Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu tujuan penting pendirian perusahaan adalah meningkatkan nilai

perusahaan melalui peningkatan kemakmuran para investor atau pemegang

saham. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham

yang ditransaksikan merupakan indikator nilai perusahaan (Rahmawati dkk,

2007).

Nilai perusahaan merupakan salah satu indikator untuk melihat apakah

suatu perusahaan merupakan perusahaan yang sehat dan layak dijadikan tempat

berinvestasi, dan nilai perusahaan juga merupakan salah satu tujuan penting dari

pendirian suatu perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi, yang dicerminkan oleh

harga sahamnya diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi

pada perusahaan tersebut.

Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik

kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan yang sering disebut dengan

Agency Problem. Tidak jarang manajemen perusahaan memiliki tujuan lain yang

mungkin bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Perbedaan kepentingan

inilah yang menyebabkan timbulnya konflik yang biasa disebut dengan Agency

Conflict.

Konsep teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara prinsipal dan

agen. Pada teori agensi yang disebut dengan prinsipal adalah pemegang saham

dan agen merupakan manajemen yang mengelola perusahaan (Pertiwi, 2010).

1
2

Perbedaan tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan

pribadi, sebaliknya para pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi

dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya

dari perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan

dividen yang akan diterima oleh pemegang saham (Haruman, 2008).

Praktik manajemen laba adalah suatu praktik penyimpangan yang didasari

oleh teori agensi. Jansen dan Meckling (1976), menjelaskan bahwa teori agensi

muncul ketika satu orang atau lebih (Principal) memperkerjakan orang lain

(Agent) untuk menjalankan suatu jasa kemudian mendelegasikan wewenang

pengambilan keputusan kepada agen tersebut.

Kewenangan yang dimiliki agen seringkali tidak memaksimalkan

kepentingan pemilik karena adanya perbedaan kepentingan (conflict of interest)

(Darwis, 2012). Konflik kepentingan yang terjadi ini muncul dikarenakan adanya

pemisahan kepengurusan suatu perusahaan dari pemilik perusahaan. Hal ini

selanjutnya akan menimbulkan kecenderungan salah satu pihak (Agent) untuk

melakukan tindakan yang menyimpang dan tidak semestinya untuk meningkatkan

kesejahteraan pihaknya sendiri.

Manajemen laba memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pihak

tertentu (Agen) walaupun dalam jangka panjang tidak terdapat perbedaan laba

kumulatif perusahaan dengan laba yang dapat diidentifikasikan sebagai suatu

keuntungan (Darwis,2012). Pihak manajemen yang memiliki kepentingan tertentu

akan cenderung menyusun laporan laba yang sesuai dengan tujuannya dan bukan

demi kepentingan prinsipal (Rahmawati dkk, 2007).


3

Dorongan pihak manajemen melakukan tindakan manajemen laba adalah

untuk memperlihatkan kepada pihak pemegang saham terhadap prestasi kinerja

perusahaan yang semakin lama semakin baik, yang akan berpengaruh terhadap

harga saham, dan akan mempengaruhi nilai perusahaan.

Kasus yang melibatkan Toshiba Corp pada tahun 2014 - 2015 merupakan

salah satu bentuk dari manajemen laba. Pada kasus tersebut terungkap di dalam

laporan keuangan Toshiba Corp ada laba operasional yang telah dibesar-besarkan

sebesar 151.8 milyar atau sekitar US$ 1,22 miliar

Penyimpangan terlihat sejak April 2014 ketika Toshiba menyelidiki

praktik menyimpang di divisi energi. Keadaan memburuk pada Mei 2015 setelah

komite independen mengambil alih evaluasi keuangan. Saham Toshiba turun

sekitar 20% sejak awal April sejak isu-isu terkait keuangan mulai tercium.

Adapun tujuan dari Toshiba Corp memanipulasi laba bersih dalam laporan

keuangannya adalah untuk memperlihatkan kepada para investor bahwa kinerja

perusahaan tinggi, yang akan berdampak pada kenaikan nilai perusahaannya, agar

harga sahampun naik.

Darwis (2012) menyatakan meskipun manajemen laba akan meningkatkan

nilai perusahaan pada periode tertentu, namun sebenarnya manajemen laba akan

menurunkan nilai perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini menunjukkan

bahwa manajemen laba berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Menyikapi

hal ini diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan

perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak, salah satunya adalah dengan

menerapkan Good Corporate Governance. Tujuan Good Corporate Governance

adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan.
4

Good Corporate Governance yang mengandung empat unsur penting yaitu

kewajaran, transparansi, pertanggungjawaban dan akuntabilitas diharapkan dapat

menjadi suatu jalan dalam mengurangi konflik keagenan maupun praktek

manajemen laba. Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik,diharapkan

nilai perusahaan akan dinilai lebih baik oleh investor (Rahmawati dkk, 2007).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan dengan mekanisme Good

Corporate Governance yang diproksikan oleh Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, dan Komisaris Independen sebagai variabel

pemoderasi. Sehingga peneliti mengambil judul untuk penilitian ini: Pengaruh

Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Mekanisme Good

Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada

Toshiba Corporation Tahun 2011 - 2015).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuaraikan diatas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Manajemen Laba berpengaruh positif terhadap Nilai perusahaan

pada Toshiba Corporation dari tahun 2011 - 2015?

2. Apakah pengaruh Manajemen Laba terhadap nilai perusahaan dapat

diperlemah dengan praktek Good Corporate Governance yang pada

Toshiba Corporation dari tahun 2011 - 2015?


5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan

penelitian dari penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Pengaruh dari Manajemen Laba terhadap Nilai

Perusahaan pada Toshiba Corporation dari tahun 2011 2015.

2. Untuk Mengetahui apakah Pengaruh dari Good Corporate Governance

dapat memperlemah praktek manajemen laba terhadap nilai perusahaan

pada Toshiba Corporation dari tahun 2011 2015.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi berbagai

pihak, diantaranya yaitu:

1. Bagi penelitian yang akan datang

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan

mata kuliah akuntansi keuangan juga sebagai acuan bagi penelitian

selanjutnya.

2. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan gambaran

mengenai kinerja perusahaan dengan melihat penerapan mekanisme Good

Corporate Governance dan pengaruhnya terhadap manajemen laba yang

dilakukan perusahaan sehingga dapat membantu investor dalam membuat

keputusan investasi yang tepat.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada

Toshiba Corporation dalam memahami struktur dan praktik mekanisme


6

Good Corporate Governance serta efek dari manajemen laba sehingga

dapat meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai