Anda di halaman 1dari 18

Menganalisis permasalahan kepemimpinan dalam manajemen!

selamat datang. pada kesempatan ini kita akan bahas mengenai permasalahan pemimpin, atau
kepemimpinan. untuk menghindari kesalahan kesalahan yang akan timbul akibat tindakan yang dilakukan
seorang pemimpin dalam perusahaan. maka perlu diadakan analisis kepemimpinan. apabila seorang
pemimpin dapat memimpin para bawahan dengan baik, maka roda organisasi yang dipimpin akan berjalan
mulus, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai sesuai rencana. permasalahan kepemimpinan biasanya
timbul bukan karena pemimpinnya itu sendiri tetapi bawahanpun ikut terlibat didalamnya. dapat dikatakan
setiap masalah yang timbul dari proses manajemen timbul akibat faktor manusianya itu sendiri. ada
masalah yang menimbulkan manfaat ada juga yang menimbulkan keburujan. baik untuk dirinya maupun
masyarakat umum.
beriku beberapa faktor yang mungkin dapat mempengaruhi maupun menghambat kelancaran
pelaksanaan dalam kepemimpinan.

1. faktor perilaku manusia. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mempunyai perilaku yang
berbeda tetapi mempunyai tujuan yang hampir sama. dan selalu berhubungan dengan hak hak hidup
dengan berbagai cara seperti:
~ segi biologis berupa lapar, dahaga dan lelah
~ segi keamanan , mempunyai rumah dan dana hari tua
~ segi penghargaan, kasih sayang dan rasa simpati
~ segi penyesuaian, bakat sendiri dengan tugas pekerjaan,
~ segi kebaikan hidup senang sehat dan bersih
~ segi pengetahuan, memahami lingkungan sekitar.

2. kebutuhan hidup manusia, tidak mungkin semuanya terpenuhi , dapat menghambat pelaksanaan
kepemimpinan diantaranya:
~ kesempatan maju
~ kegairahan dalam bekerja
~ kepemimpinan dapat diterima bawahan
~ diterima sebagai kelompok kerja
~ imbalan jasa sesuai
~ tempat kerja menyenangkan.

3. hambatan , akan timbul karena:


~ ragu dalam bertindak
~ tidak dapat memanfaatkan pengetahuan manajemen
~ janji belum dipenuhi
~ atasan tidak bisa diajak bekerja sama
~ tidak mengetahui perubahan yang dilakukan orang lain.

4. faktor kepuasan, manusia menginginkan


suatu kepuasan yang maksimal dari segala tindakan yang dilakukan. terkadang tidak terpenuhi dan dapat
dijadikan berbagai alasan dan menimbulkan permasala
0 Analisa Permasalahan Kepemimpinan
Di Industri Manufacturing

SHARE THIS

TAGS

Ketika perubahan terjadi semakin cepat dan persaingan bisnis semakin dahsyat
seperti saat ini, kepemimpinan yang mampu mengimbangi persaingan bisnis
sangat dibutuhkan, tidak sekadar kemampuan Manajerial dan Teknikal, melainkan
sebuah konsep kepemimpinan yang terintegritas, hal ini berlaku untuk seluruh lini

bisnis tanpa terkecuali di Industri Manufacturing.


Pimpinan di Industri Manufacturing (Leader, Foreman, Supervisor, dan Manager) dituntut
untuk memiliki jiwa kepemilikan terhadap perusahaan (ownership) yang tinggi, dan mampu
menciptakan tim kerja yang PRODUKTIF DAN PEMBELAJAR.

Pimpinan adalah kekuatan utama yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan yang berhasil.
Pemimpin di Industri Manufacturing harus mampu menterjemahkan Visi Misi serta Nilai
perusahaan, selanjutnya mampu membuat strategi-strategi guna mencapai tujuan perusahaan,
disisi lain juga harus mampu menginspirasi dan membangun kemampuan melalui berbagai
sinergi dengan dengan melibatkan team dan seluruh organ perusahaan.

Berdasarkan pengalaman selama 15 tahun sebagai praktisi HR, Ilmu yang diperoleh selama
kuliah S2 (Magister Management) Jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia, dan Konsultan di
bidang Manajemen SDM sejak November 2010, Slamet Ardyanto, SE, MM. yang merupakan
Direktur Q.One Consulting ini melakukan analisa permasalahan Kepemimpinan yang terjadi di
organisasi perusahaan, setidaknya ada 10 permasalahan yang sering muncul, yaitu:

1. Lemahnya Pemahaman Visi Misi Perusahaan, bahkan seorang pimpinan tidak


mengetahui apa Visi Misi perusahaan!, bagaimana dengan teamnya (Worker /
Operator)?, lalu bagaimana cara membuat strategi untuk Departemen atau Unit kerjanya?
2. Kurang Mampu mengkomunikasikan atas hasil kerja kepada Manajemen, sehingga yang
terjadi, merasa telah bekerja semaksimal mungkin, namun merasa kurang diperhatikan
oleh perusahaan, dan ketika ini dibiarkan terus menerus maka akan menimbulkan
demotivasi pemimpin itu sendiri.
3. Lemahnya Kemampuan Berkomunikasi, penelitian menunjukkan bahwa 70% kesalahan
kerja diakibatkan oleh komunikasi yang buruk.
4. Tidak bersikap, berperilaku dan mengambil keputusan sesuai pada posisinya, misal: Leader
tapi cara kerjanya seperti worker, sehingga kurang dianggap oleh teamnya, apalagi pernah
satu posisi atau usianya lebih tua, ini akan jauh lebih bermasalah.
5. Lemahnya dalam membuat perencanaan kerja dan mengkontrol kegiatannya, sehingga
aktivitas yang dilakukan cenderung kerjaan rutin harin, terlihat layaknya worker.
6. Lemahnya dalam Manajemen Waktu, sehingga tidak memiliki prioritas dalam bekerja,
terlihat sibuk bekerja, namun ketika diminta menjelaskan hasil kerja oleh Manajemen
kurang mampu menjelaskan/mengalami kesulitan.
7. Lemahnya Pemahaman Tentang Situasional Leadership, sehingga ketika terjadi
permasalahan terhadap karyawan, sering diperlakukan sama. Padahal terdapat 4 kuadran
kondisi karyawan dipandang dari sudut Kompetensi dan Komitmen, dan cara penyelesaian
ketika terdapat permasalahan terhadap kuadran yang berbeda, harus diselesaikan dengan
cara yang berbeda pula.
8. Merasa Posisinya Rendah, sering terjadi pimpinan merasa posisinya rendah, sebagai
contoh: seorang Leader yang merasa dirinya rendah, maka setiap permasalahan selalu
diserahkan kepada atasannya (Foreman, Supervisor, atau Manager), bahkan ada yang
langsung ke HRD. Jika ini dibiarkan berlarut-larut maka kondisi ini akan menciptakan
seorang Leader yang tidak memiliki Power.
9. Lebih banyak Bicara daripada Mendengarkan, Seorang pimpinan idealnya 70% adalah
mendengar kemudian menganalisa dan 30 % menyampaikan kepada tim, sebagai contoh:
seorang pimpinan yang saat meeting pagi selalu banyak bicara, maka lama-kelamaan
materi pembicaraan akan mirip-mirip, bahkan suatu ketika worker kita sampai hafal
materi pembicaraannya, jika ini berjalan terus menerus akan mengurangi wibawa seorang
pimpinan.
10. Pelaksanaan Counseling yang kurang efektif, seringkali ketika ada anggota tim yang
bermasalah, kurang tepat dalam melaksanakan counseling, misal : pada saat mengundang
dengan kata-kata dipanggil, ini sudah menimbulkan ketakutan bahkan tidak dilakukan
follow up setelah dilakukan counseling.

Mungkin rekan-rekan masih menemukan hal-hal lain yang membuat kepemimpinan kita di
Industri Manufacturing kurang berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Manajemen.

CONTOH KASUS KEPEMIMPINAN


DALAM ORGANISASI (MANAJEMEN)
Kasus : Hartoyo sebagai Manajer
Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi
suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia
pensiun dari tentar. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam
perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya kepada Drs. Abdul Hakim, AK,
manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang
rendah dalam departemen produksi. Abdul Halim menjawab bahwa dia telah mendengar
secara informal melalui komunikasi grapevine, bahwa para karyawan Hartoyo merasa
tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia
(Hartoyo) menyatakan, dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian
saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.

Pertanyaan kasus :
1. Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo? Bagaimana keuntungan
dan kelemahannya? Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu
di tentara.
Jawab :

Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh hartoyo adalah gaya kepemimpinan otoriter,
yaitu gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil
dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya kepemimpinan otoriter ini, pemimpin
mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja
yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama
maupun sasaran minornya.
Keuntungan dalam menggunakan gaya kepemimpinan otoriter: Bawahan tidak
perlu memikirkan apapun, bawahan cukup melaksanakan apa yang diputuskan
dari pemimpin.
Kelemahan dalam menggunakan gaya kepemimpinan otoriter : Semua aspek
kegiatan dalam perusahaan dikendalikan oleh pemimpin, sehingga apabila ada suatu
masalah dalam perusahaan tersebut semuanya hanya tergantung pada pimimpin dan
bawahan tidak boleh ikut campur dalam pengambilan keputusan. Sehingga kurang
adanya kerjasama dalam perusahaan tersebut.

Pebandingan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara:


Dalam membangun sebuah perusahaan diperlukan kerjasama antara pemimpin
dengan bawahan. Sehingga bawahan hartoyo yang sekarang ingin ikut dalam
membangun perusahaan tersebut secara bersama-sama agar tercapainya sebuah
tujuan. Sedangkan bawahan hartoyo sewaktu di tentara merupakan anggota yang
memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi. Sehingga mereka membutuhkan
gaya kepemimpinan yang otoriter.
2. Konsekuensinya apa, bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya? Apa
saran saudara bagi perusahaan, untuk merubah keadaan?
Jawab :

Apabila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya perusahaan tersebut


dapatmengalami gulung tikar, apabila seorang pimimpin hanya mengutamakan
keputusan sendiri tanpa menerima saran dari bawahan.

Saran saya, sebaiknya Hartoyo dapat merubah gaya kepemimpinan otoriternya


dengan gaya kepemimpinan demokrastis, yaitu gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan
demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab
para bawahannya. Pada kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih
besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin
dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan.
Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi
tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sehingga Hartoyo akan mudah untuk mencapai
tujuan perusahaannya apabila merubah gaya kepemimpinannya dengan gaya
kepemimpinan demokratis .

MASALAH KEPEMIMPINAN

1. Deskripsi Kasus

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi
kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan
yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya
sendiri. Karena sejatinya manusia adalah pemimpin paling tidak dia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya
dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Namun yang terjadi saat ini di negara kita adalah krisis kepemimpinan dan krisis kepercayaan, rakyat tidak percaya
dengan pemimpinnya,mengejek,memaki dan sangat jarang terdengar masyarakat yang memuji seorang
pemimpinya. Apakah sebenarnya yang salah dengan kepemimpinan di negara kita, apakah kesalahan berasal dari
personal pemimpin itu sendiri atau pendidikan kita yang salah melahirkan pemimpin.

1. Kekuatan dan kelemahan kasus

1. Kekuatan kasus

Manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. pemimpin pada hakikatnya adalah
seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan
mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.

1. Kelemahan kasus

Tidak banyak orang yang mampu menjadi pemimpin yang sejati, karena pemahaman kebanyakan orang dengan
menjadi pemimpin itu adalah jabatan. Kebanyakan orang hanya mengincar jabatan bukan untuk menjadi
pemimpin, pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang melayani bukan pemimpin yang minta dilayani.

1. Pembahasan Kasus Berdasarkan Teori

Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan formal, yang
menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di
antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam
kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh sungguh menerapkan
kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam
hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar
untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk
menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin
yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang
diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk
nyaman di kursinya.
Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan kawan, ada sejumlah ciri ciri dan nilai yang muncul dari seorang
pemimpin yang memiliki hati yang melayani,yaitu tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan
mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tapi justru
kepentingan publik yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya
sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell
berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari
kemampuannya untuk membangun orang orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat
tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat
mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan
menjadi kuat.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan
harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego
dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan public atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego
berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu
dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.

1. Kesimpulan Dan Saran


2. Kesimpulan

Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk
menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki
yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan
kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya
sebelum sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses
internal (leadership from the inside out).

1. Saran-saran

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu
dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang
sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin
memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut
tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang
memimpin maka makin kuat pula yang dipimpi

AKALAH PENTINGNYA PERAN PEMIMPIN


DALAM PERMASALAHAN SOSIAL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Suatu permasalahan sosial akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh
kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang
bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahkan suatu
ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu permasalahan pada posisi yang
terpenting. Demikian juga pemimpin dimanapun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi
perhatian manusia. Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan
kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia.
Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama
bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia
memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan penertian
manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
upaya dari anggota organsasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi
untuk mencapai tujaun organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau
berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam
kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis
anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu
dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang
baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola
lingkungan dengan baik.

Jika manusia berjiwa pemimpin, maka akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan
dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut
kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan
baik.

B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis akan membahas masalah :
1. Kepemimpinan
2. Peran pemimpin
3. Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan
4. Permasalahan sosial.

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2. Untuk mengetahui peran kepemimpinan
3. Untuk mengetahui Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan
4. Untuk mengetahui permasalahan sosial

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau
perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif individual dan
aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Stogdill (1974: 259) menyimpulkan
bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang
telah mencoba mendefinisikannya. Lebih lanjut, Stogdill (1974: 7-17) menyatakan bahwa
kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam definisi,
tergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Misalnya, dengan mengutip pendapat beberapa ahli,
Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard (1977: 83-84) mengemukakan beberapa definisi
kepemimpinan, antara lain:
1. Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh
kemauan untuk tujuan kelompok (George P Terry)
2. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan
umum (H.Koontz dan C. O'Donnell)
3. Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan
melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving R, F.
Massarik).
Untuk lebih mendalami pengertian kepemimpinan, di bawah ini akan dikemukakan beberapa
definisi kepemimpinan lainnya seperti yang dikutip oleh Gary Yukl (1996: 2), antara lain:
1. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan
mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan Kahn)
2. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi
ke arah pencapaian tujuan (Rauch dan Behling)
3. Kepemimpinan adalah proses memberi arti terhadap usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan
untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques)

Menurut Wahjosumidjo (1984: 26) butir-butir pengertian dari berbagai definisi


kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna :
4. Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat
tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.
5. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan
kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri
6. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan situasi.

Dari berbagai definisi yang ada, maka dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan adalah
1. Seni untuk menciptakan kesesuaian paham
2. Bentuk persuasi dan inspirasi
3. Kepribadian yang mempunyai pengaruh
4. Tindakan dan perilaku
5. Titik sentral proses kegiatan kelompok
6. Hubungan kekuatan/kekuasaan
7. Sarana pencapaian tujuan
8. Hasil dari interaksi
9. Peranan yang dipolakan
10. Inisiasi struktur

Berbagai pandangan atau pendapat mengenai batasan atau definisi kepemimpinan di atas,
memberikan gambaran bahwa kepemimpinan dilihat dari sudut pendekatan apapun mempunyai sifat
universal dan merupakan suatu gejala sosial.

B. Peran Kepemimpinan
Sebelum membahas tentang pembagian peran kepemimpinan terlebih dahulu kita akan
memaparkan tentang pengertian peran kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan adalah adalah
proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian
tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama
bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia
memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan pengertian peran
adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Jadi dari
keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku
yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
Beberapa peran/fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi
diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
Manfaat manfaat tersebut antara lain:
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk
memutuskan
apa yang akan dilakukan
b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan keputusan yang
berdasarkan
atas fakta fakta yang diketahui
c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan
dan
tujuan atau target yang akan dicapai.

Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:


a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat,
dan
kegiatan yang bersifat terus menerus.
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan kegiatan yang akan
dilakukan atas dasar jangka panjang dan penentukan prosedur prosedur yang diperlukan.

Setiap rencana yang baik akan berisi:


a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami
b. Penggunaan sumber sumber enam M secara tepat
c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut

2. Fungsi memandang ke depan


Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong
apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan
bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus
peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu
mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3. Fungsi pengembangan loyalitas


Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin
tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin
sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari hari
yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan
menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan
pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan hambatan dapat segera
diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang
elah ditetapkan dalam rencana .

5. Fungsi mengambil keputusan


Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh
sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada
pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat
dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul
tertulis dan lain sebagainya.

6. Fungsi memberi motivasi


Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin
harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja
dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah
yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah
sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap
anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan
organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan
kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu
menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat
semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik,
antara lain:
a. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau
penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
b. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
c. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk membaca situasi
d. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan
perkembangan
e. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.

C. Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan


Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap
pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap
hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat
keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi
seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan
hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya. Melainkan melalui berbagai pertimbangan
dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan,
sehingga:
1. Teori keputusan meupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak
pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif
2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan
menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan
informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim, mengatur
dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya
3. Pengambilan keputusan adalah proses memlih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk
mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
proses dan gaya pengambilan keputusan.
1. Proses pengambilan keputusan
Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:
a. Identifikasi masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Memformulasikan dan mengembangkan alternative
d. Implementasi keputusan
e. Evaluasi keputusan

2. Gaya pengambilan keputusan


Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya pengambilan keputusan. Gaya
adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari.
Gaya pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
a. Cara berpikir, terdiri dari:
1) Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
2) Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.
b. Toleransi terhadap ambiguitas
1) Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan
ambiguitas
2) Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat memproses banyak
pemikiran pada saat yang sama.
Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya pengambilan keputusan seperti:
a. Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas. Efisien, mengambil keputusan
secara cepat dan berorientasi jangka pendek
b. Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas. Pengambil keputusan yang
cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru
c. Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif. Berorientasi jangka panjang, seringkali
menekan solusi kreatif atas masalah
d. Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan intuitif. Mencoba menghindari konflik dan
mengupayakan penerimaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka berikut adalah upaya-upaya yang perlu ditempuh seperti:
a. Cerna masalah
b. Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan antara permasalahan tentang
tujuan dan metode. Dalam kondisi seperti ini peran pemimpin adalah mengambil inisiatif dalam
hubungannya dengan tujuan dan arah daripada metode dan cara.
c. Identifikasi alternativ
d. Kemampuan untuk memperoleh alternativ yang relevan sebanyak-banyaknya.
e. Tentukan proritas
f. Memilih diantara banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan pengambilan keputusan.
g. Ambil langkah
h. Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran pilihan, melainkan berlanjut pada
langkah implementasi dan evaluasi guna memberikan umpan balik.

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh
sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada
pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat
dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul
tertulis dan lain sebagainya.
Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi yang sebaik-baiknya dari
:
a. Perasaan, firasat atau intuisi
b. Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara rasional sistematis.
c. Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.
d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.

Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan metode metode


sebagai berikut:
a. Keputusankeputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara sendirian.
b. Keputusankeputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus dapat
diserahkan kepada orang orang yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan
menggunakan komputer.
c. Keputusankeputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi tanggung jawab
masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.

Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut


perhitunganperhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang
yang akan diambil keputusannya.

D. Permasalahan sosial
Pengertian Masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan
atau masyarakat yang membahayakan hidupnya kelompok sosial atau menghambat terpenuhinya
keinginan-keinginan pokok para warga kelompok sosial, sehingga menyebabkan rusaknya ikatan
sosial.
Klasifikasi Masalah Sosial
1. Faktor-faktor ekonomis
2. Biologis
3. Bio-psikologis
4. kebudayaan

Masalah-Masalah Sosial yang penting


1. Kemiskinan
2. Kejahatan
3. Disorganisasi keluarga
4. Masalah generasi muda
5. Peperangan
6. Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
7. Masalah kependudukan
8. Masalah lingkungan
9. Birokrasi, dan lain-lain

eperti yang telah kita ketahui Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya
bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu. namun ada beberapa faktor-
faktor penting yang mempengaruhi kepemimpinan tersebut, diantaranya adalah :
1. Faktor Kemampuan Personal

Pengertian kemampuan personal adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai
manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan,
ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi
pemimpin yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi kepemimpinan namun
mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar
pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan
yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.

2. Faktor Jabatan

Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam
kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan
yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai
jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh yang berbeda.

3. Faktor Situasi dan Kondisi

Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak menentu dan kacau
akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju
karena anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika
identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai
kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah
dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang tepat atau tidak.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi pemimpin, ada juga faktor-faktor keberhasil seseorang
menjadi seorang pemimpin yaitu :

FAKTOR KEBERHASILAN PEMIMPIN

1. Moril

moril adalah keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi kemauan untuk melaksanakan tugas dan
akan mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas perorangan maupun organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
moril adalah :

1. kepemimpinan atasan.

2. kepercayaan dan keyakinan akan kebenaran.


3. penghargaan atas penyelesaian tugas.

4. solidaritas dan kebanggaan organisasi.

5. pendidikan dan latihan.

6. kesejahteraan dan rekreasi.

7. kesempatan untuk mengembangkan bakat.

8. struktur organisasi.

9. pengaruh dari luar.


2. Disiplin

disiplin adalah ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau petunjuk atasan serta peraturan
yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin yang didasarkan oleh disiplin pribadi.

3. Jiwa korsa

jiwa korsa adalah loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada anggota termasuk pimpinannya
terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan
bawahan dapat dipadamkan oleh semangat organisasi.

4. Kecakapan

kecakapan adalah kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik dalam waktu yang singkat dengan
menggunakan tenaga dan sarana yang seefisien mungkin serta berlangsung dengan tertib.

Pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan, inisiatif dan
pengembangan pribadi serta pengalaman tugas. jadi menjadi seorang pemimpin yang baik sebenarnya dapat kita
kembangkan sendiri dengan lewat pengembangan diri dan pergaulan yang positif.

SUMBER :

o http://www.academia.edu/7119898/Faktor_Kepemimpinan

o Kadek Budiawan ST, MBA 2012. 3 kegagalan pemimpin. (http://updatelive1000.wordpress.com/leadership-2/3-

kegagalan-pemimpin/, diakses 28 Oktober 2013).

o Aynul 2012. definisi kepemimpinan.(http://updatelive1000.wordpress.com/leadership-2/3-kegagalan-pemimpin/,

diakses 28 Oktober 2013).


o Majalah Fortune, 2012 edisi 36

o Buku Teori Organisasi Umum 2 Gunadarma, Bab 4: Kepemimpinan

efleksi/refleksi/ /rflksi/ n 1 gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban


suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar: penyair pada hakikatnya adalah suatu -- dari
masyarakat sekelilingnya; 2 gerakan otot (bagian badan) yang terjadi karena suatu hal dari luar dan di
luar kemauan atau kesadaran; 3 ki cerminan; gambaran: penggunaan bahasa merupakan -- dari
kecintaan terhadap bahasa itu;

merefleksikan/merefleksikan/ v mencerminkan: kata atau ucapan seseorang, biasanya ~ isi


hatinya;

terefleksikan/terefleksikan/ v dapat direfleksikan: suasana perkampungan di Yogyakarta pada


masa kolonial ~ dalam arsitektur tradisional di paviliun itu

Hambatan Dalam Kepemimpinan


Sering menyalahkan situasi
Seorang koruptor yang dihadapkan ke pengadilan mengatakan bahwa ia sebenarnya korban situasi.
Sebenarnya ia bukan korban situasi, namun ia melarutkan diri dalam situasi dan menggunakan situasi
sebagai alasan untuk berbuat jahat. Situasi melahirkan pemimpin yang cocok untuk zamannya. Sejarah
telah membuktikan kebenarannya. Kebanyakan panglima perang menunjukkan wibawanya pada masa
peperangan tetapi tidak cocok memimpin kelompoknya pada masa damai dan tenteram. Pemimpin yang
dapat melihat situasi yang dihadapi dan cerdas menanggapinya, mampu memberikan perintah pada saat
yang tepat dan mengambil inisiatif. Pemimpin seperti ini tidak perlu menjadi ahli di bidangnya tetapi
memahami pengetahuan umum di bidang itu. Di samping itu anda tentu saja harus memiliki
kemampuan teknis dan profesional agar anda berwibawa dalam mengatur roda kepemimpinan serta
mengambil keputusan yang komunikatif dan meyakinkan.

Tidak berhasil memotivasi mereka


Kebolehan seorang pemimpin bergantung kepada kemampuannya menggerakkan orang yang
dipimpinnya ke arah yang diinginkan. Kesadaran individu dan kelompok bahwa mereka bekerja untuk
diri mereka sendiri harus dibangkitkan. Apabila mereka dapat bekerja sama membina dan
mengembangkan diri, maka kesejahteraan mereka pun tercapai. Kalau pemimpin tidak berhasil
memotivasi mereka, gagallah semuanya.

Menghindari tanggung jawab


Mencari kambing hitam tidak sulit, tetapi hanya orang yang tidak menyikai risiko sajalah yang lari dari
tanggung jawab. Seorang pemimpin yang ingin meraih sukses haruslah berani menanggung resiko
apapun, Ia harus menyadari bahwa kegagalan kelompok yang dipimpinnya ialah kegagalannya, sukses
mereka ialah suksesnya dan mengetahui bahwa langkah menuju sukses ialah kegagalan itu sendiri.
Melemparkan tanggung jawab kepada orang lain karena mengalami kegagalan berarti merusak wibawa
selaku pemimpin. Pemimpin jangan lupa bahwa kelompok manusia yang dipimpinnya mempunyai
penilaian sendiri terhadapnya dan mereka pun mempunyai hak bersuara dan memilih pemimpin yang
cocok dan penuh tanggung jawab.
Tidak memberi teladan yang baik
Ada pemimpin massa yang berkata: "Saudara-saudara, dengarkan dan lakukanlah apa yang saya
katakan, jangan lihat apa yang saya lakukan". Kemudian ia tertangkap karena menyelundupkan bahan
pakaian dan dihadapkan ke pengadilan. Ia beranggapan bahwa perkataannya tiada hubungan dengan
perbuatannya. Ia tidak bertanggung jawab atas perkataannya. Ini kata-kata yang bersayap. Tetapi ada
jangan lupa bahwa perbuatan lebih nyaring bunyinya daripada perkataan yang diucapkan dengan
nyaring. Ada pemimpin yang tidak pandai berbicara dan berdebat dengan massa atau kelompok yang
dipimpinnya tetapi berhasil berkomunikasi melalui teladan yang diberikannya. "Sedikit berbicara
banyak kerja", itulah semboyannya. Komunikasi dapat dilakukan bukan hanya dengan kata-kata.
Pemimpin yang bekerja dengan giat dan teliti akan memberikan teladan yang baik dan membangkitkan
semangat orang lain untuk berbuat yang sama.

Sibuk dengan kegagalan kecil


Pemimpin yang mencurahkan perhatian pada kegagalan-kegagalan kecil akan kehilangan waktu untuk
merencanakan program yang besar dan bermanfaat. Memusatkan perhatian pada sukses yang kecil dan
mengembangkannya menjadi sukses yang lebih besar akan jauh lebih berguna. Kebanyakan perusahaan
atau organisasi melaksanakan penghematan dalam soal-soal kecil tetapi lupa mengurangi pemborosan
yang lebih besar. Bagian-bagian yang berhasil -sekalipun tidak mencapai tingkat 40%- haruslah
diperhatikan dan dikembangkan dengan seksama, kepadanyalah perhatian dipusatkan.

Tidak memikirkan sumbangan yang dapat anda berikan


Apakah fungsi sebuah organisasi atau perusahaan? Apakah organisasi itu untuk anggotanya atau
anggotanya untuk organisasi? Pemimpin yang baik akan selalu mempertanyakan kepada dirinya sendiri
apakah yang telah disumbangkannya untuk organisasi yang berkaitan dengan gaji yang diperolehnya
dari organisasi itu. Setiap anggota organisasi termasuk para pemimpinnya, harus menyumbangkan
sesuatu untuk organisasi dan organisasi memberi sumbangan kepada tujuan organisasi itu sendiri secara
keseluruhan. Jika anda bekerja hanya untuk gaji ada, maka anda kurang memperhatikan apa yang dapat
diberikan secara keseluruhan.

Bekerja terburu-buru
Pemimpin yang kreatif akan menggunakan waktunya untuk memikirkan strategi yang mantap setelah
perencanaan dilakukan dengan mantap. Orang yang bekerja keras sering beranggapan bahwa segala
sesuatu akan menjadi baik bila dikerjakan dengan cepat. Mereka tidak siap menghadapi kekeliruan dan
kesalahan yang mungkin terjadi karena ketergesaan. Justru itulah yang mengakibatkan keterlambatan,
biaya yang besar terpaksa dikeluarkan utnuk melakukan perbaikan.

Sumber: 365 Hambatan Menuju Sukses. Wilson Nadeak. 1991

Anda mungkin juga menyukai

  • DO
    DO
    Dokumen1 halaman
    DO
    ridho harianto saragih
    Belum ada peringkat
  • CBR Kepemimpinan
    CBR Kepemimpinan
    Dokumen22 halaman
    CBR Kepemimpinan
    ridho harianto saragih
    Belum ada peringkat
  • CBR Kepemimpinan
    CBR Kepemimpinan
    Dokumen22 halaman
    CBR Kepemimpinan
    ridho harianto saragih
    Belum ada peringkat
  • NOVIKA
    NOVIKA
    Dokumen4 halaman
    NOVIKA
    ridho harianto saragih
    50% (4)