Anda di halaman 1dari 22

TUGAS II (PERSEORANGAN) SIG ISP II STEM Akamigas

Setelah beberapa kali pertemuan kuliah SIG, kemukakanlah persepsi Saudara tentang beberapa hal
di bawah ini.
1. Sejauh mana peranan SIG dalam pelaksanaan tugas di bidang Keinspekturan? (Petunjuk: Uraian
sdr harus mencakup: ruang lingkup, implementasi dan alasan penggunaan SIG).
Jawab :
SIG memiliki banyak kelebihan, antaranya: mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan,
dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit,
foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan SIG penanganan data geospasial menjadi lebih
baik dalam format baku, revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah, data geospasial dan
informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisa dan direpresentasikan, penghematan waktu dan
biaya, keputusan yang diambil menjadi lebih baik. Sehingga dengan kemampuan ini, SIG sangat
berperan dalam pelaksanaan tugas dibidang keinspekturan (pertambangan, migas dan
ketenagalistrikan), misalnya melalui peta-peta tematik yang datanya telah diproses dapat
mengidentifikasi data kekayaan sumber alam, dan sebarannya misalnya minyak bumi, batubara,
emas, besi dan barang tambang lainnya, mengidentifikasi luas wilayah usaha pertambangan dan
kawasan lahan potensial dan lahan kritis, mengukur pengaruh lingkungan, serta menelusuri
peristiwa keracunan dan polusi akibat kegiatan pertambangan. Dengan demikian teknologi SIG
dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan untuk suatu
tindakan bahwa data cukup sekali dikoleksi, tetapi bisa dimanfaatkan berkali-kali.
SIG juga bisa digunakan untuk membantu meraih keputusan mengenai kelayakan lokasi
pertambangan, migas dan kelistrikan.
Informasi bisa disajikan secara ringkas dan jelas berupa gambar peta, yang dilampiri dengan
laporan, memungkinkan para pemgambil keputusan untuk memusatkan perhatiannya pada
masalah-masalah nyata dibanding dengan upaya memahami data. Karena produk SIG bisa dibuat
secepatnya, dengan berbagai skenario, untuk kemudian dievaluasi secara efektif dan efisien.
Dengan SIG setiap orang dapat membuat peta, dan kemudian merubah
atau memodifikasinya dengan cepat kapan saja. Selain itu, pengguna SIG juga dapat mengulang
proses pembuatan peta dengan akurasi yang tinggi. Sebagai contoh, para pengguna SIG dapat
membuat peta jaringan instalasi pipa minyak berdasarkan informasi (tema) yang tersedia.
Dengan SIG, pengguna dapat memvisualkan dan menganalisa suatu area studi berdasarkan
lokasi-lokasi unsur-unsur geografi tertentu, misalkan dalam menentukan lokasi terbaik untuk
bisnis baru sebuah supermarket. Lokasi ini dapat dianalisa dengan memperhatikan dan
memperhitungkan lokasi-lokasi para pelanggan (consumers atau clients), hingga dapat
menentukan tempat-tempat yang berpotensi untuk bisnis baru ini.
Dengan mengorganisasikan informasi seperti ini, peta-peta digital menjanjikan lokasi-lokasi
dimana objek-objek sesungguhnya berada di dunia nyata beserta hubungannnya satu sama
lain.
SIG merupakan sistem komputer yang sangat powerful baik dalam menangani masalah basis
data spasial (peta digital) maupun basis data non-spasial (atribut). Sistem ini merelokasikan
lokasi geografi (data spasial) dengan informasi deskripsinya (non-spasial), sehingga para
penggunananya dapat membuat peta (analog dan digital), dan menganalisa informasinya
dengan berbagai cara.

2. Tidak bisa dipungkiri bahwa: Perkembangan Teknologi Informasi sangat mendorong


perkembangan IPTEK pada umumnya!. Bagaimana pendapat saudara tentang peranan
Teknologi Informasi dalam perkembangan SIG?
Jawab :
Perkembangan SIG sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi. Secara garis
besar bahwa komponen-komponen penunjang SIG seperti hardware, software, data, pengguna
dan metode penggunaan mengalami evolusi yang sangat pesat seiring perkembangan teknologi
informasi. Dengan adanya hardware yang memiliki kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan
besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat untuk
menampilkannya. Software dan modul tambahan SIG yang beraneka ragam dengan berbagai
pilihan peruntukkannya mempermudah dan mempercepat proses pengolahan data menjadi
informasi sesuai kebutuhan pengguna. Dengan teknologi informasi telah ada internet yang
menjembatani komunikasi tanpa batas, juga mengakomodasi pengelolaan data, pemutakhiran
data yang akan menjadi lebih mudah. Teknologi tinggi seperti Global Positioning System (GPS),
remote sensing dan total station, telah membuat perekaman data spasial digital relatif lebih cepat
dan mudah. Teknologi penginderaan jarak jauh/citra satelit sangat membantu SIG dalam
pengelolaan data untuk menyajikan informasi yang lebih spesifik misalnya;mengenai objek,
termasuk komposisi kimia mineral dan spesies organisme, air tanah, permukaan tanah, kemiringan
lereng, data statistik dan lain-lain, sehingga dapat menghasilkan peta-peta tematik berdasarkan
peruntukannya. Sehingga dengan adanya perkembangan teknologi informasi penggunaan SIG
dapat dimanfaat oleh berbagai disiplin ilmu.

3. Untuk memahami implementasi SIG, sangat dibutuhkan pemahaman yang mendasar tentang:
a. Sistem, subsistem, suprasistem, dan interface?
b. Kualitas data dan informasi?
c. Karakteristik Sistem Informasi Berbasis Komputer?
d. Peranan SIG dalam pengambilan keputusan pimpinan?
e. Elemen utama pembentuk Sistem Informasi Berbasis Komputer?
Jelaskan dalam bahasa sendiri tentang ke lima aspek mendasar di atas!
Jawab :
a. Sistem, seperangkat bagian-bagian (subsistem) yang saling berhubungan erat hingga
membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam mencapai suatu tujuan bersama.
Subsistem, suatu bagian penting yang saling ketergantungan dan berperan penting dalam
pembentukan sistem dan dapat juga bersifat sebagai pengendali jalannya suatu sistem.
Suprasistem, batasan luar yang terpisah dari suatu sistem dan lingkungannya.
Interface, media penghubung antar berbagai subsistem dengan cara pertukaran input-output.
b. Kualitas data & informasi,
- cermat
- tepat waktu
- terperinci
- tujuannya jelas
- kesesuaian dengan data yang ada
c. Karakteristik Sistem Informasi berbasis komputer
Data tersimpan di dalam media yang dapat dibaca oleh mesin, bersifat padat (compact), dan
lebih mudah dan cepat untuk ditelusuri (orde detik hingga menit).
Sebagai konsekuensi butir 1, kumpulan data yang besar ini dapat disimpan di dalam satu
lokasi, dan sintesa dari berbagai himpunan data untuk memperoleh gambaran yang iengkap
lebih mudah dilakukan.
Kecepatan pengolahan data sangat tinggi (orde detik, menit, hingga jam) dan sangat
dipentingkan.
Transmisi data sebagian besar dapat dilakukan melalui sarana telekomunikasi (kabel,
microwave).
Secara keseluruhan, delay yang terdapat di dalam aliran data dan informasi relatif kecil karena
penelusuran, pemrosesan dan transmisi data dapat dilakukan dengan cepat.
Lokasi-lokasi pengembangan dan pengoperasian sistem yang tersebar tidak menghalangi
kemudahan dalam memonitor dan mengkoordinasikan segala aktivitasnya.
Sistem Informasi Geografis sebagai suatu sistem yang berbasis komputer dan memiliki
kemampuan dalam menangani data bereferensi geografis yaitu penyimpanan data, manajemen
data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran
sebagai hasil akhir (output). Hasil akhirnya dapat dijadikan acuan untuk pengambilan
keputusan.SIG bisa menjadi alat yang sangat penting pada pengambilan keputusan untuk
pembangunan berkelanjutan. Karena SIG memberikan informasi pada

4. Gambarkan dan jelaskan empat Subsistem dalam SIG dan juga Grafik Biayanya.
Jawab :
1. Subsistem Input
Mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber,
mengkonversi atau mentransformasi-kan format data aslinya ke dalam format yang dapat
digunakan oleh SIG.
2. Subsistem Output
Menampilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun
bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik, peta, dan lain lain.
3. Subsistem Data Management
Mengorganisasi semua data spasial dan atribut ke dalam basisdata sedemikian rupa
sehingga mudah dipanggil, di-update (di-edit).
4. Subsistem Data Manipulation & Analysis
menentukan informasiinformasi yang dapat dihasilkan oleh SIG, melakukan manipulasi dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Mani
pulati
on &

input SIG output

5. SIG mampu mengolah data dalam bentuk Vektor dan Raster. Jelaskan pengertian kedua jenis
data SIG tsb dan juga kekurangan dan kelebihannya masing-masing!
Data
Jawab : manageme
n
Model Data Raster
Pada model data raster, fenomena alam atau objek yang dapat dipetakan disajikan dalam bentuk
array atau matriks dengan jalan membagi suatu daerah ke dalam grid-grid sel yang teratur.
Umumnya dalam bentuk persegi empat sama sisi. Posisi setiap objek dinyatakan secara kolom
dan baris, sedangkan posisi geografisnya ditentukan berdasarkan ukuran grid sel dan posisi
relatif dari batas peta (biasanya koordinat pojok kiri bawah peta atau pojok kiri atas peta),
sehingga setiap sel memiliki koordinat geografis.
Keunggulan model data vektor :
- Mempunyai struktur data yang kompak dan efisien
- Penanganan data topologi sangat efisien, sehingga memudahkan analisis yang memerlukan
informasi topologi, seperti analisis jaringan (network analysis).
- Cocok digunakan untuk aplikasi yang memerlukan ketelitian.
Kelemahan model data vektor :
- Mempunyai struktur data yang sangat komplek
- Manipulasi tumpang-susun (overlay) sukar dilakukan.
- Tidak cocok untuk menyajikan data yang mempunyai perubahan yang tinggi.
- Tidak bisa melakukan manipulasi dan enhancement data citra.
-
Keunggulan model data raster :
- Mempunyai struktur data yang sederhana
- Mudah dalam melakukan tumpang-susun (overlay) serta analisis dan pemodelan spasial.
- Cocok digunakan untuk merekam data yang mempunyai perubahan yang tinggi, seperti data
citra, aeromagnetic dll
- Mudah dalam manipulasi dan enhancement data citra
Kelemahan data raster :
- Struktur datanya tidak kompak.
- Hubungan topologi sukar disajikan.
- Estetika keluaran kurang baik (berupa kotak-kotak). Hal tersebut bias ditanggulangi dengan
memperkecil ukuran grid sel, tetapi akibatnya ukuran file menjadi besar.
6. Salah satu aspek yang powerful dalam cara kerja SIG, adalah mengelola layer Spasial dan tabel
basisdata Atribut. Jelaskan konsep kerja SIG tersebut! (Petunjuk: gunakan pendekatan fungsi
Analisis SIG)
Jawab :
Fungsi analisis atribut terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan basisdata (DBMS) dan
perluasannya:
1. Operasi dasar basis data, mencakup: membuat basis data baru, menghapus basis data,
membuat table basis data, menghapus table basis data, mengisi dan menyisipkan data ke dalam
table, membaca dan mencari data dari table basis data, mengubah dan meng-edit data yang
terdapat di dalam table basis data, menghapus data dari table basis data, membuat indeks untuk
setiap table basis data
2. Perluasan operasi basisdata
a. membaca dan menulis basis data dalam system basisdata yang lain
b. dapat berkomunikasi dengan basisdata yang lain
c. dapat menggunakan bahasa basisdata standar SQL (structure query language)
d. operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam
system basis data.
Fungsi analisis spasial terdiri:
1. Klasifikasi mengklasifikasi kembali data spasial (atribut) menjadi data spasial yang baru
dengan menggunakan kriteria tertentu. Misalnya dengan data spasial ketinggian permukaan
bumi (topografi), dapat diturunkan data spasial kemiringan.
2. Jaringan fungsi ini menunjuk data spasial titik atau garis sebagai suatu jaringan yang
tidak terpisahkan. Fungsi ini sering digunakan di dalam bidang transportasi dan utility.
3. Overlay fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yangmenjadi
masukannya. Misalnya untuk menghasilkan wilayah yang sesuai untuk budidaya tanaman
tertentu diperlukan data ketinggian permukaan bumi, kadar air tanah, dan jenis tanah, maka
fungsi ini akan dikenakan terhadap ketiga data spasial ini.
4. Buffering fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zone
dengan jarak tertentu dari data spasial masukannya. Misalnya data spasial titik akan
menghasilkan data spasial baru berupa lingkaran dengan titik di pusatnya.
5. 3D Analysis fungsi ini terdiri atas sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasi
data spasial dalam ruang 3 dimensi.
6. Digital image processing fungsi ini dimiliki oleh SIG berbasiskan raster. Misalnya dalam
pengelolaan citra digital.
7. Gambarkan dan jelaskan proses dan prinsip-prinsip pemodelan data (data modelling) Dunia
Nyata dalam SIG.
Jawab :
8. Sebutkan dan jelaskan serta berikan contoh tentang Skala Pengukuran Data Geografi!
Jawab :
1. Skala nominal, yaitu skala pengukuran dengan pengelompokan secara umum saja tanpa ada
nilai-nilai perbandingan.
2. Skala ordinal, yaitu berupa skala pengukuran secara pengelompokan dan didasarkan pada
urutan besarannya.
3. Skala interval, yaitu berupa
4. Skala ratio, yaitu berupa
9. Model Entity-Relationship (ER) akan melibatkan komponen Entity, Relasi dan Atribut. Gambarkan
dan jelaskan jenis-jenis model ER.
Jawab :
a. Entity, merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata eksistensinya dan dapat
dibedakan dengan yang lainnya.
Seorang karyawan sebuah perusahaan, guru, mobil yang sedang melintas di depan kita, jalan
raya, dan rumah merupakan contoh entity.
Sekumpulan entity yang sama atau sejenis yang terdapat di dalam lingkup yang sama akan
membentuk entity set (kumpulan entity).
b. Atribut, Setiap entity pasti memiliki atribut yang akan mendeskripsikan karakteristik (properties)
dari entity yang bersangkutan.
Penentuan atau pemilihan atribut yang relevan bagi suatu entity merupakan hal penting di dalam
pembentukkan model data.
Penentuan atribut suatu entity pada umumnya didasarkan pada fakta-fakta yang ada.
c. Relasi, menunjukkan hubungan atau keterkaitan antara suatu entity dengan entity lain yang
berbeda.
Contoh: entity mahasiswa dengan KM "15186010" dan Nama "ADI" memiliki relasi dengan entity
mata kuliah dengan Kode "GD401" dan Nama Kuliah "SIG".
Relasi di antara kedua entity ini mengandung pengertian bahwa mahasiswa tersebut sedang
mengambil atau mempelajari mata kuliah SIG di suatu perguruan tinggi.
Jika relasinya banyak, maka kumpulan semua relasi yang ada diantara entity yang terdapat pada
entity set yang berbeda
akan membentuk relationship set (himpunan relasi). Istilah himpunan relasi jarang digunakan,
sehingga cukup dituliskan sebagai "relasi" saja.
d. Tingkat Relasi, menunjukkan batas maksimum entity yang dapat berelasi dengan entity yang
lain.
Entity mahasiswa dapat berelasi dengan satu, lebih dari satu (banyak), atau bahkan tidak
satupun entity matakuliah.
Demikian pula sebaliknya, entity matakuliah dapat berelasi dengan satu, lebih dari satu (banyak),
atau bahkan tidak sama sekali dengan entity mahasiswa.
Karena itu, tingkat relasi diantara kedua entity di atas adalah banyak ke banyak (Many to Many)

10. Perancangan Model Data, harus mencakup enam objek! Jelaskan objek-objek tersebut!
Jawab :
Perancangan Model Data, mencakup:
1. Objek fisik: seperti jalan, pemukiman, saluran air, sungai, dll.
2. Objek-objek yang terklasifikasi: seperti tipe vegetasi, zone iklim, kelompok usia, dll.
3. Peristiwa (events): seperti kecelakaan, kebocoran air, tumpahan minyak, kekeringan,
longsor, gempa bumi, dll.
4. Objek yang berubah secara kontinyu: seperti batas-batas suhu, ketinggian, dan kedalaman.
5. Objek buatan: seperti kontur ketinggian dan densitas populasi.
6. Objek buatan untuk representasi yang dipilih dan basisdata (raster).
ooo000ooo

Manfaat pertama, adalah Inventarisasi Sumber Daya Alam. Melalui penerapan GIS, dapat diidentifikasi
tentang potensi-potensi alam yang tersebar di suatu wilayah. Identifikasi ini akan memudahkan dalam
pengelolaan sumber alam untuk kepentingan orang banyak.

Manfaat kedua, Disaster Management. Artinya, aplikasi GIS dapat digunakan untuk melakukan
pengelolaan rehabilitasi pasca bencana. Misalnya, saat bencana tsunami menerjang Aceh dan Nias,
Badan Rehabilitasi Rekonstruksi Aceh Nias (BRR Aceh-Nias) menggunakan GIS untuk memetakan
kondisi terkini dan menentukan prioritas pembangunan di lokasi yang paling parah kerusakannya.
Manfaat berikutnya adalah untuk Penataan Ruang &Pembangunan sarana-prasarana. Manfaat teknologi
GIS yang ketiga ini dapat berbentuk banyak hal. Mulai dari untuk analisis dampak lingkungan, daerah
serapan air, kondisi tata ruang kota, dan masih banyak lagi. Penataan ruang menggunakan GIS akan
menghindarkan terjadinya banjir, kemacetan, infrastruktur dan transportasi, hingga pembangunan
perumahan dan perkantoran.

Keempat, Investasi Bisnis dan Ekonomi juga merupakan manfaat yang bisa didapatkan dari aplikasi GIS.
Dengan adanya peta informasi daerah, dapat ditentukan arah pembangunan. Dan para investor pun bisa
menentukan strategi investasinya berdasarkan kondisi geografis yang ada, kondisi penduduk dan
persebarannya, hingga peta infrastruktur dan aksesibilitas.

Selain itu, manfaat GIS juga bisa digunakan untuk sektor Pertahanan & Komunikasi. Peta data spasial
dapat berguna bagi pemerintah untuk mengidentifikasi batas-batas perairan dan daratan. Dari segi
komunikasi, GIS bisa berguna untuk mengidentifikasi dan menentukan persebaran coverage menara
transmitter atau BTS.

Terakhir, GIS bisa digunakan untuk Games, Entertainment dan Edutainment. Di negara-negara maju,
aplikasi ini dimanfaatkan untuk membuat permainan interaktif seperti SIMCity. Juga untuk fungsi hiburan
layaknya yang dilakukan di film-film Hollywood. Pemerintah sendiri bisa ambil bagian dalam
mengembangkan aplikasi GIS untuk fungsi pendidikan, seperti Globe, Atlas, dan peta interaktif lainnya.

AHAPAN KERJA SIG


Tahapan kerja SIG meliputi tiga hal utama, yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output).
Perhatikan Bagan 3.4.

1. Data Masukan (Input Data)


Tahapan kerja SIG yang pertama adalah data masukan, yaitu suatu tahapan pada SIG yang dapat
digunakan untuk memasukkan dan mengubah data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh
komputer. Data-data yang masuk tersebut membentuk database (data dasar) di dalam komputer yang
dapat disimpan dan dipanggil kembali untuk dipergunakan atau untuk pengolahan selanjutnya. Tahapan
kerja masukan data meliputi pengumpulan data dari berbagai sumber data dan proses pemasukan data.
a. Sumber Data
Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari empat sumber, yaitu data lapangan (teristris),
data peta, data pengindraan jauh, dan data statistik.
1) Data pengindraan jauh (remote sensing) adalah data dalam bentuk citra dan foto udara atau nonfoto.
Citra adalah gambar permukaan bumi yang diambil melalui satelit. Foto udara adalah gambar permukaan
bumi yang diambil melalui pesawat udara. Informasi yang terekam pada citra penginderaan jauh yang
berupa foto udara atau diinterpretasi (ditafsirkan) terlebihi dahulu sebelum diubah ke dalam bentuk
digital. Adapun citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital langsung digunakan
setelah diadakan koreksi seperlunya.
2) Data lapangan (teristris), yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui hasil pengamatan di
lapangan karena data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh. Misalnya, batas administrasi,
kepadatan penduduk, curah hujan, pH tanah, kemiringan lereng, suhu udara, kecepatan angin, dan
gejala gunungapi.
3) Data peta (map), yaitu data yang telah terekam pada kertas atau film. Misalnya, peta geologi atau peta
jenis tanah yang akan digunakan sebagai masukan dalam SIG, kemudian dikonversikan (diubah) ke
dalam bentuk digital.
4) Data statistik (statistic), yaitu data hasil catatan statistik dalam bentuk tabel, laporan, survei lapangan,
dan sensus penduduk. Data statistik diperoleh dari lembaga swasta atau instansi resmi peme rintah,
seperti Biro Pusat Statistik (BPS). Data statistik merupakan data sekunder, yaitu data yang telah
mengalami pengolahan lebih lanjut.
b. Proses Pemasukan Data

Proses pemasukan data ke dalam SIG diawali dengan mengumpulkan dan menyiapkan data spasial
maupun data atribut dari berbagai sumber data, baik yang bersumber dari data lapangan, peta,
penginderaan jauh, maupun data statistik.
Bentuk data yang akan dimasukkan dapat berupa tabel, peta, catatan statistik, laporan, citra satelit, foto
udara, dan hasil survei atau pengukuran lapa ngan. Data tersebut diubah terlebih dahulu menjadi format
data digital sehingga dapat diterima sebagai masukan data yang akan disimpan ke dalam SIG. Data yang
masuk ke dalam SIG dinamakan database (data dasar atau basis data).

Dari digitasi peta dihasilkan layer peta tematik. Layer peta tematik adalah peta yang digambar pada
sesuatu yang bersifat tembus pandang, seperti plastik transparan.
Berbagai fenomena di permukaan bumi dapat dipetakan ke dalam beberapa layer peta tematik, dengan
setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang memiliki kesamaan. Misalnya,
layer jalan, kemiringan lereng, daerah aliran sungai, tata guna lahan, dan jenis tanah. Layer-layer ini
kemudian disatukan dan disesuaikan urutan maupun skalanya. Kemampuan ini memungkinkan
seseorang untuk mencari di mana letak suatu daerah, objek, atau hal lainnya di permukaan bumi. Fungsi
ini dapat digunakan, seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, dan mencari tempat-tempat
penting yang ada di peta. Pengguna SIG dapat pula melihat pola-pola yang mungkin akan muncul
dengan melihat penyebaran letak feature, seperti sekolah, sungai, jembatan, dan daerah pertambangan.

Teknik pemasukan data ke dalam SIG dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Digitasi data-data spasial, seperti peta dengan menggunakan digitizer.
2) Scaning data-data spasial dan atribut dengan menggunakan scanner.
3) Modifikasi data terutama data atribut.
4) Mentransfer data-data digital, seperti citra satelit secara langsung.
2. Manipulasi dan Analisis Data
Tahapan manipulasi dan analisis data adalah tahapan dalam SIG yang berfungsi menyimpan, menimbun,
menarik kembali, memanipulasi, dan menganalisis data yang telah tersimpan dalam komputer. Beberapa
macam analisis data, antara lain sebagai berikut.
a) Analisis lebar, yaitu analisis yang dapat menghasilkan gambaran daerah tepian sungai dengan lebar
tertentu. Kegunaannya antara lain untuk perencanaan pembangunan jembatan dan bendungan, seperti
bendungan Jatiluhur, Saguling, dan Cirata yang mem bendung Citarum.
b) Analisis penjumlahan aritmatika, yaitu analisis yang dapat menghasilkan peta dengan klasifikasi baru.
Kegunaannya antara lain untuk perencanaan wilayah, seperti wilayah permukiman, industri, konservasi,
dan pertanian.
c) Analisis garis dan bidang, yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan wilayah dalam radius
tertentu. Kegunaannya antara lain untuk menentukan daerah rawan bencana, seperti daerah rawan
banjir, daerah rawan gempa, dan daerah rawan gunungapi.
3. Keluaran Data

Tahapan keluaran data, yaitu tahapan dalam SIG yang berfungsi menyajikan atau menampilkan hasil
akhir dari proses SIG dalam bentuk peta, grafik, tabel, laporan, dan bentuk informasi digital lainnya yang
diperlu kan untuk perencanaan, analisis, dan penentuan kebijakan terhadap suatu objek geografis.
Misalnya, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan
lahan (land use), sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum
lainnya. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya
menjadi berguna untuk berbagai kalangan dalam menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan
memprediksi apa yang akan terjadi.
PENGERTIAN SIG
1.Pengertian SIG ( Sistem Informasi Geografi )

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah
sistem informasisistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola
dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya,
dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan
mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. khusus yang mengelola data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber
daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu
perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG
dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

Diposkan oleh sistem informasi geografi di 05:00


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Selasa, November 02, 2010


MANFAAT SIG

Sistem informasi geografis banyak digunakan untuk berbagai kepentingan antara lain untuk
perencanaan, analisis, dan pengambilan keputusan atau suatu kebijakan mengenai suatu daerah. Berikut
ini akan dibahas mengenai manfaat SIG dalam manajemen tata guna lahan, inventarisasi sumber daya
alam, dan bidang sosial budaya.
1. Manajemen Tata Guna Lahan
Pemanfaatan dan pembangunan lahan yang dimiliki oleh pemerintah daerah perlu dilakukan dengan
penuh pertimbangan dari berbagai aspek. Misalnya, wilayah pembangunan di kota biasanya dibagi
menjadi daerah permukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum, dan jalur hijau. SIG
dapat membantu pembuatan perencanaan setiap wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai
acuan untuk pembangunan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
Lokasi dari fasilitas-fasilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar
efektif dan tidak melanggar kriteriakriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya,
pembangunan tempat penampungan sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain
diluar area permukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan
raya, dan kriteria-kriteria lainnya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar
dan di dalam suatu area, kriteria-kriteria ini dapat digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah
yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Contoh lain, seperti
pembangunan lokasi pabrik, pasar, fasilitasfasilitas umum, lokasi jaringan-jaringan listrik, telepon, dan air.
Setelah lokasi yang sesuai didapatkan, desain pembangunan fasilitas tersebut dapat digabungkan
dengan SIG untuk mendapatkan perspektif yang lebih riil.
Di daerah pedesaan (rural) manejemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian.
Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisi tanah, ketinggian, dan keadaan alam lainnya, akan
membantu penentuan jenis tanaman, lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses
pengolahan lahannya. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian juga dapat terbantu
dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran, dan konsentrasi konsumen, serta peta
jaringan transportasi.
Sebelum aplikasi SIG digunakan untuk membantu pengambilan keputusan, tugas dari daerah terlebih
dahulu memasukkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi dan potensi daerahnya. Data-data
yang perlu disiapkan antara lain data peta dan data statistik daerah. Data peta dapat menggunakan data
yang sudah ada, seperti dari Bako surtanal atau instansi lain. Jika data belum ada atau ingin membuat
data yang lebih baru, daerah bisa membuat peta baru berdasarkan foto satelit atau foto udara. Adapun
data statistik diambil dari sensus, survei, data daerah dalam angka, dan hasil pendataan lainnya.
2. Inventarisasi Sumber Daya Alam
Pembangunan fisik dan sosial di Indonesia terus-menerus mengalami peningkatan sesuai dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya kehidupan yang semakin kompleks. Perkembangan
tersebut mendorong perlunya informasi yang terperinci tentang data sumber daya alam yang mungkin
dapat dikembangkan. Data aneka sumber daya alam hasil penelitian dijadikan modal sebagai bahan
baku untuk perencanaan pembangunan.
Secara sederhana manfaat SIG dalam inventarisasi sumber daya alam adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, seperti minyak Bumi, batu bara, emas,
besi, dan barang tambang lainnya.
b. Untuk pengawasan daerah bencana alam, antara lain:
1) memantau luas wilayah bencana alam;
2) pencegahan terjadinya bencana alam di masa yang akan datang;
3) menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana.
c. Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, antara lain:
1) kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
2) kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
3) kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
4) pemanfaatan perubahan penggunaan lahan.
3. Bidang Sosial dan Budaya
Selain untuk inventarisasi sumber daya alam dan manajemen tata guna lahan, SIG juga dapat
dimanfaatkan dalam bidang sosial dan budaya, antara lain sebagai berikut.
a. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.
b. Mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya.
c. Untuk pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.
d. Untuk pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan.
e. Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit,
sarana hiburan dan rekreasi, serta perkantoran.
amis, 18 November 2010, sperti biasanya tim surveyor KLMB melakukan survey mengenai keadaan
posko-posko pengungian bencana merapi yang berada di sekitar Yogyakarta. Dari hasil survey yang
dilakukan banyak ditererima laporan oleh tim SIG dan Basis Data KLMB bahwa telah banyak pos-pos
yang sebelumnya digunakan sebagai posko pengungsian kini telah tak terpakai (kosong). Bahkan
beberapa kami temukan pengungsi yang telah kembali ke rumah pribadinya masing-masing, padahal
rumah tersebut masuk dalam Zona Tak Aman yang ditetapkan oleh Badan Geologi, Kementrian Energi
dan Sumberdaya Energi. Untuk lebih jelasnya informasi mengenai kondisi posko slahkan download file
berikut :
[ Download Tabel Kondisi Posko ]
Selain tabel, seperti yang sebelumnya kami mencoba menspasialkan data yang ada didalam tabel
tersebut. berikut ini kami sampaikan peta persebaran posko yang berhasil kami survey :

Sistem Informasi Geografis


Postingan kali ini akan diisi kembali oleh kawan saya, Gilang Ginanjar Natari dari Jurusan Teknologi dan
Manajemen Industri Pertanian Universitas Padjajaran. Tulisan pada postingan ini berdasarkan tugas
mata kuliah Sistem Informasi Geografis (SIG), dengan judul : Peranan SIG Dalam Upaya Ameliorasi
Tanah yang Disebabkan oleh Gelombang Pasang yang dibuat pada tahun 2007. Selamat membaca
A. Latar Balakang SIG
Perkembangan pemanfaatan data spasial dalam dekade belakangan ini meningkat dengan sangat
drastis. Hal ini berkaitan dengan meluasnya pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan
perkembangan teknologi dalam memperoleh, merekam dan mengumpulan data yang bersifat keruangan
(spasial). Teknologi tinggi seperti Global Positioning System (GPS), remote sensing dan total station,
telah membuat perekaman data spasial digital relatif lebih cepat dan mudah. Kemampuan penyimpanan
yang semakin besar, kapasitas transfer data yang semakin meningkat, dan kecepatan proses data yang
semakin cepat menjadikan data spasial merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan
teknologi informasi.
Sistem informasi atau data yang berbasiskan keruangan pada saat ini merupakan salah satu elemen
yang paling penting, karena berfungsi sebagai pondasi dalam melaksanakan dan mendukung berbagai
macam aplikasi. Sebagai contoh dalam bidang lingkungan hidup, perencanaan pembangunan, tata
ruang, manajemen transportasi, pengairan, sumber daya mineral, sosial dan ekonomi, dll. Oleh karena itu
berbagai macam organisasi dan institusi menginginkan untuk mendapatkan data spasial yang konsisten,
tersedia serta mempunyai aksesibilitas yang baik. Terutama yang berkaitan dengan perencanaan ke
depan, data geografis masih dirasakan mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk
memproduksinya (Rajabidfard, A. dan I.P. Williamson 2000).
B. Definisi SIG
Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi
spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang
memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi
berreferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.
Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai
bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber
daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu
perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG
dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
SIG memiliki banyak nama alternatif yang sudah digunakan bertahun-tahun menurut cakupan aplikasi
dan bidang khusus masing-masing, sebagai berikut.
- Sistem Informasi Lahan (Land Information System LIS)
- Pemetaan terautomatisasi dan Pengelolaan Fasilitas (AM/FM-Automated Mapping and Facilities
Management)
- Sistem Informasi Lingkungan (Environmental Information System -EIS)
- Sistem Informasi Sumber Daya (Resources Information System)
- Sistem Informasi Perencanaan (Planning Information System)
- Sistem Penanganan Data keruangan (Spatial Data Handling System)
SIG kini menjadi disiplin ilmu yang independen dengan nama Geomatic, Geoinformatics, atau
Geospatial Information Science yang digunakan pada berbagai departemen pemerintahan dan
universitas. Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan SIG untuk pengelolaan
lingkungan [Walker 1991]:
1. SIG mempunyai kemampuan untuk menjalankan fungsi-fungsinya yang membantu dalam
pemetaan dan pemodelan data lingkungan;
2. SIG menyediakan tool untuk mengintegrasikan data-data yang berbeda;
3. Ada banyak prospek dalam penggunaan SIG untuk pengelolaan lingkungan, terlebih dlam
mendeteksi dan memvisualisasi pola (pattern) dan proses lingkungan;
4. SIG akan menjadi inti dalam eksplorasi spasial yang membantu pembelajaran terhadap pola dan
proses lingkungan.
C. Manfaat SIG
Dengan SIG kita akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih
baik.SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital
bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik.
Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat
ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. SIG juga
mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah.
Sebagai contoh seperti kondisi Aceh yang beberapa waktu lalu dihempas tsunami yang mengakibatkan
korban dan kerugian yang banyak sekali. Dengan citra satelit yang beresolusi tinggi kita dapat melihat
kondisi suatu lokasi dipermukaan bumi secara akurat. Kemudian hasil survey dilapangan dapat langsung
dimasukkan dalam database spasial yang telah ada sebelumnya untuk mengetahui lokasi rawan dan
butuh segera ditangani. Informasi tersebut kemudian bisa di upload ke internet dan tersebarlah informasi
ke penjuru dunia. Gambar dibawah ini merupakan salah satu citra Ikonos yang merekam sebelum dan
sesudah kejadian tsunami di Aceh (http://www.disasterscharter.org/).
Integrasi data citra satelit seperti yang tampak pada gambar tersebut dengan data-data yang lain
menggunakan SIG akan menghasilkan informasi baru yang benar-benar sangat membantu sekali.
Seperti saat ini dalam proses pemulihan kembali Aceh, rekan-rekan yang berkarya dibidang SIG sedang
melakukan penyusunan data spasial kembali. Hasil proyeksi tersebut akan sangat membantu dalam
proses ameliorasi tanah yang disebabkan oleh gelombang pasang, salah satu contohnya yaitu di provinsi
Aceh tersebut.

Gambar 1. Citra Ikonos Sebelum dan Sesudah Kejadian Tsunami Di Provinsi Aceh
Manfaat khusus yang dapat diperoleh yaitu :
Memberikan gambaran spatial (tata ruang) secara detail dan akurat terhadap lokasi-lokasi yang
memiliki kemampuan untuk terkena bencana alam khususnya yang disebabkan oleh kenaikan
tinggi permukaan air laut ataupun gelombang pasang untuk keperluan kajian dan analisis
berbagai potensi yang ada di wilayah pesisir.
Memberikan prediksi-prediksi tentang waktu dan frekuensi kedatangan gelombang pasang,
sehingga melalui prediksi tersebut dapat dilakukan tindakan-tindakan pencegahan dengan
dukungan sumber daya alam dan ekplorasi manusia di wilayah tersebut.
Prediksi tentang bahaya bencana alam yang diakibatkan oleh air, terutama tsunami.
Membuat perencanaan dan langkah konkrit untuk merestorasi ulang kemampuan daya dukung
lingkungan yang sudah merosot seperti gerakan penghijauan, khususnya di daerah aliran sungai
untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah dan kelangsungan pasokan sumber air dan
cadangan air tanah tetap terpenuhi untuk masyarakat di wilayah tersebut.
Manfaat umum yang dapat diperoleh yaitu :
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan perencanaan pembangunan daerah,
khususnya yang terkait dengan tata ruang (landscape) dan tata guna lahan (landuse) di wilayah
byang dikaji. Dalam hal ini instansi pemerintah daerah yang sangat terkait adalah BAPPEDA dan
KIMPRASDA khususnya dalam pembuatan masterplan arah dan siteplan pembangunan
kawasan.
Bagi Dinas Kehutanan Peta ini sangat bermanfaat dalam penentuan arah kebijakan dalam
mencanangkan gerakan reboisasi dan restorasi lahan-lahan kritis, khususnya di daerah dengan
tingkat elevasi yang tinggi agar erosi dan bahaya longsor dapat diatasi dengan tepat.
Untuk Dinas Pengairan Dan Perusahaan Air Minum Daerah peta ini sangat menunjang dalam
perencanaan dan penataan ketersediaan air tanah dan mengontrol debit air tanah dan resapan
agar kebutuhan air untuk air minum dan pertanian/perikanan dapat tercukupi dengan baik.
Membantu dalam pengalokasian proyek-proyek daerah agar tepat pada sasarannya, tidak hanya
memperhatikan data numerik saja (angka-angka) tetapi lebih ditunjang oleh data spasial.
Monitoring dan evaluasi pembangunan dengan tetap memperhatikan peta liputan lahan setiap
saat serta perubahan yang lahan yang terjadi, sehingga dengan demikian secara umum dalam
setiap langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah senantiasa memperhatikan AMDAL
terlebih dahulu.
D. Peranan SIG
1. Meningkatkan pengintegrasian organisasi
Banyak organisasi yang sudah mengimplementasi SIG menemukan kenyataan, bahwa keuntungan
utama yang mereka dapatkan adalah peningkatan kinerja manajemen terhadap organisasi maupun
pengelolaan sumberdayanya. hal itu terjadi karena SIG memiliki kemampuan untuk menghubungkan
berbagai perangkat data secara bersamaan berdasarkan geografis, memfasilitasi informasi-informasi
yang terjadi antar bagian, untuk saling termanfaatkan dan dikomunikasikan.
Dengan membuat sebuah database yang bisa dimanfaatkan bersama, maka sebuah bagian akan
memperoleh keuntungan dari hasil kerja dari bagian lain, di mana akan berlaku ketentuan, bahwa data
cukup sekali dikoleksi, tetapi bisa dimanfaatkan berkali-kali.
2. Membuat keputusan-keputusan lebih sempurna
SIG bukan sebuah sistem yang mampu membuat keputusan secara otomatis. SIG hanya sebuah sarana
untuk pengambilan data, menganalisanya, dari kumpulan data berbasis pemetaan untuk mendukung
proses pengambilan keputusan.
Teknologi SIG banyak digunakan untuk membantu berbagai kegiatan pekerjaan seperti penyajian
informasi pada saat pembuatan perencanaan, membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan
kekacauan teritorial.
SIG juga bisa digunakan untuk membantu meraih keputusan mengenai lokasi perumahan baru yang
memiliki sesedikit mungkin pengaruh lingkungan, berada di lokasi yang memiliki resiko paling sedikit, dan
berada dekat dengan pusat kegiatan kependudukan.
Informasi bisa disajikan secara ringkas dan jelas berupa gambar peta, yang dilampiri dengan laporan,
memungkinkan para pemgambil keputusan untuk memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah
nyata dibanding dengan upaya memahami data. Karena produk SIG bisa dibuat secepatnya, dengan
berbagai skenario, untuk kemudian dievaluasi secara efektif dan efisien.
3. Membantu membuat peta
Peta merupakan kunci pada SIG. Proses untuk membuat (menggambar) peta dengan SIG jauh lebih
fleksibel, bahkan dibanding dengan menggambar peta secara manual, atau dengan pendekatan
kartografi yang serba otomatis.
Dimulai dengan membuat database. gambar peta yang sudah ada bisa digambar dengan digitizer, dan
informasi tertentu kemudian bisa diterjemahkan ke dalam SIG. Database kartografi berbasis SIG dapat
bersambungan dan bebas skala.
Peta-peta kemudian bisa diciptakan terpusat di berbagai lokasi, dengan sembarang skala, dan
menunjukkan informasi terpilih, yang mencerminkan secara efektif untuk menjelaskan suatu karakteristik
khusus.
Sifat-sifat sebuah atlas dan serangkaian peta dapat direkam pada program komputer, dan dibandingkan
terhadap database pada akhir proses produksi. Produk digital digunakan untuk SIG yang lain bisa
dilakukan dengan sederhana, hanya dengan membuat salinan data dari database. Pada organisasi yang
besar, database topografi bisa dimanfaatkan untuk kerangka referensi oleh bagian yang lain.

Batas-batas Fisik Wilayah Pesisir

E. Aplikasi SIG
1. Minyak/Gas dan Listrik/Air
Contoh aplikasi-aplikasi SIG untuk perusahaan minyak, gas dan distribusinya yaitu :
Minyak dan Gas
o Automated basemapping
o Eksplorasi
o Manajemen Persewaan
o Pengeboran
o Produksi
o Manajemen Penyimpanan
o Manajemen Kilang
o Distribusi Produk
o Manajemen Kapal Tanker
Pipa
o Perencanaan dan Pemilihan Rute
o Regulatory reporting
o Construction Emergency response maps
o Pipeline alignment sheet generation
o Location maps
o Risk assessment
o Corrosion analysis
o Asset profitability analysis
o Supply and market analysis
2. Telekomunikasi
Solusi SIG bagi perusahaan telekomunikasi, yang meliputi
Fasilitas dan pemetaan kawasan
Rute penempatan kabel
Pengembangan halaman kuning secara elektronik
Aplikasi penanganan pelanggan
Pengembangan penyimpanan data
Pemilihan penempatan fasilitas
Sistem penanganan kegagalan sambungan
3. Transportasi
Manajemen Prasarana Transportasi
SIG digunakan untuk mengelola dan menganalisa berbagai informasi dengan geografi sebagai
komponen utamanya. lebih dari 80 persen dari informasi digunakan untuk mengelola jalan, jalur kereta
api, fasilitas pelabuhan, sebagai komponen utamanya. SIG bisa dimanfaatkan untuk menentukan lokasi
dari suatu peristiwa atau aset dan keterkaitannya atau kedekatannya antara satu dengan lainnya
terhadap peristiwa atau aset yang lainnya, di mana hal tersebut merupakan faktor-faktor kritis yang harus
diperhatikan untuk memutuskan suatu desain, pembangunan, atau pemeliharaan.
Manajemen logistik dan kendaraan
Sebuah kegiatan operasi yang efisien membutuhkan sebuah keputusan yang akurat dan tepat waktu.
Misalnya mengetahui sedang berada di manakah kendaraan, pikup, atau aktivitas penghantaran pada
saat itu, memungkinkan untuk pendayagunaan aset secara optimal dan penghematan. Kepuasan
pelanggan, posisi yang bersaing, respons yang sigap, pendayagunaan yang efektif, serta kemungkinan
untuk menghasilkan keuntungan di berbagai kemungkinan yang bisa diraih.
Manajemen Transit.
Perencanaan rute, pengiriman teknisi, analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan hubungan
komunitas, dan pola transit akan diperoleh keuntungan dengan cara melakukan pemahaman sebaik-
baiknya terhadap kendaraan transit, rute perjalanan, dan fasilitas lokasi.
Rute perjalanan dapat dikelola secara langsung melalui database jaringan jalan dan dikaitkan terhadap
pusat kependudukan dan karyawan, seperti pada sistem database dari sebuah skedul.
Lingkungan dan Geologi
Untuk membantu melakukan perlindungan terhadap lingkungan. Sebagai seorang profesional di bidang
lingkungan, maka Anda dapat menafaatkan SIG untuk membuat peta, catatan populasi spesies,
mengukur pengaruh lingkungan, serta menelusuri peristiwa keracunan dan polusi. Aplikasi SIG
berkenaan dengan lingkungan, rasanya, hampir tanpa batas jumlahnya.
4. Pertanian, Kehutanan
o Mengelola Produksi Tanaman
SIG dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti luas
kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Anda dapat menggunakan SIG untuk menetapkan
masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan
terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang
digunakan dalam masa panen.
o Mengelola Sistem Irigasi
Anda dapat menggunakan SIG untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari tanah-tanah
pertanian. SIG dapat membantu memantau kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi
menyeluruh dari air di dalam sistem.
o Perencanaan dan riwayat sumberdaya kehutanan
Contoh aplikasinya yaitu Perencanaan dan riwayat manajemen pertanahan; Integrasinya dengan sistem
hokum; dan Integrasinya dengan manajemen basis data relasional Sistem-sistem.
5. Pemerintahan
Berikut ini adalah berbagai contoh dari berbagai macam rancangan SIG dan layanan pengembangannya
:
o Catatan Pertanahan
Contohnya yaitu pemetaan kavling, taksiran property, Integrasi multimedia, dan Pusat Layanan umum.
o Manajemen Properti dan Fasilitas
Contohnya yaitu : pembebasan Tanah dan Peruntukannya, dan Pembangunan dan Persediaan
Perumahan
Perencanaan Tataguna Tanah dan Pengaturannya
Contohnya yaitu : Pemetaaan Rencana Umum dan Analisanya, Pemetaan Kawasan dan Penjejakan
Masalah, Analisis Demografi dan Pemetaan, Pembangunan Ekonomi, Keterkaitannya dengan Sistem
Perijinan.
o Rekayasa
Contohnya yaitu pemetaan Pematusan dan Analisanya, Pengkajian Subdivisi/Pemetaan Bagian-bagian,
Penataan rute jalan, sanitasi, dan lainnya.
o Keselamatan Masyarakat
Contohnya yaitu Perencanaan persiapan keadaan darurat, Respon dan Penanggulangan Keadaan
Darurat, Analisa Kriminal, Perencanaan Patroli, Pengaturan rute respon keadaan darurat, Analisis
penempatan fasilitas
F. Teknik Umum Pengolahan Data Pada SIG
SIG membutuhkan masukan data yang bersifat spasial maupun deskriptif. Beberapa sumber data
tersebut antara lain adalah Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dsb.). Peta analog adalah
peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah
mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angina dsb. Peta analog dikonversi
menjadi peta digital dengan berbagai cara yang akan dibahas selanjutnya. Referensi spasial dari peta
analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan.
Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor.
1.Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.)
Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena
ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacammacam satelit di ruang angkasa dengan
spesifikasinya masing-masing, kita bias menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan
pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
2. Data hasil pengukuran lapangan
Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas
persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri.
Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.
3. Data GPS
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan
pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan
dalam format vektor.
Teknik memasukkan data spasial dari sumber-sumber sebagaimana disebutkan di atas dilakukan melalui
beberapa jenis kegiatan antara lain:
1. Digitasi
Digitasi merupakan proses konversi dari peta analog menjadi peta digital dengan mempergunakan meja
digitasi. Cara kerjanya adalah dengan mengkonversi fiturfitur spasial yang ada pada peta menjadi
kumpulan koordinat x,y. Untuk menghasilkan data yang akurat, dibutuhkan sumber peta analog dengan
kualitas tinggi. Dan untuk proses digitasi, diperlukan ketelitian dan konsentrasi tinggi dari operator. Dalam
mempelajari digitasi, kita menggunakan perangkat lunak PC ARC/INFO. Prosedur dan tata cara
pengerjaannya akan diberikan secara detail dengan maksud untuk memberikan garis besar dari konsep
SIG dan melatih cara mendigitasi peta dengan menggunakan PC ARC/INFO.
2. Penggunaan GPS
Data spasial lain dalam bentuk digital seperti data hasil pengukuran lapang dan data dari GPS bisa
dimasukkan dalam sistem SIG. Pada intinya SIG membutuhkan data spasial dalam format tertentu untuk
membedakan apakah data tersebut berupa point, line atau polygon. GPS singkatan dari Global
Positioning System (Sistem Pencari Posisi Global), adalah suatu jaringan satelit yang secara terus
menerus memancarkan sinyal radio dengan frekuensi yang sangat rendah. Alat penerima GPS secara
pasif menerima sinyal ini, dengan syarat bahwa pandangan ke langit tidak boleh terhalang, sehingga
biasanya alat ini hanya bekerja di ruang terbuka. Satelit GPS bekerja pada referensi waktu yang sangat
teliti dan memancarkan data yang menunjukkan lokasi dan waktu pada saat itu. Operasi dari seluruh
satelit GPS yang ada disinkronisasi sehingga memancarkan sinyal yang sama. Alat penerima GPS akan
bekerja jika ia menerima sinyal dari sedikitnya 4 buah satelit GPS, sehingga posisinya dalam tiga dimensi
bisa dihitung. Pada saat ini sedikitnya ada 24 satelit GPS yang beroperasi setiap waktu dan dilengkapi
dengan beberapa cadangan. Satelit tersebut dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat,
mengorbit selama 12 jam (dua orbit per hari) pada ketinggian sekitar 11.500 mile dan bergerak dengan
kecepatan 2000 mil per jam. Ada stasiun penerima di bumi yang menghitung lintasan orbit setiap satelit
dengan teliti.
3. Konversi dari sistem lain
Teknik pemasukan data ke dalam SIG dengan menggunakan lajur elektronik (spreadsheet) merupakan
cara konversi yang umum digunakan. Hal ini terutama apabila kita ingin memaduserasikan antara data
spasial dan data tabular. Persyaratan yang dibutuhkan adalah adanya suatu identitas unik yang dimiliki
bersama oleh data tabular dan data spasial, sehingga dapat dilakukan interaksi antarkedua jenis data.
G. Hasil Tampilan Data
Sistem tampilan data menggunakan perangkat lunak ArcView versi 3.2. Data spasial disajikan dengan
konsep layer data dan atribut, yaitu representasi data spasial menjadi sekumpulan peta thematik yang
berdiri sendiri-sendiri sesuai dengan tema masing-masing, tetapi terikat dalam suatu kesamaan
lokasi Keuntungan dari konsep data layer adalah mudahnya proses penelusuran dan analisa spasial
serta efisiensi pengelolaan data.
Terminologi yang digunakan pada ArcView yang perlu dipahami antara lain:
Theme: Sebuah layer grafis yang memuat kumpulan fitur geografis dan informasi atributnya.
Sebuah theme biasanya memuat informasi geografis dengan tema tertentu untuk sebuah tipe
fitur tunggal. Bisa berupa vector ataupun citra (contoh: SUNGAI.SHP, LCOVER_GRD, etc.).
Table: Sebuah file data yang berisi informasi atribut dari suatu fitur geografis dalam bentuk tabel.
Kolom memuat atribut dan baris memuat record. Table adalah file dalam format TXT atau DBF
yang mempunyai kolom yang bias digabungkan dengan theme (contoh: KOORDINAT.TXT,
PENDUDUK.DBF).
View: Sebuah wadah dimana theme ditampilkan. Bila View memuat lebih dari satu theme maka
theme-theme tersebut akan ditampilkan secara berurutan dari bawah ke atas. Komposisi peta
yang ditampilkan merupakan hasil overlay dari beberapa theme.
Layout: Sebuah wadah untuk merancang output peta yang akan dibuat. Anda bias menyusun
view dan mengatur letak obyek (legend, scale bar, etc.) sesuai dengan yang anda inginkan
sebelum mencetaknya.
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian SIG
Pengertian SIG secara luas adalah sistem manual dan atau komputer yang digunakan
untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan menghasilkan informasi yang mempunyai
rujukan spatial atau geografis. Banyak para ahli mencoba mendefinisikan SIG secara lebih
operasional, misal Burrough (1986) mengemukakan bahwa SIG adalah seperangkat alat (tools)
yang bermanfaat untuk pengumpulkan, penyimpanan, pengambilan data yang dikehendaki,
pengubahan dan penayangan data keruangan yang berasal dari gejala nyata di permukaan bumi.
Arronof (1989) dalam bahasa yang lebih lugas mendefinikan SIG sebagai suatu sistem berbasis
komputer yang memberikan empat kemampuan untuk menangani data bereferensi geografis,
yakni pemasukan, pengelolaan atau manajemen data (penyimpanan dan pengaktifan kembali),
manipulasi dan analisis, dan keluaran.
Dari berbagai definisi tersebut dapat ditarik suatu benang merah bahwa di dalam
SIG tercermin adanya: (1) pemrosesan data spasial dalam bentuk digital (numeric) yang
mendasarkan pada kerja komputer yang mempunyai persyaratan tertentu , disamping data
lainnya yang berupa data atribut; (2) dinamisasi proses pemasukan, klasifikasi, analisis hingga
keluaran (hasil); (3) menghasilkan infirmasi baru.
2.2.Sejarah perkembangan SIG
Embrio SIG kehadirannya ditandai oleh munculnya ide dasar tentang sistem pencatatan
atau penggambaran peta dalam berbagai lembar secara seri dalam satu macam kerangka peta
dasar. Ide tersebut muncul dalam sistem perpetaan sejak perang revolusi Amerika (American
revolutionary was). Dalam perkembangannya pada tahun 1835 telah pula dilakukan kombinasi
informasi teknologi, sosial dan lingkungan dalam bentuk yang masih sederhana. Baru pada tahun
1838 muncul The Atlas to accompany : the second report of the Irish railway commissioner, yang
berisi informasi mengenai penduduk , geologi dan topografi. Setiap lembar peta dibuat dalam
batas daerah dan skala yang sama, melalui tumpang susun peta-peta tematik tertentu, sehingga
dapat diperoleh lokasi terbaik untuk jalur angkutan. Atlas tersebut belum merupakan suatu sistem
yang padu (integrated) seperti kemampuan yang ada dalam SIG, meski demikian Atlas tersebut
dianggap sebagai produk SIG pertama.
Berkembangpesatnya SIG ditopang oleh perkembanagn di bidang elektronika, terutama
komputer. Sebenarnya SIG dapat dilakukan secara manual, yakni dengan menumpangsusunkan
(overlay) beberapa peta tematik sederhana dalam jumlah terbatas, tetapi bila peta yang hendak
ditumpangsusunkan jumlahnya banyak (4 atau lebih), maka pekerjaannya akan menjadi rumit.
SIG manual bersifat statis, keluarannya tidak dapat diubah-ubah secara cepat, dan tidak dapat
ditambah dengan informasi baru secara dinamis. SIG yang bersifat dinamis pertama kali
dikembangkan oleh CGIS (Canadian Geographic Information Systems) dipelopori oleh Roger
Thomlinson pada dekade 1960-an. Perkembangan ini didorong oleh terciptanya SDMS (Spatial
data management system), yakni suatu bahasa pemograman yang dapat digunakan untuk
pengklasifikasian kembali atribut, menghapus garis, batas poligon, mengubah skala, mengukur
luas, membuat poligon baru, mencari tanda, membuat daftar, dan melakukan tumpang susun
poligon secara efisien. Perkembangan lebih lanjut dipacu dengan diketemukannya sistem grid sel
(Cell Grid System) yang dapat mengubah format peta kedalam sistem grid sel yang dapat dibaca
oleh komputer (Dulbahri, 1997).
Kesadaran akan struktur penyimpanan dan analisis pemetaan data yang baik dan stabil
makin dominan pada akhir tahun 70-an. Akan tetapi, penekanannya lebih pada data peta, bukan
data spatial. Pencarian struktur data peta yang representatif, stabil dan konsisten mendorong
para ahli SIG internasional memperkenalkan ide topologi dan teori graf ke dalam SIG. Sekitar
tahun 1980-an perkembangan SIG diwarnai dengan pengenalan dan perkembangan personal
computer (PC). Pengelolaan struktur data spatial dalam sistem yang lebih baik membuat SIG
menjadi lebih terpercaya., metode indeks dan database spatial dalam system yang lebih baik
membuat SIG menjadi lebih terpercaya. Pada dekade ini berkembang pesat teori-teori SIG,
bermunculannya berbagai perkumpulan profesional, dan pendirian pusat-pusat penelitian SIG,
seperti Cosir, SSD, SDH, dan lain-lain.
Dalam sejarah perkembangan SIG, dekade 1990-an dinyatakan sebagai periode
terobosan (breakthrough), sejak orientasi objek dalam sistem dan desain database makin baik,
didiringi dengan makin meluasnya pengakuan terhadap aktivitas SIG sebagai aktivitas
profesional dan berkembang pesatnya teori-teori informasi spasial sebagai dasar teori SIG. Saat
ini, telah beredar berbagai macam perangkat lunak SIG komersial, seperti ERDAS, IDRISI,
ILWIS, ARC/INFO, MAP INFO, AutoCad Map, ArcView, ArcGIS, E-View, dan lain-lain dalam
berbagai versi. Perusahaan SIG komersial yang kini banyak menguasai pasar dunia adalah
Intergraph dan ESRI
.
2.3.Komponen-komponen SIG
Untuk membuat suatu perencanaan pembangunan atau pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan spasial diperluakan analisis data yang bereferensi geografis. Analisis ini harus
didukung oleh sejumlah konsep-konsep ilmiah dan sejumlah data yang handal. Data/informasi
yang berkaitan dengan permasalahan akan dipecahkan harus dipilih dan diolah melalui
pemrosesan yang akurat. Untuk keperluan tersebut SIG menyediakan sejumlah komponen atau
subsistem masukan data, pengelolaan data, manipulasi dan analisis data, dan keluaran data.
1. Masukan data (data input)
Subsistem masukan data adalah fasilitas dalam SIG yang digunakan untuk memasukan
data dan merubah bentuk data asli ke dalam bentuk data yang dapat diterima dan dipakai dalam
SIG. Pemasukan data ke dalam SIG dilakukan dengan 3 cara, yakni : pelarikan atau penyiaman,
digitasi, dan tabulasi.
a. Pelarikan (scanning)
Pelarikan atau penyiaman adalah proses pengubahan data grafis kontinyu menjadi data diskritt
yang terdiri atas sel-sel penyususn gambar (pixel.) Pelarikan untuk gambar peta kini dapat
dilakukan dengan portable scanner yang kini banyak beredar di pasaran. Data hasil penyiaman
disimpan dalam bentuk raster. Data raster ini dapat diubah menjadi data vektor melalui proses
digitasi. SIG berbasis raster banyak yang menyukai karena pengolahannya lebih mudah, proses
tumpang susun (overlay) peta dapat dilakukan secara lebih cepat.

b.Digitasi
Digitasi adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital, dalam struktur
vektor. Pada struktur vektor ini data disimpan dalam bentuk titik (point), garis (lines) atau
segmen, data poligon (area) secara matematis-geometris (Lo, 1986). Contoh tipe data titik adalah
kota, lapangan terbang, pasar. Tipe data garis diantaranya adalah sungai, jalan, kontur
topografik. Tipe data poligon/area antara lain ditunjukkan oleh bentuk-bentuk penggunaan lahan,
klasifikasi tanah, daerah aliran sungai. Tipe-tipe data geografis tersebut dapat saling berinteraksi
atau berinteraksi dengan data lain. Misal, data penggunaan lahan dapat berinteraksi dengan data
jenis tanah.
Pada beberapa perangkat lunak SIG berbasis windows, seperti Map Info dan ArcView, digitasi
dapat dilakukan pada tampilan peta screen monitor komputer, yang merupakan display data hasil
penyiaman. Digitasi dalam hal ini lebih dikenal dengan istilah stretching. Digitasi dengan cara ini
dianggap lebih memiliki akurasi yang lebih baik daripada digitasi dengan menggunakan digitizer
table. Proses digitasi ini merupakan langkah dalam SIG yang paling banyak menyita waktu.
c. Tabulasi
Basis data dalan SIG dikelompokkan menjadi dua, yakni basis data grafis dan basis data
non-grafis (atribut). Data grafis adalah peta itu sendiri, sedangkan data atribut adalah semua
informasi non-grafis, seperti derajat kemiringan lereng, jenis tanah, nama tempat, dan lain-lain.
Data atribut ini disimpan dalam bentuk tabel, sehingga sering disebut basis data tabuler. Data
tabel ini kemudian dikaitkan dengan data grafis untuk keperluan analisis.

2. Pengelolaan data
Pengelolaan data meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan, penyimpanan
kembali dan pencetakan semua data yang diperoleh dari input data. Beberapa langkah penting
lainnya, seperti pengorganisasian data, perbaiakan, pengurangan, dan penambahan dilakukan
pada subsistem ini.
3. Manipulasi dan Analisis data
Fungsi subsistem ini adalah untuk membedakan data yang akan diproses dalam SIG.
Untuk merubah format data, mendapatkan parameter dan proses dalam pengelolaan dapat
dilakukan pada subsistem ini. Upaya evaluasi terhadap subsistem ini perlu terus dilakuakan,
karena subsistem ini merupakan sentra dalam proses kerjal SIG, dimana informasi baru yang
akan dihasilkan ditentukan dalam proses subsistem ini. Beberapa fasilitas yang biasa terdapat
dalam paket SIG untuk manipulasi dan analisis, meliputi empat unsure, yakni : fasilitas
penyuntingan, interpolasi spasial, tumpang susun, modeling, dan analisis data (Danoedoro,
1996).
a. Penyuntingan
Sebenarnya, sebagian fungsi penyuntingan ini telah dilakuakan dalam subsistem
manajemen data (khususnya data spatial), tetapi ada yang belum dikerjakan secara detail, yakni
pemutakhiran (up dating) data. Sebagai contoh pemutakhiran data spasial antara lain, peta pola
persebaran pemukiman untuk tahun terbaru tidak perlu digitasi ulang, tetapi cukup diperbaharui
dengan menambah data baru.

b. Interpolasi spasial
Interpolasi spasial merupakan jenis fasilitas SIG yang rumit, bahkan dapat dikatakan
bahwa langkah ini tidak dapat dilakukan secara manual. Setiap titik pada koordinat tertentu
dalam peta memuat sejumlah informasi koordinat dan nilai-nilai tertentu suatu variabel yang
dikehendaki. Misal, pemasukan data berupa posisi koordinat dan kemiringan lereng, dapat
diinterpolasi. Hasil dari proses interpolasi tersebut adalah peta kontinyu dimana setiap titik pada
peta digital tersebut menyajikan informasi berupa nilai riil.
c. Tumpang susun (overlay)
Tumpang susun ini sebenarnya merupakan langkah di dalam SIG yang dapat dilakukan secara
manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya. Bila peta yang akan ditumpangsusunkan
lebih dari 4 lembar peta tematik, maka kan terjadi kerumitan besar dan sukar dirunut kembali
dalam menyajikan satuan-satuan pemetaan baru (Danoedoro, 1996). Software SIG yang
berbasis raster dapat melakukan proses tumpang susun secara lebih cepat daripada software
SIG berbasis vektor. Proses tumpang susun lebih cepat pada SIG berbasis raster karena proses
ini dilakukan antar pixel dari masing-masing input data peta pada koordinat yang sama, tidak
harus merumuskan lagi topologi baru untuk satuan pemetaan baru yang dihasilkan dari proses ini
sebagaimana yang terjadi pada SIG berbasis vektor.
d. Pembuatan Model dan Analisis data
Bila input data telah masuk dan tersusun dalam bentuk basis data, maka proses
pembuatan model (modeling) dan analisis data menjadi efisien, dapat dilakukan kapan saja dan
dapat dipadukan dengan input data peta baru. Pada bagian inilah terletak manfaat SIG yang
besar, yakni ketika seluruh data telah tersedia dalam bentuk digital.
4. Keluaran data (data output)
Subsistem ini berfungsi untuk menayangkan (displaying) informasi baru dan hasil analisis data
geografis secara kuantitatif maupun kualitatif. Wujud keluaran ini berupa peta, tabel atau arsip
elektronik (file). Keluaran data ini tidak hanya ditayangkan pada monitor, tetapi selanjutnya perlu
disajikan dalam bentuk cetakan (hardcopy), dengan maksud agar dapat dibaca, dianalisis, dan
diketahui persebarannya secara visual (khusus untuk data peta).
2.4.Peranan SIG dalam Pendidikan
Pembangunan pendidikan nasional tidak dapat lepas dari perkembangan lingkungan
strategis, baik nasional maupun global. Pendidikan harus dibangun dalam keterkaitannya secara
fungsional dengan berbagai bidang kehidupan, yang masing-masing memiliki persoalan dan
tantangan yang semakin kompleks. Dalam lima tahun ke depan, pembangunan pendidikan
nasional harus dilihat dalam perspektif pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Dalam
perspektif demikian, pendidikan harus lebih berperan dalam membangun seluruh potensi
manusia agar menjadi subyek yang berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi
masyarakat dan pembangunan nasional.
Dengan mengetahui apa itu SIG dan manfaat diterapkannya SIG serta komponen-komponen
yang diperlukan untuk membuat SIG, dapat kita ketahui bahwa peran SIG dalam pendidikan
adalah sebagai berikut :

1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan


Peran ini dapat dilakukan dengan adanya pemetaan sekolah (School mapping) yang
apabila disinergikan dengan pemanfaatan GIS, akan diperoleh suatu sistem yang mampu
mendata daerah atau wilayah mana saja yang belum terlayani pendidikan secara baik untuk
diberikan solusi (seperti : pemberian block grant). Sehingga program-program yang direncanakan
bisa tepat sasaran. Di samping itu penentuan letak sekolah baru dapat dilakukan dengan cara
menggabungkan beberapa data (penduduk usia sekolah) dengan peta (peta jaringan jalan, peta
tata guna lahan, peta kawasan industri) sehingga dapat diperoleh perencanaan pendidikan yang
komperehensif. Fungsi overlay, query, buffer yang dimiliki SIG akan sangat membantu pada
proses ini. Dalam hal ini terbukti pada kasus Program Rehabilitasi dan Rekontruksi di Aceh pasca
gempa bumi dan gelombang tsunami
2. Peningkatan mutu pendidikan
Dengan program aplikasi SIG ini maka dapat memberikan kemudahan pada siswa dalam
belajar geografi. Apalagi SIG sekarang adalah sebuah layanan public yang opensource atau
gratis yang bisa diperoleh setiap saat melalui internet, sehingga dengan demikian SIG dapat
diakses oleh seluruh siswa dimana saja berada. Dimana Geografi adalah ilmu yang mempelajari
permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah.
Adapun fenomena yang diamati adalah dinamika dari adanya perkembangan dan pembangunan
wilayah yang ada dalam kehiduapam masyarakat, misalnya informasi mengenai letak dan
persebaran dari kejadian-kejadian alamiah maupun fenomena terdapatnya sumberdaya.
Ketersediaan data yang bersifat geografis adalah merupakan arti dari sebuah keruangan, yang
mana hal ini akan memudahkan dalam bebagai macam kepentingan. Pengetahuan mengenai
informasi geografi penting dimiliki oleh masyarakat luas sebagai bagian pemahaman mengenai
sumberdaya maupun kerentanan bencana yang mungkin terjadi di sekitarnya. Arti penting ini
diwujudkan dengan adanya pengajaran Ilmu Geografi dari mulai tingkat Sekolah Menengah
hingga perguruan tinggi. Pengajaran Geografi pada Sekolah Menengah Atas berkaitan materi
khusus Sistem Informasi Geografi diberikan secara terstruktur pula dalam kurikulum. Kurikulum
berbasis kompetensi pada mata ajar Geografi tingkat SMA/ MA semestinya diimbangi dengan
tersedianya perangkat dan pengetahuan/ ketrampilan guru yang memadai. Keterbatasan
perangkat pada pengajaran Geografi tidak saja untuk materi Sistem Informasi Geografi namun
hampir pada semua perangkat pendukung materi Geografi. Hal ini disebabkan tidak tersedianya
Laboratorium Geografi di SMA.
Permasalahan tentang kesulitan siswa memahami tentang SIG (teknologi pemetaan digital)
adalah salah satu permasalahan yang terus dihadapi oleh sistem pembelajaran geografi di
lingkungan SMA; teknologi SIG hanya dipahami secara sederhana oleh para siswa guru dalam
batas-batas pengetahuan teoritis saja, disebabkan oleh keterbatasan SDM serta keterbatasan
penyediaan sarana perangkat SIG baik keras maupun lunak yang memerlukan biaya cukup
besar.
Kemajuan Teknologi Informasi di Berbagai Bidang
November 4, 2010 in Ilmu Sosial Dasar (Softskill)
Abad 21 telah diprediksi sejak lama sebagai awal perubahan dunia. Perubahan ini tidak lain disebabkan
oleh kemajuan teknologi yang sangatlah pesat. Kemajuan teknologi memang tidak bisa dihindari
semenjak masyarakat merasakan berbagai kemudahan yang disediakan oleh perangkat teknologi,
contohnya komputer, telepon genggam, internet, dll. Kebutuhan masyarakat akan hal itu yang memacu
para ahli untuk menciptakan teknologi yang lebih dan lebih mutakhir.
Kemajuan teknologi informasi bila dilihat dari berbagai sudut pandang bisa bernilai negatif, namun bisa
pula bernilai positif. Penilaian negatif didapat dari berkurangnya jumlah pegawai yang dipekerjakan dalam
suatu perusahaan, disebabkan pekerjaan mereka diambil alih oleh sosok komputer. Bahkan di Negara
maju seperti Jepang telah mempekerjakan robot sebagai pelayan restoran. Bagi pemilik usaha, benda
mati seperti komputer atau robot dapat memberikan keuntungan lebih besar. Sungguh tragis nasib buruh
yang tidak memiliki keahlian khusus. Ternyata saat ini kemajuan teknologi tidak hanya mengancam
orang-orang yang tidak memiliki keahlian, pekerjaan seperti dokter pun mulai dirampas oleh kemajuan
teknologi. Kemajuan teknologi memang tidak pandang bulu, pekerjaan serumit, sesulit, dan sebanyak
apapun akan tetap dilakoni.
Sisi positif dari kemajuan teknologi informasi juga tak kalah banyak. Hal ini telah banyak membantu
menyelesaikan berbagai masalah, mulai dari pendidikan hingga penanggulangan bencana yang sulit
diprediksi. Menyelesaikan masalah dengan mudah dan cepat merupakan motto teknologi. Hal ini yang
menggeser kedudukan manusia dipekerjaannya, namun mendatangkan pekerjaan baru bagi siapa pun
yang dapat menaklukkannya.
Kemajuan teknologi informasi terjadi diberbagai bidang, seperti :
1. Bidang Pendidikan
Penggunaan komputer sebagai alat pembelajaran dikenal sebagai CBE (Computer Based Education).
CAI (Computer Assisted Instruction) digunakan para pendidik untuk menyampaikan arahan dalam
pelajaran. Selain itu komputer juga dapat digunakan untuk meyimpan data-data pendidik dan para murid,
materi belajar, dan soal-soal ujian maupun latihan.
2. Bidang Komunikasi
Komputer bisa mengirim dan menerima pesan dari komputer yang lain sampai beribu-ribu kilometer
jauhnya. Telekomunikasi adalah proses pertukaran pesan di beberapa sistem komputer atau terminal
melalui alat media seperti telepon, telegraf dan satelit. E-Mail ialah surat elektronik yang dikirim melalui
komputer, salah satu bentuk komunikasi dengan menggunakan komputer. MODEM
(Modulator/Demodulator) diperlukan untuk menukar pesan komputer kepada isyarat audio supaya dapat
dikirim melalui jaringan telepon.
3. Bidang Transportasi
Komputer digunakan untuk mengatur lampu lalu lintas. Di Negara maju kereta dipasang alat navigasi
modern untuk menggantikan masinis melalui penggunaan satelit dan sistem komputer. Jalan raya juga
dipasang dengan berbagai jenis sensor yang akan memberikan pesan kepada komputer pusat untuk
memudahkan pengendalian jalan raya tertentu.
4. Bidang Industri
Komputer digunakan di dalam bidang industri (CAM Computer Aided Manufacturing) untuk
menghasilkan produktivitas kinerja yang tinggi, mengurangkan biaya dan menangani masalah
kekurangan tenaga kerja. Misalnya, robot diciptakan untuk menjalankan semua kerja dengan mengikuti
arahan yang diberikan melalui komputer seperti memasang komponen-komponen kereta atau
membukanya kembali, membersihkan minyak dan menyembur cat dalam industri pemasangan kereta.
Untuk merancang sebuah mobil digunakan CAD Computer Aided Design.
5. Bidang Keamanan
Komputer juga dicipta untuk tujuan perperangan dalam sistem senjata, pengendalian dan komunikasi.
Kapal perang dan kapal terbang yang modern dipasang dengan peralatan komputer yang canggih untuk
membantu dalam melakukan navigasi atau serangan yang lebih tepat. Komputer juga digunakan untuk
latihan simulasi perperangan bagi calon prajurit untuk mengurangi biaya.
6. Bidang Rekreasi
Komputer digunakan sebagai satu sumber alat rekreasi untuk orang ramai dimana permainan komputer,
video games dan sebagainya mengandung banyak cip-cip elektronik di dalamnya. Komputer juga
digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis alat rekreasi yang canggih seperti roller coaster.
7. Bidang Ekonomi
Komputer sangat membantu untuk memproses data dalam jumlah yang banyak seperti di tempat-tempat
perbelanjaan untuk menyimpan hasil transaksi yang terjadi, inventaris persediaan (stock) barang,
pembuatan laporan keuangan, faktur, surat-surat, dokumen dan lain-lain. Selain tunai pembayaran juga
dapat dilakukan secara elektronik dengan menggunakan credit card atau debit card.
8. Bidang Seni
Synthesizer kini popular digunakan untuk meniru bunyi alat-alat musik tradisional seperti bunyi gitar dan
piano. Komputer juga digunakan dalam berbagai proses penciptaan lagu seperti penyusunan dan
rangkaian (sequencing) nada. Grafik komputer merupakan bidang yang pesat dimajukan kini. Komputer
juga telah digunakan untuk menghasilkan animasi dalam film-film kartun dan untuk menghasilkan special
effects.
9. Bidang Kesehatan
Pada Rumah Sakit modern, komputer digunakan untuk membantu dokter menjalankan tugasnya seperti
mendiagnosis penyakit, menghasilkan gambar sinar-X bergerak (CAT Computer Axial Tomography),
membantu orang cacat seperti menghasilkan alat membaca dengan teks khusus bagi orang tuna netra.
Selain itu untuk menyimpan riwayat penyakit pasien, penggajian para karyawan RS, mengelola
persediaan stock obat-obatan.
10. Bidang Geografi
Komputer digunakan untuk penyelidikan tenaga nuklear dan pemrosesan data, penyelidikan kawasan
minyak. Komputer juga digunakan untuk penelitian angkasa lepas dan penyelidikan asas dalam sains
dan matematik. Komputer juga digunakan dalam ramalan cuaca seperti mengambil gambar awan dan
dikirim ke bumi. Di bumi para ahli cuaca akan meramal cuaca pada ketika itu. Selain itu, adapula alat
pendeteksi tsunami dan gempa.
Manfaat SIG di berbagai bidang
Manajemen tata guna lahan
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan
penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang
sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya
dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau.
SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat
digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas
yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar
kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat
sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada
dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan
kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini
nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat
sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak
mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan
keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses
pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat
dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan
peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan
memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain
untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya
adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada,
sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan
industri, dan lainnya.
Inventarisasi sumber daya alam
Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai berikut:
Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara,
emas, besi dan barang tambang lainnya.
Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
1. Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
2. Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
3. Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
4. Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
5. Rehabilitasi dan konservasi lahan.
Untuk pengawasan daerah bencana alam
Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:
Memantau luas wilayah bencana alam;
Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
Penentuan tingkat bahaya erosi;
Prediksi ketinggian banjir;
Prediksi tingkat kekeringan.
Bagi perencanaan Wilayah dan Kotaa
Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata
guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.
Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan
kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem
informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu
daerah.
Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute
alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan
kecelakaaan.
Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu
wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya,
pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu
kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah,
rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.

Pengembangan Aplikasi Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi dan Remote Sensing

Merencanakan dan membangun aplikasi pemanfaatan teknologi SIG dan Remote Sensing untuk
pemetaan digital, penyediaan informasi spasial dan analisis spasial yang dapat menciptakan kemudahan
dalam pengelolaan administrasi dan pengawasan wilayah.

Menganalisa, merancang dan membangun sistem aplikasi pengelolaan wilayah dan pemanfaatan
lahan.
Digitalisasi peta (topografi, geohydrologi, vegetasi, geologi, dan peta tematik terkait lainnya).
Mengolah photo udara menjadi peta topografi digital.
Pemutakhiran dan koreksi peta digital untuk meningkatkan akurasi objek peta digital dengan
memanfaatkan teknologi Remote Sensing.
Melakukan tracking dengan mempergunakan perangkat Global Positioning System (GPS) untuk
pemutahiran dan peningkatan akurasi data digital yang sudah ada dan menentukan batas
wilayah.
Melakukan analisis spasial (keruangan), dan
Melakukan implementasi dan bimbingan teknis pemakaian sistem.

Anda mungkin juga menyukai