RIKA HANDRIANI
NIM : D11.2012.01558
i
HALAMAN HAK CIPTA
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR
iii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada
Ayah yang telah memberikan ku kesempatan untuk menimba ilmu diperantauan,
memberikan kasih sayang, dukungan dan cinta yang tiada terhingga. Semoga ini
menjadi langkah awal utuk membuat ayah dan ibu bahagia.
Ayah yang selalu memberi nasihat untuk menjadikan ku lebih baik. Untuk Almh.
Ibu tericinta, terimakasih atas cinta kasih yang tiada henti kau curahkan kepada
anak mu, atas doa yang menguatkan ku disaat aku rapuh. Semoga ibu bahagia
disana.
Sahabat-sahabat Terhebat
Warna-warni yang telah kalian goreskan dalam hidup ku selama diperantauan.
Menjadi Keluarga ku selama diperantauan (Kak Ning, Uwi, Eta, Iam, Nadia,
Anggun, Zaki, Opan, Opik, Aris, Gani, Said). Terimakasih telah menemani
perjalanan hidup ku.
vii
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
viii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh
Seklah Dasar Islam Tunas Harapan Semarang Tahun 2016. Skripsi ini
kekurangan baik dari segi materi maupun teknis penulisan karena keterbatasan
yang dimiliki oleh penulis, oleh karena itu harapan penulis untuk mendapatkan
koreksi dan telah yang bersifat konstruktif agar skripsi ini dapat diterima.
ix
5. Seluruh Dosen dan staf Fakultas Kesehatan Universitas Dian
Nuswantoro Semarang yang telah memberikan dukungan selama
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna maka saran dan kritik dari pembaca sangat diharpkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang bersangkutan.
Penulis
x
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2016
ABSTRAK
RIKA HANDRIANI
xi
UNDERGRADUATE PROGRAM OF PUBLIC HEALTH
FACULTY OF HEALTH SCIENCES DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY
SEMARANG
2016
ABSTRACT
RIKA HANDRIANI
xii
DAFTAR ISI
xiii
E. Definisi Operasional ............................................................................46
F. Populasi Dan Sampel..........................................................................47
G. Pengumpulan Data .............................................................................48
H. Pengolahan Data.................................................................................51
I. Analisis Data .......................................................................................53
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................................55
A. Gambaran Objek Penelitian ................................................................55
B. Analisa Univariat .................................................................................56
C. Analisa Bivariat....................................................................................61
BAB V PEMBAHASAN..........................................................................................67
A. Keterbatasan Penelitian ......................................................................67
B. Pengaruh Posisi Saat Menggunakan Gadget Terhadap Ketajaman
Penglihatan .........................................................................................67
C. Pengaruh Jarak Menggunakan Gadget Terhadap Ketajaman
Penglihatan .........................................................................................69
D. Pengaruh Lama Waktu Menggunakan Gadget Terhadap Ketajaman
Penglihatan .........................................................................................72
E. Pengaruh Penerangan Saat Menggunakan Gadget Terhadap
Ketajaman Penglihatan .......................................................................76
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................80
A. Simpulan..............................................................................................80
B. Saran ...................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................84
xiv
DAFTAR TABEL
xv
Tabel 4. 13. Tabulasi Silang Lama Pengunaan Gadget dan Ketajaman
Penglihatan Di Sekolah Dasar Tunas Harapan Semarang 2016 ....63
Tabel 4. 14. Hasil Uji Chi Square Hubungan Antara Unsafe Penggunaan Gadget
Dengan Ketajaman Penglihatan .......................................................64
Tabel 4. 15. Hasil Uji Pengaruh Antara Unsafe Penggunaan Gadget Terhadap
Ketajaman Penglihatan.....................................................................64
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 KUESIONER
LAMPIRAN 2 HASIL UJI STATISTIK
LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia.
kebanggaan bagi orang tua karena anak mereka tidak ketinggalan zaman
mata.
1
2
Mata adalah panca indera yang memiliki fungsi sangat vital selama
menjadi hal yang sangat penting. Penglihatan yang baik sangat diperlukan
satu jalur untuk menerima informasi yang diberikan dalam proses belajar.
penglihatan pada anak-anak berusia 8-12 tahun. Antara usia 13-19 tahun,
dasar Jawa Tengah mengalami gangguan refreksi mata. Namun, kasus ini
Pancaran cahaya layar gadget membuat kerja otot dan retina mata menjadi
cepat lelah. Selain itu, membaca tulisan ataupun artikel dari gadget
warna biru yang terkandung dalam cahaya menjadi penyebab mata cepat
lelah. Cahaya biru mampu menembus makula, bagian yang paling sensitif
Penelitian yang dilakukan oleh Kadek Gede Bakta Giri dan Made
yang dipancarkan oleh layar monitor. Tingginya kasus kelainan refraksi pada
penggemar video game didasari oleh beberapa faktor yaitu durasi bermain
game, frekuensi bermain game, posisi ergonomis dan jarak antara monitor
51,9%. Menurut penelitian Dedy Fachrian, aktivitas melihat dekat dan lama
usia durasi bermain game online pada anak usia sekolah sebesar 20,80 jam
per minggu dan rata-rata nilai visus mata anak menurun dengan nilai 0,8
Penelitian yang dilakukan Widea Ernawati pada anak usia sekolah (6-
awal yang telah dilakukan, ekonomi orang tua siswa rata-rata merupakan
kelas menengah keatas. Sehingga sekolah ini menjadi salah satu sekolah
mengatakan mereka senang bermain gadget dalam waktu yang cukup lama.
media. Ada pula siswa yang diperbolehkan bermain gadget namun dibatasi
oleh orang tua. Penggunaan gadget dalam usia dini dapat mempengaruhi
kesehatan mata. Hal ini diperkuat dengan ditemukan beberapa siswa yang
menggunakan kacamata.
yang dialami oleh siswa sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan untuk
B. Rumusan Masalah
Semarang?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Harapan Semarang.
2. Tujuan Khusus
ketajaman penglihatan
ketajaman penglihatan
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Keilmuan
2. Bagi Program
3. Bagi Masyarakat
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. 1.
Keaslian Penelitian
No Nama Judul Metode Hasil
Peneliti
1 Widea Pengaruh Deskriptif Ada pengaruh
Ernawati penggunaan kuantitatif antara posisi
gadget terhadap dengan penggunaan
penurunan tajam
racangan cross gadget dengan
penglihatan mata
pada anak usia sectional intensitas
sekolah (6-12) pencahayaan
tahun di SD terhadap
Muhammadiyah 2 penurunan
Pontianak Selatan ketajaman
penglihatan
unsafe action penggunaan gadget pada anak Sekolah Dasar kelas III dan
V.
8
F. Lingkup Penelitian
1. Lingkup Keilmuan
2. Lingkup Materi
Materi yang diteliti adalah kesehatan mata dengan masalah yang diteliti
ketajaman penglihatan.
3. Lingkup Lokasi
Semarang.
4. Lingkup Metode
5. Lingkup Sasaran
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Dasar Is lam
6. Lingkup Waktu
TINJAUAN PUSTAKA
harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan alat dan
sesuatu atau bisa juga disebut perkakas, perabotan yang dipakai untuk
mencapai maksud.(9)
dari suatu pihak kepihak lainnya menjadi semakin efektif dan efesien.
suatu barang atau benda yang dipakai sebagai sarana komunikasi baik
9
10
atau pesan dari suatu pihak kepihak lainnya secara efektif dan efesien
Ponsel atau gadget kini merupakan sahabat wajib yang tidak bisa
memiliki fungsi lain. Dari riset di tahun 2009, terdapat lima fungsi gadget
B. Radiasi Elektromagnetik
di lereng gunung yang sangat dingin sekalipun, kita akan merasakan hangat
bila kita berdiri di bawah sinar matahari. Dengan kata lain, terjadi
perpindahan energi radiasi dari sumber radiasi ke objek lain melalui suatu
bagian yang merupakan sumbu gelombang elektrik dan bagian lain, sumbu
Efek radiasi pada jaringan hidup bervariasi, tetapi kemampuan energi radiasi
menjadi dua jenis, yaitu radiasi ionisasi dan radiasi tanpa ionisasi. (10)
12
1. Radiasi Ionisasi
bangunan-bangunan lain.(10)
ionisasi.
Units).(10)
13
Tabel 2. 1.
Satuan Radiasi
udara. Kecepatan dosis adalah dosis per satuan waktu (dihitung per
menit). Dosis absorbsi adalah kuantitas radiasi yang diabsorbsi per unit
radiasi gamma.(10)
Kesehatan Manusia.
komunikasi akan diikuti oleh tingkat kehidupan yang lebih baik, yang
menggunakan ponsel.
Secara garis besar, radiasi total yang diserap oleh tubuh manusia
ini gadget.
15
sumber radiasi.
e. Sifat-sifat elektrik tubuh. Hal ini sangat tergantung pada kadar air
menjangkau daerah yang luas. Pita frekuensi 800 sampai dengan 3000
memancarkan daya sekitar 0,1 sampai dengan 1,0 W. Tingkat daya dari
antena ini aman untuk kesehatan kepala. Kerapatan daya puncak dari
antena pada telepon seluler ini mendekati 4,8 W/m 2 atau 0,48 mW/cm 2.
masih banyak orang yang masih setia menggunakan piranti wireless ini
bahkan boleh dibilang masih aman-aman saja. Namun kita juga tidak
pemerintah setempat.(11)
elektromagnetik.(10)
pada cara masuk radiasi tersebut ke tubuh dan jenis sinar radiasi.
Tabel 2. 2.
Korelasi Jenis Pajanan Dengan Intensitas Risiko Radiasi
Eksternal
seperti:
a. Stokastik
b. Non stokastik/deterministik
2-6 jam, sedangkan pada dosis 600-1000 Gy sudah timbul dalam 2 jam
Inggris.
a. Efek fisiologis
kepala pening.
b. Efek psikologis
radiasi berulang-ulang.(11)
Unsafe action adalah perilaku atau tindakan tidak aman yang dapat
subyektif gangguan kesehatan mata timbul akibat dari paparan radiasi yang
diterima oleh tubuh dan didukung dengan unsafe action yang secara tidak
gadget dapat berupa posisi, lama waktu, jarak pandang, dan pencahayaan
1. Posisi
Posisi saat berbaring menyebabkan tubuh tidak bisa relaks karena otot
mata akan menarik bola mata ke arah bawah, mengikuti letak objek
yang dilihat. Mata yang sering terakomodasi dalam waktu lama akan
kesehatan mata.
2. Lama waktu
dosis kira-kira 100-400 Gy mulai bergejala dalam jangka waktu 2-6 jam,
3. Jarak pandang
Makin jauh jarak sumber radiasi, intensitas pancaran radiasi akan makin
kecil.(10) Pandangan mata terhadap objek yang terlalu dekat dan terus
4. Pencahayaan
berikut:(14)
lihat pada analisis univariat bahwa siswa Sekolah Dasar Katolik Santa
tinggi yaitu 80%, hal ini menjukkan bahwa sangat banyak aktivitas yang
yang tidak ergonomis saat proses belajar mengajar (Wati, 2008) oleh
karena itu posisi akan mempengaruhi anak saat membaca yang dapat
tidak tegak.
3. Jarak membaca pada siswa siswi Sekolah Dasar Katolik Santa Theresia
Tabel 2. 3.
Tingkat Pencahayaan Minimum dan Renderasi Warna yang
Direkomendasikan
Tingkat
Fungsi
No Pencahayaan Keterangan
Ruangan
(lux)
1. Ruang kelas 250
2. Perpustakaan 300
3. Laboratorium 500
4. Ruang 750 Gunakan
gambar pencahayaan
setempat pada
meja gambar
5. Kantin 200
E. Organ Penglihatan
Mata adalah alat indra kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka
1. Fisiologi Mata
a. Iris
otot dilator polos meluas dari iris di perifer kearah sfingter. Otot ini
b. Kornea
tunggal dari sel yang tidak mengalami regenerasi yang secara aktif
memompa ion dan air dari stroma untuk mengontrol hidrasi dan
c. Sklera
d. Koroid
e. Korpus siliaris
Korpus siliaris dibagi menjadi tiga bagian yaitu otot siliaris, prosesus
Otot siliaris terdiri dari otot polos yang tersusun dalam satu cincin
epitel dua lapis (lapisan berpigmen dibagian luar dan lapisan tanpa
Taut erat ini penting untuk sekresi aktif akueous oleh sel tanpa
Pars plana terdiri dari stroma yang relative avaskular yang ditutupi
oleh lapisan epitel dua lapis. Insisi bedah dapat dibuat dengan
f. Retina
sinar cahaya dan terdiri dari banyak serabut dan sel saraf dan
tersusun atas sel batang dan kerucut yang diduga memiliki fungsi
Integrasi awal dari sinyal-sinyal ini juga dilakukan oleh retina. Sel
(17)
2. Air Mata
cairan air mata membentuk lapisan tipis setebal kira-kira 7-10 m yang
Fungsi lapisan yang ultra tipis ini yaitu melicinkan permukaan optik
cepat air mata (mekanis) dan daya antimikroba air mata. Jumlah
lakrimal mayor.
mungkin, cairan ini mengandung protein kadar tinggi. Ada tiga fraksi
yang terdapat di dalam air mata normal adalah IgA, IgG dan IgE. IgA
adalah yang menonjol dan sama dengan IgA yang terdapat di bagian
saliva dan sekresi bronkus, hidung dan gastroit tertinal. Akan tetapi IgA
yang terdapat dalam air mata kadarnya lebih pekat. Pada alergi
26
adanya lisozim didalam air mata berarti bahwa risiko infeksi meningkat.
Kadar glukosa rata-rata dalam air mata adalah mg/dL. Pada orang
dewasa normal, kadar glukosa didalam air mata ini tidak stabil. Kadar
glukosa didalam air mata pada waktu mata terpejam ternyata kurang
rata-rata didalam air mata 0,04 mg/dL. Perubahan kadar glukosa dan
Kadar K+, Na + dan Cl- didalam air mata lebih tinggi daripada
air mata adalah isotonis. Osmolaritas lapisan air mata (tear film)
air mata bisa berubah dan bisa terjadi transudasi substansi dari
mata yang dihasilkan oleh kelenjar lakrimal mayor dan minor yang
berisi substansi larut didalam air (garam dan protein) serta lapisan
ketiga adalah lapisan musin yang letaknya paling dalam terdiri atas
membran sel-sel epitel kornea dan ditahan oleh mikrovili epitel sel-sel
goblet konjungtiva.
jarak fokus. Bila benda dekat dengan mata maka otot akan berkontraksi
membuat pupil mengecil dan melebar. Jika sinar terlalu banyak maka
Respon dalam melihat benda jika mata melihat jauh kemudian melihat
penglihatan.(18)
4. Akomodasi
terjadi akibat kontraksi otot siliar. Pada keadaan normal cahaya tidak
terhingga akan terfokus pada retina, demikian pula bila benda jauh
bangkit bila mata melihat kabur dan pada waktu konvergensi atau
melihat dekat.
dibelakang retina. Bila sinar jauh tidak difokuskan pada retina seperti
mencembung.(19)
5. Ketajaman Penglihatan
visual.(20)
bagian kiri.( 19) pasien diminta membaca huruf-huruf pada kartu uji
snellen mulai dari huruf yang paling besar dideret paling atas beturut-
Rumus : V = D/d
Keterangan :
Tabel 2. 4.
Data Penggolongan Visus Dalam Desimal
Dengan kartu snellen standart ini dapat ditentukan tajam pengl ihatan
a. Bila visus 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6
meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada
jarak 6 meter.
6/30
6/50.
d. Bila visus adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6
meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada
jarak 60 meter.
32
Snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah
f. Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang
sampai 1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak
1 meter.
adalah 1/300.
Tabel 2. 5.
Penglihatan Normal
Tabel 2. 6.
Penglihatan Hampir Normal
Tabel 2. 7.
Penglihatan Low Vision Sedang
Tabel 2. 8.
Penglihatan Low Vision Berat
Tabel 2. 9.
Low Vison Nyata
untuk buta total jika tidak mengenal rangsangan sinar sama sekali.
bergerak
a. Usia
mencembung.(19)
b. Vitamin A
didalam lapang pandang dalam sel batang berisi pigmen yang biasa
euron di retina.(15)
c. Intensitas Penerangan
Saat melihat gadget dalam waktu lama dan terus menerus dengan
Dalam hal ini, air mata memiliki fungsi yang sangat penting. Air
penglihatan menetap.(26)
sekolah sebesar 20,80 jam perminggu dan rata-rata nilai visus mata
anak menurun dengan nilai 0,8 sebanyak 35%. Hal ini menunjukkan
akomodasi. Hal ini bertujuan agar mata dapat melihat objek dengan
jelas. Ketika melihat objek dengan jarak yang jauh maupun dengan
mata. Kejadian ini dapat terjadi sebagai akibat dari akomodasi yang
tidak efektif hasil dari otot mata yang lemah dan tidak stabil. (27)
dalam waktu lama dan melihat objek dekat dalam waktu pendek.
tubuh tidak bisa relaks karena otot mata akan menarik bola mata ke
arah bawah, mengikuti letak buku yang sedang dibaca. Mata yang
9. Perawatan Mata(26)
mengedip, karena pada saat berkedip air mata akan dirat akan
daging ayam.
b. Lindungi mata dari sinar ultraviolet, debu, angin dan cahaya yang
dengan jarak pandang yang sehat dan tepat untuk mata serta
bergerak.
bagian bola mata, adanya bercak putih pada celah mata sisi luar,
kornea mata suram dan kering hingga menjadi putih atau bola
kepala.
43
H. Kerangka Teori
Penurunan akomodasi
Ketajaman Penglihatan
Sumber ; 6,7,13,14,15,18,19,26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Posisi menggunakan
Variabel Terikat
gadget
Lama waktu
penggunaan gadget
Penerangan
Faktor genetik /
riwayat keluarga
Vitamin A
Variabel Penganggu
Gambar 3. 1. Kerangka Konsep
B. Hipotesis
penglihatan.
44
45
2. Ada pengaruh jarak pandang antara mata dengan gadget pada saat
penglihatan
C. Jenis Penelitian
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
2. Variabel Bebas
3. Variabel Pengganggu
E. Definisi Operasional
Tabel 3. 1.
Daftar Nama Variabel, Definisi Operasional, Skala Variabel
Definisi Alat Ukur Metode Skala dan
No Variabel
Operasional Kategori
1 Posisi Posisi yang Kuesioner Wawancara Nominal
menggunaka sering dilakukan dan dengan
n gadget resonden saat observasi kategori :
menggunakan 1.Tiduran
gadget 2. Duduk
2 Jarak Jarak antara Kuesioner Wawancara Nominal
Pandang mata dengan dan dengan
gadget pada observasi kategori :
saat 1. < 30 cm
menggunakan 2. 30 cm
gadget
3 Lama Lama waktu Kuesioner Wawancara Nominal
penggunaan penggunaan dan dengan
gadget dalam observasi kategori :
sehari yang 1. 2 jam
dihitung dalam 2. < 2 jam
jam
4 Penerangan Intensitas Kuesioner Wawancara Nominal
penerangan dan dengan
yang disukai observasi kategori :
responden pada 1.Redup
saat 2.Terang
menggunakan
gadget
1. Populasi
berjumlah 65 anak.
2. Sampel(29)
a. Jumlah Sampel
responden adalah :
1) Sampel inklusi :
2) Kriteria eksklusi
G. Pengumpulan Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
2. Metode
a. Alat Tulis
b. Kuesioner
c. Optotype snellen
untuk kartu.
a. Uji Validitas
tersebut valid.
50
Tabel 3. 2.
Hasil Uji Validitas Kuesioner
b. Uji Reliabilitas
dari alat ukur yang sama dan akan memberikan hasil yang sama.
dikatakan reliable.
51
Tabel 3. 3.
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
H. Pengolahan Data
sebagai berikut :
penelitian seperti
1. Penjumlahan
2. Koreksi
b. Verifikasi (Verifying)
kebenarannya.
c. Pengkodean (Coding)
pengolahan data.
I. Analisis Data
dan bivariat.
1. Univariat
disertai penjelasan.
2. Bivariat(30)
1) Jenis hipotesis
Interprestasi hasil :
hubungan
normality.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
day school dan kurikulum yang digunakan adalah memadukan antara tiga
akan jauh berbeda dengan usia mereka. Kecuali itu, akibat kemajuan
tehnologi informasi dan elektronik yang begitu pesat, anak kurang begitu
16.00 untuk hari senin sampai jumat dan untuk hari sabtu pukul 07.00
murid SD Islam Tunas Harapan tahun 2015 sebanyak 767 orang, dengan
55
56
pada saat pengambilan data diri responden sehingga peneliti tidak bisa
B. Analisa Univariat
meliputi jenis kelamin dan usia. Berikut ini adalah hasil rincian deskriptif
1. Jenis Kelamin
Tabel 4. 1.
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Di Sekolah Dasar
Islam Tunas Harapan Semarang Tahun 2016
2. Usia
Tabel 4. 2.
Distribusi Frekuensi Usia Responden Di Sekolah Dasar Islam Tunas
Harapan Semarang Tahun 2016
3. Ketajaman Penglihatan
Tabel 4. 3.
Distribusi Frekuensi Ketajaman Penglihatan Responden Di Sekolah
Dasar Islam Tunas Harapan Semarang Tahun 2016
Tabel 4. 4.
Distribusi Frekuensi Posisi Yang Sering digunakan Saat Menggunakan
Gadget
Tabel 4. 5.
Distribusi Frekuensi Posisi Yang Nyaman digunakan Saat
Menggunakan Gadget
Tabel 4. 6.
Distribusi Frekuensi pencahayaan layar Gadget
7. Pencahayaan Ruangan
Tabel 4. 7.
Distribusi Frekuensi Pencahayaan Ruangan Saat Menggunakan
Gadget
gadget.
60
Tabel 4. 8.
Distribusi Frekuensi Jarak Pandang Saat Menggunakan Gadget
Tabel 4. 9.
Distribusi Frekuensi Posisi Yang Sering digunakan Saat Menggunakan
Gadget
C. Analisa Bivariat
Penglihatan
Tabel 4. 10.
Tabulasi Silang Posisi Tubuh dan Ketajaman Penglihatan Di Sekolah
Dasar Tunas Harapan Semarang 2016
Penglihatan
Tabel 4. 11.
Tabulasi Silang Jarak Pandang Mata Saat Menggunakan Gadget dan
Ketajaman Penglihatan Di Sekolah Dasar Tunas Harapan Semarang
2016
30 cm.
63
Tabel 4. 12.
Tabulasi Silang Penerangan Saat Menggunakan Gadget dan
Ketajaman Penglihatan Di Sekolah Dasar Tunas Harapan Semarang
2016
Tabel 4. 13.
Tabulasi Silang Lama Pengunaan Gadget dan Ketajaman Penglihatan
Di Sekolah Dasar Tunas Harapan Semarang 2016
yang menggunakan gadget kurang dari dua jam dalam sehari lebih
ketajaman penglihatan
Tabel 4. 14.
Hasil Uji Chi Square Hubungan Antara Unsafe Penggunaan Gadget
Dengan Ketajaman Penglihatan
ketajaman penglihatan
Tabel 4. 15.
Hasil Uji Pengaruh Antara Unsafe Penggunaan Gadget Terhadap
Ketajaman Penglihatan
ketajaman penglihatan
penglihatan.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
pada siswa Sekolah Dasar. Sedangkan masih banyak faktor yang dapat
Ketajaman Penglihatan
untuk dapat melihat sesuatu objek secara jelas dan sangat tergantung
daripada posisi tiduran. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan aktivitas
dengan posisi duduk dapat menjaga jarak ideal antara mata dengan
67
68
karena lampu yang menerangi datang dari arah atas dimana hal ini dinilai
tiduran akan menyebabkan tubuh tidak bisa relaks karena otot mata akan
menarik bola mata kearah bawah, mengikuti letak objek yang dilihat
dalam penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan widea
Penglihatan
merupakan salah satu hal yang penting untuk menjaga kesehatan indera
jauh maupun jarak yang terlalu dekat maka mata akan berakomodasi.
dari akomodasi yang tidak efektif hasil dari otot mata yang lemah dan
tidak stabil.(27)
dekat dan frekuensi yang cukup sering membuat mata dipaksa untuk
gadget terhadap ketajaman penglihatan dengan (p value < 0,05). Hasil ini
dengan jarak membaca kurang dari 30cm (p=0.005) sehingga hal ini juga
71
ketajaman penglihatan.(37)
Kebiasaan melihat dekat dan lama dengan jarak yang kurang dari standar
yang menonton televisi dalam jarak dekat dan lama memiliki risiko hampir
dengan responden yang tidak menonton televisi dalam jarak dekat dan
anatomi mata manusia didesain untuk melihat jarak jauh dalam waktu
lama dan melihat objek dekat dalam waktu pendek. Jadi ketika membaca,
akhirnya timbul kerusakan yang disebut stress titik dekat. Ketika otot mata
merespon objek jarak dekat dalam waktu yang lama maka akan terasa
situasi tersebut. Otot siliari (otot yang mengontrol) ukuran lensa mata
kebawah serta kekiri dan kekanan) juga akan mengunci bola mata
sehingga mudah menunjuk pada objek yang dekat. Begitu otot-otot mata
mengalami miopi.(26)
Ketajaman Penglihatan
gadget dalam waktu yang lama ini terus dibiarkan maka hal ini akan
waktu yang lama dapat memberikan tekanan tambahan pada mata dan
susunan syarafnya.(26)
goblet dan kelenjar meibom. Air mata berfungsi untuk memperbaiki tajam
menetap.(26)
normal yaitu 20/20 atau 1,0. Secara klinis, derajat ketajaman anak-anak
mencapai nilai yang mendekati 6/6 saat mencapai usia lima tahun.
Namun, saat memasuki usia enam tahun keatas anak rentan terkena
jarak dekat, lama mentatap layar monitor dan bermain game online.(7)
gadget kurang dari dua jam dalam sehari. Sebesar 35 persen responden
menggunakan gadget kurang dari dua jam dalam sehari sedangkan 63,6
74
gadget lebih dari 2 jam dapat mempertinggi risiko 3 kali lipat terjadinya
yang juga menyatakan bahwa ada hubungan antara durasi bemain game
bahwa rata-rata durasi bermain game online pada anak usia sekolah
sebesar 20,80 jam perminggu dengan rata-rata nilai visus mata anak
menurun dengan nilai 0,8 sebanyak 35 persen. Dimana nilai normal visus
yaitu 20/20 atau 1,0.(7) Hal ini juga diperkuat oleh peneltiian yang
bermain video game dalam durasi yang tidak normal (lebih dari dua jam
siswa yang bermain video game melebihi durasi normal (lebih dari dua
yang dilakukan oleh Kadek Gede yang menunjukkan bahwa dari seluruh
75
pada siswa yang memiliki intensitas bermain game yang lama cenderung
meningkat.(5)
durasi yang cukup lama akan membuat mata terkena radiasi yang berat.
merupakan lapisan terdalam dari tiga lapisan bola mata yang berisi syaraf
fisiologis.(26)
76
melakukan relaksasi dan aktivasi otot-otot yang tegang. Hal ini juga
untuk membasahi mata setidaknya dalam satu menit mata akan berkedip
rata dan licin. Dengan kata lain dapat memperbaiki tajam penglihatan
mata) agar tetap lembab. Sehingga gerakan bola mata dan mengedip
Ketajaman Penglihatan
daya dan efisiensi kerja sebagai akibat dari kelelahan mata, kelelahan
mental, keluhan pegal didaerah mata, serta sakit kepala disekitar mata. (25)
besar atau kecil pupil mata harus memicing silau (mata berusaha
pada mata (mata perih, merah, berair), penglihatan terlihat ganda, sakit
operator komputer.(41)
memang dapat menyebabkan mata letih tetapi tidak akan merusak mata.
terlalu berat sehingga mata menjadi lebih mudah lelah dan letih. Namun,
A. Simpulan
bahwa :
penglihatan.
penglihatan.
80
81
dengan lama waktu lebih dari 2 jam. Hal ini merupakan perilaku
dengan lama waktu lebih dari 2 jam meningkatkan risiko 3 kali lipat
dari 2 jam.
B. Saran
dengan jarak pandang mata lebih dari 30 cm. Sebaiknya jika orang
jauh untuk membuat otot mata menjadi rileks dan lakukan sesering
mungkin mata untuk berkedip. Selain itu pula orang tua perlu
vitamin A.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gin Djing. Terapi Mata Dengan Pijat dan Ramuan. Jakarta : Penebar
Swadaya. 2007
Republika.semarang. http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-
tengah-diy-nasional/13/04/07/mkv8at-ada-10-persen-anak-sd-punya-
3. Anonim. 80% anak alami gangguan mata karena gadget. Tempo Malang
http://gaya.tempo.co/read/news/2014/10/14/060614114/80-persen-anak-
2015
http://www.solopos.com/2015/08/12/hasil-penelitian-paparan-cahaya-
November 2015
84
85
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/%20viewFile/6
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/shared/biblio_view.php?resource_id=
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/10533/10
(Skripsi)
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1794/1/103037-
10. Harianto Ridwan. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC. 2009
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=15306&val=985
http://perpusnwu.Web.id/karyailmiah/documents/4496.docx diakses
Guna Widya.2003
http://eiournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/download/7237/6739
2001
19. Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2013
21. Herry. Hubungan Karakteristik Individu dan Konsumsi Zat Gizi Terhadap
22. Triana Vivi. Macam-macam Vitamin dan Fungsinya Dalam Tbuh Manusia.
13 November 2015
23. Sunita Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 2009
http://eprints.ums.ac.id/27296/12/02._JURNAL_PUBLIKASI.pdf diakses
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/download/11288/11161
Ultraviolet-B Pada Pekerja Las Di PT. Jaya Asiatic Shpyard Batam. 2012
2005
www.tunasharapan.net
32. Nur Ulfah. Pengaruh Usia dan Status Gizi Terhadap Ketajaman
http://kesmas.unsoed.ac.id/sites/default/files/file-
unggah/jurnal/PENGARUH%20USIA%20DAN%20STATUS%20GIZI%20-
(Tesis)
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pen
2016
3,No3. 2015
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/issue/view/1115/showToc
Sekolah Dasar Islam Cireundeu Kelas 5 dan Terhadap Miopia dan Faktor
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/1.RISET%20Muhammad%20Ihsa
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56126/7/Cover.pdf
Sekolah Dasar Negeri 017 Bukit Raya Pekanbaru. JOM FK Vol II, No 2.
2015
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=294658&val=6449&tit
le=GAMBARAN%20FAKTOR-
FAKTOR%20YANG%20MEMPENGARUHI%20GANGGUAN%20TAJAM
%20PENGLIHATAN%20PADA%20ANAK%20SEKOLAH%20DASAR%20
KELAS%20V%20DAN%20KELAS%20VI%20DI%20SDN%20017%20BU
April 2016
(Tesis)
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pen
2016
41. Zulfa Mairia. Pengaruh Intensitas Dan Lama Paparan Cahaya Terhadap
KUESIONER
LEMBAR KUESIONER
TAHUN 2015
A. Identitas Responden
Nama :
Umur Tahun
Jenis Kelamin :
Kelas :
B. Unsafe Action
a. Tiduran
b. Duduk
a. Tiduran
b. Duduk
a. Terang
b. Redup
4. Ketika anda menggunakan gadget bagaimana pencahayaan dalam
ruangan?
a. Terang
b. Redup
5. Saat bermain gadget apakah jarak mata anda dengan gadget jauh?
a. 30 cm
b. < 30 cm
a. 2 jam
b. < 2 jam
LAMPIRAN 2
Ketajaman Penglihatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cahaya_Gadget
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cahaya_Ruang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jarak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Cases
Posisi apakah yang sering anak anda lakukan saat bermain gadget * Ketajaman Penglihatan Kode
Crosstabulation
Ada Penurunan
Ketajaman Normal Total
% within Ketajaman
57.1% 17.2% 39.1%
Penglihatan Kode
Duduk Count 15 24 39
Total Count 35 29 64
% within Ketajaman
100.0% 100.0% 100.0%
Penglihatan Kode
Chi-Square Tests
N of Valid Cases b 64
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,33.
Risk Estimate
N of Valid Cases 64
Cases
Cahaya_Gadget * Ketajaman
64 100.0% 0 .0% 64 100.0%
Penglihatan Kode
Ada Penurunan
Ketajaman Normal Total
% within Ketajaman
28.6% 41.4% 34.4%
Penglihatan Kode
Terang Count 25 17 42
% within Ketajaman
71.4% 58.6% 65.6%
Penglihatan Kode
Total Count 35 29 64
% within Cahaya_Gadget 54.7% 45.3% 100.0%
% within Ketajaman
100.0% 100.0% 100.0%
Penglihatan Kode
Chi-Square Tests
N of Valid Cases b 64
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,97.
Risk Estimate
N of Valid Cases 64
Case Processing Summary
Cases
Jarak * Ketajaman
64 100.0% 0 .0% 64 100.0%
Penglihatan Kode
Ada Penurunan
Ketajaman Normal Total
% within Ketajaman
68.6% 41.4% 56.2%
Penglihatan Kode
>= 30 cm Count 11 17 28
% within Ketajaman
31.4% 58.6% 43.8%
Penglihatan Kode
Total Count 35 29 64
% within Ketajaman
100.0% 100.0% 100.0%
Penglihatan Kode
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,69.
Risk Estimate
N of Valid Cases 64
Cases
Apakahanakandamenggunak
angadgetlebihdari2jamdalam
64 100.0% 0 .0% 64 100.0%
sehar * Ketajaman
Penglihatan Kode
Apakah anak anda menggunakan gadget lebih dari 2 jam dalam sehari * Ketajaman Penglihatan Kode
Crosstabulation
Ada Penurunan
Ketajaman Normal Total
% within Ketajaman
80.0% 55.2% 68.8%
Penglihatan Kode
% within
Apakahanakandamenggunak
35.0% 65.0% 100.0%
angadgetlebihdari2jamdalam
sehar
% within Ketajaman
20.0% 44.8% 31.2%
Penglihatan Kode
Total Count 35 29 64
% within
Apakahanakandamenggunak
54.7% 45.3% 100.0%
angadgetlebihdari2jamdalam
sehar
% within Ketajaman
100.0% 100.0% 100.0%
Penglihatan Kode
Chi-Square Tests
N of Valid Cases b 64
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,06.
Risk Estimate
N of Valid Cases 64
Logistic Regression
a,b,c
Iteration History
Predict ed
Score df Sig.
Step Variables Pos isi_bermain_gadget 10.608 1 .001
0 Cahay a_lay ar_gadget 1. 153 1 .283
Jarak_pandang 4. 765 1 .029
Lama_penggunaan 4. 550 1 .033
Ov erall Stat ist ics 24.044 4 .000
Block 1: Method = Enter
a,b,c,d
Iteration History
Coef f icients
Pos isi_
-2 Log bermain_ Cahay a_ Jarak_ Lama_
It erat ion likelihood Cons tant gadget lay ar_gadget pandang penggunaan
Step 1 61.077 4. 174 -1.851 -. 527 1. 128 -1.571
1 2 57.492 6. 669 -2.813 -. 867 1. 628 -2.441
3 57.012 8. 209 -3.359 -1.041 1. 794 -2.914
4 56.993 8. 632 -3.502 -1.078 1. 814 -3.036
5 56.993 8. 657 -3.511 -1.079 1. 814 -3.043
6 56.993 8. 657 -3.511 -1.079 1. 814 -3.043
a. Method: Ent er
b. Cons tant is included in the model.
c. Initial -2 Log Lik elihood: 88.160
d. Est imation t erminat ed at it eration number 6 bec aus e paramet er es timat es changed by les s t han . 001.
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 31.167 4 .000
Bloc k 31.167 4 .000
Model 31.167 4 .000
Model Summary
Ket ajaman
Ket ajaman Penglihatan = Ada
Penglihatan = N ormal penurunan ketajaman
Observ ed Expect ed Observ ed Expect ed Total
Step 1 6 6. 767 1 .233 7
1 2 4 4. 159 1 .841 5
3 12 11.254 5 5. 746 17
4 5 3. 562 4 5. 438 9
5 2 2. 419 8 7. 581 10
6 0 .701 7 6. 299 7
7 0 .139 9 8. 861 9
a
Cl assificati on Table
Predict ed
Pos isi_
bermain_ Cahay a_ Jarak_ Lama_
Const ant gadget lay ar_gadget pandang penggunaan
Step Const ant 1. 000 -. 937 -. 397 -. 069 -. 604
1 Pos isi_bermain_gadget -. 937 1. 000 .331 -. 104 .581
Cahay a_lay ar_gadget -. 397 .331 1. 000 -. 177 -. 260
Jarak_pandang -. 069 -. 104 -. 177 1. 000 -. 276
Lama_penggunaan -. 604 .581 -. 260 -. 276 1. 000
Correlations
Posisi yang
sering Posisi yang Jarak pandang
dilakukan nyaman Cahaya Lama saat mata saat
saat main menurut layar Cahaya mengunak menggunakan
gadget responden gadget diruangan an gadget gadget us
N 30 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30 30
us Pearson
.563 ** .524 ** .518 ** .387 * .560 ** .381 * 1
Correlation
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
N %
Excluded a 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.363 6
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI