Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2014) 1-6 1

Diagnosis Transformator Daya Menggunakan


Metoda Indeks Kesehatan
Akhbar Candra M, Dimas Anton Asfani, dan I.G.N. Satriyadi Hernanda.
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: akhbar.candra11@mhs.ee.its.ac.id, anton@ee.its.ac.id, didit@ee.its.ac.id

Abstrak Transformator daya merupakan salah satu furan. Gas terlarut adalah gas hidrogen (H2), metana (CH4),
peralatan listrik yang mempunyai peran sentral dan kritis pada etana (C2H4), etilen (C2H6), asetilen (C2H2), karbon dioksida
sistem tenaga listrik. Untuk menghindari kegagalan pada (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sedangkan kondisi
transformator daya, dibutuhkan antisipasi dengan pemantauan minyak adalah breakdown voltage, interfacial tension, acid,
dan pemeliharaan kondisi transformator. Penelitian ini
dan water content. Lalu furan adalah merupakan gas 2 furfural
menyajikan informasi mengenai diagnosis kondisi transformator
berdasarkan Indeks Kesehatan. Metoda Indeks Kesehatan
(2FAL).
memberikan penilaian kondisi transformator secara Banyak metoda untuk penilaian transformator meliputi
komprehensif. Hasil metoda ini membagi penilaian kondisi pemantauan suhu minyak atau konduktor, kelembaban,
transformator daya menjadi beberapa kategori, sesuai dengan kualitas minyak, DGA, FRA, Recovery Voltage, Thermal
prediksi umur operasi transformator dan level penurunan kondisi Imaging,Tap Changer Test, dan Bushing Test [2]-[9]. Namun,
komponen transformator. Analisis gas-gas terlarut, minyak, dan tidak ada metoda yang mengetahui kondisi transformator daya
furan (kertas isolasi) dilakukan untuk mengetahui jenis kegagalan melalui seluruh gabungan data uji yang tersedia.
yang terjadi pada transformator. Hasil analisis tersebut adalah Permasalahan ini menyebabkan tingkat kesimpulan yang
prediksi umur operasi, jenis kemungkinan kegagalan, dan
berbeda, sesuai kebutuhan pengujian, atau penilaian yang tidak
rekomendasi tindakan pemeliharaan transformator mendatang.
Untuk aplikasi, metoda ini diterapkan pada data uji
menyeluruh terhadap kondisi kesehatan transformator.
transformator yang disediakan oleh PT.PLN-PUSLITBANG. Diagnosis kondisi transformator menggunakan metoda Indeks
Kesehatan adalah mengukur kondisi transformator berdasarkan
Kata KunciAnalisis, Diagnosis, Indeks Kesehatan, berbagai kriteria kondisi yang terkait dengan faktor-faktor
Transformator Daya, degradasi jangka panjang yang secara kumulatif berpengaruh
pada masa hidup operasi transformator.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan
I. PENDAHULUAN
transformator, gangguan atau kegagalan yang terjadi, serta

K erusakan pada transformator daya akan mengakibatkan


sistem penyaluran tenaga listrik terputus dan
menyebabkan kerugian yang besar. Untuk
mengeluarkan rekomendasi tindakan transformator.

mengantisipasi kerusakan diperlukan pemantauan dan II. INDEKS KESEHATAN


pemeliharaan transformator. Selain itu terdapat permintaan Indeks Kesehatan merupakan salah satu metoda penilaian
peningkatan performa teknik transformator dari para pemilik sebuah aset atau peralatan. Indeks Kesehatan merupakan
transformator. Menurut manufaktur usia transformator daya sebuah metoda yang menggabungkan hasil pengamatan
diperkirakan antara 25-40 tahun, tetapi terkadang terdapat operasi, inspeksi lapangan, serta pengujian lapangan atau
transformator yang usianya di bawah range usia minimal telah laboratorium menjadi sebuah indeks objektif dan kuantitatif.
rusak [1]. Meskipun tingkat kerusakan rendah, tetapi terdapat Hasilnya mengambarkan kondisi kesehatan keseluruhan dari
bukti bahwa transformator tersebut berada pada atau dekat sebuah aset. Selain itu Indeks Kesehatan adalah suatu
dengan masa akhir operasinya. perangkat untuk mengelola aset dan identifikator untuk
Kondisi kesehatan transformator dipengaruhi oleh beberapa kebutuhan investasi, seperti memprioritaskan investasi modal
faktor diantaranya adalah faktor kimia, elektrik, dan mekanik. dan program pemeliharaan [1].
Faktor-faktor ini menyebabkan pengujian transformator yang Tujuan penilaian Indeks Kesehatan adalah mengukur
berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Metoda kondisi peralatan berdasarkan berbagai kriteria kondisi yang
Indeks Kesehatan menawarkan penilaian kondisi transformator terkait dengan faktor-faktor degradasi jangka panjang yang
secara komprehensif. Metoda ini melakukan pendekatan ilmiah secara kumulatif mengakibatkan akhir masa usia operasi aset.
secara objektif dan kuantitatif. Selain itu metoda ini juga Penilaian ini mencakup, identifikasi aset yang berada pada
menggabungkan hasil pengamatan operasi, inspeksi lapangan, atau dekat dengan akhir masa usia operasi dan aset beresiko
dan pengujian laboratorium. gagal tinggi yang membutuhkan pengeluaran biaya untuk
Data-data kondisi transformator yang digunakan dalam penggantian aset. Hasil Indeks Kesehatan berbeda dari hasil
metoda Indeks Kesehatan adalah gas terlarut, minyak, dan uji pemeliharaan atau diagnosis berbasis kondisi, yang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 2

menekankan pada pencarian kerusakan dan ketidakefisiensian. Tabel 1.


Penilaian Skor DGA [6]
Dalam literature beberapa studi [1], pembelajaran metoda Skor (Si) Bobot
Indeks Kesehatan merujuk kepada standar industri dan Gas
1 2 3 4 5 6 (Wi)
penilaian pakar. H2 100 100 - 200 - 300- 500- >700 2
Dalam menghitung nilai Indeks Kesehatan, nilai setiap 200 300 500 700
CH4 75 75 - 125- 200- 400- >600 3
parameter dicari berdasarkan batas standar internasional yang 125 200 400 600
dipakai dan rumus 1. Setiap nilai parameter yang telah didapat C2H6 65 65- 80 - 100- 120- >150 3
kemudian dijumlahkan semua untuk mendapat nilai akhir Indeks 80 100 120 150
C2H4 50 50 - 80 - 100- 150- >200 3
Kesehatan. Adapun parameter-parameternya adalah sebagai gas 80 100 150 200
terlarut atau DGA (Dissolved Gas Analysis), minyak isolasi
C2H2 3 3-7 7-35 35-50 50-80 >80 5
trafo dan furan (isolasi kertas). Penilaian gas terlarut merujuk
kepada standar IEEE C57.104-2008 dan ditunjukkan pada CO 350 350- 700- 900- 1100- >1400 1
Tabel 1. Penilaian kondisi minyak isolasi seperti BDV, water 700 900 1100 1400
CO2 2500 2500- 3000- 4000- 5000- >7000 1
content, acid, dan IFT merujuk kepada standar IEEE C57.106- 3000 4000 5000 7000
2006 dan ditunjukkan pada Tabel 2. Penilaian furan (kertas
isolasi) ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 2.
Untuk mencari nilai Indeks Kesehatan setiap parameter Penilaian Skor Minyak [1]
dapat digunakan rumus sebagai berikut [1] : Tegangan Skor Bobot
Parameter Minyak
(69 230 kV ) (Si) (Wi)
Breakdown Voltage 52 1
= 1 (1) (kV) 47-52 2
3
= 1 35-47 3
35 4
Water Content 20 1
Jumlah parameter yang digunakan dalam Indeks Kesehatan (ppm) 2
20-25
dinyatakan oleh n. Penilaian skor sebuah parameter dinyatakan 4
25-30 3
dalam Si. Nilai sebuah Si dapat berupa 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. 30 4
Setiap parameter selain memiliki skor penilaian (Si), memiliki Acid 0.04 1
juga faktor bobot (Wi). Nilai Wi dapat berupa 1, 2, 3, dan 5 (MgKOH/mg) 0.04-0.1 2
1
tergantung faktor keberpengaruhannya dalam suatu parameter. 0.1-0.15 3
Pemberian skor (Si) dan faktor bobot (Wi) ini sudah ditentukan 0.15 4
Interfacial Tension 30 1
dalam metoda Indeks Kesehatan, sesuai dengan batasan dalam (dyne/cm) 23-30 2
standar internasional (IEEE). Penilaian setiap parameter akan 18-23 3
2
menghasilkan sebuah nilai A, B, C, D, E seperti pada Tabel 4. 18 4
Sedangkan untuk mencari nilai akhir Indeks Kesehatan
adalah dengan menggunakan rumus dibawah ini [1] :
Tabel 3.
Penilaian Skor Furan [1]
Gas 2 FAL Nilai Kondisi

=1
x 100% (2) 0 100 A Bagus

= 1 4 100 250 B Normal
250 500 C Waspada
500 1000 D Jelek
Perhitungan Indeks Kesehatan akhir adalah perkalian antara
> 1000 E Sangat Jelek
faktor indeks kesehatan (HIFj) dengan bobot setiap parameter (Kj)
dibagi dengan skor maksimum kondisi, kemudian dikalikan 100.
Dalam menentukan HIFj, nilai hasil penilaian setiap parameter A,
Tabel 4.
B, C, D, E, akan dikonversi menjadi angka 4 sampai 0. Nilai A Penilaian Per Parameter [1]
berarti 4, B berarti 3, C berarti 2, D berarti 2 dan E berarti 0. Nilai Kondisi Deskripsi
Rincian nilai HIFj dan Kj untuk setiap parameter pengujian A Bagus < 1.2
transformator ditunjukkan pada Tabel 5. B Normal 1.2 x < 1.5
Hasil perhitungan akhir ini akan membagi nilai ke dalam indeks C Waspada 1.5 x < 2
angka dari 0 sampai dengan 100. Kondisi nilai 0 menunjukkan D Jelek 2x<3
transformator dalam degradasi sempurna dan nilai 100 E Sangat Jelek 3
menunjukkan kondisi sehat sempurna. Hal ini ditunjukkan seperti
pada Tabel 6 yang menjelaskan mengenai penilaian akhir
transformator menurut metoda Indeks Kesehatan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 3

Tabel 5.
Penilaian Skor Indeks Kesehatan [1]
Parameter Rating
No. Kj HIFj
Transformator Kondisi
1 DGA 10 A,B,C,D,E 4,3,2,1,0
2 Minyak 8 A,B,C,D,E 4,3,2,1,0
3 Furan 5 A,B,C,D,E 4,3,2,1,0

Tabel 6.
Penilaian Akhir [1]

Indeks Prediksi Umur


Kondisi Deskripsi
Kesehatan Transformator
85-100 Sangat Penurunan kondisi dari Lebih dari 15
Bagus komponen terbatas Tahun
70-85 Bagus Penurunan kondisi yang Lebih dari 10
signifikan dari beberapa Tahun
komponen
50-70 Cukup Penurunan kondisi yang Sampai 10
menyebar atau serius Tahun
pada komponen-
komponen spesifik Gambar. 1. Diagram Alir Analisis Transformator Daya
30-50 Jelek Penurunan kondisi serius Kurang dari 3
dan menyebar pada Tahun
komponen-komponen A. Perbandingan Minyak
spesifik
0-30 Sangat Penurunan kondisi serius 0 Tahun Analisis perbandingan minyak adalah membandingkan
Jelek dan menyebar lebih luas nilai nilai batas maksimum atau minimum dari parameter
pada komponen- minyak dengan nilai data pengujian minyak. Jika nilai-nilai
komponen spesifik
tersebut berada pada batasnya, maka nilai tersebut
menunjukkan jenis kemungkinan kegagalan. Ada empat jenis
kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi. Kegagalan
Tabel 7.
Batasan Parameter Minyak Trafo [11] tegangan tembus yang diakibatkan nilai BDV dibawah batas
minimumnya. Kedua adalah kelembaban yang diakibatkan
Kelas Tegangan oleh nilai water content yang melebihi batas maksimum. Lalu
Parameter Minyak
korosi pada komponen internal trafo, akibat nilai acid yang
69 kV 69-230 kV > 230 kV tinggi. Yang terakhir adalah munculnya endapan akibat nilai
Breakdown Voltage
kV minimum
IFT yang melewati batas minimum. Nilai-nilai batas parameter
1 mm gap 23 28 30 minyak merujuk pada standar IEEE C57.106-2006 yang
2 mm gap 40 47 50 ditunjukkan pada Tabel 7.
Water Content
ppm maksimum 35 25
20 B. Key Gas
Acid Metoda Key Gas digunakan untuk menentukan kegagalan
MgKOH/mg pada transformator berdasarkan kadar gas terlarut yang paling
0.2 0.15 0.10
maksimum
dominan di dalam minyak isolasi. Gas yang dominan tersebut
Interfacial Tension disebut Key Gas. Klasifikasi kondisi transformator
dyne/cm minimum 25 30 32 berdasarkan kandungan gas dominan yang ditimbulkan adalah
dekomposisi thermal minyak, dekomposisi thermal kertas
isolasi, partial discharge, dan arcing.
Hasil dekomposisi thermal pada minyak adalah berupa gas
etilen dan metana. Selain itu ditemukan juga gas hidrogen dan
III. ANALISIS KEGAGALAN DAN REKOMENDASI etana dalam jumlah kecil. Gas dominan adalah etilen. Jumlah
karbon dioksida dan karbon monoksida yang meningkat,
Pada tahap ini dirancang beberapa metoda untuk
merupakan indikator dari dekomposisi thermal pada kertas
mengidentifikasi kemungkinan kegagalan yang terjadi dan
isolasi yang berlebihan panas. Gas dominan adalah karbon
rekomendasi tindakan yang harus dilakukan terhadap
monoksida. Partial discharge atau peluahan elektrik energi
transformator daya. Untuk analisis kegagalan digunakan
rendah akan menghasilkan gas hidrogen dan metana, dengan
metoda perbandingan minyak, Key Gas, dan rasio
sedikit jumlah gas etana dan etilen. Gas dominan adalah
Doernenburg. Sedangkan untuk diagnosis rekomendasi
hidrogen. Jumlah gas hidrogen dan asetilen tinggi saat terjadi
tindakan menggunakan metoda TDCG dan perbandingan batas
arcing, dengan sedikit gas metana dan etilen. Gas karbon
minimum minyak. Diagram alir desain metoda analisis
dioksida dan karbon monoksida juga dapat terbentuk jika
ditunjukkan pada Gambar 1.
terjadi di kertas isolasi. Gas dominan adalah asetilen.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 4

C. Rasio Doernenburg sejumlah 39 unit dengan range nilai antara 51.19-69.04. Trafo
Metoda rasio Doernenburg adalah membandingkan yang berada dalam kategori jelek dan sangat jelek adalah
konsentrasi gas-gas terlarut dengan konsentrasi limit L1. berjumlah masing-masing 30 unit dan 9 unit.
Metoda ini menggunakan rasio R1, R2, R3 dan R4. R1 adalah
perbandingan antara metana dibagi hidrogen. R2 adalah Tabel 8.
perbandingan antara asetilen dibagi etilen. R3 adalah Batas Konsentrasi Gas Terlarut [10]
perbandingan antara asetilen dibagi metana. R4 adalah Gas Konsentrasi L1 (ppm)
perbandingan antara etana dibagi asetilen. Hidrogen 100
Batas konsentrasi L1 merujuk pada standar IEEE C57.104- Metana 120
Karbon Monoksida 350
2008 atau terlihat seperti pada Tabel 8. Nilai-nilai rasio Asetilen 1
Doernenburg akan menghasilkan diagnosis kegagalan seperti Etilen 50
ditunjukkan pada Tabel 9. Etana 65

D. TDCG (Total Dissolved Combustile Gas)


Metoda analisis TDCG digunakan untuk mengawasi Tabel 9.
Tabel Rasio Doernenburg [10]
degradasi material isolasi transformator dengan menghitung
Diagnosis R1 R2 R3 R4
jumlah volume gas yang terbentuk [10]. Total volume gas yang 1. Dekomposisi Thermal > 1.0 < 0.75 < 0.3 > 0.4
terbentuk digunakan sebagai indikator kegagalan yang terjadi. Tidak
2. Partial Discharge < 0.1 < 0.3 > 0.4
Keadaan transformator ditandakan dengan level kondisi dari signifikan
transformator yang ditunjukkan pada Tabel 10. 3. Arcing 0.1 - 1.0 > 0.75 > 0.3 < 0.4
Kondisi 1 menjelaskan bahwa level TDCG pada tingkat ini
mengindikasikan kondisi transformator tidak bermasalah. Jika
nilai salah satu gas diluar dari kondisinya, Tabel 11 dapat
digunakan untuk investigasi tambahan. Kondisi 2 menjelaskan Tabel 10.
bahwa level TDCG pada skala ini menandakan terjadinya Klasifikasi Konsentrasi Gas Terlarut [10]
dekomposisi ringan dan mengharuskan re-sampling DGA. Status Level TDCG
Kondisi 3 menjelaskan bahwa level TDCG pada skala ini Kondisi 1 < 720 ppm
menandakan terjadi dekomposisi tingkat tinggi dan Kondisi 2 721-1920 ppm
mengharuskan re-sampling DGA. Kondisi 4 menjelaskan Kondisi 3 1.921-4.630 ppm
bahwa level TDCG pada tingkat ini menandakan dekomposisi Kondisi 4 > 4.630 ppm
parah. Jika lanjut beroperasi memungkinkan kegagalan. Re-
sampling DGA diharuskan dengan cepat.
Jika sebelumnya terdapat riwayat pengujian, maka dapat Tabel 11.
diketahui bahwa transformator berada dalam kondisi stable Tindakan Berdasarkan TDCG dalam Minyak Isolasi [10]
(jumlah gas cenderung tetap atau meningkat dalam jumlah Rating
sedikit) atau unstable (jumlah gas meningkat secara Level TDCG Interval
Prosedur Operasi
signifikan). Tabel 11 digunakan ketika terdapat lebih dari satu TDCG (ppm/ Sampling
hari)
hasil data pengujian atau memiliki riwayat pengujian. < 10 Per 12 bulan Kontinyu Operasi Normal
10-30 Per 3 bulan
< 720 ppm
IV. HASIL DIAGNOSIS > 30 Per 1 bulan

Data-data kondisi transformator daya seperti gas terlarut, < 10 Per 4 bulan Penggunaan trafo perlu
diperhatikan. Pada kondisi
minyak isolasi, dan furan berasal dari PT.PLN-PUSLITBANG 10-30 Per 1 bulan ini perlu dilakukan analisis
(Perusahaan Listrik Negara - Pusat Penelitian dan 721-1920
individual gas serta
ppm
Pengembangan Ketenagalistrikan) [12]. > 30 Per 1 bulan
penetapan besarnya
Untuk mengetahui kondisi kesehatan sebuah data pembebanan.
transformator daya menurut metoda Indeks Kesehatan pada Penggunaan trafo sangat
< 10 Per 1 bulan
penelitian ini digunakan sebuah simulasi perhitungan perlu diperhatikan. Pada
menggunakan GUI matlab. Gambar 2 menampilkan tampilan 10-30 Per 1 minggu kondisi ini perlu untuk
1921-4638
penilaian Indeks Kesehatan menggunakan GUI matlab. melakukan analisis
ppm
individual gas. (Pabrik
Berdasarkan perhitungan Indeks Kesehatan pada 275 unit > 30 Per 1 minggu
menyarankan plan outage).
data tranformator daya, didapatkan hasil lima buah kategori
kondisi transfomator daya. Nilai yang didapat bervariasi antara < 10 Per 1 minggu Trafo pada kondisi ini perlu
range nilai terendah adalah 11.9 dan nilai tertinggi adalah 100. dipertimbangkan untuk
> 4639 10-30 Per hari dilepaskan dari sistem
Trafo yang berada dalam kategori sangat bagus berjumlah 149
ppm (Memperhatikan saran dari
unit dengan range nilai antara 85.71100. Trafo dalam > 30 Per hari pabrik).
kategori bagus berjumlah 48 unit dengan range nilai antara
71.42-80.95. Sedangkan untuk kategori cukup didapatkan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 5

Jumlah masing-masing transformator setiap kategori Ada dua macam saran perlakuan minyak transformator,
dijelaskan pada Tabel 12, yang pembagian kategorinya yakni rekondisi dan reklamasi. Saran perlakuan minyak trafo
berdasarkan Tabel 6. didapatkan dari analisis perbandingan batas minyak minimum.
Untuk hasil kemungkinan kegagalan yang terjadi ada tujuh Jika nilai BDV atau dan water content buruk maka tindakan
jenis kegagalan dari metoda analisis kegagalan. Kegagalan yang harus dilakukan adalah rekondisi atau filter. Sedangkan
yang ditemukan oleh metoda Key Gas adalah dekomposisi jika nilai acid atau dan IFT buruk maka tindakan yang harus
selulosa, dekomposisi minyak, partial discharge, dan arcing. dilakukan adalah reklamasi. Buruk disini berarti telah
Kegagalan yang ditemukan oleh metoda perbandingan minyak melewati batas yang ditetapkan [11].
adalah tegangan tembus, kelembaban, korosi, endapan, dan
penuaan pada kertas isolasi. Adapun kegagalan yang terjadi Tabel 12.
dapat bervariasi dari kombinasi kegagalan di atas pada satu Hasil Penilaian Indeks Kesehatan
buah transformator daya. Kategori Jumlah
Dekomposisi selulosa rentan terjadi karena jumlah karbon Sangat Bagus 149
monoksida melebihi batas maksimum lebih dari 350 ppm. Bagus 48
Dekomposisi minyak terjadi karena jumlah etilen melebihi Cukup 39
batas maksimum lebih 50 ppm. Partial discharge terjadi Jelek 30
karena jumlah hidrogen melebihi batas maksimum lebih dari Sangat Jelek 9
100 ppm. Arcing terjadi karena jumlah asetilen tinggi melebihi Total 275
gas-gas lainnya. Tegangan tembus terjadi karena jumlah BDV
melebihi batas minimumnya yakni 28 kV. Kelembaban atau
Tabel 13.
kandungan air tinggi karena jumlah water content melebihi Jenis Kemungkinan Kegagalan Pada Trafo
batas maksimum lebih dari 25 ppm. Korosi terjadi karena nilai
No Jenis Kemungkinan Kegagalan Jumlah
acid melebihi batas maksimum 0.15 mgKOH/mg. Endapan
1 Arcing 1
muncul karena jumlah IFT melebihi batas minimum yaitu 30 2 Dekomposisi Minyak 3
dyne/cm. Penuaan kertas isolasi dapat dideteksi dari jumlah 3 Dekomposisi Selulosa 5
gas 2 furfural. Semakin besar jumlah gas 2 furfural maka 4 Dekomposisi Selulosa & Endapan 23
semakin buruk kualitas kertas isolasi tersebut. Tabel 13 5 Dekomposisi Selulosa, Endapan & Korosi 5
menjelaskan mengenai jenis-jenis kemungkinan kegagalan Dekomposisi Selulosa, Endapan & Tegangan
6 1
Tembus
yang terjadi pada transformator daya di pulau Sumatera. Dekomposisi Selulosa, Endapan, Korosi, &
Berdasarkan kemungkinan kegagalan yang terjadi, maka 7 1
Kerusakan Kertas Tinggi
menghasilkan tiga jenis tindakan yang sebaiknya dilakukan Dekomposisi Selulosa, Lembab, Endapan &
8 2
kepada transformator. Hasil ini didapatkan dari analisis Penuaan Kertas Tidak Normal
TDCG. Ketiga jenis rekomendasi tindakan transformator Dekomposisi Selulosa, Lembab, Endapan, &
9 9
Korosi
tersebut adalah lanjut beroperasi normal, lanjut beroperasi 10 Dekomposisi Selulosa, Lembab, & Endapan 3
dengan catatan, dan re-sampling pengujian, untuk memastikan Dekomposisi Selulosa, Lembab, & Tegangan
11 1
kegagalan fungsi yang terjadi. Sedangkan untuk saran Tembus
pengujian trafo selanjutnya didapatkan dalam interval 3 bulan Dekomposisi Selulosa, Lembab, Endapan &
12 3
dan 12 bulan [10]. Kerusakan Kertas Tinggi
Dekomposisi Selulosa, Lembab, Endapan,
13 1
Korosi & Tegangan Tembus
Dekomposisi Selulosa, Lembab, Endapan,
14 1
Korosi, & Akhir Umur Kertas
15 Dekomposisi Thermal 1
16 Endapan 47
17 Endapan & Korosi 5
18 Lembab 2
19 Lembab & Endapan 2
20 Lembab, Endapan & Kerusakan Kertas Tinggi 1
21 Lembab, Endapan, & Korosi 4
22 Partial Discharge 3
Penuaan Kertas Tidak Normal, Endapan &
23 1
Lembab
Total 125

Gambar. 2. Simulasi Penilaian Indeks Kesehatan


JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 6

Jika kita menghitung jumlah kegagalan dibagi dengan diagnosis kondisi kesehatan trafo secara umum. Oleh karena
jumlah transformator daya dalam setiap nilai kategori Indeks itu dibutuhkan analisis tambahan untuk mengetahui jenis
Kesehatan dan dikalikan seratus, maka kita akan mendapatkan kemungkinan kegagalan yang terjadi pada trafo daya.
probabilitas populasi kegagalan yang terjadi dalam persen.
Dengan teknik analisis korelasi didapatkan nilai koefisien
korelasi r adalah -0,63. Nilai r (negatif) ini menyatakan DAFTAR PUSTAKA
hubungan antara probabilitas populasi kegagalan dengan nilai [1]. A. Jahromi, R. Piercy, S. Cress, J. Service, and W. Fan, "An approach to
Indeks Kesehatan dengan hubungan yang berbanding terbalik. power transformer asset management using health index," Electrical
Insulation Journal & Magazine, IEEE, vol. 25, pp. 20-34, 2009.
Semakin kecil nilai Indeks Kesehatan maka semakin besar [2] ABB Service Handbook for Transformers, 2nd ed., Zurich,
jumlah probabilitas populasi kegagalan yang terjadi. Switzerland: ABB Management Service, Ltd., 2007.
Hubungan ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. [3]. M. Wang and K. D. Srivastava, Review of condition assessment of
power transformers in service, IEEE Electr. Insul. Mag., vol. 18, no.
6, pp. 1225 Nov./Dec. 2002.
[4]. T. K. Saha, Review of modern diagnostic techniques for assessing
(%) insulation condition in aged transformers, IEEE Trans. Dielectr.
Electr. Insul., vol. 10, no. 5, pp. 903917, Oct. 2003.
[5]. T. Hjartarson and S. Otal, Predicting future asset condition based on
current health index and maintenance level, presented at 11th IEEE
Conf. Transmission & Distribution Construction, Operation and Live-
Line Maintenance, Albuquerque, NM, Oct. 2006.
[6]. A. Naderian, S. Cress, and R. Peircy, An approach to determine the
health index of power transformers, inProc. IEEE Int.Symp.
Electrical Insulation, Jun. 2008, Vancouver, Canada, pp. 192196.
[7]. CIGRE Working Group 05, An international survey of failures in large
power transformers in service, Electra, no. 88, pp. 2148, May
1983.
[8]. I. Hhlein, A. J. Kachler, S. Tenbohlen, and T. Leibfried, Transformer
life management German experience with condition assessment,
Contribution for CIGRE SC12/A2, Jun. 2003.
[9]. K. T. Muthanna,A. Sarkar, K. Das, andK. Waldner, Transformer
insulation life assessment, IEEE Trans. Power Del., vol.21, no. 1,
pp. 150156, Jan. 2006.
[10]. Transformer Committee of the IEEE Power & Energy Engineering
Society. 2008. IEEE Guide for the Interpretation of Gases Generated
Gambar 3. Nilai Indeks Kesehatan vs Probabilitas Populasi Kegagalan(%)
in Oil-Immersed Transformers. IEEE Standard C57.104-2008.
[11]. IEEE Guide for Acceptance and Maintenance of Insulating Oil in
Equipment. IEEE Standard 4231509 - C57.106-2006.
V. KESIMPULAN
[12]. P.T. PLN PUSLITBANG (Perusahaan Listrik Negara- Pusat Penelitian
Indeks Kesehatan membagi kondisi transformator daya dan Pengembangan Ketenagalistrikkan). Indonesia. 2013.
menjadi lima buah kategori. Kategori ini adalah sangat bagus,
bagus, cukup, jelek, dan sangat jelek. Jumlah transformator
dalam kondisi sehat yakni trafo yang berada pada kategori
sangat bagus dan bagus adalah 72 %. Untuk transformator
yang berada dalam kondisi tidak sehat yakni dalam kategori
jelek dan sangat jelek adalah 14 %. Sedangkan transformator
yang berkondisi waspada atau berkategori cukup adalah 14 %.
Maka dapat kita simpulkan rata-rata transformator daya berada
pada kondisi sehat.
Terdapat beberapa jenis kemungkinan kegagalan, yaitu
dekomposisi selulosa, dekomposisi minyak, partial discharge,
arcing, tegangan tembus, kelembaban, korosi, endapan, dan
penuaan pada kertas isolasi. Kegagalan yang terjadi dapat
bervariasi dari kombinasi kegagalan yang terjadi. Didapatkan
tiga jenis rekomendasi tindakan transformator yaitu lanjut
beroperasi normal, lanjut beroperasi dengan catatan, dan re-
sampling pengujian.
Hubungan antara probabilitas populasi kegagalan dengan
nilai Indeks Kesehatan cukup kuat, karena menurut
perhitungan analisis korelasi nilai koefisien korelasi r adalah -
0,63. Semakin kecil nilai Indeks Kesehatan maka semakin
besar jumlah probabilitas populasi kegagalan.
Metoda Indeks Kesehatan memiliki kekurangan yaitu tidak
mengetahui jenis kegagalan yang terjadi, tetapi memberikan

Anda mungkin juga menyukai