Anda di halaman 1dari 18

BAB III

SPESIFIKASI ALAT

Proses produksi berjalan maksimal jika alat-alat yang digunakan untuk produksi berjalan
dengan baik. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memiliki beberapa alat untuk proses produksi.
Alat-alat tersebut dikategorikan menjadi dua maca, yaitu alat utama dan alat pendukung.

3.1. Spesifikasi Alat Utama

a. Hammer Crusher

Hammer crusher digunakan untuk size reduction atau pengecilan ukuran material batu
kapur dari bongkahan berukuran maksimal 80 cm menjadi material kecil berukuran maksimal 10
cm.

bagian-bagian dari hammer crusher meliputi:

- Hopper Feeder
Hopper feeder merupakan tempak masuknya feed atau umpan crusher sekaligus
memperkirakan berat umpan masuk tersebut.
- Wobbler Feeder
Cara kerja wobbler feeder yaitu membawa batu kapur masuk ke ruangan hammer crusher
serta memisahkan material yang berukuran 10 cm terlebih dahulu sehingga tidak ikut
massuk ke ruangan hammer crusher.
- Rantai
Fungsi rantai digunakan untuk menahan batu kapur yang telah dihancurkan agar tidak
terlempar ke luar crusher.
- Breaker plate
Breaker plate berfungsi sebagai landasan ketika material dihancurkan oleh hammer
crusher serta menentukan besar kecilnya ukuran produk crusher dengan mengatur jarak
antar crusher dengan breaker plate.
- Cleaning Bar
Cleaning bar digunakan untuk membersihkan material yang menempel pada dinding
sekitar hammer crusher.
- Screen
Screen berfungsi sebagai saringan untuk memperoleh ukuran produk crusher yang
dikehendaki.

Prinsip Kerja
Prinsip pemecahan material adalah dengan menggunakan energi kinetic atau impact dari
hammer. Main shaft diputar oleh suatu motor penggerak dan dengan adanya gerakan shaft maka
hammer yang terbuat dari baja akan ikut berputar dengan bertumpu pada as-nya. Gaya putar dari
hammer menghasilkan suatu energi kinetic atau impact yang cukup besar yang selanjutnya dapat
dimanfaatkan untuk menghancurkan material yang masuk crusher.

Mekanisme Kerja:

Batu kapur diumpankan melalui Hopper (1), selanjutnya batu kapur akan dialirkan oleh Wobler
Feeder (3) masuk ke dalam Crusher dan jatuh di atas Breaker Plate (5). Batu kapur ini dipukul
atau dipecah oleh Hammer (6) berputar. Untuk pengaturan besar kecilnya produk crusher, maka
jarak antara hammer dengan breaker plate dapat diatur. Material halus akan keluar melalui
discharge opening yang sebelumnya melewati Screen (7). Sedangkan material besar akan
kembali dipukul oleh hammer sampai halus dan akan keluar melewati screen. Proses pemecahan
ini berlangsung cepat, hasil produk crusher keluar dari outlet (10) pada hammer mill memiliki
ukuran maksimal 10 cm. Produk crusher akan langsung jatuh dan diangkut apron convenyor ke
limestone storage melalui belt convenyor.

Gambar 24. Hammer Crusher


Keterangan gambar:
1. Inlet material 6. Hammer
2. Hopper feeder 7. Screen bar
3. Wobbler feeder 8. Main shaft
4. Cleaning bars 9. Rantai
5. Breaker plates 10. Outlet material
(departemen teknik, 2010)
b. Roller Mill
Roller mill digunakan untuk menggiling material dari material berukuran maksimal 10
cm menjadi material berukuran 90 mikron. Selain itu, berfungsi mengurangi kandungan air pada
material dari 12% menjadi maksimal 1%. Roller mill yang dipakai adalah tipe vertical. Tipe
vertical roller mill banyak digunakan oleh industry semen. Roller mill mempunyai konsumsi
energi spesifik yang rendah, tidak memerlukan area yang luas untuk penempatannya dan
memiliki biaya investasi yang rendah.
Setelah gumpalan bahan-bahan mentah dipecah oleh crusher menjadi butiran yang lebih
kecil, selanjutnya material perlu digiling lebih halus lagi agar pencampuran semua komponen
bahan mentah menjadi benar-benar homogen.
Mengingat bahwa hanya bahan kerig yang dapat digiling hingga halus sedangkan bahan
baku pembuatan semen umunya lembab, lengket dan plastis maka bahan-bahan ini harus
dikeringkan terlebih dahulu.
Material yang masuk berupa campuran antara batu kapur berukuran maksimal 10 cm,
tanah liat berukuran maksimal 10 cm, copper slag (<2 mm) dan pasir silica (<1 mm) dengan
kadar air maksimal 12%, dengan tersedianya Air Separator maka mill yang menggiling dengan
rangkaian tertutup ini juga berfungsi sebagai alat pencampur sekaligus mengeringkan.
Campuran dari raw material dapat keluar dari mill dengan ukuran 90 mikron dan kadar
air maksimal 1%. Penggilingan yang diikuti dengan pengeringan bertujuan untuk mendapatkan
ukuran material yang seragam, dan bertujuan untuk menguapkan kandungan air yang masih
terdpat dalam material. Dalam pengoperasiannya roller mill dilengkapi dengan:
- Grinding Table
Grinding table berbentuk seperti piring, dipinggir-pinggirnya terdapat lubang-lubang
sebagai tempat dihembuskannya udara panas untuk pengeringan material.
- Grinding Roller
Grinding roller mempunyai bagian yang berfungsi untuk menggiling dengan
memanfaatkan adanya gaya tekan ke bawah dan gaya putar antara roller dan grinding
table
- Classifier
Classifier terletak dibagian atas mill berfungsi untuk mengatur kehalusan produk atau
untuk memisahkan antara material yang sudah halus dari material yang masih kasar.
- Fan Mill
Fan ini digunakan untuk menarik material dari dalam mill sehingga bercampur dengan
udara lalu masuk ke cyclone separator
- Cyclone Separator
Cyclone separator berfungsi untuk memisahkan produk dari udara dengan memanfaatkan
gaya sentrifugal, gaya gravitasi dan gaya angkat ke atas.
Prinsip Kerja:
Prinsip kerja roller mill berdassar pada 2-4 conical grinding roller. Bersumbu pada lengan
berengsel yang menumbuk material pada grinding table yang berputar berlawanan arah dengan
arah bahan masuk.
Mekanisme Kerja:
Mekanisme kerja roller mill yaitu material masuk melalui cerobong Feed (1) pada roller
mill, kemudian material jatuh di tengah-tengah Grinding table (2). Material pada Grinding table
selanjutnya terlempar ke bawah Grinding roller (3) akibat adanya gaya sentrifugal menyebabkan
grinding table berputar. Grinding roller menekan ke bawah menumbuk material yang
ada diantara grinding roller dan grinding table.
Gas panas 333C yang berasal dari preheater dan dari cooler 400C masuk ke roller mill melalui
celah-celah grinding table, selanjutnya gas panas akan mengeringkan material yang ada di atas
grinding table. Kehalusan produk roller mill diatur oleh classifier yang berputar dengan
kecepatan 90 rpm sehingga dihasilkan produk dengan kehalusan 90% lolos ayakan 90 mikron
dan kanungan air maksimal 1%.
Material yang halus akan ditarik oleh Classifier (4) ke atas menuju cyclone separator
oleh ID Fan Mill untuk mengalami pemisahan antara material dan gas. Sedangkan material yang
belum halus karena pengaruh gaya beratnya akan turun ke bawah kemudian keluar melalui mill
reducer dan diumpankan kembali ke roller mill untuk digiling kembali.
Bagian-bagian roller mill dapat dilihat pada gambar 25.
Gambar 25. Roller Mill
Keterangan gambar:
1. Inlet material 6. Reducer
2. Grinding table 7. Oversize material
3. Grinding roller 8. Outlet material dan gas
4. Classifier 9. Inlet gas panas
5. Hydraulic spring system
c. Blending Silo
Blending silo berfungsi sebagai mixing chamber dan sebagai storage silo yang
dioperasikan secara continuous flow silo. Blending silo yang dimiliki PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk berkapasitas 20.000 ton rw material diumpankan ke blending silo secara
bergantian dengan setting time setiap 36 menit. Bagian-bagian yang mendukung alat ini yaitu:
1. Air slide : sebagai alat transport material halus keluar masuk blending silo
2. Blower : mengaerasi material dalam silo
3. Valve : mengatur kuantitas material keluar dari silo
4. Central hopper silo : menampung material sementara yang keluar dari silo
Prinsip Kerja:
Pencampuran material berdasarkan pembentukan layer-layer material yang berbeda komposisi.
Material tersebut akan bercampur sewaktu material keluar dari silo.
Mekanisme Kerja:
Produk Roller Mill masuk dari bagian atas blending silo melalui Air Slide System (1) dan
keluar secara bergantian setiap 36 menit sehingga akan terbentuk layer-layer atau lapisan dengan
ketebalan maksimal 1 m. Layer-layer tersebut akan bercampur sewaktu proses pengeluaran
dengan membentuk suatu terowongan. Saat terjadi pencampuran material halus akan
menimbulkan banyak debu sehingga perlu Dust Collector (2) untuk menguranginya.
Pengeluaran material dilakukan bersama melalui 2 dari 10 flow gate (3) pada setiap silo.
Pengeluaran melalui flow gate ini diulang dalam selang waktu tertentu, satu siklus lengkap
memerlukan waktu 12 menit. Selama proses tersebut material diaerasi oleh Blower (6) pada
bagian bawah layer tersebut. Material keluar selanjutnya akan ditampung dalam sentral Hopper
(5) melalui air slide yang diatur oleh bukaan Valve (6). Kemudian dari sentral hopper akan
dikirim ke dalam kiln feed bin.

Gambar 26. Blending Silo


Keterangan gambar:
1. Air slide
2. Dust collector
3. Flow gate
4. Valve
5. Central hopper
6. Blower
d. Suspention Preheater
Suspention preheater berfungsi sebagai pemanas awal umpan kiln sehingga terkalsinasi
sebagian. Tipe dari suspention preheater yang digunakan di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Tuban adalah type double string, dimana pada setiap string preheater terdiri dari 4 tahap (stage)
cyclone yang terpasang secara seri satu diatas yang lain. Pada stage teratas dipasang cyclone
ganda, yaitu untuk meningkatkan efisiensi pemisahan antara gas panas dan material di dalam
preheater. Cyclone 1 sampai 3 berfungsi sebagai pemanas awal material umpan kiln, sedangkan
cyclone 4 dipakai sebagai pemisah produk yang keluar dari calsiner yang telah terkalsinasi.
Prinsip Kerja:
Prinsip kerja suspention preheater yaitu memanfaatkan gaya sentrifugal, gaya gravitasi,
dan gaya angkat. Gaya angkat timbul akibat adanya pusaran gas panas yang bercampur dengan
material yang berputar dengan arah tangensial. Butiran material kasar karena pengaruh gaya
sentrifugal akan menumbuk dinding cyclone dan jatuh ke bawah karena pengaruh gaya gravitasi.
Sedangkan material halus dipengaruhi oleh gaya angkat gas.
Mekanisme Kerja:
Material masuk ke dalam riser duct tahap I (1), kemudian bercampurndengan gas panas yang
masuk ke dalam cyclone. Di dalam cyclone akan terjadi pemanasan material dan proses
pemisahan gas dan material. Campuran umpan dan gas panas yang masuk ke dalam cyclone
dengan arah tangensial memungkinkan terbentuknya pusaran angin di dalam cyclone. Pusaran
angin tersebut menyebabkan terjadinya gaya sentrifugal, gaya gravitasi dan gaya angkat gas
sangat mempengaruhi aliran material dalam cyclone. Material yang kasar karena dipengaruhi
oleh gaya sentrifugal menyebabkan material menumbuk dinding cyclone. Akibat tumbukan dan
gesekan material pada dinding cyclone material kehilangan pengaruh gaya sentrifugal sehingga
material akan jatuh menuju down pipe karena pengaruh gaya gravitasi. Sedangkan material halus
gaya yang dominan adalah gaya angkat gas sehingga material tersebut akan naik bersama-sama
dengan gas dan keluar dari cyclone. Material umpan kiln yang jatuh ke riser pipe dimasukkan ke
dalam Riser
Duct Cyclone stage II (2), kemudian mengalami proses seperti cyclone stage I. Selanjutnya
material akan masuk ke dalam cyclone stage III (3) dan cyclone stage IV (4) dan mengalami
proses yang sama dengan proses-proses sebelumnya. Material yang keluar dari cyclone stage III
akan masuk ke dalam ILC dan SLC calsiner untuk mengalami proses kalsinasi awal pada kedua
calsiner (5) tersebut. Selanjutnya material yang telah terkalsinasi akan terbawa oleh aliran gas
masuk ke
dalam cyclone stage IV. Material keluar dari cyclone stage IV dan siap diumpankan
ke dalam kiln.
Gambar 27. Suspention Preheater
Keterangan gambar:
1. Cyclone stage I 6. Burner
2. Cyclone stage II 7. Down pipe
3. Cyclone stage III 8. Valve
4. Cyclone stage IV 9. Gas panas dari cooler
5. Calsiner
e. Rotary Kiln
Rotary kiln merupakan peralatan paling utama pada proses pembuatan semen. Fungsi
utamanya adalah sebagai tempat terjadinya kontak antara gas panas dan material umpan kiln,
sehingga terbetuk senyawa-senyawa penyusun semen yaitu C 3S, C2S, C3A dan C4AF. Kiln putar
ini berbentuk silinder yang terbuat dari baja yang dipasang secara horizontal dengan kemiringan
40, berdiameter 5,6 m, panjang 84 m dan kecepatan putar 2,8 rpm. Kiln tanur mampu membakar
umpan dengan kapasitas 7.800 ton hingga menjadi terak clinker.
Rotary kiln dilengkapi dengan preheater sebagai pemanas awal dan prekalsiner. Gerakan
antara material dan gas panas hasil pembakaran batubara berlangsung secara counter corrent.
Karena panas yang ditimbulkan batubara tinggi maka rotary kiln perlu dilapisi bayu tahan api
pada bagian dalamnya untuk mencegah agar baja tidak meleleh.
Prinsip Kerja:
Perputaran kiln yang berlawanan arah dengan jarum jam. Posisi kiln yang miring
menyebabkan terjadinya gaya dorong umpan material bergerak keluar kea rah clinker cooler
setelah mengalami kontak dengan gas panas.
Mekanisme Kerja:
Umpan kiln dari preheater akan masuk melalui inlet chamber (1). Tenaga gerak dari
motor dan main gear menyebabkan kiln berputar. Perputaran pada kiln diatur oleh girth gear (2)
yang berfungsi sebagai pengaman dan mengurangi beban main gear (4). Karena pengaruh
kemiringan
dan gaya putar kiln umpan kiln akan bergerak perlahan di sepanjang kiln. Dari arah berlawanan
gas panas hasil pembakaran batu bara dihembuskan oleh burner sehingga terjadi kontak panas
dan perpindahan panas antara umpan kiln dengan gas panas. Panas pada proses pembakaran yang
keluar akan diserap oleh Blower (6). Pembakaran akan terus berlangsung sampai terbentuk
klinker dan akan keluar menuju Clinker Cooler (8). Selama proses pembakaran, material akan
melewati 4 zone dalam kiln dengan range suhu berbeda-beda sehingga dalam kiln akan terjadi
reaksi kimia pembentukan senyawa penyusun semen.

Gambar 28. Aliran Material dan Gas Panas Rotary Kiln


Keterangan gambar:
1. Inlet chamber 5. Speed reducter
2. Girth gear 6. Blower
3. Nose ring 7. Inlet gas panas
4. Main gear 8. Outlet material
f. Clinker Cooler
Clinker cooler berfungsi sebagai alat pendinginan clinker yang dilakukan secara
mendadak. Tujuan dari pendinginan secara mendadak ini agar dihasilkan clinker yang bersifat
amorf sehingga mudah digiling. Terak panas yang bersuhu sekitar 1400 C keluar dari kiln dan
segera didinginkan oleh Reciprocating Grate Cooler yang terbagi menjadi 16 kompartemen.
Udara dihembuskan oleh 14 undergrate dan dalam cooler untuk mendinginkan terak sampai 82
C.
Prinsip Kerja:
Cooler digerakkan oleh motor penggerak dari kompartemen 1 sampai outlet cooler
karena adanya gerakan grate yang saling menggeser yang dipasang selang-seling.
Mekanisme Kerja:
Clinker dari rotary kiln jatuh langsung ke cooler dan diterima oleh grate-grate yang
bergerak secara perlahan, dari bagian bawah grate dipasang blower atau fan sebagai penghembus
udara dingin. Grate dipasang selang-seling dengan cara menggerakkan grate ini yang
dismabungkan ke grate-grate yang bergerak pada batang yang digerakkan motor secara bolak-
balik. Pada grate terdapat lubang-lubang yang berfungsi mengalirkan udara pendingin dari fan
dan menyebabkan material yang halus akan lolos dan diangkut oleh drag conveyor.
Clinker dapat bergerak dari kompartemen 1 sampai outlet cooler yang dilengkapi dengan
hammer. Hammer tersebut untuk menghancurkan clinker yang masih berukuran besar. Clinker
keluar dari cooler diterima oleh drag conveyor yang akan membawanya ke clinker storage.
Bagian-bagian di clinker cooler dapat dilihat pada gambar 29.

Gambar 29. Bagian-bagian Clinker Cooler


Keterangan gambar:
1. Inlet material 6. Clinker breaker
2. Grate-grate cooler 7. Movable frame
3. Motor 8. Grizzy bars
4. Drag conveyor 9. Clinker outlet
5. Fan udara peningin
g. Finish Mill
Finish mill digunakan untuk penggilingan dan pencampuran clinker dan gypsum
sehingga akan diperoleh produk mill dengan kehalusan yang diinginkan atau yang disebut
dengan semen. Finish mill yang digunakan adalah type ball mill dan vertical mill. Type ball mill
terbuat dari plat baja berbentuk silinder horizontal, dimana didalamnya dilapisi oleh linier yang
terbuat dari baja tuang yang dipasang menempel pada dinding. Tujuan pemasangan linier adalah
melindungi sel dari benturan bola-bola pengiling.
Ball mill terdiri dari dua kompertemen dimana masing-masing kompartemen mempunyai
ukuran bola yang berbeda yaitu:
1. Kompartemen I
Panjang 2,5 m berisi bola-bola logam berdiameter 40-70 mm, berfungsi sebagai pemecah
material kasar menjadi material agak halus.
2. Kompartemen II
Panjang 10,5 m berisi bola-bola logam berdiameter 17-20 mm, berfungsi sebagai
grinding material yang sudah agak halus dari kompartemen 1.
Prinsip Kerja:
Penghancuran material terjadi karena tumbukan dan gesekan antara bola-bola baja dan material.
Mekanisme Kerja:
Kompartemen I dan II dipisahkan oleh Mill Shell (3) dengan sekat difragma (4). Material
setelah dihancurkan di kompartemen I masuk ke celah diafragma karena adanya gaya putaran
dari mill menuju ke kompartemen II. Pada kompartemen II material akan dihaluskan oleh bola-
bola baja (5) namun ukurannya lebih kecil dari kompartemen I. Material halus akan ditarik oleh
fan masuk separator untuk dilakukan pemisahan antara material halus dan yang kasar. Material
semen yang halus akan langsung dibawa ke semen Silo, sedangkan yang masih kasar akan di-
recycle ke finish mill untuk digiling lagi.
Gambar 30. Bagian-bagian finish mill
Keterangan Gambar:
1. Feed chute 5. Bola-Bola baja
2. Feed cone 6. Discharge cone
3. Mill Shell 7. Hexagonal trommel Screen
4. Sekat diafragma
3.2. Spesifikasi Alat Pendukung
1. Alat Transportasi
a. Bucket elevator (BE-1, BE-2, BE-3 & BE-4)
Fungsi : Menaikkan material padat secara vertical Lokasi : Pengangkutan bahan baku, klinker
dan semen ke bin, pengangkutan semen dari semen mill ke cyclone
Tipe: Chain, belt
Kapasitas : 100 780 ton/jam
Lebar Bucket : 0,63 m
Tinggi : 24 90,05 m
b. Apron conveyor (AC-1, AC-2 & AC-3)
Fungsi : Mengangkut material berat dalam jangka pendek
Lokasi : Pengangkutan klinker ke silo klinker, pengangkutan batu kapur dan tanah liat
Tipe : Roller supported
Kapasitas : 90,4 900 ton/jam
Lebar : 1,5 1,8 m
Kecepatan rantai : 0,1- 6,1 m/menit
Bahan konstruksi : Stainless steel, baja
c. Air slide conveyor (AS-1, AS-2, AS-3 & AS-4)
Fungsi : Mengangkut material halus berbentuk tepung
Lokasi : Pengangkutan material dari separator ke raw mill, cyclone separator pada cement mill,
pengangkutan dari silo semen ke packer.
Tipe : Tertutup
Kapasitas : 165 - 710 ton/jam
Lebar: 0,3 0,6 m
Kemiringan: 6 15
Panjang: 1,1 85,8 m
Kebutuhan udara : 705 15.292 m3/jam
d. Belt conveyor (BC-1, BC-2, BC-3 & BC-4)
Fungsi: Mengangkut material halus maupun kasar
Lokasi: Pengangkutan bahan baku ke raw mill, dan semen
Kapasitas: 600 1.200 ton/jam
Diameter: 0,5 m
Panjang: 9,6 168 m
Lebar: 1,2 2 m
Kemiringan: 8
Kecepatan penggerak: 0,5 1,4 m/detik
Bahan konstruksi: Rubber
2. Penangkap Debu
a. Electrostatic Precipitator (EP-1 & EP-2)
Fungsi: Memisahkan material dan gas secara elektrik inlet gas Temperatur : 95C
Tekanan: -146 mmWg
Volume: 1.295.000 m3/jam
T outlet gas: 95C
Tekanan: -184 mmWg
Volume: 1.356.000 m3/jam
Dust loading: 50 mg/Nm3
Power: 894 kW
b. Bag filter (BF-1 & BF-2)
Fungsi: Mengumpulkan material halus yang dihasilkan oleh mill dan kemudian dihasilkan
kembali sebagai produk
Tipe: Backward Curved Bladed, Jet Pulse
Kapasitas: 40.440 m3/h
Temperatur: 40C
Tekanan: -254 mmWg, 150 mmWg
Motor/putaran: 45 kW, 1500 rpm
Bahan konstruksi: Baja
3. Silo/Storage
a. Clay mix storage (BI-3)
Fungsi: Menampung batu kapur dan tanah liat produk crusher untuk dicampur
Kapasitas: 90.000 ton (2 stock pile, dengan kapasitas setiap pile adalah 45.000 ton)
Panjang: 160 m
Bentuk: Teras beratap
b. Bin (BI-1, BI-2 & BI-4)
Fungsi: Menampung limestone and clay mix, limestone, copper slag, dan pasir silika secara
terpisah
Kapasitas: 250 ton/jam
Bahan konstruksi: Baja
c. Bin gypsum (BI-10 & BI-11)
Fungsi: Menampung gypsum
Kapasitas: 175 ton/jam
Bahan konstruksi: Beton
d. Kiln feed bin (BI-6)
Fungsi: Menampung umpan kiln siap bakar
Kapasitas: 90 ton
Bahan konstruksi: Baja
e. Clinker storage silo (BI-9)
Fungsi: Menampung klinker
Kapasitas: 75.000 ton
Konstruksi: Beton
f. Silo semen (CS-1, CS-2, CS-3 & CS-4)
Fungsi: Menampung semen
Kapasitas: 20.000 ton
Kapasitas semen out: 500 - 750 ton/jam
Diameter dalam: 22 m
Tinggi: 53,25 m
Volume: 14.285 m2
Head room: 42,75 m
4. Alat penimbang dan pengumpan
a. Wobbler feeder (FE-1)
Fungsi: Mengangkut batu kapur dari hopper ke crusher
Kapasitas: 700 ton/jam
Lebar: 1,524 m
Jumlah wobbler bar: 19 unit
Motor: 75 kW, 1500 rpm
Pitch: 0,318 m
b. Weight feeder mix (WF-3)
Fungsi: Menimbang campuran limestone dan clay
Kapasitas: 900 ton/jam
Lebar: 1,8 m
Motor: 3,7 kW
Kecepatan: 22,7 m/menit
c. Weight feeder limestone (WF-4)
Fungsi: Menimbang limestone keluar dari bin
Kapasitas: 90 ton/jam
Lebar: 0,9 m
Motor: 0,75 kW
Kecepatan: 16,8 m/menit
d. Weight feeder copper slag (WF-2)
Fungsi: Menimbang copper slag yang keluar dari bin
Kapasitas: 6,1 ton/jam
Lebar: 0,9 m
Motor: 0,56 kW
Kecepatan: 1,83 m/menit
e. Weight feeder silica iron (WF-1)
Fungsi: Menimbang silica iron keluar dari bin
Kapasitas: 20 ton/jam
Lebar: 0,9 m
Motor: 0,75 kW
Kecepatan: 3,7 m/menit
f. Belt scale
Fungsi: Menimbang batu kapur dan tanah liat
Kapasitas: 300 1.800 ton/jam
Lebar: 1,2 2 m
Kecepatan: 1,02 1,8 m/detik
g. Tripper (TR-1)
Fungsi: Mencurahkan batu kapur dan tanah liat ke limestone/clay storage
Kapasitas: 2.800 ton/jam
Ukuran: 2 m
Bahan konstruksi: Baja
h. Cyclone (CN-1 & CN-2)
Fungsi: Memisahkan material besar dan kecil (produk raw mill) menggunakan turbulensi udara
Diameter: 6,3 m
Ukuran bagian dalam: 1,6 x 2,8 m
Efisiensi: 93%
i. Raw mill fan (FN-2)
Fungsi: Menarik material halus dari raw mill
Kapasitas: 753.000 m3/jam
Tekanan: -1,57 mmWg
Suhu: 95C
Power motor drive: 4.400 kW, 1.000 rpm, 600 Volt
j. Preheater ID fan (FN-1)
Fungsi: Menarik flue gas dari SLC dan ILC
Kapasitas: 706.000 m3/jam
Tekanan: -846 mmWg
Suhu: 403C
Power motor drive: 2.500 kW, 1.000 rpm
k. Kiln fan (FN-5)
Fungsi: Mendinginkan kiln shell dan menyediakan udara primer
Kapasitas: 10.870 m3/jam
Power: 75 kW, 1.500 rpm
l. Electrostatic precipitator fan (FN-3)
Fungsi: Menarik material halus dari EP
Kapasitas: 1.365.000 m3/jam
Tekanan: -184 mmWg
Suhu: 95C
Power motor drive: 1.041 kW, 500 rpm, 6.000 volt
m. Coal mill ID fan (FN-4)
Fungsi: Menarik material halus dari coal mill
Kapasitas: 202.000 ton/jam
Tekanan: -1.120 mmWg
Suhu: 80C
Power: 800 kW, 1000 rpm, 6.000 volt
n. Table feeder
Fungsi: Mengeluarkan raw coal dari bin
Tipe: Roplex Rotary Flow Discharger
Diameter: 3 m
Kapasitas: 20 70 ton/jam
Power: 18,5 kW
5. Aeration blower
Fungsi: Memenuhi kebutuhan aerasi air slide di blending silo
Tipe: Vertical model 4M V Sutor Blit
Kapasitas: 360 m3/jam
Tekanan: 0,56 kg/cm2
Power motor drive: 11 kW, 1.500 rpm
6. Air heater
Fungsi: Pemanas dalam raw mill bila panas dari preheater dan grate cooler tidak mencukupi
atau dalam kondisi kiln down
Kapasitas: 74,4 x 10 kcal/jam
Suhu udara masuk: 400C
Suhu udara keluar: 90C
7. Conditioning tower (CT-1 & CT-2)
Fungsi: Menurunkan temperatur gas panas by pass dari preheater dan grate cooler sebelum
masuk EP
Diameter: 11,2 m
Tinggi pendingin: 33 m
Pressure Drop: 38 mmWg
Luas area: 98,5 m2
8. Stack (SK-1 & SK-2)
Fungsi: Tempat pengeluaran limbah gas dan debu
Bentuk: Silinder vertikal
Bahan konstruksi: Baja
9. Vibrating screen (VF)
Fungsi: Memisahkan semen yang halus dan kasar
Desain umpan:
- Kecepatan: 500 ton/ jam
- Temperatur: 100C
- Kandungan air: 0,5 %

Anda mungkin juga menyukai