Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MINERALOGI OPTIK

KANDUNGAN MINERAL BATUAN SEDIMEN KARBONAT

Disusun Oleh :

MICHAEL M PANDIA
F1D214020

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2016
1. Pengertian Batuan Karbonat
Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih
dari 50% yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan. Batuan
karbonat tidak hanya terdiri atas batugamping namun juga termasuk batuan lain
yang memiliki kandungan karbonat berupa mineral karbonat lebih dari 50%.
Batu karbonat pasti akan mengalami proses diagenesis. Proses diagenesis
merupakan perubahan yang terjadi pada sedimen secara alami, sejak proses
pengendapan awal hingga batas dimana metamorfisme akan terbentuk. Batas ini
menentukan dan menunjukan antara batas dimana batuan tersebut termasuk
kedalam batuan sedimen atau matamorf. Pada batuan karbonat, diagenesa
merupakan proses perubahan menuju batugamping atau dolomit yang lebih stabil.

2. Diagenesis Batuan Karbonat


Secara umum batuan sedimen terendapkan pada laut dangkal namun juga
ada bebreapa yang terendpakan pada laut dalam sampai pada batas CCD. Faktor
yang menentukan karakteristik akhir produk diagenesa antara lain komposisi
sedimen mula-mula, sifat alami fluida interstitial dan pergerakannya, dan proses
fisika, kimia, maupun biologi yang bekerja selama diagenesa. Namun secara
umum batuan sedimen karbonat lebih banyak terbentuk akibat proses kimia dan
proses biologi atau biasa disebut dengan proses geokimia dan biogenetik.
Proses-proses diagenesis yang dialami oleh batuan karbonat meliputi:

Pelarutan (Dissolution)

Proses pelarutan merupakan proses diagenesis yang penting yang


menyebabkan meningkatnya porositas dan penipisan lapisan batuan sedimen
terutama pada batuan yang mudah larut seperti batuan karbonat dan evaporit. Proses
ini dikontrol oleh pH, Eh, temperature, tekanan parsial CO2, komposisi kimia dan
ion strength. Proses pelarutan juga dikontrol oleh porositas dan permiabilitas awal,
kandungan mineraL beserta sifat mineral yang ada dan ukuran butir sedimen..
Material yang paling mudah larut dalam batupasir adalah semen kalsit, sehingga
efek utama dari proses pelarutan adalah penghilangan semen. Proses ini diesbut
disementasi. Mineral metastabil; yaitu mineral yang stengah stabil dan seteng tidak
pada batupasir seperti feldspar, fragmen batuan dan mineral berat, dapat juga
mengalami pelarutan.

Sementasi (Cementation)

Proses Sementasi adalah proses dimana butiran-butiran sedimen direkatkan


oleh material lain, dapat berasal dari air tanah atau hasil pelarutan mineral-mineral
dalam sedimen itu sendiri. Material semennya dapat berupa karbonat (CO3), silika
(Si), atau oksida (Fe). Sementasi dengan keluarnya air dari ruang pori-pori, material
yang terlarut di dalamnya mengendap dan merekatkan butiran-butiran sedimen.
Material semennya dapat merupakan karbonat (CaCO3), silica (SiO3), oksida (besi)
atau mineral lempung. Proses ini menyebabkan porositas sedimen menjadi lebih
kecil dari material semula. Proses ini lebih mengarah kepada proses kimia.

Dolomitisasi (Dolomitization)

Dolomitisasi adalah perubahan limestone secara parsial maupun


keseluruhan menjadi dolomit. Dolomit mempunyai komposisi CaMg(CO3) 2 dan
secara kristalografi serupa dengan kalsit, namun lebih besar densitasnya, sukar larut
dalam air, dan lebih mudah patah (brittle). Secara umum, dolomit lebih porous dan
permeable dibandingkan batugamping. Saat sedimen terakumulasi, mineral yang
kurang stabil mengkristal kembali atau terjadi rekristalisasi, menjadi yang lebih
stabil. Proses ini umumnya terjadi pada batu gamping terumbu yang porous.
Mineral aragonite (bahan struktur koral hidup), lama-kelamaan berekristalisasi
menjadi bentuk polimorfnya, kalsit.

Aktivitas Mikroba (Microbial Activity)

Aktifitas organisme terjadi pada awal proses diagenesis segera setelah


material sedimen mengalami pengendapan. Aktifitas organisme akan mempercepat
atau memacu terjadi proses diagenesis lainnya. Organisme yang menyebabkan
proses ini dapat merupakan organisme yang sangat kecil (mikrobia) dimana
aktifitas jasad renik sangat berhubungan dengan proses dekomposisi material
organik. Proses dekomposisi material organik akan mempengaruhi pH sehingga
mempercepat terjadinya reaksi kimia dengan mineral penyusun sedimen. Aktifitas
mikrobia antara lain fermentasi, respirasi, pengurangan nitrat, besi, sulfat dan
pembentukan gas methana. Selain itu aktifitas organisme lainnya terjadi ketika
endapan sedimen berlangsung seperti burowing dan boring. Proses ini akan
membentuk kenampakan yang khas pada batuan sedimen yang disebut struktur
sedimen. Aktivitas mikroba ini dapat temasuk proses kimia maupun fisik.

Kompaksi Mekanik (Mechanical Compaction)

Proses kompaksi pada umumnya terjadi akibat terbebaninya lapisan akibat


sedimen yang berada di atasnya, sehingga menyebabkan hubungan antar butir
menjadi lebih dekat dan juga air yang terkandung dalam pori-pori lapisan tertekan
keluar. Kompaksi ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor tekanan. Dengan
demikian volume batuan sedimen yang terbentuk menjadi lebih kecil, namun sangat
kompak. Kompaksi merupakan proses penyusunan kembali butiran sedimen
sehingga menghasilkan hubungan antara butiran yang lebih rapat. Hasil dari proses
kompaksi adalah penurunan porositas dan permeablitas sedimen, pengeluaran
fluida dan pori antara butiran serta penipisan perlapisan.

Kompaksi Kimia (Chemical Compaction)

Perubahan kimia antara lain terdapat pada proses sementasi, authigenesis,


replacement, inverse, dan solusi. Proses sementasi menentukan kemampuan erosi
dan pengangkatan partikel oleh fluida. Banyak di antara mineral yang ada akan
hilang seiring proses yang ada terutama akibat erosi sehingga aka nada penggantian
mineral baru untuk mengganti kekosongan dari mineral yang hilang tersebut.

3. Mineralogi Batuan Karbonat


Dalam dunia karbonat, ada beberapa mineral penting dan umum didapati
dalam batuan karbonat, atau dalam bahasa lainnya batugamping. Mineral ini
sangat penting untuk dipelajari kalau Anda sekalian ingin mendalami dunia
karbonat. Atau setidaknya akan berhadapan dengan karbonat di lapangan baik
dalam studi kuliah lapangan ataupun pemetaan geologi.
1. Aragonite (CaCO3)
Kristal Orthorombik, mineral karbonat yang paling labil, berbentuk jarum
atau serabut, umumnya diendapkan secara kimiawi langsung dari presipitasi air
laut.

2. Kalsit (CaCO3)
Kristal Hexagonal, mineral batuan karbonat yang lebih stabil, biasanya
merupakan hablur kristal yang bagus dan jelas. Dijumpai sebagai hasil dari
rekristalisasi Aragonite, serta sebagai semen pengisi ruang antar butir dan
rekahan. Sangat umum dijumpai dalam batugamping.

3. Dolomit (CaMg (CO3)2)


Mineral ini mirip banget sama mineral kalsit, namun secara petrografis
memiliki indeks refraksi yang berbeda. Mineral ini bisa terjadi langsung karena
presipitasi air laut, tepi lebih seringnya karena replacement mineral kalsit.

4. Magnesit (MgCO3)
Kristal Hexagonal, dapat terjadi akibat pergantian mineral kalsit dan
dolomit, namun sering terjadi akibat dari rombakan batuan yang memiliki
kandungan magnesiun silikat.

Terdapat mineral-mineral karbonat lainnya yang kandungannya sangat


sedikit sehingga biasanya tidak diperhitungkan, yaitu: Siderit, Ankerit,
Rodokrosit, dan sebagainya.

4. Karakteristik Komponen Batuan Karbonat

Menurut Tucker (1991) komponen penyusun batugamping dibedakan atas


non skeletal
grain, skeletal grain, matrix, dan cement.
a. Non Skeletal Grain, terdiri dari:
Ooid, adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang
mempunyai satu atau lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi
inti. Inti penyusun biasanya partikel karbonat atau butiran kuarsa. Ooid
memliki ukuran butir < 2 mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm disebut
pisoid.
Peloid, adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau
meruncing yang tersusun oleh micrite dan tanpa struktur internaL Ukuran
dari peloid antara 0,1 - 0,5 mm.
Pellet, merupakan partikel berukuran < 1mm berbentuk spheris atau elips
dengan komposisi CaCO3. Secara genetic pellet merupakan kotoran dari
organisme.
Agregat dan Intraklas. Agregat merupakan kumpulan dari beberapa
macam butiran karbonat yang tersemen bersama-sama oleh semen
mikrokristalin atau tergabung akibat material organik. Intraklas ialah
fragmen dari sedimen yang sudah terlitifikasi atau setengah terlitifikasi
yang terjadi akibat pelepasan air lumpur pada daerah pasang surut/ tidal flat.

b. Skeletal Grain
Merupakan butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri
dari seluruh mikrofosil, butiran fosil ataupun pecahan dari fosil-fosil makro.
Cangkang ini merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam
batugamping.

c. Lumpur Karbonat dan Micrite.


Micrite adalah matriks yang biasanya berwarna gelap. Pada batugamping
hadir sebagai butir yang sangat halus. Micrite memilliki ukuran butir kurang
dari 4 um. Micrite dapat mengalamai alterasi dan dapat tergantikan oleh mosaik
mikrospar yang kasar.
d. Semen
Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan
mengisi rongga
pori yang terendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat berupa kalsit,
silika, sulfat atau oksida besi.
DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/batuan-sedimen-karbonat.html

http://geo-logist.blogspot.co.id/2014/09/tugas-batuan-karbonat.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_karbonat

https://www.academia.edu/10092453/Batuan-Karbonat

Anda mungkin juga menyukai