Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manajemen perkandangan merupakan salah satu factor penting penentu keberhasilan dalam
usaha pemeliharaan ayam broiler. Hal ini dikarenakan kandang adalah tempat tinggal ayam
dalam melakukan semua aktivitas selama hidupnya (makan, minum dan tumbuh). Kandang
berperan penting dalam memberikan kenyamanan pada ayam broiler yang dipelihara agar dapat
tumbuh dengan baik dan mampu berproduksi secara optimal. Pada prinsipnya, kandang yang
baik adalah kandang yang dapat memberikan kenyamanan bagi ayam broiler, mudah dalam tata
laksana, dapat memberikan produksi yang optimal serta memenuhi persyaratan kesehatan.
Kandang merupakan investasi (modal tetap) yang cukup besar nilainya dalam usaha
pemeliharaan ayam broiler. Maka sebisa mungkin sejak awal, kesalahan-kesalahan dalam
pembangunan kandang dihindarkan agar tidak terjadi masalah seperti pengeluaran biaya
perbaikan kandang yang seharusnya dapat diantisipasi dari awal.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat akan membangun kandang ayam broiler
termasuk perlengkapannya. Perhitungan ekonomi selalu lebih dulu menjadi bahan
pertimbangan, misalnya bahan-bahan yang tersedia, biaya perawatan setelah dibangun, dan umur
bangunan juga menjadi pertimbangan yang penting. Selain factor ekonomi, beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan dalam pembuatan kandang adalah pemilihan tempat atau lokasi untuk
mendirikan kandang, ketersedian air dan udara segar serta konstruksi atau bentuk kandang itu
sendiri
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:

1. Bagaimanakah manajemen perkandangan yang baik dalam pemeliharaan ayam broiler?


2. Factor apa saja yang mempengaruhi dalam pembuatan kandang ayam broiler?
3. Bentuk dan konstruksi kandang seperti apa yang cocok dalam pemeliharaan ayam broiler?

Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui manajemen perkandangan yang baik dalam
pemeliharaan ayam broiler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Kandang
Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam. Kandang dipergunakan mulai
dari awal hingga masa berproduksi. Pada prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang
sederhana, biaya pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan teknis (Martono, 1996). Hal
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah: bentuk kandang dan kondisi tempat
yang tersedia, keadaan tanah yang akan dipergunakan, biaya yang tersedia dan bahannya.
Sedangkan fungsi kandang antara lain: untuk berlindung dari panas dan hujan, dan untuk
mempermudah tata laksana dan untuk melindungi bahaya atau gangguan dari luar (predator).
Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisinis peternakan. Fungsi utama kandang
adalah untuk menjaga ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan
ternak. Terdapat banyak sekali kandang, baik berdasarkan tipe maupun bahan yang digunakan
untuk membuat kandang tersebut, sedangkan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan,
secara langsung kandang mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil peternakan. Kandang yang
fungsional akan memnambah pendapatan bagi peternak (anonymous, 2011)
Kandang termasuk peralatannya merupakan salah satu sarana fundamental yang secara langsung
terut serta menentukan suskses tidaknya suatu usaha peternakan. Oleh karena itu kondisi
kandang harus diperhatikan dengan baik yang memacu pada prinsip ideal yang senantiasa
memberi perhatian pada temperatur lingkungan, kelembaban udara dan sirkulasi atau pertukaran
udara (Pattilesano dan Sangle, 2011).
Lokasi Kandang
Kandang yang baik yang sesuai untuk peternakan ayam harus terletak di lokasi yang lebih tinggi
dari tempat sekitarnya, arah kandang menghadap ke barat-timur, dan dipisahkan dari
percampuran orang, predator maupun unggas lain (Martono, 1996).
Lokasi kandang harus jauh dari pemukiman penduduk, memiliki sumber air yang cukup terutama
pada musim kemarau, bebas dari penghalang sehingga udara bebas keluar masuk, serta lokasi
harus memiliki akses jalan, listrik dan telepon (Santoso, 2003).
Konstruksi Kandang
Menurut Martono (1996) konstruksi kandang yang baik terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
Atap
Atap kandang diusahakan menggunakan genting, karena tidak mudah menyerap panas yang bisa
mengakibatkan temperatur di dalam kandang menjadi tinggi. Kemudian bentuk atap yang biasa
digunakanadalah atap muka dua dengan lubang angin (sistem monitor) dan atap tunggal denga
lubang udara (sistem semi monitor).
Dinding
Dinding kandang biasa dibuat dengan menggunakan bahan bambu, dan atau kawat. Celah celah
pada dinding kandang hendaknya tidak dapat diterobos binatang pengganggu maupun predator.
Ventilasi
Ventilasi diusahakan dibuat sebaik mungkin, sehingga akan terjadi perputaran udara di kandang,
yaitu udara kotor didalam kandang akan keluar dengan mudah, dan digantikan dengan udara
segar dari luar kandang.
Cahaya matahari
Hal ini juga diusahakan, karena cahaya matahari dapat menghambat pertumbuhan bibit penyakit,
dan merupakan provitamin D.
Tipe Kandang
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe
panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan
alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar.
Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah. Pada awal
pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang
diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh.
Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih
dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang
menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan
terhambat dan mudah terserang penyakit (Prabowo, 2011).
Umumnya peternak ayam broiler di Indonesia menjalankan usaha pemeliharaan menggunakan
kandang sistem all in all out dengan litter atau dikenal dengan sistem postal. Disatu sisi sistem
ini selain memberi keuntungan bagi bternak dalam pengelolaan secara finansial menguntungkan
dan disisi lain menimbulkan masalah baru. Ini berkaitan dengan keterbatasan litter menyerap air
feses sehingga litter menjadi basah dan meggumpal (Pattilesano dan Sangle, 2011). Karena
kandang menggunakan litter, maka dalam memilih litter harus baik. Ciri-ciri litter yang baik
menurut Anonymous (2011) yaitu dapat menyerap air sehingga kandang tidak becek, bahan-
bahan litter meganding vitamin B12 yang baik untuk pertubuhan.
Bentuk kandang sebenarnya dapat dibangun sesuai selera dan kebutuhan peternak. Menurut
Martono (1996) kandang yang biasa dipergunakan antara lain:
Kandang Ren
Kandang yang mempunyai halaman pengumbaran sehingga ayam dapat bergerak dengan bebas.
Sistem kandang ini mempunyai dua bagian, yaitu bagian kandang utama dan umbaran.
Keuntungan sistem ren adalah ayam akan mendapat cahaya matahari lebih, dan ayam bisa
mendapatkan tambahan pakan dari bagian umbaran. Kerugiannya antara lain penyakit akan dapat
menyebar secara cepat dan ayam yang produktif dan yang kurang produktif sulit dibedakan.

Kandang Cage
Bangunan kandang berbentuk sangkar berderet menyerupai batere dan alasnya dibuat berlubang
(bercelah). Keuntungan sistem ini adalah tingkat produksi individual dan kesehatan masing-
masing terkontrol, memudahkan tata laksana, penyebaran penyakit tidak mudah. Kelemahan
sistem ini adalahbiaya pembuatan semakin tinggi, ayam dapat kekurangan mineral, sering
banyak lalat.
Kandang Litter
Merupakan kandang yang menggunakan litter sebagai alas kandang. Keuntungan sistem ini
adalah biaya relatif rendah,menghilangkan bau kotoran,jika litter kering, pembuangan kotoran
lebih mudah. Kekurangannya adalah penyeberan penyakit lebih mudah, pengawasan kesehatan
lewat kotoran sulit diamati
Kandang Panggung

Sistem ini biasanya dibuat diatas kolam ikan Bahan yang biasa digunakan untuk alas lantai
adalah bambu yang dipasang secara berderet agar ayam tidak terperosok. Kelebihannya adalah
sisa pakan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan, penyebaran penyakit relatif rendah.
Kekurangannya jika jarak pemasangan bambu unutk alas terlalu lebar,akan dapat mengakibatkan
ayam terperosok,biaya pembuatan relatif mahal.
BAB III
PEMBAHASAN
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha pemeliharaan ayambroiler meliputi; persyaratan
temperatur berkisar antara 32,2 - 35C, kelembaban berkisar antara 60 - 70%,
penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar
mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang
disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai
kandang box, untuk ayam remaja 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang
dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk
kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan
lama. Berikut beberapa hal penting yang perlu diperhatikan terkait dalam manajemen
perkandangan ayam broiler :
Memilih Lokasi Kandang
Sebelum memutuskan membangun kandang, terlebih dahulu perlu mencari lokasi yang tepat.
Lokasi yang dipilih untuk peternakan harus strategis dan dekat dengan pemasaran. Selain itu,
kandang yang nyaman harus berada di lokasi yang nyaman pula. Lahan yang digunakan untuk
peternakan sebaiknya adalah lahan yang kurang produktif, seperti tanah pertanian kering,
tegalan, atau sawah tadah hujan namun memiliki persyaratan baik teknis untuk peternakan
broiler. Pedoman memilih lokasi adalah sebagai berikut:
1. Terdapat Sumber Air Yang Baik Dan Memadai
Air merupakan kebutuhan pertama yang harus terpenuhi dalam lokasi kandang. Peranan air
sangat vital bagi produktivitas ayam. Selain untuk memenuhi kebutuhan minum ayam, air juga
berguna untuk mencuci kandang dan peralatan baik pada masa pemeliharaan atau saat
pembersihan kandang (persiapan kandang).
Sumber air yang ada juga harus menjamin ketersediaan sepanjang tahun karena kekurangan air
akan mengganggu produktivitas ternak. Selain itu, air juga harus memiliki kualitas yang sesuai
untuk kebutuhan ayam baik secara fisik, kimia dan biologis. Jika air tanah yang ada ternyata
memiliki kualitas yang kurang memenuhi secara fisik, kimia dan biologis, tetapi lokasi lahan
baik secara teknis, maka perlu adanya pegolahan air agar air memiliki kualitas yang dikehendaki.
Kini sudah banyak alat dipasaran yang bisa mengolah air agar memenuhi persyaratan kualitas
yang diinginkan baik fisik, kimia, dan biologis. Secara umum, prinsip kerjanya seperti alat pada
air isi ulang. Namun, jika memungkinkan bisa saja menggunakan sumber air dari PDAM
sehingga praktis langsung bisa digunakan. Baik pengolahan maupun menggunakan sumber air
PDAM tentunya membutuhkan tambahan biaya.
2. Dekat Dengan Pemasaran
Lokasi yang dekat dengan pemasaran mempunyai berbagai keuntungan antara lain harga jual
lebih tinggi, biaya transport lebih rendah dan biasanya lebih disukai customer. Hal ini berarti
proses panen bisa lebih cepat dan memudahkan peternak dalam menerapkan sistem all in all out.
3. Akses Jalan Mudah
Akses jalan yang mudah diperlukan untuk memperlancar proses panen, pengiriman DOC, OVK,
pakan maupun segala sesuatu yang dibutuhkan dalam peternakan. Jalan harus kuat dan bisa
dilalui kendaraan kengan kapasitas minimal 8 ton. Jika kandang jauh dari jalan raya, harus
diusahakan dibuat jalan tersendiri menuju lokasi kandang.
4. Jauh Dari Lokasi Pencemaran Dan Peternakan Lain
Maksudnya adalah pilihlah lokasi yang masih steril dari berbagai penyakit unggas. Hindari
membangun atau menyewa kandang dilokasi yang sering terjangkit kasus penyakit. penyakit.
Lokasi yang sudah padat dengan peternakan biasanya relatif rawan penyakit ternak. Untuk itu,
usahakan lokasi kandang jauh dari lokasi peternakan lain seperti broiler, puyuh, itik, ayam
kampung dll.. Hal ini, untuk menghindari penularan penyakit dari satu peternakan ke peternakan
lain karena chick in dan umur tidak seragam sehingga siklus penyakit tidak terputus. Jika
memungkinkan, jarak dengan peternakan lain adalah 1 km, jika tidak memungkinkan maka
bioscurity harus diperketat.
5. Jauh Dari Pemukiman Penduduk
Pemilihan lokasi peternakan yang jauh dari pemukiman adalah untuk menghindari protes dari
masyarakat akibat kegiatan peternakan seperti bau kotoran, debu dan lalulalang kendaraan yang
membawa sapronak serta saat panen. Selain itu, juga untuk menghindari lalu lalang ternak
peliharaan penduduk seperti ayam kampung yang bisa mendatangkan penyakit. Namun, realita di
lapangan terkadang kandang berada dilokasi pemukiman penduduk. Untuk itu, dibutuhkan
pendekatan peternak kepada warga misalnya dengan memberikan dana sosial untuk kegiatan
pemuda, kegiatan keagamaan dll. Untuk menghindari lalulintas orang, kendaraan dan hewan
piaraan kandang harus dilengkapi dengan pagar keliling dan diterapkan bioscurity yang baik.
6. Kondisi Dan Struktur Tanah
Kondisi dan struktur tanah berhubungan dengan keamanan, sirkulasi udara, drainase dan
kelembaban kandang. Lahan yang digunakan untuk lokasi kandang diusahakan rata. Tanah yang
rata memungkinkan angin bertiup dengan lancar sehingga mampu memberikan sirkulasi udara
yang baik bagi kandang. Sirkulasi udara yang baik sangat dibutuhkan untuk membuang zat-zat
berbahaya yang dihasilkan baik dari kotoran ayam maupun dari pemanas (brooder) seperti
amoniak, H2S dan CO2 yang dapat memicu terjadinya penyakit pernafasan seperti CRD. CRD
bersifat imunosupresif (menurunkan kekebalan) sehingga bisa memicu munculnya penyakit lain
seperti collibasilosis, ND dan sebagainya. Selain itu, sirkulasi udara yang baik akan menjamin
suplay O2 yang dibutuhkan ternak serta mengurangi kelembaban kandang.
Namun, bukan berarti tanah yang berbukit tidak bisa digunakan. Lahan dengan struktur tanah
berbukit bisa saja digunakan sebagai lokasi kandang asalkan memenuhi kriteria tidak rawan
longsor dan pembuatan kandang harus memenuhi syarat teknis. Misalnya jika tanah bergawir,
maka jarak gawir dari kandang minimal 8 meter agar percikan air hujan tidak masuk ke kandang,
lebar kandang maksimal 6 meter dan tidak ada tanaman yang tinggi untuk memperlancar
sirkulasi udara dan mengurangi kelembaban kandang, drainase harus baik untuk menghindari
genangan air, dan tetap memperhatikan arah kandang membujur timur barat agar intensitas
matahari cukup.
7. Memungkinkan Untuk Pengembangan
Hal yang tidak kalah penting dalam menentukan lokasi peternakan adalah lahan tersebut masih
memungkinkan untuk perluasan kandang. Hal ini diperlukan jika suatu saat usaha berkembang
dengan baik bisa menambah populasi sehingga lokasi peternakan mengomplek untuk
memudahkan pengawasan (kontrol), mempermudah panen dan menekan biaya transportasi.
Konstruksi Kandang
Bentuk kandang memiliki banyak model dengan biaya pembuatan yang juga bervariasi,
tergantung jenis kandangnya. Konstruksi kandang harus disesuaikan dengan keadaan lokasi dan
modal yang dimiliki. Berikut adalah gambaran yang bisa dijadikan acuan dalam membuat
kandang.
Prinsip dalam pembuatan kandang adalah kuat/kokoh, murah dan mampu memberikan
kenyamanan pada ayam. Kekuatan kandang harus diperhitungkan dalam pembuatan kandang
karena berkenaan dengan keselamatan ayam dan pekerja kandang. Kandang harus bisa kuat
(kokoh) terhadap terpaan angin, dan mampu menahan beban ayam. Untuk itu perlu diperhatikan
konstruksinya agar kokoh dan tidak mudah ambruk. Disamping kuat, pembangunan kadang
diusahakan murah, namun bukan berarti murahan. Artinya pembangunan kandang hendaknya
menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di daerah setempat tanpa mengurangi
kekuatan kandang karena setelah kandang terbangun dan digunakan, diperlukan perawatan
secara berkala agar kandang tetap awet. Jika menggunakan bahan yang murah dan mudah di
dapat, maka akan memperingan biaya perawatan kandang.
Faktor terpenting dalam memilih atau membuat kandang adalah memperhatikan segi
kenyamanan ayam. Kandang yang nyaman akan mendukung pertumbuhan ayam. Dengan
demikian, berkenaan dengan konstruksi kandang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Atap ; mengunakan atap monitor. Atap monitor sangat bagus untuk digunakan karena
pertukaran udara lebih lancar sehingga pembuangan gas beracun seperti H2S, NH3 dan
CO2 bisa lebih maksimal;
2. Tinggi dinding minimal 1,8 m untuk kandang postal tunggal. Untuk kandang tingkat, tinggi
dinding bawah minimal 2 m dan tinggi dinding atas minimal 1,7 m;
3. Lebar kandang maksimal 8 meter. Namun, untuk kandang tingkat lebar kandang maksimal 7
m. Jika kandang dekat gawir (terhalang tebing) lebar maksimal 6 m dengan jarak minimal
kandang dari gawir (tebing) 8 m. Usahakan, tinggi tebing jangan melebihi tinggi kandang
dengan drainase yang baik.
4. Jarak antar kandang minimal satu lebar kandang (8 meter), diukur dari bagian terluar kandang
5. Dinding kandang bisa menggunakan bambu atau kawat dan tiang harus kokoh bisa dari
bambu, kayu, atau cor.
6. Kemiringan atap baik, antara 30-45 Derajat. Prinsipnya air bisa cepat turun dan tidak
menggenang.
7. Arah kandang membujur barat timur agar kandang mendapatkan sinar matahari yang cukup
tetapi tidak langsung mengenai ayam. Jika matahari terlalu banyak masuk ke dalam kandang
maka suhu kandang menjadi tinggi serta akan menyebabkan kepadatan semu. Kepadatan
semu adalah kondisi ayam yang mengumpul disalah satu sisi kandang yang tidak terkena
matahari langsung. Kondisi ini biasanya terjadi pada pagi dan sore hari ketika matahari masuk
ke dalam kandang. Akibat dari kepadatan semu adalah suhu dan gas beracun disalah satu sisi
meningkat karena kepadatan menjadi tinggi dan distribusi tempat pakan dan minum menjadi
tidak seimbang, akibatnya konsumsi pakan menjadi menurun dan tidak merata sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan kesehatan ternak.
8. Bahan atap bisa dari asbes, genting, seng, ijuk/rumbia, atau aluminium foil. Pilihan atap
disesuaikan dengan lokasi kandang (suhu dan kelembaban), ketersediaan bahan, dan
ketersediaan dana.

Tipe Kandang
Berdasarkan tipenya, kandang ayam broiler dibedakan menjadi:

1. Kandang Battery ; kandang ini menggunakan sistem alas berlubang atau kawat. Kandang
batere adalah sangkar segi empat yang disusun secara berderet memanjang dan bertingkat dua
atau lebih. Kandang battery berbentuk kotak yang bersambung satu dengan yang lain terbuat
dari kayu, bambu atau kawat. Masing-masing kotak berukuran lebar 30 sampai 35 cm,
panjang 45 cm dan tinggi 60 cm. Lantai kandang baterai letaknya agak miring ke salah satu
sisi sekitar 6-7 cm. Ada beberapa bentuk kandang baterey antara lain; Single deck (kandang
batere 1 tingkat), Double deck ( kandang batere 2 tingkat), Triple deck (kandang batere 3
tingkat), Four deck dan Five deck hampir sama dengan Triple deck tetapi menggunakan 4 dan
5 tingkat. Sistem kandang baterai bertujuan agar ayam tidak terlalu banyak mengeluarkan
tenaga, dengan demikian energi dimanfaatkan untuk metabolisme tubuh, khususnya untuk
ayam memproduksi telur (Anggorodi, 1985). Kebaikan kandang sistem batere adalah kandang
lantai kandang yang selalu bersih karena kotorannya jatuh ke tempat penampungan, peredaran
udara lebih lancar, dapat menampung ayam lebih banyak, pengontrolan penyakit lebih mudah
dan dapat menimbulkan penyakit Coccidiosis, serta konversi pakan lebih baik. Penggunaan
kandang sistem battery memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem
litter, memerlukan penanganan ekskreta secara serius serta dapat menyebabkan lepuh dada
dan cacat kaki.
2. Kandang Postal (Litter) ; kandang dengan tipe litter adalah suatu tipe kandang pemeliharaan
ayam broiler dengan lantai kandangnya ditutup oleh bahan penutup lantai seperti sekam padi,
serutan gergaji, tongkol jagung, jerami padi yang dipotong-potong, serta dapat digunakan
kapur mati yang penggunaannya dicampurkan dengan bahan litter. Litter yang baik harus
dapat memenuhi beberapa kriteria yakni : memiliki daya serap yang tinggi, lembut sehingga
tidak menyebabkan kerusakan dada, mempertahankan kehangatan, menyerap panas, dan
menyeragamkan temperatur dalam kandang. Bahan litter yang efektif adalah bersifat daya
serap air (absorben) tinggi, bebas debu, sukar untuk dimakan ayam, tidak beracun, murah,
mudah diangkut dan diganti, serta tersedia melimpah. Sainsburry (1995) menyatakan bahwa
litter harus menimbulkan kenyamanan bagi unggas dan terbebas dari parasit dan bakteri yang
dapat menyebabkan infeksi pada unggas. Pengawasan terhadap kualitas litter sangat penting
untuk kesuksesan manajemen perkandangan unggas. Kesalahan manajemen tempat minum
atau karena ventilasi kandang yang buruk adalah penyebab utama meningkatnya kelembaban
litter yang pada akhirnya adalah terjadinya akumulasi amonia (Daghir, 1995). Kandang litter
juga memiliki kelebihan yaitu: pertama dapat memberikan hasil yang memuaskan, baik
kuantitas (bobot badan) maupun kualitas daging, kedua dapat menghindarkan ternak ayam
menderita lepuh dada atau pembengkakan tulang dada (Breast Blister), memudahkan didalam
pengelolaan yakni seperti pembersihan dan pembuangan kotoran, serta dapat menghemat
tenaga kerja.
3. Kandang Panggung ; Akpobome dan Funguy (1992) menyatakan bahwa broiler yang
dipelihara pada kandang panggung memiliki bobot badan yang lebih rendah tetapi konversi
pakan yang lebih baik dibandingkan broiler yang dipelihara di atas lantai sekam. Sinurat et al.,
(1995) menyatakan bahwa terjadi penurunan pertambahan berat badan ayam broiler yang
dipelihara pada lantai kawat setelah berumur 5 - 6 minggu dibanding broiler yang dipelihara
pada lantai sekam, Hal ini terjadi karena semakin tinggi bobot badan ayam gesekan antara
tubuh dengan kawat semakin tinggi yang mungkin menyebabkan stress bagi ayam yang
dipelihara di atas lantai kawat. Kandang panggung berlantai kawat menyebabkan lebih banyak
kerusakan kaki dan kelainan bentuk kaki dibanding lantai litter. Masalah pada kaki
menyebabkan turunnya produksi pada ayam petelur (Anderson, 1994). Kejadian lepuh dada
broiler pada kandang panggung dua kali lebih banyak dibanding pada lantai litter (Akpobome
dan Funguy, 1992). Keunggulan dari kandang panggung yaitu memiliki ventilasi yang sangat
baik bagi ayam di dalamnya, sebab udara bertiup melalui seluruh bagian tubuh ayam.
Keuntungan lain dari penggunaan kandang panggung adalah kemudahan dalam mekanisme
kandang, tidak diperlukan biaya untuk pembelian litter dan mengurangi kontak ayam dengan
feses (Hypes et al, 1994).

Kepadatan Kandang
Kepadatan kandang berhubungan langsung dengan ketersediaan oksigen bagi ayam untuk
memberikan hasil yang lebih optimal. Menghadapi perubahan cuaca yang terus berubah-ubah,
ayam sangat memerlukan daya tahan tubuh yang kuat. Daya tahan tubuh atau kekebalan imunitas
ada yang berasal dari induk dan ada yang didapat secara perolehan. Daya tahan akan optimal
apabila stres atau faktor pengganggu dapat diminimalkan. Sementara itu, hasil rekayasa genetika
yang sistematis dan terus menerus dilakukan memaksa tubuh broiler modern berkembang ekstra
guna menghasilkan performa yang optimal. Di sisi lain, perubahan ini juga disertai beberapa titik
kelemahan. Ayam akan lebih malas bergerak dan menjadi lebih rentan terkena penyakit serta
ketidakseimbangan antara perkembangan daging dengan organ viscera ayam tersebut kurang
baik.
Perkembangan tubuh broiler modern yang pesat semestinya diimbangi dengan perbaikan kualitas
dan pola feeding, perbaikan manajemen serta kualitas kondisi lingkungan. Perbaikan kondisi
linkungan yan dapat dilakukan meliputi ketersediaan oksigen (O2), kestabilan suhu, kelembaban
serta ventilasi yang baik. Pada kenyataannya, kondisi faktor lingkungan sangat fluktuatif, karena
itu dibutuhkan terobosan terobosan terbaru untuk menyiasati pengaruh lingkungan dalam
upaya memaksimalkan hasil produksi.
Salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan sebelum pemeliharaan broiler adalah
rencana kepadatan ayam (density) yang akan diisi sesuai dengan kapasitas kandang yang ada
serta kondisi ventilasi udaranya. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan oksigen bagi ayam
untuk meperoleh hasil yang lebih optimal. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan kepadatan ayam yang akan dipelihara antara lain :

1. Tipe Kandang (Opened House atau Closed House) ; tipe kandang tertutup (Closed House)
tentu saja akam menampung ayam lebih banyak dibandingkan tipe kandang terbuka (Opened
House)
2. Tipe Pemeliharaan (Postal atau Panggung) ; kandang panggung akan memuat ayam lebih
padat dari kandang postal. Hal ini mengingat ketersediaan oksigen dan vemtilasi udara
terutama setelah ayam besar.
3. Peralatan Yang Dipakai (Otomatis atau Manual) ; kandang yang menggunakan peralatan
tempat pakan dan minum yang otomatis akan mamiliki daya tampung lebih besar
dibandingkan dengan kandang yang menggunakan tempat pakan dan minim manual.
Pasalnya, tempat pakan manual seperti tabung feeder banyak memakan tempat sehingga luas
kandang menjadi berkurang.

Perbaiki Bagian Kandang Yang Rusak


Atap yang bocor dan lantai panggung yang patah menjadi hal yang sering dijumpai. Saat
menemukan kondisi ini hendaknya segera lakukan perbaikan agar tidak mengganggu
kenyamanan ayam broiler.
Pembersihan dan Desinfeksi Kandang
Kandang hendaknya dibersihkan dan didesinfeksi secara rutin. Pembersihan ini tidak hanya
dibagian dalam kandang, tetapi termasuk luar kandang yang meliputi selokan (bersih, lancar, air
tidak menggenang), semak-semak, dan dilakukan penyemprotan desinfektan.
Persiapan Kandang dan Peralatan
Persiapan kandang membutuhkan waktu yang relatif lama karena kandang dibersihkan dan
diistirahatkan, yang dilakukan agar siklus penyakit terputus sebelum pemeliharaan ayam dimulai.
Tahapan persiapan kandang yang harus dilakukan adalah: penyemprotan kandang dengan obat
kutu. Pengangkatan litter bekas. Penyemprotan kandang dengan obat kutu kembali. Pencucian
kandang dengan air dan deterjen. Perbaikan fisik kandang. Penyemprotan dengan long life dosis
2,5 ml/l air. Pemasangan chick guard dan gasolek. Fumigasi dengan tiga kali kekuatan. Sekam
ditabur ke dalam chick guard dan difumigasi dengan cypper killer 3g/ 2 l air.
Peralatan yang digunakan pada periode starter yaitu tempat pakan, tempat minum, koran sebagai
alas, alat pemanas (gasolek) dan chick guard (lingkar pembatas). Peralatan harus dalam keadaan
bersih agar anak ayam terhindar dari penyakit.
Dalam chick guard (lingkar pembatas) dipasang sebuah gasolek pada ketinggian 1,0-1,2 m
dengan kemiringan 45. Kapasitas satu chick guard untuk 500-750 ekor. Menurut Sudaryani dan
Santoso (2004), empat jam sebelum DOC datang, pemanas sudah dinyalakan sehingga pada saat
DOC datang suhu sudah stabil yaitu 35C. Tempat pakan dan minum diletakkan di dalam chick
guard yang telah dialasi Koran. Tempat pakan yang digunakan yaitu feeder tray dan tempat
minum berbentuk galon. Tempat pakan dan tempat minum disusun secara selang-seling dan
melingkar mengikuti chick guard. Air minum yang digunakan air dengan campuran gula 5 g/l
air.
Peralatan Kandang
Peralatan yang digunakan pada setiap kandang diantaranya cooling pad, blower, tirai, tempat
pakan, tempat minum, nest box, lori gantung dan egg tray.
Cooling Pad
Cooling pad yaitu serangkaian alat yang berfungsi sebagai pendingin otomatis atas kerja sinyal
dari perubahan suhu kemudian diteruskan ke panel set point. Cooling pad terbuat dari bahan
selulosa yang disusun bergelombang berbentuk wafer yang disebut cell deck berukuran tinggi
150 cm dan lebar 60 cm. Cooling pad dipasang di sebelah kiri kanan kandang dengan panjang 10
m di pen satu. Cooling pad dilengkapi dengan bak berisikan air dan tirai hitam yang berfungsi
mengatur pemasukan udara segar yang diperlukan ayam. Cooling pad akan bekerja jika seluruh
kipas telah beroperasi dan suhu di dalam kandang telah mencapai 30 C. Pipa cooling pad akan
mengalirkan air selama dua menit dan berhenti selama enam menit yang diatur secara otomatis
dengan time switch. Air akan mengalir melewati lubang-lubang kecil pada pipa cooling pad. Air
yang mengalir menyebabkan cell deck menjadi basah. Udara bersih masuk melalui cell deck
seiring dengan air yang merembes masuk melalui cell deck sehingga udara menjadi sejuk dan
dingin. Udara dingin dan sejuk disebarkan ke seluruh ruangan kandang melalui bantuan exhaust
fan. Menurut Jahja (1995), suhu yang ideal untuk pemeliharaan ayam berkisar antara 18 - 27 C.

Exhaust Fan
Exhaust fan atau kipas adalah alat untuk menarik / menyedot udara ke luar dari dalam kandang
dan udara segar masuk melalui cooling pad. Fan yang dimiliki perusahaan berdiameter 140 cm
dan berkapasitas 20.000 cfm/kipas yang diletakkan pada bagian belakang kandang. Pada waktu
pengamatan terdapat 6 fan yang digunakan dalam satu kandang. Jumlah kipas yang beroperasi
tergantung pada suhu di dalam kandang. Setiap kenaikan suhu 2 C di dalam kandang, akan
mengoperasikan kipas tertentu secara otomatis. Sebaliknya, pada penurunan suhu di dalam
kandang akan menghentikan fungsi kipas tertentu pula.
Pada prinsipnya, udara kotor akan diganti dengan udara bersih yang masuk melalui cell deck.
Untuk mengoptimalkan pergantian udara dalam kandang, maka laju kecepatan udara per meter
per detik sangat penting untuk diperhatikan karena kecepatan udara sangat menentukan dalam
proses pendinginan tubuh ayam.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan tentang manajemen perkandangan ayam broiler dalam makalah ini, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Manajemen perkandangan merupakan salah satu factor penting penentu keberhasilan dalam
usaha pemeliharaan ayam broiler ;
2. Kandang merupakan investasi (modal tetap) yang cukup besar nilainya dalam usaha
pemeliharaan ayam broiler. Maka sebisa mungkin sejak awal, kesalahan-kesalahan dalam
pembangunan kandang dihindarkan agar tidak terjadi masalah seperti pengeluaran biaya
perbaikan kandang yang seharusnya dapat diantisipasi dari awal ;
3. Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam broiler. Kandang
dipergunakan mulai dari awal hingga masa berproduksi. Pada prinsipnya, kandang yang baik
adalah kandang yang sederhana, biaya pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan teknis ;
4. Hal hal yang harus diperhatikan dalam manajemen perkandangan ayam broiler adalah lokasi
kandang, konstruksi kandang, tipe kandang, kepadatan kandang, peralatan kandang serta
sanitasi kandang.

DAFTAR PUSTAKA
Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (broiler), Penerbit Pustaka
Nusatama: Yogyakarta.
Fadillah. R, 2007. Sukses Berternak Ayam Broiler. PT.Agromedia Pustaka:. Ciganjur.
Priatno, Martono.A, 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar Swadaya:. Jakarta
Rasyaf. M, 1994. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya: Jakarta
Sugandi, 1978. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pedaging Strain MB 202-p Periode Starter Finisher. PT.
Janu Putro Sentosa: Bogor

Anda mungkin juga menyukai