Bahan-bahan
1. Daun pandan suji secukupnya
2. Kunyit secukupnya
3. Metanol secukupnya
4. Etanol secukupnya
5. Diklorometana secukupnya
6. Heksana secukupnya
7. Kloroform secukupnya
Sampel
2. Persiapan pelat
Pelat
- Dioven selama 10 menit
Metanol
- Dicampur dengan diklorometana ke
dalam vial-vial dengan perbandingan 3:7
; 4:6 ; 5:5 ; 6:4 ; 7:3 ; 8:2 ; atau 2:6
Eluen
b. Penentuan Rf
Kertas saring
- Dimasukkan dalam gelas hingga
menutupi seluruh tabung
- Dimasukkan 5 mL campuran metanol
dan diklorometana dengan perbandingan
yang paling tepat
- Ditutup dengan pelat kaca sampai kertas
saring basah seluruhnya
Eluen
Hasil
b. Penentuan Rf
Hasil
VIII. Data Pengamatan
Daun pandan suji Kunyit = oranye kunyit yang tepat untuk sampel
Eluen D 4 : 3 : 3
E 4,5 : 4,5 : 1
F 4,5 : 1 : 4,5
b. Penentuan Rf
Kertas saring
Cincin terkonsentrasi
yang paling sesuai
dengan sampel
b. Penentuan Rf Data pengukuran noda
Pigmen daun pandan suji dan kunyit X X
- Ditotolkan 2-3 kali dengan pipa Sampel kiri kanan
(cm)
kapiler pada batas bawah pelat KLT (cm) (cm)
- Dimasukkan pelat ke dalam gelas
3,55 3,55
secara hati-hati dengan pinset, Daun
jangan sampai noda terkena eluen. 3,90 3,95
Pandan 5,40
- Ditutup gelas dengan pelat kaca 4,00 4,10
- Dibiarkan mengembang sampai Suji
4,35 4,35
tanda batas atas
- Diambil pelat KLT dengan hati-hati 1,50 1,40
saat sudah sampai batas atas Kunyit 4,60 4,70 5,50
- Diamati
4,95 4,95
- Diberi tanda dengan pensil
- Dikeringkan
- Ditutup noda dengan selotip agar
warna tidak pudar
- Ditentukan Rf yang dihasilkan tiap
komponen.
Nilai Rf
IX. Analisis dan Pembahasan
Struktur kurkumin[1,7-bis-(4'-hidroksi-3'-metoksifenil)hepta-1,6-diena-
3,5-dion] :
Pelarut
A B C D E F
Sampel
Pandan betawi KP TP KP TP KP CP
Kunyit TP TP TP TP KP CP
Keterangan :
KP = Kurang Polar
CP = Cukup Polar
TP = Terlalu Polar
Tahap keempat adalah menentukan nilai Rf. Langkah pertama
yang dilakukan adalah menyiapkan chamber yang sudah diisi dengan
eluen yang sesuai dari hasil cincin terkonsentrasi yaitu kode F dan
secepat mungkin ditutup rapat dengan pelat kaca lalu didiamkan
beberapa menit.Tujuan dari chamber ditutup dengan pelat kaca adalah
agar kondisi dalam gelas tersebut benar-benar jenuh oleh uap dari
pelarut.
Kemudian dua buah pelat berukuran 2x7 yang sudah dioven
sebelumnya, diberi totolan noda sampel masing-masing 2 noda dengan
jarak 1 cm. Pelat 1 untuk sampel pandan betawi dan pelat 2 untuk
sampel kunyit. Kemudian pelat dimasukkan ke dalam gelas chamber
dengan hati-hati menggunakan pinset sehingga posisi pelat bagian
bawah menyentuh dasar gelas dengan posisi agak miring dan segera
ditutup dengan pelat kaca. Noda dibiarkan mengembang sampai eluen
mencapai batas atas pelat, kemudian pelat segera diangkat. Tiap-tiap
noda sampel terelusi sehingga terbentuk beberapa noda. Lalu noda-noda
yang terbentuk tersebut diberi tanda dengan pensil, kemudian
dikeringkan dan ditutup dengan selotip agar noda tidak memudar
warnanya. Langkah selanjutnya adalah mengukur dan menghitung nilai
Rf yang didapatkan. Pada sampel daun pandan suji didapatkan 4 buah
noda, sedangkan pada sampel kunyit didapatkan 3 noda.Banyaknya
jumlah noda yang tidak sama tersebut menandakan bahwa kandungan
pigmen antara sampel kunyit dan daun pandan tersebut tidak sama.
Dari hasil pengukuran didapatkan data sebagai berikut :
Sampel X kiri (cm) X kanan (cm) (cm)
3,55 3,55
3,90 3,95
Daun Pandan Suji 5,40
4,00 4,10
4,35 4,35
1,50 1,40
Kunyit 4,60 4,70 5,50
4,95 4,95
Setelah didapatkan data tersebut, maka dapat dihitung nilai Rf yang
dihasilkan dari masing-masing noda yang didapatkan dengan rumus :
jarak yang ditempuh oleh komponen
Rf =
jarak yang ditempuh eluen
Sehingga dari perhitungan dengan rumus tersebut, didapatkan nilai Rf
dan nilai Rf rata-rata dari masing-masing noda seperti dalam tabel
berikut :
Sampel Rf I Rf II Rf Nama Senyawa
0,6574 0,6574 0,6574 Jingga
Daun Pandan 0,7222 0,7315 0,7269 Klorofil a
Suji 0,7407 0,7593 0,7500 Klorofil b
0,8056 0,8056 0,8056 Kuning
Bis-
0,2727 0,2545 0,2636
desmetoksikurkumin
Kunyit
0,8364 0,8545 0,8455 Desmetoksikumin.
0,9000 0,9000 0,9000 Kurkumin
Dari data tersebut juga dapat dilihat bahwa, pada noda yang
dihasilkan oleh daun pandan suji komponen C dengan nilai Rf besar,
senyawa tersebut dapat diidentifikasikan sebagai klorofil b karena
termasuk senyawa polar.Dari struktur kimianya, dapat dilihat bahwa
klorofil a bersifat kurang polar atau bahkan sering digolongkan sebagai
senyawa non polar,sedangkan klorofil b berifat polar yang ditandai
dengan noda berwarna hijau kekuningan dan klorofil a bersifat non
polar yang ditandai dengan noda berwarna hijau kebiruan.Sedangkan
senyawa yang paling nonpolar adalah komponen C dengan nilai Rf
besar, senyawa tersebut dapat diidentifikasikan sebagai kurkumin
karena kurkumin adalah senyawa non polar, terbukti bahwa tidak bisa
berikatan lama dengan fasa diam silika gel yang menyebabkan nilai Rf
tinggi.
Senyawa pada komponen A adalah senyawa polar yaitu Bis-
desmetoksikurkumin yang ditandai dengan noda berwarna jingga.
Kurkumin memiliki dua struktur yaitu struktur bentuk enol dan struktur
bentuk keto.Struktur bentuk enol lebih dominan pada larutan sedangkan
bentuk keto lebih dominan pada padatan.Pada struktur senyawa
kurkumin bentuk enol terdapat tiga gugus -OH (alkohol), satu gugus -
CO (keton), dan dua gugus eter.Di karenakan gugus eter yang ada lebih
banyak dari pada senyawa desmetoksikumin sehingga kurkumin
bersifat lebih tidak polar dari pada kedua senyawa yang
teridentifikasi.Hal ini ditunjukkan pula pada nilai Rf yang paling besar.
X. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan cincin terkonsentrasi baik sampel pandan ataupun
kunyit keduanya cocok menggunakan pelarut (eluen) F yang terdiri
dari heksana :kloroform : etanol dengan perbandingan 4,5 : 1,0 :
4,5, karena pada eluen ini noda yang terbentuk cukup polar.
2. Nilai Rf pada masing masing sampel adalah sebagai berikut :
a. Daun pandan suji memiliki 4 nilai Rf yaitu :
Rf 1 = 0,6574; Rf2 = 0,7269; Rf 3= 0,7500; Rf 4 = 0,8056.
b. Pandan memiliki 3 nilai Rf yaitu :
Rf1 = 0,2636; Rf2 = 0,8455; Rf 3 = 0,9000
Jawaban Pertanyaan
1. Apakah yang terjadi jika eluen yang digunakan sebagai pelarut
pengembang pada KLT terlalu polar atau kurang polar? Mengapa?
Jawab:
Jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT terlalu
polar, maka seluruh noda yang ditotolkan pada pelat akan naik sampai
batas atas pelat tanpa mengalami pemisahan. Sebaliknya, jika eluen yang
digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT kurang polar, maka
noda yang ditotolkan sama sekali tidak bergerak.
4. Mengapa pelat KLT yang digunakan harus dikeringkan dulu dalam oven?
Jawab:
Pelat KLT yang digunakan harus dikeringkan dulu dalam oven agar pelat
bebas dari molekul-molekul air yang terikat. Jumlah air yang terikat sangat
berpengaruh pada pemisahan, karena air terikat sangat kuat pada adsorben
sehingga menghambat terjadinya kesetimbangan dengan molekul-molekul
analit
5. Mengapa batas atas dan batas bawah pelat harus diberi tanda dengan
pensil?
Jawab:
Batas atas dan batas bawah pelat harus diberi tanda dengan pensil karena
dengan menggunakan pensil maka warnanya tidak dapat menyebar pada
pelat, dan tidak mempengaruhi warna pada sampel yang diujikan. Namun
jika menggunakan pulpen, maka tinta pulpen warnanya akan menyebar
dan mempengaruhi warna pada sampel.
Daftar Pustaka