TUGAS SOSIOLOGI Nahdatul Sholehah
TUGAS SOSIOLOGI Nahdatul Sholehah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Objek Ilmu sosial adalah masyarakat. Fenomena sosial yang disebut dengan
istilah mobilitas kini telah menjadi sasaran penelitian sosial yang semakin menarik.
Keinginan untuk mencapai status dan penghasilan yang lebih tinggi dari apa yang
pernah dicapai oleh orang tua seseorang, merupakan impian setiap orang. Keinginan-
keinginan itu adalah normal, karena pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan
yang tidak terbatas.
Pada masyarakat modern sering kita jumpai fenomena-fenomena keinginan
untuk pencapaian status sosial maupun penghasilan yang lebih tinggi. Hal tersebut
merupakan pendorong masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial demi tercapainya
kesejahterahan hidup. Namun pada kenyataannya mobilitas sosial yang terjadi pada
masyarakat tidak hanya bersifat naik ke tingkat yang lebih tinggi, akan tetapi banyak
mobilitas sosial turun tanpa direncanakan. Pada kesempatan kali ini penulis akan
membahas dan menjabarkan tentang Mobilitas Sosial.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah mobilitas sosial dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah pengertian mobilitas sosial?
2. Apa sifat dasar mobilitas sosial?
3. Apa saja bentuk-bentuk dari mobilitas sosial?
4. Apa konsekuensi mobilitas sosial?
5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial?
6. Apa saluran mobilitas sosial?
7. Bagaimana dampak dari adanya mobilitas sosial?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah mobilitas sosial dalam makalah ini meliputi:
1. Pengertian mobilitas sosial
2. Sifat dasar mobilitas sosial
3. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
4. Konsekuensi mobillitas sosial
5. Faktor -faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial
6. Saluran mobilitas sosial
7. Dampak mobilitas sosial
D. Tujuan
Pemaparan makalah ini bertujuan:
1. Mengetahui pengertian mobilitas sosial
2. Mengetahui sifat dasar mobilitas sosial
3. Mengetahui bentuk-bentuk dari mobilitas sosia
4. Mengetahui konsekuensi mobilitas sosial
5. Mengetahui faktor -faktor yang mempengaruhi mobilitas
6. Mengetahui saluran mobilitas sosial
7. Mengetahui dampak dari adanya mobilitas sosial
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kesulitan, misalnya birokrasi (dalam arti yang kurang baik), biaya, kepentingan-
kepentingan yang tertanam dengan kuat, dan lain sebagainya.
Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial para
individu berbeda, maka mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam
mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah,
maka tentu saja kebanyakan orang akan terkungkung dalam status para nenek moyang
mereka.
3
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut :
Berhalangan tetap atau sementara.
Memasuki masa pensiun.
Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di
pecat dari jabatannya.
2. Mobilitas Horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau
sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas
horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari
suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam
derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Contoh: Seorang warga
negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan
kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosialnya disebut dengan
mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukannya tidak merubah
status sosialnya.
Mobilitas sosial horizontal dibedakan dua bentuk :
1) Mobilitas sosial antar wilayah/ geografis. Gerak sosial ini adalah
perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain
seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.
2) Mobilitas antargenerasi. Mobilitas antargenerasi secara umum berarti
mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi
anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan
perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi.
Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri,
melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi
lainnya. Contoh: Seorang petani yang hanya menamatkan
pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik
anaknya menjadi seorang direktur. Contoh ini menunjukkan telah
terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas
intragenerasi dan mobilitas intergenerasi.
a. Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama.
Contoh: Seseorang yang awalnya hanya sebagai tukang ojek
dengan motor sewaan, namun, karena ketekunannya dalam bekerja
dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki motor
sendiri bahkan sampai beberapa motor yang bisa disewakan kepada
orang lain akhirnya menjadi tukang ojek yang sukses. Contoh lain,
Seorang bapak yang memiliki dua orang anak, yang pertama
bekerja sebagai nelayan dan anak kedua awalnya juga sebagai
nelayan. Namun anak kedua lebih beruntung daripada kakaknya,
karena ia dapat mengubah statusnya dari nelayan menjadi seorang
pengusaha pengekspor ikan. Sementara sang kakak tetap menjadi
nelayan. Perbedaan status sosial juga dapat disebut sebagai
mobilitas intragenerasi.
b. Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan
yang terjadi diantara beberapa generasi. Mobilitas intergenerasi
dibedakan menjadi dua yaitu:
4
a) Mobilitas intergenerasi naik. Contoh: Bapaknya seorang
kepala sekolah, anaknya seorang direktur
b) Mobilitas intergenerasi turun. Contoh : Kakeknya seorang
bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai
kepala desa.
5
generasi yang tertinggal, kolot, kuno, lambat mengikuti perubahan, dan
sebagainya. Sementara itu generasi tua mengganggap bahwa cara berfikir,
berperasaan dan bertindak generasinya lebih baik dan lebih mulia dari
pada yang tumbuh dan berkembang pada generasi anak-anaknya.
5. Konflik status dan konflik peran
Seseorang yang mengalami mobilitas sosial, naik ke kedudukan
yang lebih tinggi, atau turun ke kedudukan yang lebih rendah, dituntut
untuk mampu menyesuaikan dirinya dengan kedudukannya yang baru.
Kesulitan menyesuaikan diri dengan statusnya yang baru akan
menimbulkan konflik status dan konflik peran.
a. Konflik status adalah pertentangan antar-status yang disandang
oleh seseorang karena kepentingan-kepentingan yang berbeda.
Hal ini berkaitan dengan banyaknya status yang disandang oleh
seseorang.
b. Konflik peran merupakan keadaan ketika seseorang tidak dapat
melaksanakan peran sesuai dengan tuntutan status yang
disandangnya. Hal ini dapat terjadi karena statusnya yang baru
tidak disukai atau tidak sesuai dengan kehendak hatinya. Post
Power Syndrome merupakan bentuk konflik peran yang dialami
oleh orang-orang yang harus turun dari kedudukannya yang
tinggi.
6
2. Faktor Individu
Faktor individu ini lebih menekankan pada kualitas dari orang perorang, baik
dilihat dari tingkat pendidikan, penampilan maupun keterampilan pribadinya.
a. Perbedaan Kemampuan
Setiap inidvidu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
b. Orientasi Sikap Terhadap Mobilitas
Setiap individu memiliki cara yang beragam dalam
mengupayakan meningkatkan prospek mobilias sosialnya.
c. Faktor Kemujuran
Usaha adalah sebagai proses untuk meraih kesuksesan. Tetapi kemujuran tetap
berada pada posisi yang tidak bisa kita anggap sepele.
3. Faktor Status Sosial
Status sosial orang tua akan terwarisi kepada anak-anaknya.
4. Faktor Keadaan Ekonomi
Masyarakat desa yang melakukan urbanisasi karena akibat himpitan ekonomi di
desa. Masyarakat ini kemudian bisa dikatakan sebagai masyarakat yang
mengalami mobilitas.
5. Faktor Situasi Politik
Kondisi politik suatu negara dapat menjadi penyebab terjadinya mobilitas sosial.
Karena dengan kondisi politik yang tidak menentu akan sangat berpengaruh
terhadap struktur keamanan. Sehingga, memunculkan sebuah keinginan
masyarakat untuk pindah ke daerah yang lebih aman.
6. Faktor Kependudukan (demografi)
Dengan pertambahan jumlah penduduk yang pesat dapat mengakibatkan
sempitnya lahan pemukiman dan mewabahnya kemiskinan, sehingga menuntut
masyarakat untuk melakukan transmigrasi
7. Keinginan melihat daerah lain
Apabila keinginan melihat daerah lain itu dikuasai oleh jiwa (mentalitas)
mengembara, biasanya kuantitas mobilitas agak terbatas pada orang-orang atau
suku bangsa tertentu. Suku Minangkabau dan suku Batak misalnya, sering
dikatakan memiliki jiwa petualang. Ada semacam naluri yang hidup di dalam jiwa
pemuda Minang dan Batak untuk merantau ke daerah lain, atau melihat kehidupan
di kota lain, sebelum mereka menjalankan pekerjaannya ditempat yang tetap
8. Faktor Agama
Agama juga menurut penulis memegang peranan penting dalam mobilitas sosial
khususnya agama Islam. Dalam Surat Ar Radu:11 Allah SWT berfirman:
- : -
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu
berusaha merubah nasib mereka. QS. Ar Radu:11
Islam selalu mendorong ummatnya untuk melakukan gerakan perubahan sosial ke
arah mobilitas sosial vertikal ke atas (climmbing).
9. Saluran Mobilitas Sosial
Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa mobilitas sosial mempunyai saluran-
saluran yang disebut social circulation sebagai berikut:
1) Angkatan bersenjata (tentara); terutama dalam masyarakat yang dikuasai
oleh sebuah rezim militer atau dalam keadaan perang. Seseorang yang
tergabung dalam angkatan bersenjata biasanya ikut berjasa dalam membela
7
nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah
penghargaan dan naik pangkat.
2) Lembaga keagamaan. Contohnya tokoh organisasi massa keagamaan yang
karena reputasinya kemudian menjadi tokoh atau pemimpin di tingkat
nasional.
3) Lembaga pendidikan. Pendidikan baik formal maupun nonformal
merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena
melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga
pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas
vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang
bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi.
Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan
kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin
mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki
pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk
berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara
otomatis telah meningkatkan status sosialnya
4) Organisasi Politik. Seorang anggota parpol yang profesional dan punya
dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status
dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau
eksekutif
5) Perkawinan; melalui perkawinan seorang rakyat jelata dapat masuk
menjadi anggota kelas bangsawan. Status sosial seseorang yang
bersuami/beristerikan orang ternama atau menempati posisi tinggi dalam
struktur sosial ikut pula memperoleh penghargaan-penghargaan yang
tinggi dari masyarakat.
6) Lembaga Keagamaan. Lembaga ini merupakan salah satu saluran
mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap
orang mempunyai kedudukan yang sederajat
7) Organisasi Ekonomi. Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang
perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya
bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal.
8) Organisasi keolahragaan. Melalui organisasi keolahragaan, seseorang
dapat meningkatkan status nya ke strata yang lebih tinggi
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok orang dari
strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain.
2. Tipe-tipe mobilitas sosial yang prinsipil ada dua, yaitu:
a. Horizontal, yaitu apa bila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari
satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
b. Vertikal, yaitu apabila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari
suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.
Sesuai dengan arahnya maka terdapat dua jenis gerak vertikal, yaitu yang
naik (social climbing) dan yang turun (social sinking)
3. Masyarakat yang berkelas sosial terbuka adalah masyarakat yang memiliki tingkat
mobilitas yang tinggi sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup adalah
masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang rendah.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial Faktor Struktural, Faktor
individu, faktor status sosial, faktor keadaan ekonomi, faktor situasi politik, faktor
kependudukan, dan faktor keinginan melihat daerah lain.
5. Dampak positif dapat memberikan motivasi, dampak positif berupa konflik.
6. Faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan mobilitas sosial. Menurut
berbagai pengamatan antara lain: Status sosial, Ketidakpuasan seseorang atas
status yang diwariskan oleh orangtuanya, karena orang pada dasarnya tidak dapat
memilih oleh siapa ia dilahirkan, dapat menjadi dorongan untuk berupaya keras
memperoleh status atau kedudukan yang lebih baik dari status atau kedudukan
orangtuanya.
7. Keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan, misalnya yang dialami oleh
masyarakat di daerah minus, mendorong mereka untuk berurbanisasi ke kota-kota
besar dengan harapan memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik.
8. Situasi politik yang tidak menentu, biasanya juga berakibat pada jaminan
keamanan yang juga tidak menentu, dapat mendorong orang untuk meninggalkan
tempat itu menuju ke tempat lain. Mobilitas sosial yang didorong oleh motif
keagamaan tampak pada peristiwa orang berhaji, dan lain sebagainya. Dengan
demikian mobilitas sosialm pasti akan terjadi pada seluruh masyarakat, namun
seberapa cepat perubahan tersebut itulah yang membedakan antara satu tempat
dengan tempat yang lainnya tergantung dari seberapa kuat faktor pendorong dan
penghambatnya.
B. SARAN
Sebagai manusia kita pasti akan menuntut untuk status dan peran
sosial, namun sebagai manusia sosial seharusnya kita dapat mengerti dan menyadari
mobilitas sosial atau gerakan sosial ini tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya.
Karena mobilitas sosial terjadi tergantung bagaimana diri kita sendiri menyingkapi
status serta peran sosial diri dan menurut prestasi kita masing-masing sebagai anggota
masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya jika memang menginginkan mobilitas naik kita
juga tidak boleh duduk diam dalam struktur sosial tetapi kita harus terbuka dan positif
terhadap perubahan positif yang ada di masyarakat.
9
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Batasan Masalah ...................................................................................................1
D. Tujuan ...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................2
A. Pengertian Mobilitas Sosial ..................................................................................2
B. Sifat Diluar Mobilitas Sosial .................................................................................2
C. Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial............................................................................3
D. Konsekuensi Mobilatas Sosial ..............................................................................5
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial ..........................................6
F. Dampak Mobilitas Sosial ......................................................................................8
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................9
A. Kesimpulan ...........................................................................................................9
B. Saran .....................................................................................................................9
i
TUGAS SOSIOLOGI
KELOMPOK 9
Ahmad Syukriansyah
Firman Firdaus
Jakaria
Saripudin
Sholehah