Semester V 2016/2017
LAPORAN PRATIKUM
ABSORPSI
b. Bahan
1. Indikator PP
2. NaOH 0,01 N dan 1 N
3. Aquadest
IV. Dasar Teori
Gas interface
y AG
x Ai Liquid
y Ai
x AL
Jarak
Perpindahan massa solut A dari gas ke cairan akan terjadi bila terdapat
cukup kekuatan gerak (driving force) dari satu fasa ke fasa lainnya yang dikenal
dengan nama koefisien perpindahan massa (mass transfer coefficient). Laju
perpindahan massa ini juga bergantung pada luas permukaan kontak antar fasa.
Menurut Whitman dan Lewis, pada saat terjadi perpindahan massa antar
fasa tahanan terhadap perpindahan tersebut hanya ada pada bahan utama masing
masing fasa. Sedangkan pada daerah antarmuka yang membatasi kedua fasa tidak
terdapat tahanan sama sekali sehingga konsentrasi yAi dan XAi merupakan harga
kesetimbangan yang diperoleh dari data kurva kesetimbangan dari sistem dua fasa
tersebut.
0
. .
=
. . (1 0 )
1
Y- ialah fraksi mol gas yang berada dalam kesetimbangan dengan cairan
disetiap titik dalam kolom, Y adalah fraksi mol ruah bulk, A adalah luas
penampang kolom, H adalah tinggi isian dan a adalah luas spesifik isisan/satuan
volum isian. Untuk gas encer terkecuali aliran gas inert, persamaan diatas dapat
disederhanakan :
0
. .
=
(1 0 )
1
Ruas kanan dari persamaan diatas sulit diintegrasi. Perhitungan Kog dapat
disederhanakan (tetapi kurang teliti) dengan menggunakan definisi Kog :
= ( )
sehingga,
1
0
= . (1 0 )
Kolom Absorpsi
Bagian tengah:
Packed tower untuk memperluas
permukaan sentuh sehingga mudah
untuk diabsorbsi
Bagian bawah:
Input gas sebagai tempat masuknya gas
ke dalam reaktor.
Keterangan :
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk
gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan),
natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam
sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).
Di industri absorpsi mempunyai fungsi untuk meningkatkan nilai guna dari
suatu zat dengan cara merubah fasanya. Contohnya adalah Formalin yang berfase
cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses
absorpsi.
V. Prosedur Kerja
A. Persiapan awal
1. Kran CO2 dibuka.
2. Dinamo air dicolokan ke stop kontak.
90) L/menit.
L/menit.
Nilai F2 = 50 L/min
Penentuan fraksi CO2 dalam aliran gas masuk (Yi) dan fraksi CO2 dan
aliran gas keluar (Yo)
3 2
Yi = Yo =
3 + 4 1
3 / 0,6
Yi = (50 + 3) / Yo = 40
Yi = 0,0566 Yo = 0,015
( )(2 + 3)
Fa = 1
(0,0566 0,015)(50 + 3) /
Fa = 10,015
Fa = 0,03731 L/s
F3 Waktu
Yi Yo
(L/min) (min) Fa (L/min) Fa (L/s)
0 0.056603774 0 0 0
15 0.056603774 0.015 2.238579 0.03731
3
30 0.056603774 0.04 0.916667 0.015278
45 0.056603774 0.0425 0.780679 0.013011
60 0.056603774 0.055 0.089947 0.001499
0 0.074074074 0 0 0
15 0.074074074 0.025 2.717949 0.045299
4
30 0.074074074 0.035 2.186528 0.036442
45 0.074074074 0.075 -0.05405 -0.0009
60 0.074074074 0.1025 -1.71031 -0.02851
0 0.090909091 0 0 0
1 0.090909091 0.0425 2.780679 0.046345
5 30 0.090909091 0.06 1.808511 0.030142
45 0.090909091 0.075 0.945946 0.015766
60 0.090909091 0.1025 -0.71031 -0.01184
Penentuan tekana partikel gas CO2 masuk kolom (Pi) dan tekanan gas
CO2 keluar kolom (Po)
1 /3
Ptotal = 20,6 cmH2O 13,6 /32
= 1.514705882 cmHg
10
= 1.514705882 cmHg 1
= 15.14705882 mmHg
= 775.14706 mmHg
+
Prata-rata = 2
(760 + 775.14706 )
= 2
= 767.573529
Pi = Yi Pin
= 43.87625 mmHg
Po = Yo Pout
= 11,4 mmHg
Nilai Pi dan Po untuk data selanjutnya, menggunakan persamaan seperti diatas dapat dilihat pada table berikut
F3 Waktu P
rata-rata
Yi Yo P total P total P out P in Pi Po
(L/min) (min) (mmHg)
(mmH2O) (mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg)
0 0.056603774 - 206 15.14705882 760 775.14706 767.573529 43.87625 0
15 0.056603774 0.015 206 15.14705882 760 775.14706 767.573529 43.87625 11.4
3
30 0.056603774 0.04 202 14.85294118 760 774.85294 767.426471 43.8596 30.4
45 0.056603774 0.0425 205 15.07352941 760 775.07353 767.536765 43.87209 32.3
60 0.056603774 0.055 201 14.77941176 760 774.77941 767.389706 43.85544 41.8
0 0.074074074 - 241 17.72058824 760 777.72059 768.860294 57.60893 0
15 0.074074074 0.025 241 17.72058824 760 777.72059 768.860294 57.60893 19
4
30 0.074074074 0.035 243 17.86764706 760 777.86765 768.933824 57.61983 26.6
45 0.074074074 0.075 235 17.27941176 760 777.27941 768.639706 57.57625 57
60 0.074074074 0.1025 282 20.73529412 760 780.73529 770.367647 57.83224 77.9
0 0.090909091 - 222 16.32352941 760 776.32353 768.161765 70.57487 0
1 0.090909091 0.0425 319 23.45588235 760 783.45588 771.727941 71.22326 32.3
5 30 0.090909091 0.06 228 16.76470588 760 776.76471 768.382353 70.61497 45.6
45 0.090909091 0.075 278 20.44117647 760 780.44118 770.220588 70.9492 57
60 0.090909091 0.1025 326 23.97058824 760 783.97059 771.985294 71.27005 77.9
Penentuan laju mol CO2 yang terserap dengan alat HMPL (N)
273
N = 22,42 [760 ] [ ]
= 0.001514 mol/s
Analisis
F3 Waktu HMPL Prata-rata
Fa (L/s) N (mol/s)
(L/min) (min) V1 V2 (mmHg)
(ml) (ml)
0 0 0 767.573529 0 0
15 40 0.6 767.573529 0.03731 0.001514
3
30 40 1.6 767.426471 0.015278 0.00062
45 40 1.7 767.536765 0.013011 0.000528
60 40 2.2 767.389706 0.001499 6.08E-05
0 0 0 768.860294 0 0
15 40 1 768.860294 0.045299 0.001842
4
30 40 1.4 768.933824 0.036442 0.001482
45 40 3 768.639706 -0.0009 -3.7E-05
60 40 4.1 770.367647 -0.02851 -0.00116
0 0 0 768.161765 0 0
1 40 1.7 771.727941 0.046345 0.001891
5 30 40 2.4 768.382353 0.030142 0.001225
45 40 3 770.220588 0.015766 0.000642
60 40 4.1 771.985294 -0.01184 -0.00048
Penentuan nilai konstanta absorpsi (Kog)
43.87625
0.001514 /
(43.8762511,4
= 2 1
440 (0,075 )2 1,4 11,4)
3 4
Penentuan konsentrasi CO2 pada aliran masuk (Cd) dan konsentrasi CO2
pada aliran keluar (Co)
V1 = volume titrasi
C1 = konsentrasi peniter (NaOH)
V2 = volume titrasi
1 1 1 1
Cd = Co =
2 2
= 0,00048 M = 0,00046 M
Vol system = d2 H
= 3,14 (0,075 m)2 1,4 m
= 0,00618
[(Cd(t=N) Cd (t=M))Vol.sistem]
N= (NM)60 s
= 0 mol/s
Analisis Titrasi
F3 Waktu Cd Co N
(ml)
(L/min) (min) (M = mol/L) (M = mol/L) (mol/s)
masuk keluar
0 1.2 1.15 0.00048 0.00046 -
15 1.2 1.125 0.00048 0.00045 0
3
30 1.275 1.2 0.00051 0.00048 1.03E-10
45 1.3 1.2 0.00052 0.00048 1.37333E-10
60 1.6 1.5 0.00064 0.0006 2.74667E-10
0 1.2 1.3 0.00048 0.00052 -
15 1.2 1.3 0.00048 0.00052 0
4 30 1.1 1.4 0.00044 0.00056 -1.37333E-10
45 1.45 1.5 0.00058 0.0006 2.28889E-10
60 1.5 1.05 0.0006 0.00042 2.06E-10
0 1.7 1.6 0.00068 0.00064 -
15 1.8 2.2 0.00072 0.00088 2.74667E-10
5 30 2.2 1.7 0.00088 0.00068 6.86667E-10
45 1.55 1.75 0.00062 0.0007 -1.37333E-10
60 2.4 1.5 0.00096 0.0006 4.80667E-10
VIII. Pembahasan
0.0015
0.001
F3 = 3 L/min
0.0005
F3 = 4 L/min
0
F3 = 5 L/min
0 20 40 60 80
-0.0005
-0.001
-0.0015
t (min)
6E-13
4E-13 F3 = 3 L/min
F3 = 4 L/min
2E-13
F3 = 5 L/min
0
0 20 40 60 80
-2E-13
t (min)
Dari grafik diatas dapat dilihat untuk metode HMPL laju mol (laju penyerapan)
CO2 menurun seiring dengan berjalannya waktu untuk semua variasi laju alir
CO2 (F3). Dengan kata lain laju penyerapan CO2 semakin lama semakin lambat.
Sedangkan untuk analisis dengan metode titrasi dapat dilihat pada grafik bahwa
laju penyerapan CO2 tidak stabil untuk setia waktunya. Laju penyerapan naik
dan turun setiap waktu. Hanya pada laju alir CO2 (F3) = 3 L/min laju alir
penyerapan penyerapan lumayan stabil dapat dilihat bahwa leju penyeraan naik
seiring berjalannya waktu. Namun berbeda dengan hasil analisis yang
didapatkan melalui metode HMPL yakni laju penyerapan berkurang seiring
berjalannya waktu. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kesalahan pada
saat melakukan titrasi sampel sehingga data yang digunakan untuk menghitung
nilai laju penyarapn tidak akurat. Sedangkan untk nilai koefisien pada metode
HMPL didapatkan untuk setiap variasi laju alir (F3) semakin lama nilai
koefisien semakin menurun.
IX. Kesimpulan
1. Pada kolom kering, penurunan tekanan (P) sebanding dengan peningkatan
laju alir udara.
2. Pada kolom basah (air dan udara dialirkan secara counter-current), penurunan
tekanan (P) sebanding dengan peningkatan laju alir udara.
3. Untuk metode HMPL semakin lama waktu operasi laju penyerapan dengan
gas CO2 semakin menurun.
X. Daftar Pustaka
Zulmanwardi. 2007. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi 2. Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang: Makassar
-----.2012.ABSORBSI. Laboratorium Satuan Operasi Diploma 3 Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Bandung: Bandung
Grafik t vs N metode HMPL
0.0025
0.002
Laju penyerapan CO2 (N) (mol/s)
0.0015
0.001
F3 = 3 L/min
0.0005
F3 = 4 L/min
0 F3 = 5 L/min
0 10 20 30 40 50 60 70
-0.0005
-0.001
-0.0015
t (min)
7E-13
laju penyerapan CO2 (N) (mol/s)
6E-13
5E-13
4E-13
F3 = 3 L/min
3E-13
F3 = 4 L/min
2E-13
F3 = 5 L/min
1E-13
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-1E-13
-2E-13
t (min)