :8 September 1 November 2014

Ka. Prodi D-3 Kebidanan Bag.Lahan Praktik Clinical Teacher (CT)

Hj. Cahaya, S.Si.T Suryati, S.S.T Eka Sintia Novita Dewi AMKeb
NIK.064.004.007 NIK.043.007.004 NIK : 138.012.012
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga pelaksanaan Pra Praktik Klinik
Kebidanan ( Pra PKK ) ini selesai tepat pada waktunya.

Praktik kerja lapangan dilaksanakan untuk memenuhi tuntunan


kurikulum yang berlaku di D3 Kebidanan STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.
Pra Praktik Klinik Kebidanan ( Pra PKK ) ini berlangsung selama 2 (dua) bulan
yang dimulai tanggal 2 Maret 25 April 2015 bertempat di Rumah Sakit Islam,
Rumah Sakit Abdul Aziz Marabahan dan PKIA Belitung.

Laporan ini disusun sedemikian rupa, sehingga secara umum dapat


memberikan gambaran mengenai asuhan kebidanan di Rumah Sakit Islam,
Rumah Sakit Abdul Aziz Marabahan dan PKIA Belitung.

Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan


Praktik Keterapilan Dasar Kebidanan (KDK) ini, kami banyak menghadapi
kesulitan. Namun berkat kemauan dan kerja keras serta bimbingan, bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak maka laporan ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki


sehingga dalam penyususnan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun guna menyempurnakan laporan ini.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK) ini,
yaitu kepada:

1. Bapak M. Shafwani,M.Kep.,Sp.Jiwa selaku ketua Stikes Muhammadiyah


Banjarmasin
2. Ibu Hj. Cahaya, S.Si.T selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan Stikes
Muhammadiyah Banjaramasin
3. Ibu Suryati, S.S.T selaku Koordinator Lahan Praktik D3 Kebidanan Stikes
Muhammadiyah Banjarmasin dan Pembimbing Akademik Praktik
Keterampilan Dasar Kebidanan.
4. Ibu Fatmah, S.S.T selaku Pembimbing Lahan Praktik di Puskesmas Kelayan
Dalam selama menjalankan dinas Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan.
5. Ibu Nurliana, S.S.T selaku Pembimbing Lahan Praktik di Puskesmas
Cempaka Besar selama menjalankan dinas Praktik Keterampilan Dasar
Kebidanan.
6. Seluruh dosen D3 Kebidanan yang selalu membimbing, mengarahkan,
memotivasi dan membekali selama Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan
berlangsung.
7. Ayah dan ibu tersayang yang telah memberikan dukungan moril dan
materil.
8. Teman-teman sejawat yang telah membantu dan memberikan semangat
sehingga penyususnan laporan Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan
terselesaikan.

Harapan saya, semoga laporan itu bermanfaat bagi saya dan semua pihak
yang membacanya. Amin.

Banjarmasin, November 2014

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Tujuan .............................................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 4

1. PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER


III
A. Lembar Persetujuan
B. Tinjauan Teori ............................................................................. 4
C. Asuhan Kebidanan .................................................................... 13
D. Lembar Konsul
2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM KADAR PROTEIN DALAM
URINE PADA IBU HAMIL
A. Lembar Persetujuan
B. Tinjauan Teori ......................................................................... 17
C. Asuhan Kebidanan ................................................................... 22
D. Lembar Konsul
3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM KADAR GLOKOSA DALAM
URINE PADA IBU HAMIL
A. Lembar Persetujuan
B. Tinjauan Teori ......................................................................... 25
C. Asuhan Kebidanan..................................................................... 30
D. Lembar Konsul
4. ALAT KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN
A. Lembar Persetujuan
B. Tinjauan Teori ......................................................................... 33
C. Asuhan Kebidanan ................................................................... 47
D. Lembar Konsul

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................................. 50
B. SARAN ......................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengalaman belajar merupakn hal yang sangat penting bagi
mahasiswa untuk mencapai suatu keberhasilan demi tujuan pendidikan
yang dapat diperoleh melalui pendidikan dikelas, di laboratorium maupun di
lapangan.
Untuk mencapai pengalaman belajar ada tatanan yang nyata dan
komprehensif sehingga peserta didik dapat lebih siap dan mandiri, maka
dilaksanakan praktik Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK) pada
mahasiswa D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Banjarmasin.
Selama menimba ilmu di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin,
pada tingkat pertama semester 1 mendapatkan mata kuliah KDPK yang
merupakan mata kuliah dasar di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin
sebagai bekal utama untuk terjun didunia medis. Untuk itu seluruh
mahasiswa Stikes Muhammadiyah Banjarmasin semester III diwajibkan
untuk mengikuti KDK di lahan puskesmas selama 8 minggu dimulai pada
tanggal 8 September 1 November 2014, dengan pembagian puskesmas (4
minggu di Puskesmas Kelayan Dalam dan 4 minggu di Puskesmas Cempaka
Besar).
Saya memilih kasus Alat Kontrasepsi Suntik 3 Bulan pada 2 minggu
pertama di Puskesmas Kelayan Dalam karena banyak mengeluhkan efek
samping dari Suntik 3 Bulan.
Setelah pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan salah satu
gangguannya adalah siklus haid yang tidak teratur, sehingga diperlukan
penjelasan penyebab terjadinya.
Saya memilih kasus Pemeriksaan Laboratorium untuk Kadar Protein
pada Ibu Hamil pada 2 minggu kedua di Puskesmas Kelayan Dalam karena
adanya ibu hamil yang mengalami positif protein. Sehingga diperlukan
penjelasan tentang bahayanya pre-eklamsi dan pentingnya pemeriksaan
kadar protein pada ibu hamil.
Saya memilih kasus Pemeriksaan Laboratorium untuk Kadar
Reduksi pada Ibu Hamil pada 2 minggu pertama di Puskesmas Cempaka
Besar karena adanya ibu hamil yang mengalami positif reduksi/ Diabetes
Melitus. Sehingga diperlukan penjelasan tentang bahayanya Diabetes
Melutus dan pentingnya pemeriksaan kadar reduksi pada ibu hamil.
Saya memilih kasus Perubahan Fisik dan Psikologis Ibu Hamil
Trimester III pada 2 minggu terakhir di Puskesmas Cempaka Besar karena
banyak sekali perubahan yang terjadi pada akhir kehamilannya yang
meliputi perubahan fisik dan psikologis. Serta di perlukannya penjelasan
yang lebih mendalam agar ibu dapat membedakan antara yang normal dan
tidak normal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan ini
mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan kasus normal pada
kehamilan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan ini
mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu hamil normal baik secara mandiri, kolaborasi, maupun rujukan.
C. Manfaat
1. Untuk Tenaga Kesehatan
Manfaat dilaksanakannya praktik Keterampilan Dasar Kebidanan
(KDK) untuk puskesmas, para karyawan dapat membagi ilmu serta
pengalaman mereka membimbing mahasiswa, sehingga mahasiswa
memiliki pengalaman untuk menghadapi dunia kerja nantinya. Selain itu
mahasiswa juga dapat memberikan masukkan dan sangat membantu
dilahan praktik.
2. Untuk Institusi
a. Dapat memberikan pembelajaran dan upaya menyiapkan tenaga
kesehatan yang profesional, berpotensi secara mandiri sesuai
dengan kompetensi yang telah ditentukan.
b. Memberikan bantuan kepada institusi dalam pelayanan kesehatan
di lapangan.
3. Untuk Mahasiswa
Manfaat dilaksanakannya praktik Keterampilan Dasar Kebidanan
(KDK) untuk mahasiswa dapat merasakan dan mendapatkan ilmu serta
pengalaman melakukkan Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK)
tersebut, meliputi pelayanan kebidanan terhadap pasien (masyarakat)
dan sistem pendokumentasian kebidanan. Sehingga mahasiswa
mempunyai pengalaman untuk terjun ke dunia lahan.
BAB II

MATERI/TINJAUAN PUSTAKA

Dalam BAB ini akan membahas Laporan Pendahuluan tentang :

1. Alat Kontrasepsi Suntik 3 Bulan


2. Pemeriksaan Laboratorium Kadar Protein dalam Urine Pada Ibu
Hamil
3. Pemeriksaan Laboratorium Kadar Glukosa dalam Urine Pada Ibu
Hamil
4. Perubahan Fisik dan Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester III
LAPORAN PENDAHULUAN KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
( KDK )

ALAT KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN

DIPUSKESMAS KELAYAN DALAM BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

NAMA : MIRNA

NPM : 1315401033

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2014/2015


ALAT KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN

A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra, artinya melawan dan
konsepsi, artinya pembuahan. Jadi, kontrasepsi berarti mencegah
bertemunya sperma dengan ovum, sehingga tidak terjadi pembuahan yang
mengakibatkan kehamilan.
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai
kekuatan pembangunan bangsa Indonesia, maka gerakan keluarga berencana
sekarang lebih memberikan kekuasaan kepada masyarakat untuk berperan
serta sesuai aspirasi, selera, kepuasaan dan kemandirian masyarakat dalam
berkeluarga berencana. (Irianto,2000).
Kontrasepsi atau konsepsi ( Conception Control) adalah cara untuk
mencegah terjainya konsepsi, alat, atau obat-obatan.
Hendaknya kontrasepsi memenuhi syarat-syarat seperti berikut :
1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
2. Lama kerjanya dapat diatur menuntut keinginan.
3. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
4. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama
5. Cara penggunaanya sederhana.
6. Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.
7. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.

B. Metode Kontrasepsi
Pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi ,
yaitu :
1. Metode sederhana
a. Tanpa Alat/obat
1) Senggama terputus
2) Pantangan berkala
b. Dengan alat/obat
1) Kondom
2) Diafragma atau cup
3) Cream, yelly dan cairan berbusa
4) Tablet berbusa ( vaginal tablet )
2. Metode efektif
a. Pil KB
b. AKDR ( Alat kontrasepsi Dalam Rahim )
c. Suntik KB
d. Susuk KB
3. Metode mantap dengan cara Operasi ( Kontrasepsi Mantap )
a. Vasektomi : pada Pria
b. Tubektomi : pada Wanita
C. Pengertian Kontrasepsi Suntik Progesteron
Kontrasepsi suntikan adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi
hormon progesterone yang disuntikkan kedalam tubuh wanita secara periodik.
(Irianto,2000).
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan kedalam
tubuh dalam jangka waktu tertentu kemudian masuk kepembuluh darah
diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh berguna untuk mencegah
kemungkinan timbulnya kehamilan.
Progesteron (bahasa Inggris : progesterone, P4) merupakan hormone dari
golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan,
kehamilan dan embriogenesis. Progesterone bersama dengan estrogen
dihasilkan oleh kurpus luteum, yaitu sebuah kelenjar endoktrin yang
merupakan sisa dari folikel setelah terjadinya peristiwa ovulasi.
Progesterone berperan besar dalam perkembangan fetus. Pengaruh
progesterone pada reproduksi diantaranya adalah :
1. Mempertebal dinding endmetrium setelah terjadi ovulasi
2. Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi
saat tidak terjadi fertilisasi
3. Menghambat laktasi saat kehamilan
4. Mempersiapkan endometrium untuk implantasi zigot
Kontrasepsi hormonal suntikan adalah metode suntikan KB yang menjadi
bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya bertambah.
Tingginya peminat pemakai suntikan KB oleh karena aman, sederhana,
efektif, tidak timbul gangguan dan dapat dipakai pada pasca persalinan.

D. Jenis Kontrasepsi Suntik


Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin,
yaitu :
1. Depo Medroksiprogesteron Asetat ( Depo Provera), mengandung 150
mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan
intramuscular ( daerah bokong ).
2. Depo Noretisteron Enantat ( Depo Noristerat), yang mengandung 200
mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
disuntikkan Intramuskular.
E. Cara Kerja
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
3. Menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
5. Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi.
F. Cara penggunaan kontrasepsi suntikan
1. kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap bulan dengan cara
intramuscular dalam daerah pantat. Apabila suntikan akan lambat dan
tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari.
Pemebrian kontrasepsi suntikan Noristeral untuk 3 injeksi berikutnya
diberikan setiap 2 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan
setiap 12 minggu.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang dibahasi
oleh etil/isopropyl alcohol 60,90%. Beikan kulit kering sebelum
disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
3. Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung gelembung
udara. Kontrasepssi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat
endapan putih pada dasar ampul upayakan menghilangkannya dengan
menghangantkannya.
G. Efektivitas
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi,
dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tahun, asal penyuntikannya
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
H. Efek Samping (Komplikasi)
1. Gangguan siklus haid
a. Gejala (keluhan)
1) Tidak mengalami haid (amenora).
2) Pendarahan berupa tetesan atau bercak-bercak (spotting)
3) Pendarahan diluar siklus haid (metroragia/breakthrough
bleeding).
4) Pendarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak
daripada biasanya.
b. Penyebabnya
Karena adanya ketidakseimbangan hormone sehingga
endometrium mengalami perubahan histology. Keadaan
amenore disebabkan atropi endometrium.
c. Penanggulangan dan Pengobatannya.
1) KIE
a) Jelaskan penyebab terjadinya.
b) Jelaskan bahwa gejala atau keluhan tersebut dalam rangka
penyesuaian diri, bersifat sementara dan individu.
c) Memotivasikan agar tetap memakai suntikan.
2) Tindakan Medis
a) Amenore ( tidak haid )
(1) Pastikan hal ini bukan karena kehamilan. Beberapa wanita
melihat hal ini sebagai suatu keuntungan dan tidak
berbahaya. Beri motivasi bahwa hal ini bukan suatu yang
abnormal dan bias terjadi pada Kb suntikan 2-3 bulan
pertama. Pada kasus ekstren ada wanita yang tidak
mengalami haid selama ia memakai suntikan.
(2) Jika klien memaksa ingin haid (biasa dengan psikis), tablet
diberikan 1-11, 1x1 tablet mulai hari IV selama 4x5 hari.
(3) Jika terjadi hamil (melalui pemeriksaan fisik dan
laboraturium), penggunaan suntikan KB segera
dihentikan.
b) Spotting atau metroragia ( Pendarahan bercak atau menetes)
(1) Jika ringan atau tidak terlalu menganggu, tidak perlu
diberi obat.
(2) Jika cukup mengganggu, dapat diberikan : pil KB 3x1
tablet perhari selama 7 hari.
(3) Menorogia ( pendarahan lebih banyak atau lebih lama dari
biasanya). Cukup diberi tablet sulfat ferosus : 3x1 tablet
(5-7 hari) sampai keadaan membaik.
c) Catatan Khusus
(1) Pendarahan yang tidak dapat diatasi dengan cara diatas
harus diselidiki kemungkinan adanya penyakit lain (
misalnya: tumor,polop,infeksi). Jika pendarahan hebat,
hentikan segera pemakaian suntikan dan kemudian
dikonsultasikan kepada dokter spesialis kebidanan.
(2) Setiap kelainan pendarahan sebaiknya diberikan juga
robantia dan diperbaiki gizi makanannya.
(3) Pada gangguan noristerata bila terjadi amenore setelah 3x
suntikan berturut- turut, segera hentikan suntikan
noristeria.
2. Depresi
a. Gejala ( keluhan )
Perasaan lesu (lethargi), tidak bersemangat.
b. Penyebabnya.
1) Diperkirakan dengan adanya hormone progesterone
terutama yang berisi 19-norsteroid menyebabkan kurangnya
vitamin B6 (Piridoksin) didalam tubuh.
2) Adanya retensi garam.
c. Penanggulangan dan pengobatannya.
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dari individu.
c) Beri penjelasan gar tetap memakai suntikan.
2) Tindakan medis
a) Vitamin B6 : 23x1 tablet (10mg) perhari sampai segala depresi
hilang.
b) Anjurkan untuk melakukan diet rendah garam sampai gejala
depresi hilang.
c) Jika depresi tetap dan terus memberat, hentikan pemakaian
suntikan dang anti cara kontrasepsi nonhormonal.
3) Catatan Khusus
a) Keadaan pre-eklamsi
b) Keadaan selama menstruasi
c) Keadaan post-partum
d) Selama pengobatan endomentriosis dengan dosis tinggi
hormon ovarium (esterogen dan progesteron).
3. Keputihan
a. Gejala (keluhan)
Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina atau adanya
cairan putih dimulut vagina (vaginal discharge).
b. Penyebabnya
Disebabkan efek progesterone mengubah flora dan pH vagina,
jamur mudah tumbuh didalam tubuh vagina dan menimbulkan
keputihan.
c. penanggulangan dan pengobatannya
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Menjaga kebersihan daerah kemaluan ( berganti celana dalam,
menggunakan pembalut cocok)
c) Memotivasi agar tetap memakai suntikan.
2) Tindakanan medis
a) Jika disertai rasa gatal, cairan berwarna kuning kehijauan atau
berbau tidak sedap, dapat diberikan pengobatan antimikotik
selama 14 hari.
b) Jika pemberian antimikotik tidak menolong, dan keputihan
terus berlangsung maka pemakaian suntikan dihentikan
sementara.
3) Catatan Khusus
a) Keluarnya lender fisiologis (tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak gatal) dpat terjadi sebelum dan sesudah menstruasi.
b) Keputihan dapat juga disebabkan oleh :
(1)Infeksi atau dari kandungan
(2)Tumor atau dari alat kandungan
(3)Infeksi trikomonas
4. Jerawat
a. Gejala
Timbul jerawat pada wajah .
b. Penyebab
Progestinnya, terutama 19-non progestin menyebabkan
peningkatan kadar lemak.
c. Penanggulangan dan Pengobatannya.
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Mengurangi makanan yang berlemak (kacang,susu,kuning
telur).
c) Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah sehari
dua kali dengan pemberih muka.
d) Menghindari pemakaian kosmetik wajah yang berlebihan.
2) Tindakan Medis
a) Jika tidak mengganggu, cukup menjaga kebersihan wajah.
b) Jika terlihat infeksi dapat diberi tetrasiklin 3-4 kali 1 kapsul
250 mg, selama 1-2 minggu.
c) Jika jerawat tetap dan bertambah banyak, ganti cara
kontrasepsi nonhormonal.
3) Catatan Khusus
Jerawat dapat timbul juga karena alergi terhadap kosmetik,
perawatkulit yang higienis, dan kulit bertambah lemak.
5. Rambut Rontok
a. Gejala
Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bias sesudah
penghentian suntikan.
b. Penyebab
Terutama 19-nonprogesterin dapat mempengaruhi folikel rambut,
sehingga timbul kerontokkan rambut.
c. Penanggulangan dan Pengobatannya
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Gejala ini bersifat sementara dan individu. Akan kembali
normal tanpa pengobatan setelah suntikan dihentikan.
c) Jika klien tidak dapat mentolerir gejala ini, anjurkan untuk
ganti cara kontrasepsi non-hormonal.
2) Tindakan medis
Dalam hal ini tidak diperlukan.
6. Perubahan berat badan
a. Gejala (Keluhan)
1) Berat badan bertambah atau naik. Kenaikan berat badan setiap
tahun bervariasi rata-rata antara 2,3 -2,9 kg (menurut hasil
penelitian Depo Provera).
2) Berat badan berkurang atau turun setiap tahun. Rata-rata
penurunan berat badan antara 1,6 1,9 kg (menurut hasil
penelitian Depo Provera).
b. Penyebabnya
Terjadinya kenaikan berat badan, kemungkinan karena
hormone progesterone mempermudah perubahan karbohidrat
dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit
bertambah. Selain itu hormon progesterone juga menyebabkan
nafsu makan bertambah dan menurun aktifitas fissik, akibatnya
pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
c. Penanggulangannya
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya.
b) Penambahan berat badan ini bersifat sementara dan individu
(tidak terjadi pada semua pemakai suntikan, tergantung reaksi
tubuh wanita terhadap metabolismeprogesteron). Sebagai klien
malah menganggap hal ini sebagai keuntungan.
2) Tindakan Medis
a) Jika kenaikan berat badan ini tidak menganggu. Pastikan
bahwa penambahan berat badan bukan karena kehamilan.
b) Anjurkan klien untuk melakukkan diet rendah klori dan
olahraga yang proposional untuk menjaga berat badaanya.
c) Jika cara tersebut diatas tidak menolong dan berat badan terus
naik, pemakaian suntikan dihentikan dan diganti cara
kontrasepsi lain yang non-hormonal (misalnya AKDR).
7. Pusing atau sakit kepala (migraine).
a. Gejala ( keluhan )
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atu seluruh bagian
kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat.
b. Penyebabnya
Belum ada kesepakatan dikalangan para ahli tentang
penyebabnya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan reakssi tubuh
terhadap progestron.
c. Penanggulangan dan pengobatan
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Jelaskan bahwa gejala bersifat sementara dan individu.
c) Beri motivasi agar tetap memakai suntikan.
2) Tindakan Medis
a) Pastikan tekanan darahnya normal.
b) Berikan pengobatan sistomatis
(1) Sakit kepala : antalgin 3x500 gram perhari selama 3-5 hari,
atau paracetamol 2x500 mg perhari selama 3x250-500 mg
kapsul perhari selama 3-5 hari.
(2) Migraine : preparat ergotamine 2x1 mg selama 3-5 hari.
(3) Jika pemberian obat tidak menolong dan keadaan tambah
berat, hentikan pemakaian suntikan dang anti kontrasepsi
non-hormonal.
8. Mual dan muntah
a. Gejala (keluhan)
Rasa mual sampai muntah seperti hamil muda. Terjadi pada
bulan-bulan pertama pemakaian suntikan.
b. Penyebabnya
Kemungkinan karena reaksi tubuh terhadap jormon
progesterone yang memengaruhi produksi asam lambung.
c. Penanggulangan dan pengobatannya.
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Jelaskan bahwa gejala bersifat sementara dan individu.
Biasanya tubuh akan menyesuaikan diri setelah 2-3 bulan
dan rasa mual akan hilang dengan sendirinya.
c) Beri motivasi agar tetap memakai suntikan.
2) Tindakan Medis
a) Pastikan mual dan muntah bukan karena kehamilan (
pemeriksaan fisik dan laboraturim).
b) Jiak menganggu, berikan : metaklopramid 3x10 mg selama
5-7 hari. Makan secara teratur, usahakan lambung tidak
terlalu lama kosong.
c) Jika dalam waktu 3 bulan gejala tetap atau bertambah berat,
hentikan pemakaiaan suntikan dang anti cara kontrasepsi
non-hormonal.
9. Perubahan Libio atau Dorongan Seksual.
a. Gejala atau keluhan.
Terjadinya penurunan atau peningkatan dorongan seksual (libio).
b. Penyebabnya
1) Penurunan libido terjadinya karena efek progesterone terutama
yang berisi 19-progesteron menyebabkan keadaan vagina kering.
Namun demikian factor psikis dapat juga berpengaruh dalam hal
ini.
2) Sebetulnya libio itu meningkat atau menurun sangat subjektif
sifanya, oleh karena itu gejala ini harus diawasi dengan cermat
dan seksama untuk memastikan bahwa klien telah mengalami
penurunan atau peningkatan libido. Perubahan libido dapat juga
dipengaruhi oleh factor psikis.
c. Penanggulangan dan pengobatan.
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Jelaskan bahwa gejala bersifat sementara dan individu. Jika
terjadi penurunan libido selama masih bisa ditolerit oleh klien,
beri motivasi agar tetap memakai suntikan. Jika penurunan
libido ini mengganggu keharmonisan rumah tangga, dianjurkan
untuk ganti dengan car kontrasepsi non-hormonal.
c) Bagi yang mengalami peningkatan libido, beri motivasi agar
tetap memakai suntikan serta berusaha melakukan control diri
supaya keharmonisan keluarga tetap terjaga.
I. Yang dapat menggunkan kontrasepsi suntikan progsteron
1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memilki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memilki efektivitas
panjang.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi tang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah abortus atau keguguran.
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Tekanan darah < 180/140 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan
darah atau anemia bulan sabit.
9. Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan berbiturat) atau obat
tuberculosis ( rifampisin).
10. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
11. Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.
12. Anemia defisiensi besi.
13. Mengdekati usia menopause yang tidak mau ataua tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
J. Yang tidak boleh menggunakan Kontrasepsi suntikan Progesteron.
1. Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000
kelainan).
2. Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5. Diabetes mellitui desertai komplikasi.
K. Waktu mulai menggunkan kotrasepsi suntikan Progesteron.
1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertamaa dapat diberikan setiap saat,
asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunkan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunkan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan
pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid
berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunkan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin
menggantikannya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin
menggantikannya dengan kontrasepsi hormonal,suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal
sajaa ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu
haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu
tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
7. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama
dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selam 7
hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
L. Keuntungannya
1. Sangat efektif (99,6%)
2. Risiko kesehatan kecil.
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4. Pemeriksaan dalam tidak dibutuhkan pada pemakaian awal.
5. Dapat dilaksanakan oleh tenaga para medis.
6. Suntikan naristeral dan depo provera tidak mengandung esterogen
sehingga tidak memengaruhi secara serius penderita penyakit jantung dari
reaksi penggumpalan darah yang kadang kala dihubungankan dengan
kontrasepsi pil yang mengandung esterogen. Pada suntikan cyelofem
terdapat hormone estrogen dalam dosis rendah untuk memacu terjadinya
haid setiap bulan sehingga pemberiannya pada penderita jantung dan
pembuluh darah harus terus diperhatikan.
7. Peserta tidak penyiapkan obat suntik.
8. Tidak ada ketergantungan peserta kecuali kembali suntik setiap 1,2 atau 3
bulan.
9. Tidak memengaruhi pemberian asi, kecuali suntikan cyelofem.
10. Dapat digunakan oleh wanita tua diatas 35 tahun ( kecuali cyelofem) .
11. Tidak perlu diingat kecuali kembali untuk suntikan berikutnya.
12. Mencegah kehamilan ektopik.
13. Jangka panjang.
14. Sangat efektif walaupun peserta terlambat suntik 1 minggu dari jadwal
yang ditentukan.
15. Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum
tersedia untuk mengikuti sterilisasai (tubektomi).

M. Kerugiannya
1. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
2. Harus kembli kesarana pelayanan.
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Dapat menyebabkan ketidak teraturan siklus haid
6. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular
seksual,hepatitis B, atau Infeksi HIV.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Mochamad.2011.Ilmu Kandungan.Jakarta:Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo.

Glasier Anna.2002.Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.Jakarta:EGC.

Irianto Koes.2000.Keluarga Berencana Untuk Paramedis &


nonmedis.Jakarta:Yrama Widya

Kkb.2014.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:BKKBN

Manuaba,Ida Bagus Gde.2010.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan


KB.Jakarta:EGC

Mochtar Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC


LAPORAN PENDAHULUAN KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
( KDK )

PEMERIKSAAN LABORATORIUM KADAR PROTEIN DALAM URINE


PADA IBU HAMIL

DIPUSKESMAS KELAYAN DALAM BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

NAMA : MIRNA

NPM : 13154011033

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2014/2015


PEMERIKSAAN LABORATORIUM KADAR PROTEIN DALAM URINE
PADA IBU HAMIL

A. Pengertian
Menyediakan dan mengirim bahan pemeriksaan laboratorium sesuai
dengan tindakan pemeriksaan yang akan dilakukkan terhadap pasien yang
bersangkutan.
Kegiatan ini merupakan upaya menyediakan berbagai bahan yang
diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium. Pengumpulan dan pemeriksaan
sampel laboratorium ini dilakukan pada setiap pasien baru atau pasien lama/
lain sesuai dengan kebutuhannya, baik rutin ataupun khusus.
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan
bahan atau specimen urine. Pengambilan urine sebagai bahan pemeriksaan
laboratorium sesuai dengan kebutuhan.
B. Tujuan
Pemeriksaan kadar protein dalam urine untuk menentukkan kadar
kerusakan glomerulus.
Pengumpulan dan pemeriksaan specimen laboratorium ini berguna
untuk mendapatkan sejumlah informasi yang diperlukkan untuk
menegakkan diagnosis, mengetahui perjalanan penyakit, secara sarana
untuk mengukur respons pasien terhadap terapi.
C. Manfaat
1. Pencegahan pendarahan
2. Pencegahan pre-eklamsi
3. Deteksi dini factor penyebab pre-eklamsi
4. Pencegahan eklamsi
D. Bahan Pemeriksaan
Urine, feses, darah, sputum, apusan tenggorok/hidung, apusan mata,
apusan genetalia, cairan otak, cairan lambung, cairan luka, hasil biopsy,
muntahan, dan lain-lain.
E. Langkah Pengumpulan spesimen
1. Persiapan Alat
a. Botol atau tabung pemeriksaan bertutup, kaca objek, bengkok
(nierbeleken), dan lain-lain, baik steril maupun tidak steril.
b. Macam macam reagens dan lain lain.
c. Kertas etiket .
d. Formulir pemeriksaan laboratorium .
e. Peralatan untuk mengambil bahan pemeriksaan
f. Tempat untuk menyimpan dan membawa bahan pemeriksaan ke
laboratorium.
g. Kapas alcohol dalam tempatnya
h. Buku ekspedisi pengiriman bahan pemeriksaan kelaboratorium.
2. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan mengenai tujuan pengumpulan specimen
berikut, cara pengumpulannya. Dalam hal ini, penjelasan yang diberikan
disesuaikan dengan specimen yang akan diambil.
3. Pelaksanaan
Semua bahan pemeriksaan setelah diambil, ditampung atau
dimassukkan kedalam tempatnya, masing-masing harus diberi etiket.
Formulir pemeriksaan diisi sesuai dengan kebutuhan. Selajutnya bahan
pemeriksaan dan formulir dikirimkan kelaboratorium dengan buku
ekspedisi.
F. Pengertian Protein
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C3H2O
dan N. protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan
untuk membangun struktur tubuh. Normal ekskresi protein biasanya tidak
melebihi 150 mg/24 jam atau 10mg/dl urine. Lebih dari 10mg/dl
didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut
proteinuria.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah
penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis,
nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, kerancunan
kehamilan (pre-elamsi,eklamsi), infeksi saluran kemih (urinary tract
infection ). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah bekerja
jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.
Untuk mengetahui adanya protein didalam urine dilakukan
pemeriksaan. Prinsip dari pemeriksaan ini terjadi endapan urine jika
direaksikan dengan asam sulfosalisila.
Tingginya kadar protein dalam urine ibu hamil dapat
mengidentifikasikan terjadinya pre-eklamsi. Pre-eklamsi ialah penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi ,edema dan proteinuria yang timbul karena
kehamilan penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester kedua kehamilan.
Penetapan kadar protein dalam urine biasanya dinyatakan
berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padatnya atau kasarnya
kekekruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka
menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting. Salah satu uji
protein urine yang cukup peka adalah melalui pemanasan urine dengan
asam asetat.
Ditemukanya protein urine merupakan tanda paling sering dijumpai
pada pre-eklamsi, penyakit ginjal, bahkan sering merupakan petunjuk dini
dari latent glomerulo nephitis, toxemia gravidarum ataupun diabetec
nephropathy. Selama kehamilan normal terdapat kenaikan hemodinamika
ginjal dan diikuti dengan tekanan venarenalis. Pembentukan urine dimulai
dalam glomerulus, apabila filtrasi glomerulus mengalami kebococran yang
hebat, molekul protein besar akan terbuang dlam urine sehingga
menyebabkan proteinurina. Pada pasien yang telah menderita penyakit
parenklim ginjal, factor kehamilan yang memasuki usia 20 minggu ini
mungkin akan memperberat kebocoran protein melalui urine.
Kandungan urine bergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari-
hari yang dikonsumsi oleh masing-masing individu. Individu normal
mempunyai pH antara 5 sampai 7. Warna urine adalah keemasan dianggap
berasal dari emas. Fungsi utama urine adalah untuk membuat zat sisa seperti
racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap
urine sebagai zat yang kotor.
G. Pemeriksaan Proteinuria
Untuk menguji adanya kekeruhan, periksalah tabung dengan cahaya
pantulan dan dengan latar belakang yang hitam. Cara penilaian uji protein
adalah sebagai berikut :
1. Cara pemanasan asam asetat.
a. Alat
1) Tabung reaksi
2) Penjepit tabung reaksi
3) Rak tabung
4) Pipet tetes
5) Corong
6) Pipet volume
7) Lampu spiritus/Bunsen
8) Beker glass
9) Spuit 3 cc
10) Korek api
b. Bahan
1) Asam asetat
2) Urin patologis.
2. Cara kerja
a. Isi urine normal pada tabung 1 dan urin patologis pada tabung
2 hingga dua pertiga tabung.
b. Kedua tabung dimiringkan, panaskan bagian atas urine
sampai mendidih.
c. Perhatikan apakah terjadi kekeruhan dibagian atas urin
tersebut dengan cara membandingkan dengan urine bagian
bawah.
d. \jika urne dalam tabung tidak terjadi kekeruhan maka hasilnya
negative.
e. Jika urine dalam urine terjadi kekeruhan maka tambahkan
asam asetat 6 % sebanyak 3-5 tetes.
f. Panaskan lagi sampai mendidih, jika urine kembali bening/
kekeruhan menghilang maka hasilnya negative. Jika
kekeruhan urin tetap ada, mka hasilnya positif.
g. Beri penilaian terhadap hasil pemeriksaan tersebut.
3. Cara menilai hasil
a. Negative ( bila tidak ada kekeruhan ).
b. Positif + ( ada kekeruhan sedikit tanpa butir butir ). Protein
0,01-0,05 %.
c. Positif ++ ( kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir
dalam kekeruhan tersebut : protein 0,005-0,2 % ) .
d. Positif +++ ( kekeruhan jelas dan berkeping keeping :
protein 0,2 0,5 % )
e. Positif ++++ ( sngat keruh dan kekeruhan berkeping
keeping besar : protein > 0,5 %.)
H. Prosedur yang lain.
Dengan dipstick.
1. Urin sewaktu
a. Kumpulkan specimen acak (random)/urin sewaktu
b. Celupkan strip reagen ( dipstick) kedalam urin.
c. Tunggu selama 60 detik, amati perubahan warna yang terjadi dan
cocokkan dengan bagan warna.

Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan


untuk memperkuat kesalahan dalam pembacaan secara visual. Dipstick
mendeteksi protein dengan indicator warna brophenol biru, yang sensitive
terhadap albumin tetapi kurang sensitive terhapad globulin, protein
bencejones dan mukoprotein.
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah siti.2009.keterampilan Dasar Praktik klinik keperawatan dan


kebidanan.Yogyakarta:Nuha Medika
Lasari.2012. Pemeriksaan Urine Ibu Hamil (Glukosa urine & Protein Urine ).
(http://princeskalem,blogspot.nt/2012/01/09/prosedur-klinik-pemeriksaan-
urien-ibu.html,diakses tanggal 23/09/2014
Mubarak wahit iqbal.2005.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGC
Uliyah Musrifatul.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM KADAR GLOKOSA DALAM URINE
PADA IBU HAMIL

A. Pengertian
Tes glukosa urin adalah pemeriksaan pada sampel urine mengetahui
ada /tidaknya glukosa dalam urine. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan
penyaring dalam urinalisis.
Dalam keadaan normal urin disebabkan karena filtrate glomerolus
(urine primer) didalam filtrat ini terlalu banyak zat yang tidak berguna bagi
tubuh, misalnya glukosa, asam amino dan garam-garam. Kandungan
glukosa yang melebihi ambang batas (kadar gula darah lebih dari 160-180
mg/dl atau dapat 8,9 -10 mmol/1), sehingga glukosa yang tidak direabsorbsi
( penyerapan kembali ) akan keluar bersama dengan urine atau dapat
dikarenakan daya reabsorbsi tubulus yang menurun.
Diantara reagensia yang mengandung garam cupri untuk menyatakan
reduksi, reagen benedict lah yang terbaik. Akan tetapi yang ditentukan
adalah sifat reduksi suatu zat saja yang tidak selalu berarti glukosa. Jika
ingin memastikkan bahwa reduksi yang disebabkan oleh glukosa, dapat
dilakukan dengan test fenilhidrazine (C6H5NHNH2) larutan berminyak yang
beracun, dididihkan pada suhu 244oC. Untuk menyususn kristal-kristal
glukosazon yang mudah diindentifikasi atau dilakukan test terhadap glukosa
dengan reagen yang berisi glukosa-oxidasa.
B. Tujuan
Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik ada atau tidaknya
glukosa dalam urine.
C. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah dimana keadaan seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula darah. Ibu yang menderita diabetes melitus beresiko
tinggi , yaitu :
1. Bayi besar (giant baby).
2. Peningkatan resiko keguguran pada trimester pertama 0-13 minggu .
3. Cacat bawaan atau kelainan pada bayi.
4. Kematian fetus, tiba-tiba janin meninggal.
a. Klasifikasi
1) Diabetes melitus type 1 tergantung insulin
2) Diabetes melitus tidak tergantung insulin
3) Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pada ibu hamil
yang sebelumnya belum pernah mengalami diabetes melitus.
b. Tanda tanda diabetes melitus
1) Sering minum
2) Merasa ada peningkatan nafsu makan
3) Berat badan menurun
4) Sering merasa kesemutan
5) Apabila terjadi luka proses penyembuhan lama
6) Sering buang air kecil
c. Faktor penyebab diabetes melitus
1) Pola makan yang salah
2) Obesitas ( penimbunan lemak berlebih diseluruh tubuh )
3) Gaya hidup yang salah
4) Kurang olahraga
d. Penanganan Diabetes Melitus
1) Olahraga teratur, melakukan diet diabetes melitus 3J ( Jumlah
tepat, Jadwal tepat, Jenis tepat).
2) Makan secara teratur sesuai dengan porsi dan waktu makan yang
telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi.
3) Membatasi makanan yang bersumber bertepung seperti nasi,
lontong, ketan, jagung, ubi, sagu, mie, dan bihun. Dan makan-
makanan yang terbuat dari tepung lainnya.
4) Menghindari makanan yang mengandung gula seperti gula
pasir,gula jawa, gula-gula, coklat,dodol, seli, madu, sirup, dan
makanan yang lainnya mengandung gula.
5) Banyaklah makan makan buah-buahan dan sayur.
D. Pemeriksaan Glukosa Urine
Pemeriksaan kadar gula dalam urine dapat dilakukan dengan
memakai reagen Benedict, tablet khusus, dan pita test.
1. Metode benedict
a. Persiapan alat
1) Tempat pengumpulan urine
2) Tabung kimia yang bersih
3) Pipet obat
4) Lampu spiritus
5) Spuit 3 cc
6) Penjepit tabung reaksi
7) 1 pasang hand scone
8) Korek api
9) Pena dan buku catatan
10) Larutan disinfektan dalam waskom.
11) Reagen benedict.
b. Cara Kerja
1) Menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan yang akan
dilakukan.
2) Meminta pasien untuk BAK, urine yang dtampung adalah urine
mid sterm dimana aliran pertama dibuang dan aliran urine
selanjutnya ditampung dalam botol yang disediakan.
3) Mencuci tangan
4) Memakai sarung tangan
5) Memasukkan 2,5 cc Reagens kedalam tabung kimia dan
meneteskan urine 3-4 tetes, atau 5 cc reagen dan meneteskan 5-8
tetes urine.
6) Memanaskan tabung kimia tersebut diatas lampu spiritus selama
2 menit atau memasukkan tabung kimia tersebut kedalam air
mendidihselama 5 menit, kemudian kocok.
7) Mencatat hasil pemeriksaan
8) Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan
9) Melepaskan sarung tangan dilarutan disinfektan.
10) Mencuci tangan.
2. Metode klinik (memakai tablet)
a. Persiapan alat
1) Tablet khusus berbintik biru putih (tablet tes klinik)
2) Tempat penampungan urine
3) Tabung reaksi yang bersih
4) Pipet obat
5) Daftar perbandingan warna
6) Buku catatan dan pen.
b. Cara kerja
1) Menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan yang akan
dilakukan
2) Meminta pasien untuk BAK .
3) Setelah beberapa saat, pasien diminta berkemih kembali. Urine
yang keluar kemudian ditmpung dan diambil kurang lebih 5
tetes lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi.
4) Bersihkan pipet dan tambahkan air biasa sebanyak kurang lebih
10 tetes.
5) Masukkan 1 tablet tek klinik kedalam tabung.
6) Diamkan selam kurang lebih 5 detik sampai reaksi berhenti.
7) Keudian kocok tabung perlahan-lahan dan cocokkan warna pada
daftar warna.
8) Catat hasil tes pada buku atau kartu diabetes melitus.
3. Metode Pita
Cara ini hanya digunakan apabila pasien sedang mendapat
pengobatan dengan sefalotin atau sefaloksin ( antibiotik ).
a. Persiapan alat
1) Tempat penampungan urine
2) Pita tes
b. Cara kerja
1) Ambil urine ke II
2) Ambil pita secukupnya
3) Masukkan ujung pita kedalam urine dan tunggu 1 menit
4) Bandingkan pita tes yang direndam dalam urine dengan
daftar warna.
5) Catat hasilnya pada buku catatan .

Keterangan : ketiga macam tes ini dapat dilakukan oleh pasien


secara mandiri dirumah atas petunjuk dokter/perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah siti.2009.keterampilan Dasar Praktik klinik keperawatan dan


kebidanan.Yogyakarta:Nuha Medika
Ganda soebrata,R.2010.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta:Dian Rakyat.
Hendro.2012.Reduksi Urine (Glukosa).
(http://analisisantul.blogspot.com/2012/09/reduksi-urin-glukosa.html,diakses
tanggal 06/10/14).
Mubarak wahit iqbal.2005.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGC
Uliyah Musrifatul.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika
PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER III

A. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio
fetus didalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestani (
misalnya dalam kasus kembar atautriplet). Kehamilan manusia terjadi
selama 40 minggu antara waktu menstruasi dan kelahiran 6 minggu dari
pembuahan. Istilah medis untuk wanita hamilan adalah gravida
sedangkan manuasia didalamnya disebut embri(minggu-minggu awal) dan
kemudian janin (sampai kelahiran). Primigravida adalah seorang wanita
yang hamil untuk pertama kalinya sedangkan multigravida adalah wanita
yang sudah pernah hamil dua kali atau lebih (Bobak,2005).
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah padaseorang
wanita dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisikologis yang
meliputi fisik,psikologis dan sosial. ( Sulisyawati.2009).
Menurut federasi obstetri ginrkologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 mingguatau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatuberlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu
ke-13 hingga ke 27 minggu), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga ke-40) (Prawirahardjo,2011).
Kehamilan trimester III adalah umur kehamilan dari bulan 7-9 bulan
(Saifuddin,2009).
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia kehamilan 27-
40 minggu, masa ini merupakan suatu perubahan yang lebih berorientasi
pada realitas untuk menjadi orang tua yang menanti kelahiran anak dimana
kaitan dengan orang tua dan janin yang berkembang pada trimester ini
(Simkin,2007).
B. Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
Standar minimal asuhan anternatal 14T yaitu :
1. Timbang Barat Badan
Ukur berat badan dalam Kgtiap kali kunjungan. Kenaikan berat
badan Normal pada waktu hamil 0,5 Kg per minggu mulai trimester II.
2. Ukur Tekanan Darah
Tekanan Darah yang normal 110/80 140/90 mmHg bila melebihi
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Pre-Eklamsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri
4. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
5. Pemberian Imunisasi (Tetanus Toksoid)TT lengkap.
6. Pemeriksaan HB.
7. Pemeriksaan VDRL (Veneral Diasese Research Laboratory).
8. Perawatan payudara, senam payudara atau pijat tekan payudara.
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil.
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
11. Pemeriksaan Protein urine atas Indikasi.
12. Pemeriksaan Reduksi Urine atas Indikasi.
13. Pemberian terapy kapsul yodium untuk daerah endemis gondole.
14. Pemberian terapy anti malaria untuk daerah endemis gondole.
C. Peubahan Fisikdan Psikologis pada Trimester III
1. Perubahan Fisik
a. Uterus.
Pada trimester III uterus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri
dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan
tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih
lebar dan tipi,tampak batasyang nyata anatara bagian atas yang lebih
tebal dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas itu dikenal sebagai
lngkaran retraksi fisikologis dinding uterus, diatas lingkaran ini jauh
lebih tebal dari pada dinding SBR.
1) 28 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira tiga jari diatas pusat
atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xifodeus (25 cm).
2) 32 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira antara jarak pusat ke
prosesus xifodeus (27 cm).
3) 36 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prosesus
xifodeus (30 cm).
4) 40 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira 3 jari dibawah prosesus
xifodeus (33 cm).
Setelah minggu ke 28 kontraksi brakton hicks semakin jelas,
terutama pada wanita yang langsing. Umumnya akan hilang bila
wanita tersebut melakukan latihan fisik atauberjalan. Pada minggu-
minggu terakhir kehamilan kontraksi semakin kuat hingga sulit
dibedakan dari kontraksi untuk memulai persalinan.
b. Sistem Traktus Uranius.
Pada akhir kehamilan kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas
panggul. Keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi
menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan lanjut, pelvis ginjal kiri akibat pergeseran uterus
yang berat kekanan akibat terdapatkolon rektosigmoid disebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urine.
c. Sistem respirasi
Pada 32 minggu keatas, karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar kearah diagfragma sehingga diagfragma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan kebnayakan wanita hamil mengalami derajat
kesulitan bernapas.
d. Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 Kg, penambahan berat
badan mulai dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan 11-12 Kg.
e. Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan
puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hemotokrit
mencapai level terendah pada minggu 30-32 karena setelah 34 minggu
masa RBC terus meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan
RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil
lanjut mengeluh sesak napas dan pendek napas. Hal ini ditemukan
pada kehamilan meningkatkan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus.
Walaupun aliran darh uterus meningkat duapuluh kali lipat,ukuran
konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya lebih banyak oksigen
diambil dari darah uterus selama kehamilan lanjut. Pada kehamilan
cukup bulan yang normal,seper enam volume darah total ibu berada
didalam system pedarahan uterus. Kecepatan rata-rata aliran darah
uterus ialah 500ml/menit dan konsumsi rata-rata oksigen uterus gravid
ialah 25 ml/menit. Tekanan arteri maternal,kontraksi uterus dan posisi
maternal mempengaruhi aliran darah. Esterogen juga berperan dalam
mengatur aliran darah uterus.
f. System musculoskeletal
Esterogen dan progesterone member efek maksimal pada
relaksasi otot dan ligament pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini
digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya
menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran.
Ligament pada simpisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang karena
relaksasi sebagai efek dari esterogen. Simfisis pubis melebar sampai 4
mm pada usia kehamilan 32 minggu dan sakrokok sigenis tidak teraba,
diikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
Adanya sakit punggung dan ligament pada kehamilan tua
disebabkan oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran
uterus. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran
uterus kedepan karena tidak adanya otot abdomen.
2. Perubahan Psikologis
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian dengan
penuh kewaspadaan.
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Tidak akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat kelahiran,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan khawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Persaan mudah terluka (sensitif).
h. Lobido menurun.
D. Keluhan Ibu Hamil Trimester III
1. Sering buang air kecil
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil
disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin
sehingga kandungan kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi
berkemih meningkat karena kapasitas kandungan kemih berkurang.
2. Keputihan
Keputihan terjadi karena adanya peningkatan produksi lender dan
kelenjar endoservikal sebagai akibat peningkatan kadar esterogen.
3. Konstipasi atau sembelit
Konstipasi atau sembelit selama kehamilan terjadi karena
peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi karena
perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus menekan
daerah perut, dan penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena
tablet besi (iron) yang diberikan oleh dokter/bidan pada ibu hamil biasanya
menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga menyebabkan
warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu
dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena
pengaruh zat besi ini adalah normal.
4. Sesak nafas
Sesak nafas disebabkan peningkatan kadar progesterone yang
berpengaruh secara langsung pada pusat pernapasan untuk menurunkan
kadar karbon dioksida serta meningkatkan kadar oksigen, meningkatkan
aktifitas metabolic, meningkatkan kadar karbon dioksida serta uterus yang
membesar dan menekan pada diafragma.
5. Hemorrhoid
Hal ini sering terjadi karena konstipasi. Sama halnya dengan varises,
pembuluh darah vena didaerah anus juga membesar. Diperparah lagi
akibat tekanan kepala terhadap vena direktum (bagian dalam anus).
Konstipasi berkonstribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorrhoid
sehingga menimbulkan pendarahan. Pada kehamilan progesterone
menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar.
Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan tekanan spesifik
pada vena hemorrihoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan
menyebabkan kongesti pada vena pelvik.
6. Nyeri punggung bawah (Nyeri Punggung).
Nyeri punggung bawah (nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung
yang terjadi pada area lumbosakral. Nyri pinggang bawah biasanya akan
meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri
ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur
tubuhnya. Perubahan perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang
membesar.
7. Pusing
Pusing disebabkan karena pengumpalan darah didalam pembuluh
tungkai, yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output
kardiak serta tekanan darah dengan tegangan othostatis yang meningkat
serta dihubungkan dengan hipoglikimia. Sakit kepala pada kehamilan tua
dapat merupakan gejala pre-eklamsi berat.
8. Varises pada kaki atau vulva
Disebabkan karena kongesti dalam vena bagian bawah yang
meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus,
kerapuhan jaringan elastic yang diakibatkan oleh esterogen serta factor
usia dan lama berdiri.
E. Tanda-tanda bahaya Kehamilan
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantipasi dalam
kehamilan lanjut, yaitu :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat
3. Penglihatan kabur
4. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
5. Keluar cairan pervaginam
6. Nyeri perut yang hebat
7. Gerakan janin tidak terasa.
F. Tanda-tanda Pesalinan
Dengan penurunan hormone progesterone menjelang persalinan dapat
terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan tanda permukaan
persalinan,yaitu :
1. Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida
minggu ke-36 dpat menimbulkan sesak dibagian bawah, diatas simfisis
pubis dan sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung kencing
tertekan kepala.
2. Perut menjadi lebih lebar karena fundus uteri turun.
3. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim
dan tertekannya pleksus frankenhouse yang terletak disekitar serviks (Tanda
Persalinan palsu).
4. Terjadinya pelunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim.
5. Terjadinya pengeluran lender, dimana lender penutup serviks dilepaskan.

Tanda pasti Persalinan


1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda,yaitu :
a. Pengeluaran lender
b. Lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks, yaitu :
a. Perlunakan serviks
b. Pendataran serviks
c. Terjadinya pembukaan serviks
G. Tanda-tanda Bahaya Persalinan
Ada beberapa tanda-tanda bahaya ibu bersalin yang akan mengancam
jiwanya diantaranya :
1. Syok pada saat persalinan
2. Perdarahan pada saat persalinan
3. Nyeri kepala
4. Gangguan penglihatan
5. Kejang atau koma
6. Tekanan darah tinggi
7. Persalinan yang lama
8. Gawat janin dalam persalinan
9. Demam dalam persalinan
10. Nyeri hebat diperut
11. Sukar bernapas.
H. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi atau
disingkat p4k adalah program yang ditunjukan untuk menururnkan angka
kematian ibu dan bayi. Program ini sesungguhnya sudah lama ada sejak
program safe motherhood dan program kesehatan ibu dan anak ada.
Penerapan program P4k ini merupakan tidak lanjut yang lebih kongkret yang
melibatkan masyarakat.
Pengertiannya adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukkan oleh
bidan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan
keluarga, tentang :
a. Semua kehamilan berisiko atau membahayakan
b. Bahaya kehamilan dan persalinan
c. Ajakan kepada ibu hamil, suami dan keluarganya untuk melakukkan
perencanaan persalinan , meliputi :
1) Tempat persalinan
2) Penolong persalinan
3) Persiapan transportasi
4) Persiapan keuangan
5) Calon donor darah
6) Persiapan pakaian bayi dan ibu hamil
7) Perencanaan KB (keluarga Berencana) setelah melahirkan
DAFTAR PUSTAKA

Bobak.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta : EGC.


Prawiraharjo,Sarwono.2011.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Rukiyah,Ai Yeyeh,dkk.2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan).Jakarta:Trans Info
Media.
Saifuddin.2001. Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:JNPKKR-PO61 dan Yayasan Bina Pustaka sarwono
Pustaka.
Saifuddin,abdul Bakri,dkk.2009.Buku asuhan Pelayanan Kesehatan Maternatal
dan Neonatal.Jakarta:PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Simkin,Penny.2007.Panduan Lengkap Kehamilan dan Bayi Edisi
Revisi.Jakarta:EGC.
Sulisyawati,ARI.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta : Salemba
Medika.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM KADAR PROTEIN DALAM URIN
PADA NY.H G2P1A0 HAMIL 37 MINGGU, DENGAN PRE-EKLAMSI RINGAN

S : Nama : Ny. H

Umur : 30 thn

Alamat : Kelayan Dalam Rt. 21

Keluhan : kaki mengalami bengkak

HPHT : 6-1-2014

UK : 37 minggu

O : TB : 154 cm

Lila : 26 cm

BB sebelumnya : 53 kg

BB sesudah : 61 kg

TD : 100/70 mmHg

R : 21x/m

S : 36,5 oC

N : 81x/m

Abdoment :

L1 : TFU teraba 3 jari dibawah prx, teraba bagian lunak dan tidak melinting.

L2 : Teraba bagian keras dan memanjang disebelah kanan ibu, teraba bagian

bagian yang kecil disebelah kiri abdoment ibu.


L3 : Teraba perut bawah ibu teraba bagian bulat,keras dan melinting.

L4 : Teraba dengan posisi tangan konvergen (kepala belum masuk PAP)

5/5.

TFU : 29 cm

TBJ : (TFU-12) x 155 = (29-12)x155 = 2635 gram.

Pemeriksaan Penunjang. ( Lab )

HB : 12,4 gr%

Albumin : positif 1

Reduksi : negative

A : G2P0A1 hamil 37 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, dengan pre-eklamsi
ringan.

P : 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dengan TD : 100/70


mmHg, nadi : 81x/m, Respirasi : 21x/m, suhu ; 36,5oC, Lila : 26 cm dan BB :
61 Kg, dengan usia kehamilan ibu 39 minggu . evaluasi : ibu mengerti dari
penjelasan hasil pemeriksaan.

2. Memberitahukan tanggal perkiraan persalinan tanggal : 13-10-2014.


Tanggal ini bisa maju dan bisa mundur 1-2 minggu dari tanggal perkiraan
tersebut. Evaluasi : ibu mengerti dan paham yang sudah dijelaskan tentang
tanggal perkiraan persalinan.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi makanan yang bergizi


seimbang seperti sayur,tahu tempe, buah, ikan, telur ayam, dan susu. Evaluasi
: ibu mengerti dari penjelasan untuk tetap memakan makanan yang bergizi
seimbang.

4. Memberitahukan ibu untuk menghindari makanan yang mengandung


garam berlebih seperti ikan asin,daun singkong,daging dan lain lain
yang bisa memicu tekanan darah tinggi. Evaluasi : ibu mengerti dan akan
melakukkan apa yang dijelaskan tentang menghindari makanan yang
mengandung garam berlebih dan lainnya.
5. Memberitahukan tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester III, yaitu :

- Perdarahan pervaginam

- sakit kepala yang hebat

- Penglihatan kabur

- bengkak diwajah dan jari tangan

-keluar cairan pervaginam

- Gerakan janin tidak terasa/ kurang bergerak seperti biasanya.

- nyeri perut yang hebat.

Evaluasi : ibu mengerti penjelasan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

6. Memastikan ibu telah menyiapkan tentang program P4K sebelum


persalinan seperti transportasi, dana, persiapan donor darah, pendamping
saat persalinan, rencana tempat melahirkan, dan rencana keluarga
berencana (KB). Evaluasi : ibu mengerti dan paham penjelasan dari
program P4K dari tenaga kesehatan ( Bidan ).
7. Memberitahukan tanda-tanda persalinan
- Perut mules secara teratur
- Mules sering dan lama
- Keluarnya lender bercmapur darah dari jalan lahir
8. Memberitahukan ibu untuk merencanakan persalinan ditenaga kesehatan
seperti di bidan, puskesmas atau pun rumah sakit. Evaluasi : ibu mengerti
dan akan melakukan apa yang sudah dijelaskan.
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau bila ada
keluhan pada tanggal 22 09- 2014. Evaluasi : ibu mengerti dan akan
melakukkan apa yang dijelaskan untuk melakuukan kunjungan ulang.
LAPORAN PENDAHULUAN KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
( KDK )

PEMERIKSAAN LABORATORIUM KADAR GLUKOSA DALAM URINE


PADA IBU HAMIL

DIPUSKESMAS CEMPAKA BESAR BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

NAMA : MIRNA

NPM : 13154011033

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2014/2015


PEMERIKSAAN LABORATORIUM KADAR GLOKOSA DALAM URINE
PADA IBU HAMIL

E. Pengertian
Tes glukosa urin adalah pemeriksaan pada sampel urine mengetahui
ada /tidaknya glukosa dalam urine. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan
penyaring dalam urinalisis.
Dalam keadaan normal urin disebabkan karena filtrate glomerolus
(urine primer) didalam filtrat ini terlalu banyak zat yang tidak berguna bagi
tubuh, misalnya glukosa, asam amino dan garam-garam. Kandungan
glukosa yang melebihi ambang batas (kadar gula darah lebih dari 160-180
mg/dl atau dapat 8,9 -10 mmol/1), sehingga glukosa yang tidak direabsorbsi
( penyerapan kembali ) akan keluar bersama dengan urine atau dapat
dikarenakan daya reabsorbsi tubulus yang menurun.
Diantara reagensia yang mengandung garam cupri untuk menyatakan
reduksi, reagen benedict lah yang terbaik. Akan tetapi yang ditentukan
adalah sifat reduksi suatu zat saja yang tidak selalu berarti glukosa. Jika
ingin memastikkan bahwa reduksi yang disebabkan oleh glukosa, dapat
dilakukan dengan test fenilhidrazine (C6H5NHNH2) larutan berminyak yang
beracun, dididihkan pada suhu 244oC. Untuk menyususn kristal-kristal
glukosazon yang mudah diindentifikasi atau dilakukan test terhadap glukosa
dengan reagen yang berisi glukosa-oxidasa.
F. Tujuan
Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik ada atau tidaknya
glukosa dalam urine.
G. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah dimana keadaan seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula darah. Ibu yang menderita diabetes melitus beresiko
tinggi , yaitu :
5. Bayi besar (giant baby).
6. Peningkatan resiko keguguran pada trimester pertama 0-13 minggu .
7. Cacat bawaan atau kelainan pada bayi.
8. Kematian fetus, tiba-tiba janin meninggal.
e. Klasifikasi
4) Diabetes melitus type 1 tergantung insulin
5) Diabetes melitus tidak tergantung insulin
6) Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pada ibu hamil
yang sebelumnya belum pernah mengalami diabetes melitus.
f. Tanda tanda diabetes melitus
7) Sering minum
8) Merasa ada peningkatan nafsu makan
9) Berat badan menurun
10) Sering merasa kesemutan
11) Apabila terjadi luka proses penyembuhan lama
12) Sering buang air kecil
g. Faktor penyebab diabetes melitus
5) Pola makan yang salah
6) Obesitas ( penimbunan lemak berlebih diseluruh tubuh )
7) Gaya hidup yang salah
8) Kurang olahraga
h. Penanganan Diabetes Melitus
6) Olahraga teratur, melakukan diet diabetes melitus 3J ( Jumlah
tepat, Jadwal tepat, Jenis tepat).
7) Makan secara teratur sesuai dengan porsi dan waktu makan yang
telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi.
8) Membatasi makanan yang bersumber bertepung seperti nasi,
lontong, ketan, jagung, ubi, sagu, mie, dan bihun. Dan makan-
makanan yang terbuat dari tepung lainnya.
9) Menghindari makanan yang mengandung gula seperti gula
pasir,gula jawa, gula-gula, coklat,dodol, seli, madu, sirup, dan
makanan yang lainnya mengandung gula.
10) Banyaklah makan makan buah-buahan dan sayur.
H. Pemeriksaan Glukosa Urine
Pemeriksaan kadar gula dalam urine dapat dilakukan dengan
memakai reagen Benedict, tablet khusus, dan pita test.
4. Metode benedict
c. Persiapan alat
12) Tempat pengumpulan urine
13) Tabung kimia yang bersih
14) Pipet obat
15) Lampu spiritus
16) Spuit 3 cc
17) Penjepit tabung reaksi
18) 1 pasang hand scone
19) Korek api
20) Pena dan buku catatan
21) Larutan disinfektan dalam waskom.
22) Reagen benedict.
d. Cara Kerja
11) Menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan yang akan
dilakukan.
12) Meminta pasien untuk BAK, urine yang dtampung adalah urine
mid sterm dimana aliran pertama dibuang dan aliran urine
selanjutnya ditampung dalam botol yang disediakan.
13) Mencuci tangan
14) Memakai sarung tangan
15) Memasukkan 2,5 cc Reagens kedalam tabung kimia dan
meneteskan urine 3-4 tetes, atau 5 cc reagen dan meneteskan 5-8
tetes urine.
16) Memanaskan tabung kimia tersebut diatas lampu spiritus selama
2 menit atau memasukkan tabung kimia tersebut kedalam air
mendidihselama 5 menit, kemudian kocok.
17) Mencatat hasil pemeriksaan
18) Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan
19) Melepaskan sarung tangan dilarutan disinfektan.
20) Mencuci tangan.
5. Metode klinik (memakai tablet)
c. Persiapan alat
7) Tablet khusus berbintik biru putih (tablet tes klinik)
8) Tempat penampungan urine
9) Tabung reaksi yang bersih
10) Pipet obat
11) Daftar perbandingan warna
12) Buku catatan dan pen.
d. Cara kerja
9) Menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan yang akan
dilakukan
10) Meminta pasien untuk BAK .
11) Setelah beberapa saat, pasien diminta berkemih kembali. Urine
yang keluar kemudian ditmpung dan diambil kurang lebih 5
tetes lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi.
12) Bersihkan pipet dan tambahkan air biasa sebanyak kurang lebih
10 tetes.
13) Masukkan 1 tablet tek klinik kedalam tabung.
14) Diamkan selam kurang lebih 5 detik sampai reaksi berhenti.
15) Keudian kocok tabung perlahan-lahan dan cocokkan warna pada
daftar warna.
16) Catat hasil tes pada buku atau kartu diabetes melitus.
6. Metode Pita
Cara ini hanya digunakan apabila pasien sedang mendapat
pengobatan dengan sefalotin atau sefaloksin ( antibiotik ).
c. Persiapan alat
3) Tempat penampungan urine
4) Pita tes
d. Cara kerja
6) Ambil urine ke II
7) Ambil pita secukupnya
8) Masukkan ujung pita kedalam urine dan tunggu 1 menit
9) Bandingkan pita tes yang direndam dalam urine dengan
daftar warna.
10) Catat hasilnya pada buku catatan .

Keterangan : ketiga macam tes ini dapat dilakukan oleh pasien


secara mandiri dirumah atas petunjuk dokter/perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah siti.2009.keterampilan Dasar Praktik klinik keperawatan dan


kebidanan.Yogyakarta:Nuha Medika
Ganda soebrata,R.2010.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta:Dian Rakyat.
Hendro.2012.Reduksi Urine (Glukosa).
(http://analisisantul.blogspot.com/2012/09/reduksi-urin-glukosa.html,diakses
tanggal 06/10/14).
Mubarak wahit iqbal.2005.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGC
Uliyah Musrifatul.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM KADAR GLUKOSA DALAM URIN
PADA NY.M G2P0A1 HAMIL 39 MINGGU, DENGAN DIABETES MELITUS
GESTASIONAL.

S : Nama : Ny. M

Umur : 22 thn

Alamat : Jl. Cempaka Raya.Komp.Teratai

Keluhan : Ibu mengatakan sering Bak

HPHT : 9-1-2014

UK : 39 minggu

Tanggal kunjungan : 9-10-2014

O : TB : 157 cm

Lila : 25 cm

BB sebelumnya : 60 kg

BB sesudah : 69 kg

TD : 120/90 mmHg

R : 20x/m

S : 36,5 oC

N : 80x/m

Abdoment :

L1 : TFU teraba 3 jari dibawah prx, teraba bagian lunak dan tidak melinting.

L2 : Teraba bagian keras dan memanjang disebelah kanan ibu, teraba bagian
bagian yang kecil disebelah kiri abdoment ibu.

L3 : Teraba perut bawah ibu teraba bagian bulat,keras dan melinting.

L4 : Teraba dengan posisi tangan divergen (kepala sudah masuk PAP)

4/5 (1/5 bagian terbawah janin)

TFU : 32 cm

TBJ : (TFU-11) x 155 = (32-11)x155 = 3255 gram.

Pemeriksaan Penunjang. ( Lab )

HB : 11,0 gr%

Albumin : negatif

Reduksi : positif 1

A : G2P0A1 hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, dengan diabetes
melitus getasional.

P : 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dengan TD : 120/90


mmHg, nadi : 80x/m, Respirasi : 20x/m, suhu ; 36,5oC, Lila : 25 cm dan BB :
69 Kg, dengan usia kehamilan ibu 39 minggu . evaluasi : ibu mengerti dari
penjelasan hasil pemeriksaan.

2. Memberitahukan tanggal perkiraan persalinan tanggal : 16-10-2014.


Tanggal ini bisa maju dan bisa mundur 1-2 minggu dari tanggal perkiraan
tersebut. Evaluasi : ibu mengerti dan paham yang sudah dijelaskan tentang
tanggal perkiraan persalinan.

3. Memberitahukan ibu untuk menghindari makanan yang mengandung gula


seperti gula pasir, gula jawa, gula-gula, coklat, dodol, selai, madu, sirup dan
makanan lainnya yang mengandung gula. Evaluasi : ibu mengerti dari
penjalasan untuk menghindari makanan yang mengandung gula.

4. memberitahukan ibu untuk membatasi makanan yang bersumber tepung


seperti : nasi, lontong, kentang, jagung, ubi, sagu, mie, bihun, dan makanan
yang terbuat dari tepung lainnya. Evaluasi : ibu mengerti dan akan
melakukkan apa yang dijelaskan tentang menghindari makanan yang
bersumber tepung.

9. Memberitahukan tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester III, yaitu :

- Perdarahan pervaginam

- sakit kepala yang hebat

- Penglihatan kabur

- bengkak diwajah dan jari tangan

-keluar cairan pervaginam

- Gerakan janin tidak terasa/ kurang bergerak seperti biasanya.

- nyeri perut yang hebat.

Evaluasi : ibu mengerti penjelasan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

10. Memastikan ibu telah menyiapkan tentang program P4K sebelum


persalinan seperti transportasi, dana, persiapan donor darah, pendamping
saat persalinan, rencana tempat melahirkan, dan rencana keluarga
berencana (KB). Evaluasi : ibu mengerti dan paham penjelasan dari
program P4K dari tenaga kesehatan ( Bidan ).
11. Memberitahukan tanda-tanda persalinan
- Perut mules secara teratur
- Mules sering dan lama
- Keluarnya lender bercmapur darah dari jalan lahir
12. Memberitahukan ibu untuk merencanakan persalinan ditenaga kesehatan
seperti di bidan, puskesmas atau pun rumah sakit. Evaluasi : ibu mengerti
dan akan melakukan apa yang sudah dijelaskan.
13. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau bila ada
keluhan pada tanggal 17 10- 2014. Evaluasi : ibu mengerti dan akan
melakukkan apa yang dijelaskan untuk melakuukan kunjungan ulang.
LAPORAN PENDAHULUAN KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
( KDK )

PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER III

DIPUSKESMAS CEMPAKA BESAR BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

NAMA : MIRNA

NPM : 13154011033

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2014/2015


PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER III

I. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio
fetus didalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestani (
misalnya dalam kasus kembar atautriplet). Kehamilan manusia terjadi
selama 40 minggu antara waktu menstruasi dan kelahiran 6 minggu dari
pembuahan. Istilah medis untuk wanita hamilan adalah gravida
sedangkan manuasia didalamnya disebut embri(minggu-minggu awal) dan
kemudian janin (sampai kelahiran). Primigravida adalah seorang wanita
yang hamil untuk pertama kalinya sedangkan multigravida adalah wanita
yang sudah pernah hamil dua kali atau lebih (Bobak,2005).
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah padaseorang
wanita dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisikologis yang
meliputi fisik,psikologis dan sosial. ( Sulisyawati.2009).
Menurut federasi obstetri ginrkologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 mingguatau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatuberlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu
ke-13 hingga ke 27 minggu), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga ke-40) (Prawirahardjo,2011).
Kehamilan trimester III adalah umur kehamilan dari bulan 7-9 bulan
(Saifuddin,2009).
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia kehamilan 27-
40 minggu, masa ini merupakan suatu perubahan yang lebih berorientasi
pada realitas untuk menjadi orang tua yang menanti kelahiran anak dimana
kaitan dengan orang tua dan janin yang berkembang pada trimester ini
(Simkin,2007).
J. Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
Standar minimal asuhan anternatal 14T yaitu :
15. Timbang Barat Badan
Ukur berat badan dalam Kgtiap kali kunjungan. Kenaikan berat
badan Normal pada waktu hamil 0,5 Kg per minggu mulai trimester II.
16. Ukur Tekanan Darah
Tekanan Darah yang normal 110/80 140/90 mmHg bila melebihi
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Pre-Eklamsi.
17. Ukur Tinggi Fundus Uteri
18. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
19. Pemberian Imunisasi (Tetanus Toksoid)TT lengkap.
20. Pemeriksaan HB.
21. Pemeriksaan VDRL (Veneral Diasese Research Laboratory).
22. Perawatan payudara, senam payudara atau pijat tekan payudara.
23. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil.
24. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
25. Pemeriksaan Protein urine atas Indikasi.
26. Pemeriksaan Reduksi Urine atas Indikasi.
27. Pemberian terapy kapsul yodium untuk daerah endemis gondole.
28. Pemberian terapy anti malaria untuk daerah endemis gondole.
K. Peubahan Fisikdan Psikologis pada Trimester III
3. Perubahan Fisik
g. Uterus.
Pada trimester III uterus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri
dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan
tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih
lebar dan tipi,tampak batasyang nyata anatara bagian atas yang lebih
tebal dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas itu dikenal sebagai
lngkaran retraksi fisikologis dinding uterus, diatas lingkaran ini jauh
lebih tebal dari pada dinding SBR.
5) 28 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira tiga jari diatas pusat
atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xifodeus (25 cm).
6) 32 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira antara jarak pusat ke
prosesus xifodeus (27 cm).
7) 36 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prosesus
xifodeus (30 cm).
8) 40 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira 3 jari dibawah prosesus
xifodeus (33 cm).
Setelah minggu ke 28 kontraksi brakton hicks semakin jelas,
terutama pada wanita yang langsing. Umumnya akan hilang bila
wanita tersebut melakukan latihan fisik atauberjalan. Pada minggu-
minggu terakhir kehamilan kontraksi semakin kuat hingga sulit
dibedakan dari kontraksi untuk memulai persalinan.
h. Sistem Traktus Uranius.
Pada akhir kehamilan kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas
panggul. Keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi
menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan lanjut, pelvis ginjal kiri akibat pergeseran uterus
yang berat kekanan akibat terdapatkolon rektosigmoid disebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urine.
i. Sistem respirasi
Pada 32 minggu keatas, karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar kearah diagfragma sehingga diagfragma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan kebnayakan wanita hamil mengalami derajat
kesulitan bernapas.
j. Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 Kg, penambahan berat
badan mulai dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan 11-12 Kg.
k. Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan
puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hemotokrit
mencapai level terendah pada minggu 30-32 karena setelah 34 minggu
masa RBC terus meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan
RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil
lanjut mengeluh sesak napas dan pendek napas. Hal ini ditemukan
pada kehamilan meningkatkan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus.
Walaupun aliran darh uterus meningkat duapuluh kali lipat,ukuran
konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya lebih banyak oksigen
diambil dari darah uterus selama kehamilan lanjut. Pada kehamilan
cukup bulan yang normal,seper enam volume darah total ibu berada
didalam system pedarahan uterus. Kecepatan rata-rata aliran darah
uterus ialah 500ml/menit dan konsumsi rata-rata oksigen uterus gravid
ialah 25 ml/menit. Tekanan arteri maternal,kontraksi uterus dan posisi
maternal mempengaruhi aliran darah. Esterogen juga berperan dalam
mengatur aliran darah uterus.
l. System musculoskeletal
Esterogen dan progesterone member efek maksimal pada
relaksasi otot dan ligament pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini
digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya
menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran.
Ligament pada simpisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang karena
relaksasi sebagai efek dari esterogen. Simfisis pubis melebar sampai 4
mm pada usia kehamilan 32 minggu dan sakrokok sigenis tidak teraba,
diikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
Adanya sakit punggung dan ligament pada kehamilan tua
disebabkan oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran
uterus. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran
uterus kedepan karena tidak adanya otot abdomen.
4. Perubahan Psikologis
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian dengan
penuh kewaspadaan.
i. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik.
j. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
k. Tidak akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat kelahiran,
khawatir akan keselamatannya.
l. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan khawatirannya.
m. Merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya.
n. Merasa kehilangan perhatian
o. Persaan mudah terluka (sensitif).
p. Lobido menurun.
L. Keluhan Ibu Hamil Trimester III
9. Sering buang air kecil
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil
disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin
sehingga kandungan kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi
berkemih meningkat karena kapasitas kandungan kemih berkurang.
10. Keputihan
Keputihan terjadi karena adanya peningkatan produksi lender dan
kelenjar endoservikal sebagai akibat peningkatan kadar esterogen.
11. Konstipasi atau sembelit
Konstipasi atau sembelit selama kehamilan terjadi karena
peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi karena
perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus menekan
daerah perut, dan penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena
tablet besi (iron) yang diberikan oleh dokter/bidan pada ibu hamil biasanya
menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga menyebabkan
warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu
dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena
pengaruh zat besi ini adalah normal.
12. Sesak nafas
Sesak nafas disebabkan peningkatan kadar progesterone yang
berpengaruh secara langsung pada pusat pernapasan untuk menurunkan
kadar karbon dioksida serta meningkatkan kadar oksigen, meningkatkan
aktifitas metabolic, meningkatkan kadar karbon dioksida serta uterus yang
membesar dan menekan pada diafragma.
13. Hemorrhoid
Hal ini sering terjadi karena konstipasi. Sama halnya dengan varises,
pembuluh darah vena didaerah anus juga membesar. Diperparah lagi
akibat tekanan kepala terhadap vena direktum (bagian dalam anus).
Konstipasi berkonstribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorrhoid
sehingga menimbulkan pendarahan. Pada kehamilan progesterone
menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar.
Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan tekanan spesifik
pada vena hemorrihoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan
menyebabkan kongesti pada vena pelvik.
14. Nyeri punggung bawah (Nyeri Punggung).
Nyeri punggung bawah (nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung
yang terjadi pada area lumbosakral. Nyri pinggang bawah biasanya akan
meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri
ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur
tubuhnya. Perubahan perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang
membesar.
15. Pusing
Pusing disebabkan karena pengumpalan darah didalam pembuluh
tungkai, yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output
kardiak serta tekanan darah dengan tegangan othostatis yang meningkat
serta dihubungkan dengan hipoglikimia. Sakit kepala pada kehamilan tua
dapat merupakan gejala pre-eklamsi berat.
16. Varises pada kaki atau vulva
Disebabkan karena kongesti dalam vena bagian bawah yang
meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus,
kerapuhan jaringan elastic yang diakibatkan oleh esterogen serta factor
usia dan lama berdiri.
M. Tanda-tanda bahaya Kehamilan
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantipasi dalam
kehamilan lanjut, yaitu :
8. Perdarahan pervaginam
9. Sakit kepala yang hebat
10. Penglihatan kabur
11. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
12. Keluar cairan pervaginam
13. Nyeri perut yang hebat
14. Gerakan janin tidak terasa.
N. Tanda-tanda Pesalinan
Dengan penurunan hormone progesterone menjelang persalinan dapat
terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan tanda permukaan
persalinan,yaitu :
6. Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida
minggu ke-36 dpat menimbulkan sesak dibagian bawah, diatas simfisis
pubis dan sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung kencing
tertekan kepala.
7. Perut menjadi lebih lebar karena fundus uteri turun.
8. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim
dan tertekannya pleksus frankenhouse yang terletak disekitar serviks (Tanda
Persalinan palsu).
9. Terjadinya pelunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim.
10. Terjadinya pengeluran lender, dimana lender penutup serviks dilepaskan.

Tanda pasti Persalinan


5. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
6. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda,yaitu :
c. Pengeluaran lender
d. Lendir bercampur darah
7. Dapat disertai ketuban pecah
8. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks, yaitu :
d. Perlunakan serviks
e. Pendataran serviks
f. Terjadinya pembukaan serviks
O. Tanda-tanda Bahaya Persalinan
Ada beberapa tanda-tanda bahaya ibu bersalin yang akan mengancam
jiwanya diantaranya :
12. Syok pada saat persalinan
13. Perdarahan pada saat persalinan
14. Nyeri kepala
15. Gangguan penglihatan
16. Kejang atau koma
17. Tekanan darah tinggi
18. Persalinan yang lama
19. Gawat janin dalam persalinan
20. Demam dalam persalinan
21. Nyeri hebat diperut
22. Sukar bernapas.
P. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi atau
disingkat p4k adalah program yang ditunjukan untuk menururnkan angka
kematian ibu dan bayi. Program ini sesungguhnya sudah lama ada sejak
program safe motherhood dan program kesehatan ibu dan anak ada.
Penerapan program P4k ini merupakan tidak lanjut yang lebih kongkret yang
melibatkan masyarakat.
Pengertiannya adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukkan oleh
bidan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan
keluarga, tentang :
d. Semua kehamilan berisiko atau membahayakan
e. Bahaya kehamilan dan persalinan
f. Ajakan kepada ibu hamil, suami dan keluarganya untuk melakukkan
perencanaan persalinan , meliputi :
8) Tempat persalinan
9) Penolong persalinan
10) Persiapan transportasi
11) Persiapan keuangan
12) Calon donor darah
13) Persiapan pakaian bayi dan ibu hamil
14) Perencanaan KB (keluarga Berencana) setelah melahirkan
DAFTAR PUSTAKA

Bobak.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta : EGC.


Prawiraharjo,Sarwono.2011.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Rukiyah,Ai Yeyeh,dkk.2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan).Jakarta:Trans Info
Media.
Saifuddin.2001. Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:JNPKKR-PO61 dan Yayasan Bina Pustaka sarwono
Pustaka.
Saifuddin,abdul Bakri,dkk.2009.Buku asuhan Pelayanan Kesehatan Maternatal
dan Neonatal.Jakarta:PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Simkin,Penny.2007.Panduan Lengkap Kehamilan dan Bayi Edisi
Revisi.Jakarta:EGC.
Sulisyawati,ARI.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta : Salemba
Medika.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM KADAR GLUKOSA DALAM URIN
PADA NY.M G1P0A0 HAMIL 36 MINGGU, JANIN HIDUP UTERI DENGAN
FISIOLOGIS

S : Nama : Ny. Y

Umur : 27 thn

Alamat : Jl. HNT RT.6

Keluhan : Nyeri pinggang

Tanggal Kunjungan : 21-10-2014

HPHT : 10-2-2014

UK : tgl kunjungan HPHT

21-10-2014
10-02-2014 -
11+(8x4 1/3)
11+(32+2+2/3)
11+(34+5 hari)
= 36 minggu 2 hari
TP : HPHT + (+7 +9 +0 )
10-2-2014
+7 +9 +0
17-11-2014

O : TB : 155 cm

Lila : 27 cm

BB sebelumnya : 59 kg

BB sesudah : 68 kg
TD : 120/80 mmHg

R : 20x/m

S : 36,3 oC

N : 80x/m

Abdoment :

L1 : TFU teraba 3 jari dibawah prx, teraba bagian lunak dan tidak melinting.

L2 : Teraba bagian keras dan memanjang disebelah kanan ibu, teraba bagian

bagian yang kecil disebelah kiri abdoment ibu.

L3 : Teraba perut bawah ibu teraba bagian bulat,keras dan melinting.

L4 : Teraba dengan posisi tangan konvergen (kepala belum masuk PAP)

5/5.

TFU : 28 cm

TBJ : (TFU-12) x 155 = (28-12)x155 = 2480 gram.

Pemeriksaan Penunjang. ( Lab )

HB : 12,0 gr%

Albumin : negatif

Reduksi : negatif

A : G1P0A0 hamil 36 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, dengan fisiologis

P : 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dengan TD : 120/80


mmHg, nadi : 80x/m, Respirasi : 20x/m, suhu ; 36,5oC, Lila : 27 cm dan BB :
68 Kg, dengan usia kehamilan ibu 36 minggu . evaluasi : ibu mengerti dari
penjelasan hasil pemeriksaan.
2. Memberitahukan tanggal perkiraan persalinan tanggal : 17-11-2014.
Tanggal ini bisa maju dan bisa mundur 1-2 minggu dari tanggal perkiraan
tersebut. Evaluasi : ibu mengerti dan paham yang sudah dijelaskan tentang
tanggal perkiraan persalinan.

3. Memberitahukan ibu untuk mengurangi aktifitas yang berat, seperti


mengangkat belanjaan berat dan menggeser lemari serta apabila ingin
mengambil benda ketinggian ibu harus menumpukkan beban dilutut.
Bertekuk terlebih dahulu, baru memangkat, jangan langsung tunduk karena
bisa mengakibatkan sakit pinggang. Evaluasi : ibu mengerti dari penjelasan
tentang harus mengurangi aktifitas yang berat.

4. menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi makanan yang bergizi


seimbang, seperti : sayur,buah-buahan, tahu-tempe,ikan,telur ayam dan
susu. Evaluasi : ibu mengerti dan paham penjelasan tentang
mengonsumsi makanan yang bergizi.

9. Memberitahukan tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester III, yaitu :

- Perdarahan pervaginam

- sakit kepala yang hebat

- Penglihatan kabur

- bengkak diwajah dan jari tangan

-keluar cairan pervaginam

- Gerakan janin tidak terasa/ kurang bergerak seperti biasanya.

- nyeri perut yang hebat.

Evaluasi : ibu mengerti penjelasan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

14. Memastikan ibu telah menyiapkan tentang program P4K sebelum


persalinan seperti transportasi, dana, persiapan donor darah, pendamping
saat persalinan, rencana tempat melahirkan, dan rencana keluarga
berencana (KB). Evaluasi : ibu mengerti dan paham penjelasan dari
program P4K dari tenaga kesehatan ( Bidan ).
15. Memberitahukan tanda-tanda persalinan
- Perut mules secara teratur
- Mules sering dan lama
- Keluarnya lender bercmapur darah dari jalan lahir
16. Memberitahukan ibu untuk merencanakan persalinan ditenaga kesehatan
seperti di bidan, puskesmas atau pun rumah sakit. Evaluasi : ibu mengerti
dan akan melakukan apa yang sudah dijelaskan.
17. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi atau bila ada
keluhan pada tanggal 04 11- 2014. Evaluasi : ibu mengerti dan akan
melakukkan apa yang dijelaskan untuk melakuukan kunjungan ulang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrasepsi suntikan 3 bulan atau progesteron adalah mencegah
terjadinya kehamilan dengan cara disuntik intramuskular yang berdaya kerja
3 bulan dan tidak mengganggu produksi ASI. Mekanisme kerjanya adalah
menghalangi FSH dan LH, mengentalkan lendir serviks, terjadinya perubahan
peristaltik tuba fallopi dan mengubah endometrium yang mengakibatkan
tidak sempurnanya implantasi hasil konsepsi.
Pemeriksaan kadar protein dalam urine untuk menentukkan kadar
kerusakan glomerulus. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah penyakit
ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis
lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, kerancunan kehamilan (pre-
elamsi,eklamsi), infeksi saluran kemih (urinary tract infection ). Proteinuria
juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah bekerja jasmani, urine yang
pekat atau stress karena emosi.
Tes glukosa urin adalah pemeriksaan pada sampel urine mengetahui
ada /tidaknya glukosa dalam urine. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan
penyaring dalam urinalisis. Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik
ada atau tidaknya glukosa dalam urine.
Diabetes melitus adalah dimana keadaan seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula darah. Ibu yang menderita diabetes melitus beresiko
tinggi , yaitu : Bayi besar (giant baby), Peningkatan resiko keguguran pada
trimester pertama 0-13 minggu, Cacat bawaan atau kelainan pada bayi dan
Kematian fetus, tiba-tiba janin meninggal.
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia kehamilan 28-
40 minggu. Ada beberapa perubahan yang terjadi terhadap ibu hamil pada
trimester III, baik fisik maupun psikologis, yaitu : perubahan Uterus, sistem
traktus uranius, sistem respirasi, kenaikan berat badan, sirkulasi darah, dan
sistem muskuloskeletal.
B. SARAN
1. Untuk Tempat Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan
Diharapkan untuk puskesmas khususnya para kariawan dapat
lebih meningkatkan lagi pelayanan kebidanan, khususnya para bidan
harusnya selalu mengingatkan kepada ibu hamil untuk segera konsultasi
ke Bidan atau tenaga kesehatan lainnya apabila ada keluhan atau
ketidaknyamanan yang dialami selama kehamilan. Tidak hanya ibu
hamil tetapi pelayanan lainnya seperti imunisasi,KB dan ibu Nifas atau
menyusui. Serta bidan mampu mendeteksi sedini mungkin komplikasi
yang bisa terjadi pada kehamilan.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan ibu hamil selalu memeriksakan kehamilannya di
pelayanan kesehatan secara rutin atau jika ada keluhan. Dan setelah
melahirkan, maka membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Mochamad.2011.Ilmu Kandungan.Jakarta:Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo.

Bandiyah siti.2009.keterampilan Dasar Praktik klinik keperawatan dan


kebidanan.Yogyakarta:Nuha Medika
Bobak.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta : EGC.

Ganda soebrata,R.2010.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta:Dian Rakyat.

Glasier Anna.2002.Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.Jakarta:EGC.

Hendro.2012.Reduksi Urine (Glukosa).


(http://analisisantul.blogspot.com/2012/09/reduksi-urin-glukosa.html,diakses
tanggal 06/10/14).

Irianto Koes.2000.Keluarga Berencana Untuk Paramedis &


nonmedis.Jakarta:Yrama Widya

Kkb.2014.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:BKKBN


Lasari.2012. Pemeriksaan Urine Ibu Hamil (Glukosa urine & Protein Urine ).
(http://princeskalem,blogspot.nt/2012/01/09/prosedur-klinik-pemeriksaan-
urien-ibu.html,diakses tanggal 23/09/2014

Manuaba,Ida Bagus Gde.2010.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan


KB.Jakarta:EGC

Mochtar Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC

Mubarak wahit iqbal.2005.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGC

Prawiraharjo,Sarwono.2011.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.


Rukiyah,Ai Yeyeh,dkk.2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan).Jakarta:Trans Info
Media.

Saifuddin.2001. Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal.Jakarta:JNPKKR-PO61 dan Yayasan Bina Pustaka sarwono
Pustaka.

Saifuddin,abdul Bakri,dkk.2009.Buku asuhan Pelayanan Kesehatan Maternatal


dan Neonatal.Jakarta:PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Simkin,Penny.2007.Panduan Lengkap Kehamilan dan Bayi Edisi
Revisi.Jakarta:EGC.

Sulisyawati,ARI.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta : Salemba


Medika.

Uliyah Musrifatul.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk


Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai