Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam dengan
cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin.Evaporasi adalah salah
satu kaedah utama dalam industri kimia untuk memekatkan larutan yang encer.
Pengertian umum dari evaporasi ini adalah menghilangkan air dari larutan dengan
mendidihkan larutan di dalam tabung yang sesuai yang disebut evaporator. Evaporasi
bertujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah
menguap dan pelarut yang mudah menguap.

Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila
tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling
bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung
bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah,
sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup untuk menembus titik didih
cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam
gas dan "menguap"

Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas
tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki
molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola
yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang
diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap,
hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat
BAB II

ISI

A. Pengertian

Evaporasi adalah peristiwa perubahan air atau es menjadi uap dan naik ke atmosfir,
peristiwa tersebut berlangsung dari semua permukaan, misalnya permukaan tubuh
perairan, permukaan tanah, permukaan vegetasi, persawahan dan lain-lain. Kecepatan
evaporasi tergantung dari : suhu, kecepatan angin dan tekanan udara.

Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul
menjadi awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil dapat
bergabung (berkondensasi) menjadi butiran air dan turun hujan. Siklus air terjadi terus
menerus. Energi surya menggerakkan penguapan air dari samudera, danau, embun dan
sumber air lainnya.

Evaporasi dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu evaporasi yang berarti
proses penguapan yang terjadi secara alami dan evaporasi yang dimaknai proses
penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas (steam) dalam suatu peralatan.
Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan) dengan
penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan berbagai cara,
diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi diadasarkan pada proses
pendidihan secara intensif yaitu pemberian panas ke dalam cairan, pembentukan
gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap, pemisahan uap dari cairan, dan
mengkondensasikan uapnya. Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai
perpindahan kalor ke dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999).

Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga


didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari evaporasi
itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah
menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi,
pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa
penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat
padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya
komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran, dalam proses evaporasi
ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam
evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya
biasanya dikondensasikan dan dibuang.
Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan banyak dipakai dalam
industri kimia dan mineral. Evaporasi merupakan proses pemekatan cairan dengan
memberikan panas pada cairan tersebut dengan menggunakan energi yang intensif yaitu
sejumlah uap sebagai sumber panas.Evaporator adalah alat yang banyak digunakan dalam
industri kimia untuk memekatkan suatu larutan.Terdapat banyak tipe evaporator yang
dapat digunakan dalam industri kimia.

B. Prinsip-prinsip Evaporasi
Prinsip-prinsip evaporasi terbagi atas 4 bagian, yaitu :
1. Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi uap.
2. Penguapan betujuan memisahkan pelarut (solvent) dari larutan sehingga menghsilkan
larutan yang lebih pekat.
3. Evaporasi merupakan proses pemisahan terroal, dipakani secara luas untukk
merekatkan cairan dalam bentuk larutan, suspensi maupun emulsi dengan cara
menguapkan pelarutnya, umumnya air dan cairan.
4. Evaporasi menghasilkan cairan yang lebih pekat, tetapi masih berup cairan pekat
yang dapat dipompa sebagai hasil utama, reaksi kadang-kadang ada pula cairan
volatile sebagai hasil utama, misalnya selama pemulihan pelarut.

C. Proses Evaporasi

Proses evaporasi adalah proses berubahnya sebuah zat/substansi yakni zat


cair menjadi zat gas atau uap air. Perubahan fase zat ini melibatkan sejumlah energi
kalor dalam prosesnya. Energi ini dapat diperoleh dari Panas matahari (radiasi), dariatmo
sfer (konduksi), atau dari bumi itu sendiri (konduksi). Proses evaporasi inimerupakan
salah satu tahap dalam proses terjadinya hujan.Manusia memanfaatkan proses evaporasi
untuk berbagai kebutuhan.

Misalnya proses pembuatan garam. Air laut dipanaskan, hingga molekul airnya me
nguap.Dengan menguapnya air, maka kandungan garam akan tertinggal sebagai
endapangaram.

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Evaporasi

Proses perubahan bentuk dari air menjadi uap air terjadi baik pada evaporasi
maupun evapotranspirasi. Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yang meliputi
radiasi matahari, temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin. Untuk
memperkirakan besarnya penguapan yang terjadi diperlukan data-data tersebut. Beberapa
instansi seperti BMKG, Dinas Pengairan, dan Dinas Pertanian secara rutin melakukan
pengukuran data klimatologi.

1. Radiasi Matahari

Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air (pencairan), dari zat cair
menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung menjadi uap air (penyubliman)
diperlukan panas laten (laten heat). Panas laten untuk penguapan berasal dari radiasi
matahari dan tanah. Radiasi matahari merupakan sumber utama panas dan
mempengaruhi jumlah evaporasi di atas permukaan bumi, yang tergantung letak pada
garis lintang dan musim.

Radiasi matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang tahun, yang tergantung


pada letak lokasi (garis lintang) dan deklinasi matahari. Pada bulan Desember
kedudukan matahari berada paling jauh di selatan, sementara pada bulan Juni
kedudukan matahari berada palng jauh di utara. daerah yang berada di belahan bumi
selatan menerima radiasi maksimum matahari pada bulan Desember, sementara
radiasi terkecil pada bulan Juni, begitu pula sebaliknya. Radiasi matahari yang
sampai ke permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan. Penutupan oleh
awan dinyatakan dalam persentase dari lama penyinaran matahari nyata terhadap
lama penyinaran matahari yang mungkin terjadi.

2. Temperatur

Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap


evaporasi. Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan udara untuk
menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air
meningkat sehingga molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di
atasnya dalam bentuk uap air. Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah
evaorasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah beriklim dingin).
Untuk variasi harian dan bulanan temperatur udara di Indonesia relatif kecil.

3. Kelembaban Udara

Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas
permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air. Perbedaan
tekanan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Pada waktu penguapan terjadi,
uap air bergabung dengan udara di atas permukaan air, sehingga udara mengandung
uap air.

Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air. Apabila
jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya juga semakin
tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil, yang menyebabkan
berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di atas permukaan air sudah jenuh uap
air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu penguapan
terhenti. Kelembaban udara dinyatakan dengan kelembaban relatif.

Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan perairan laut cukup


luas, mempunyai kelembaban udara tinggi. Kelembaban udara tergantung pada
musim, di mana nilainya tinggi pada musim penghujan dan berkurang pada musim
kemarau. Di daerah pesisir kelembaban udara akan lebih tinggi daripada di daerah
pedalaman.

4. Kecepatan Angin

Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan evaporasi


menjadi lebih lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh terhadap uap air dan
proses evaporasi terhenti. Agar proses penguapan dapat berjalan terus lapisan udara
yang telah jenuh tersebut harus diganti dengan udara kering. Penggantian tersebut
dapat terjadi apabila ada angin. Oleh karena itu kecepatan angin merupakan faktor
penting dalam evaporasi. Di daerah terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih
besar daripada di daerah yang terlindung dan udara diam.

Untuk di negara Indonesia, kecepatan angin relatif rendah. Pada musim


penghujan angin dominan berasal dari barat laut yang membawa banyak uap air,
sementara pada musim kemarau angin berasal dari tenggara yang kering.

E.
DAFTAR PUSAKA

http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/11/evaporasi.html

http://note-why.blogspot.com/2011/11/pengertian-evaporasi.html

https://masdiisya.wordpress.com/tag/evaporasi/

http://id.wikipedia.org/wiki/Penguapan

Anda mungkin juga menyukai