Metode Pemetaan Geologi - Afdp-2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

ANTAM FUNGSIONAL DEVELOPMENT PROGRAM

GEOLOGIST
BASIC LEVEL

METODE PEMETAAN GEOLOGI


PEMETAAN GEOLOGI
SKA-420-01-T-EKSP-2

Bandung, 25 April 8 Mei 2011

METODE PEMETAAN
GEOLOGI
Metode pemetaan
Pembuatan peta
Interpretasi & korelasi
Pembuatan penampang geologi

Geologi klasik vs Geologi gunung api


Metode pemetaan
Aplikasi pada eksplorasi mineral ekonomi
LATAR BELAKANG
Gunung api dan batuan gn.api
melimpah di Indonesia tetapi masih
sedikit yang tertarik untuk melakukan
penelitian
Konsep geologi sedimenter lebih
melekat daripada konsep geologi
gunung api
Geologi gunung api sangat menunjang
aplikasi eksplorasi sumber daya,
daya,
mitigasi bencana dan tata lingkungan
hidup

MAKSUD & TUJUAN

Melakukan pemetaan geologi permukaan


daerah Papandayan
Bentang alam Data geologi lain
Stratigrafi Alterasi-
Alterasi-mineralisasi
Struktur geologi
Mengetahui kondisi geologi daerah
Papandayan melalui peta lintasan,
lintasan, peta
geomorfologi,
geomorfologi, dan peta geologi daerah
penelitian, atau peta tujuan khusus

PANDANGAN GEOLOGI SEDIMENTER:


2 Proses terpisah:
terpisah: Sedimentasi & Magmatisme

Hal yg perlu dievaluasi:


1. Memandang batuan gn.api
sbg batuan sedimen
2. Memisahkan proses
sedimentasi (batuan gn.api)
dgn magmatisme, tanpa
memperhatikan aspek
volkanisme
3. Memandang sedimentasi
di cekungan depan
atau belakang busur
4. Kurang memperhatikan
prinsip geologi & agak
menyesatkan (pemula)
Piroklastika jatuhan

Proses a
tik
sedimentasi iroklas Kubah lava
p
ir an
Al Leher gunungapi Aliran lava
ar
lah sill retas
n
i ra
Al Volkanisme
Kantong magma

Dapur magma
Proses
magmatisme
Ada kesatuan proses intrusi dan ekstrusi
(magmatisme, volkanisme) & sedimentasi

Pembentukan batuan gunung api

PEMBAGIAN FASIES GUNUNG API

Volcanic Zones (Williams & McBirney,


1979)
Volcanic Facies (Vessel & Davies, 1981;
Bronto, 1997; Bogie & Mackenzie, 1998)
Williams & McBirney, 1979

Gambar Pembagian fasies gunung api menjadi Fasies Sentral, Fasies Proximal, Fasies Medial dan
Fasies Distal beserta komposisi batuan penyusunnya (Bogie & Mackenzie, 1998)

PENAMPANG KOMPOSIT GUNUNG API


IDENTIFIKASI FASIES GUNUNG API
PADA PALEOVOLCANO

INDERAJA & GEOMORFOLOGI


STRATIGRAFI/ ASOSIASI BATUAN
SEDIMENTOLOGI/ VOLKANOLOGI FISIK
(PHYSICAL VOLCANOLOGY)
STRUKTUR GEOLOGI
PETROLOGI-GEOKIMIA

INDERAJA & GEOMORFOLOGI

BENTUK BENTANG ALAM


POLA ALIRAN SUNGAI ( memancar,
masing-masing berkembang
mendaun)
TEKNIK INDERAAN JAUH

Digital elevation model (DEM)


Landsat Thematic Mapper (TM)
ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and
Reflection Radiometer)
Hyperspectral remote sensing (spectral bands, 14 and
>100 bands)
NOAA-AVHRR (National Oceanic and Atmospheric
Administration - Advanced Very High Resolution
Radiometer

SATELLITE Remote sensing is the science of remotely


acquiring, processing and interpreting
LANDSAT
spectral information about the earths surface
and recording interactions between matter
and electromagnetic energy.

AIRBORNE
HYPERSPECTRAL GROUND

Field Spectrometer

Alumbrera, Ar
Pengumpulan data dari
citra satelit dan sensor
airbone. Kemudian
data tsbt dikalibarasi
dan diverifikasi
menggunkan
spectrometer di CUPRITE, NV
lapangan
Goldfield, NV

SRTM Pulau Jawa


Cimandiri Fault Baribis Fault
Subang Fault

T. Perahu
Tampomas
Padalarang Fault Jatiluhur
Fault
Lembang Fault
Tampomas
Saguling BANDUNG Fault

Patuha
Kendeng
Malabar

Kuda Kamojang

Papandayan Galunggung

Gn.api Tersier ? BOGOR


G. Dahu

Ciparigi Caldera

Pongkor
Ciantenherang
Caldera G. SALAK

Perbakti
Awi bengkok

Astana Caldera

G. MENOREH

G. GAJAH

G. IJO
G. KUKUSAN

G. JERUK
STRATIGRAFI/ ASOSIASI BATUAN

Fasies pusat: kubah lava, leher gn. api,


batuan intrusi semi gn. api, batuan dasar,
alterasi-mineralisasi
Fasies proksimal: aliran lava, aglomerat,
breksi piroklastika, tuf
Fasies medial: breksi piroklastika, tuf, breksi
lahar
Fasies distal: breksi fluviatil, konglomerat,
batupasir, batulanau, batulempung, tuf
SUMBAT LAVA G. MERAPI

Kubah lava G. Kelut, 2007 Kubah lava G. Merapi, 2006

Sumbat lava/ leher gn api


G. Sumbing, G. Kelut

Kubah/sumbat lava, leher gn.api


tbtk di fasies pusat gn. api

KAWAH UPAS G. T. PERAHU


KAWAH G. TANGKUBAN PARAHU

Retas (Dikes)

LETUSAN G. ANAK KRAKATAU DI SELATA SUNDA


LETUSAN TIPE STROMBOLI

Bom gunung api


yang baru dierupsikan
dari lubang kawah

Bom gn api Gamalama


yang sudah membeku dan
diendapkan di tepi kawah

Aglomerat G. Merapi-
Merapi-Merbabu,
Merbabu, barat Cepogo

Aglomerat Keli Bara,


Bara, Flores

Bom gunung api,


api, Prambanan
Aliran lava G. Oshima-
Oshima-oshima 1986, Jepang

Aliran piroklastika

Perlapisan aliran lava G. Galunggung ALIRAN LAVA BASAL


G. GUNTUR, GARUT

Perlapisan lava di Kali Ngalang (58.85 3.24 Ma)


Basaltic Dike Basaltic Dike

Sill Aliran Lava Basal Tegalrejo Sill membaji

Breksi ko-ignimbrit, Parangjoho,


Wonogiri

Breksi ko-ignimbrit Imogiri, Bantul

1,9 m

Pumis
Andesit
VOLKANISME BAYAH

Caldera Implying
Super imposed
volcanisms
Pa : Intrusi andesit piroksin
Tmk : Formasi Koleberes
Tmbe : Formasi Beser
Tmbec : Anggota Cikondang
Tmb : Formasi Bentang

Peta Geologi Sindangbarang dan


Bandarwaru (Koesmono dkk, 1996)

Sukamantri
Caldera
SERANG JAKARTA

T. PARAHU
GEDE-PANGRANGO
SALAK

BANDUNG CIREME

GUNTUR

GALUNGGUNG
PAPANDAYAN

Periksa Peta Geologi lembar Serang, Krawang & Cirebon: banyak dijumpai
fitur danau, situ, rawa yg diduga sbg bekas gn api maar

SEDIMENTOLOGI/ VOLKANOLOGI FISIK

Tekstur batuan (bentuk, ukuran, kemas)


Struktur endapan (imbrikasi, silang
siur)
Arah/struktur aliran (lava dan
piroklastika)
Arah lontaran bom/blok gn. Api
Isopah & isoplet

Opak River - Watuadeg (56.32 3.8 Ma)


ran
l onta
Bomb Sag Structure ah
Ar

Arah aliran

STRUKTUR GEOLOGI

Ada jurus dan kemiringan orisinil


Volkanisme dapat menyebabkan
terbentuknya sesar dan perlipatan
Mengapa terbentuk kemiringan awal?

o
23
o
Pola jurus & 30
kemiringan

o
35
perlapisan batuan
12o
gunung api dapat kawah
merupakan original
32

(initial) dips, tanpa 5o


o

dipengaruhi oleh
30 o
gaya tektonika. 10o 34o
15o

Morfologi lereng selatan G. Jeruk,


Komplek Ijo, Kulon Progo, DIY

Kemiringan orisinil
mencapai 35o
G. Menoreh dI puncak
Suroloyo
Perlapisan orisinil 15o Komplek G. Gajah,
Kulon Progo, DIY

G. Banda Api

Banda Caldera

Gerakan magma ke permukaan dipandang sebagai


gaya vertikal yang menyebabkan inflasi & deflasi.

kawah

inflasi

deflasi

Magma
Pada waktu inflasi diameter kawah melebar sehingga
pematang kawah robek/membuka membentuk
rekahan/kekar radier. Karena perbedaan rapat masa
perlapisan batuan, efek gravitasi dan gaya vertikal
setiap magma naik ke permukaan maka untuk
kesetimbangan dapat terjadi sesar normal melalui
bidang rekahan tersebut.

Rekahan radier dpt


berubah
menjadi sesar normal

kawah
N
T

Karena bentuk kerucut gunungapi dan resultante gaya


vertikal & horisontal, sesar normal di daerah
puncak/kawah gunungapi, gerakannya agak melengser
kesamping sehingga dapat berubah menjadi sesar
oblique atau bahkan sesar geser di lereng dan kaki
gunungapi.

Gunungapi

Rekahan radier dpt


berubah
menjadi sesar normal

kawah
N
T
Pola radier dan konsentris struktur sesar dan lipatan
di daerah G. Slamet, Pekalongan Jawa Tengah

T
T T
N T
T N
N

T
N
N

G. Slamet

STRUKTUR SESAR RADIER DI


KOMPLEK G. IJO, KULON PROGO-
PROGO-DIY

D
D U
U
D
U

D
U
D G. IJO
U

D D
U U

U D
U
D U D
UD

PETROLOGI - GEOKIMIA

Penamaan batuan
Afinitas magma tataan tektonik
Pentarikhan umur radiometri
4.00
3.50
3.00
2.50 Kareumbi
K2O

2.00 Mandalawangi
1.50 Tampomas
1.00
0.50
0.00
40.00 50.00 60.00 70.00 80.00
SiO2

Stratigrafi batuan gn.


gn. api daerah Bandung

HOLOSEN
0.01 Ma
0.02 Ma
0.06 Ma
PLISTOSEN
0.21 Ma
1.72 Ma
2 Ma
4 Ma
G. Menoreh
3.2 Ma (?)
12.4 Ma

G. Gajah
28.3 Ma

G. Ijo
25 Ma
30 Ma
47 Ma
76 Ma

APA TUJUAN EKSPLORASI?

Latarbelakang eksplorasi
Menemukan zona alterasi
Menemukan tubuh bijih
Menentukan jika bijih dapat ditambang
atau pelarutan
Menentukan jika bijih dapat diproses
Menentukan cadangan bijih Penilaian
lingkungan
Penghalusan model eksplorasi

LAHKAH-
LAHKAH-LANGKAH
Menentukan model endapan bijih
Memilih daerah Select area
Mengumpulkan dan menginterpretasi
data regional
Menentukan daerah sasaran khusus
Pengenalan lapangan
Pengenalan pemboran
Pencarian/penemuan endapan bijih

Anda mungkin juga menyukai